NURUL ATQIYA - Mahasiswa Dukung Indonesia Berkarakter Dengan Gerakan 5M PDF
NURUL ATQIYA - Mahasiswa Dukung Indonesia Berkarakter Dengan Gerakan 5M PDF
Gerakan 5M
Oleh : Nurul Atqiya
Karakter yang kuat pada setiap individu sangat penting untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Salah satu usaha yang dapat dilakukan
mahasiswa sebagai generasi penerus untuk mendukung Indonesia berkarakter
yaitu dengan gerakan 5M antara lain menyadari pentingnya karakter,
mengembangkan karakter dalam dirinya, mengamalkan secara konsisten karakter
yang baik dalam keseharian, memberikan contoh (teladan) kepada orang lain dan
mengajak masyarakat untuk mengembangkan karakter yang baik karena tugas
mahasiswa tidak sekedar duduk di bangku perkuliahan tetapi juga bersosialisasi
dengan masyarakat. Dengan bekal ilmu pengetahuan dari perguruan tinggi,
karakter yang mantap, serta semangat jiwa muda yang dimilikinya diharapkan
mahasiswa dapat memainkan perannya sebagai agen perubahan untuk
mewujudkan negara yang maju dan sejahtera.
Mahasiswa Dukung Indonesia Berkarakter dengan Gerakan 5M
Karakter yang diharapkan oleh negara pada setiap warganya ialah karakter
yang baik. Seorang tokoh pendidikan karakter, Thomas Lickona (2004)
mengemukakan ciri orang yang memiliki karakter yang baik antara lain mereka
mengetahui hal yang baik (knowing the good), menginginkan hal yang baik
(desiring the good), dan melakukan hal yang baik (doing the good). Karakter
bangsa yang diharapkan oleh negara Indonesia mengacu pada nilai-nilai Pancasila,
UUD 1945, peraturan pemerintah dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Karakter
baik apa saja yang diharapkan negara kita? Mengacu pada Undang-undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional, watak
atau karakater yang diharapkan ialah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Karakter yang baik yang tertanam kuat pada setiap individu sangat penting
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengapa demikian? Seorang
cendekiawan Republik Roma, Marcus Tulius Cicero menyatakan bahwa
kesejahteraan sebuah bangsa bermula dari karakter kuat warganya (Lickona:
2004). Sehubungan dengan pentingnya karakter, Bung Karno pernah mengatakan
bahwa bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter
karena karakter inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar,
maju, dan jaya serta bermartabat (Soedarsono: 2009). Bayangkan jika setiap
warga negara kita menjungjung tinggi nilai dan norma serta memiliki karakter
yang kuat, semua orang dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai sebab
karakter yang baik pada setiap individu akan membuatnya melakukan hal-hal
yang baik dan dapat membuahkan hal-hal yang baik pula, tidak akan ada yang
namanya perselisihan, penyimpangan, serta tindakan kriminal.
Apa akibatnya apabila warga negara tidak memiliki karakter yang baik
dalam dirinya? Hal ini dapat membawa negaranya kepada kehancuran. Seperti
yang diungkapkan oleh sejarawan ternama, Arnold Toynbee bahwa dari dua puluh
satu peradaban dunia yang tercatat, sembilan belas hancur bukan karena
penaklukan dari luar, melainkan karena pembusukan moral dari dalam (Lickona:
2004). Saat ini, kita sering mendengar berita tentang kekerasan, pembunuhan,
pelecehan seksual, penyalahgunaan narkoba, dan tindakan kriminal lainnya.
Korupsi pun telah merajalela di Indonesia. Pada tanggal 30 Januari 2016,
Transparency International merilis indeks korupsi negara-negara dunia tahun 2015
dan Indonesia menempati peringkat 86 dari 168 negara yang dinilai
(www.rmol.co). Akhir-akhir ini kita juga diresahkan dengan kasus LGBT
(Lesbian Gay Biseksual Transgender) yang mulai masuk ke Indonesia dan
menyuarakan persamaan HAM kepada pemerintah di negara kita. Padahal hal
tersebut tidak sesuai dengan norma adat, agama dan sosial bangsa kita serta
merupakan suatu perilaku penyimpangan seksual. Masalah-masalah tersebut
terjadi salah satunya disebabkan oleh terkikisnya karakter bangsa dimana warga
negara kita kurang menjunjung tinggi dan mulai melupakan nilai dan norma yang
ada. Jika kita membiarkan karakter bangsa semakin melemah dan semakin
terbawa arus globalisasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa maka
bukannya tidak mungkin negara kita akan semakin terpuruk dan hancur.