PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
Pada model health care system menurut Neuman bahwa klien adalah
sebagai sifat terbuka, dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang
dinamis dan memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense dan
resistance defence. Dalam model community as partner ada dua komponen penting
yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian
komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti (core) sebagai intrasistem terdiri
dari demografi, riwayat, nilai dan keyakinan komunitas. Ekstrasistemnya terdiri
dari delapan subsistem yang mengelilingi inti yaitu lingkungan fisik, pendidikan,
keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan
sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Sedangkan proses keperawatan yang
dimaksud mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
(Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002).
3
dikaji meliputi demografi, riwayat, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan
individu yang dipengaruhi oleh sub system komunitas yang terdiri dari
lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan
rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data
statistik, angket dan wawancara.
a. Data inti
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada
orang-orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau
daerah itu.
2. Data demografi
karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut,
distribusi (jenis kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah
penduduk,
3. Vital statistik
meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian
atau kesakitan.
4. Nilai dan kepercayaan
nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan
kesehatan, kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan
masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai kesehatan.
b. Subsistem
1. Lingkungan fisik
catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau,
binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam,
air, dan iklim.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang
praktek, layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah
4
perawatan atau panti werda, fasilitas layanan sosial, layanan
kesehatan mental, dukun tradisional/pengobatan alternatif.
3. Ekonomi
catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut
maju dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan,
adakah pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat
pengangguran, rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
4. Keamanan dan transportasi
apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah
komunitas, catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat
trotoar atau jalur sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan
untuk orang cacat. jenis layanan perlindungan apa yang ada di
komunitas (misalnya: pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain),
apakah mutu udara di monitor, apa saja jenis kegiatan yang sering
terjadi, apakah orang-orang merasa aman.
5. Politik dan pemerintahan
catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai
yang menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas
(misalnya: pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah
orang-orang terlibat dalam pembuatan keputusan dalam unit
pemerintahan lokal mereka.
6. Komunikasi
catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana
komunikasi formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas,
apakah terdapat surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada
tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul.
7. Pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan
lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler,
layanan kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
5
8. Rekreasi
catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa
yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat
menggunakan waktu senggang.
2.3.3 Perencanaan/intervensi
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang
cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan
diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan ini
meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan diagnosa komunitas
sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran,
menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
2.3.4 Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan
(Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu
penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi
dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
6
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini
dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan
sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak
usia bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian
individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan
keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya kecacatan atau
ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi
semula dan menghambat proses penyakit.
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang
diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi,
menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan
penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian
pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, rasio perawat-klien,
dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf
keperawatan dalam area yang diinginkan.
7
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa
tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi
proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan
pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dan
kemampuan tehnikal perawat.
c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku
klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat
pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10