Fuse
Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah
komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam rangkaian elektronika
maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah
kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh arus
listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short
circuit) dalam sebuah peralatan listrik/elektronika. Dengan putusnya fuse
(sekering) tersebut, arus listrik yang berlebihan tersebut tidak merusak
komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian elektronika yang
bersangkutan (Kho, 2014).
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 terminal dan biasanya dipasang secara
seri dengan rangkaian elektronika/listrik yang akan dilindunginya sehingga
apabila fuse tersebut terputus maka akan terjadi open circuit yang
memutuskan hubungan antara aliran listrik agar arus listrik tidak dapat
mengalir masuk ke dalam rangkaian yang dilindunginya.
a) b) c)
Gambar 2.3. a) Rumah Fuse 500VAC 32 A b) Fuse Tabung 500VAC 4A
c) HRC Fuse (High Rupturing Capacity fuse) 690 VAC 100 A
Gambar 2.4. Simbol Fuse / Sekering
a. Jenis-jenis Fuse
1) Tipe Ulir
Sekering jenis ini merupakan sekering dengan kapasitas pemutusan
rendah yang terdiri atas:
a) Tipe D (diazed) memiliki bentuk fisik seperti gallon air mineral
berdimensi kecil yang terbuat dari bahan keramik. Bagian dasar dan
atas sekering terbuat dari bahan logam yang berfungsi sebagai
penyalur arus. Dalam penggunaannya, sekering diazed selalu
dilengkapi komponen lainnya seperti rumah sekering (fuse holder),
adaptor dan tutupnya (fuse cap).
b) Tipe DO (neozed) memiliki bentuk fisik seperti Tipe D dengan
bentuk yang menyerupai botol susu berukuran mini. Gawai tersebut
dapat mengamankan gangguan arus hubung singkat dan beban lebih
pada kabel atau jaringan.
Penggolongan sekering diazed dan neozed berdasarkan faktor
peleburan dan penggunaanya adalah:
1) Kelas g (faktor peleburan kecil)
2) Kelas a (faktor peleburan besar)
Sedangkan penggolongan menurut IEC adalah:
1) Kelas gl = Untuk perlindungan arus kerja kurang dari 100 A
2) Kelas gll= Untuk perlindugan arus kerja 100 A atau lebih
Gambar 2.5. a) Diazed b) Neozed
HRC FUSE
3) Tipe Tabung
Pengaman lebur dengan kapasitas pemutusan yang variatif mulai
kapasitas pemutusan yang rendah hingga tinggi dan dapat dijumpai
dalam rating tegangan extra rendah, tegangan rendah, menengah
ataupun tegangan tinggi.
Low Voltage ( 240V, 660V dan 1000V )
2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A, 80A,
100A, 125A,
a. Jenis-jenis Kontaktor
1) Kontaktor Magnet Arus Searah
Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan
yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir melalui
kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet. Gaya magnet inilah
yang digunakan untuk menarik angker yang sekaligus menutup/
membuka kontak. Bila arus listrik terputus ke kumparan, maka gaya
magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga
kontak kembali membuka atau menutup.
Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar
dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini akan
mengakibatkan arus yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor
akan cepat panas. Jadi kontaktor magnet arus searah akan efisien pada
tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V dan 24V.
2) Fast-Switching Thyristor
Biasanya thyristor ini digunakan pada penerapan teknologi
pensaklaran kecepatan tinggi dengan forced-commutation. Thyristor
jenis ini memiliki waktu turn off yang cepat, umumnya dalam 5
sampai 50 s bergantung pada daerah tegangannya. Tegangan jatuh
forward pada keadaan on bervarasi kira-kira seperti fungsi invers dari
trun off time tq, dikenal juga sebagai thyristor inversi.
Gambar 2.15. Fast-Switching Thyristor
4. Current Transformer
Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada
sistem tenaga listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran
arus yang besarnya hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada
jaringan tegangan tinggi. Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga
digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan
rele proteksi. Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian
atau jaringan yang akan dikur arusnya sedangkan kumparan sekunder
dihubungkan dengan meter atau dengan rele proteksi. (yakusa, 2012)
b) Isolasi Minyak-Kertas
Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen.
Merupakan trafo arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada
gardu induk dengan pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis
tangki logam, kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya,
penyulang pada sisi primer lebih pendek, digunakan untuk arus
pengenal dan arus hubung singkat yang besar.
a. Jenis-jenis MCB
1) Otomat-L (Untuk Hantaran)
Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan
meningkatnya suhu hantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu
hantarannya melebihi suatu nilai tertentu,elemen dwi logamnya akan
memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat,
arusnyadiputuskan oleh pengaman elekromagnetiknya. Untuk arus
bolak-balik yang sama dengan 4 In-6 In dan arus searah yang sama
dengan 8 In pemutusan arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 detik.
b. Bagian-bagian MCB
6. Ballast Load
Ballast Load adalah beban dimana yang digunakan sebagai beban
resistif dan hanya digunakan pada PLTMH dengan pemakaian kontrol
beban (DLC/IGC) sedangkan pada PLTMH tanpa kontrol tidak
menggunakan ballast load. Pada PLTMH tanpa menggunakan kontrol,
tegangan dan frekuensi akan naik dan turun sesuai dengan perubahan beban
konsumen, hal ini akan mengakibatkan lampu dan peralatan elektronik akan
cepat rusak.