Oleh;
PETRICIA JULIA ETWIORY
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Dekan Fakultas
Teknik Pertambangan Teknik Pertambangan dan Perminyakan
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna
atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek dengan judul Kajian Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Pada Kegiatan Peledakan Di PT. Pro Intertech Indonesia Kelurahan
Saoka Distrik Sorong Barat Kotamadya Sorong Papua Barat.
Ucapan Terima Kasih Penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Teguh Hermawan selaku Kepala Teknik Tambang PT. Pro Intertech
Indonesia, tim blasting dan seluruh karyawan PT. Pro Intertech Indonesia yang
telah memberikan informasi dan mengarahkan penulis selama proses
pengambilan data kerja praktek.
2. Ibu Ceni Febi Kurnia Sari, S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek,
yang telah membimbing penulis dalam penulisan laporan ini.
3. Seluruh dosen teknik pertambangan, yang telah memberikan smangat dan
membagikan ilmunya kepada penulis.
4. Papa, Mama, kk Jean, kk Yuli, ade Aston, dan ade Rasta, selaku keluarga yang
telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun, memberikan doa dan smangat
kepada penulis.
5. Kedua teman seperjuangan dalam pengambilan data kerja praktek Dominggus
dan Inri yang telah bekerja sama dalam pengambilan data.
6. Yang terkasih Rinaldi Rahmat yang telah memberikan semangat dan saran-
saran kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih belum sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL............................................................ viii
I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah............................................................................................ 2
1.4 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktek ....................................................................... 2
1.8 Waktu dan Tempat Kerja Praktek ................................................................. 6
1.9 Waktu Kerja Perusahaan ............................................................................... 6
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7
2.1 Peledakan Tambang .................................................................................... 18
2.2 Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia .............................. 7
2.3 Keselamatan Kerja ........................................................................................ 8
2.4 Kecelakaan .................................................................................................. 11
2.5 Kesehatan Kerja .......................................................................................... 12
2.6 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) .................................................... 13
2.7 Alat Pelindung Diri (APD).......................................................................... 13
2.7 Standar Operasional Prosedur (SOP) .......................................................... 16
III MATERI KERJA PRAKTEK ......................................................................... 19
IV PENUTUP ....................................................................................................... 35
4.1. Kesimpulan ................................................................................................ 35
4.2. Saran ........................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36
LAMPIRAN .......................................................................................................... 37
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Peta Kesampaian Daerah Lokasi Kerja Praktek .................................. 3
Gambar 1.2 Litologi Daerah Penambangan ............................................................ 5
Gambar 1.3 Vegetasi Daerah Penambangan ........................................................... 5
Gambar 4.1 Pengambilan Handak Dari Gudang Handak ..................................... 20
Gambar 4.2 Pengangkutan Handak Menggunakan Loader Volvo ....................... 22
Gambar 4.3 Pengangkutan Handak Menggunakan Backhoe Volvo ..................... 22
Gambar 4.3 Lokasi Peledakan............................................................................... 24
Gambar 4.6 Merangkai Sirkuit.............................................................................. 29
Gambar 4.7 Pengecekan Terakhir ......................................................................... 31
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Waktu Kerja PT. Pro Intertech Indonesia ............................................... 6
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri dan Kegunaannya ............................... 14
Tabel 4.1. SOP Peledakan PT. Pro Intertech Indonesia (Lampiran 1) .................. 19
Tabel 4.1 Prosedur Kerja Pengambilan Handak Dari Gudang Handak ................ 20
Tabel 4.2 Prosedur Kerja Pemindahan Handak Ke Alat Angkut .......................... 22
Tabel 4.3 Prosedur Kerja Pemberitahuan Peledakan ............................................ 24
Tabel 4.4 Prosedur Memasang Liner Plastik Ke Dalam Lubang Ledak ............... 26
Tabel 4.5 Prosedur Melakukan Priming Pada Lubang Ledak............................... 27
Tabel 4.6 Prosedur Mengisi Explosive di dinding tebing ..................................... 28
Tabel 4.7 Prosedur Merangkai Sirkuit .................................................................. 29
Tabel 4.8 Prosedur Pengecekan Terakhir.............................................................. 31
Tabel 4.9 Prosedur Penutupan Jalan Pada Saat Peledakan ................................... 33
Tabel 4.10 Prosedur Pemeriksaan Lokasi Setelah Peledakan ............................... 33
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Standar Operasional Prosedur PT. Pro Intertech Indonesia ............................. 37
2. Lembar Pengesahan Dari Perusahaan .............................................................. 58
3. Jurnal Harian .................................................................................................... 59
vii
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL
Pemakaian
Singkatan/ Pertama
Nama
simbol Kali pada
Halaman
Singkatan
Simbol
Derajat 2
Lebih Kurang 2
Total 6
viii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di bidang pertambangan pada hakikatnya bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu amanat UUD 1945 pasal 33 bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Dalam mengelola bumi dan air dan kekayaan alam tentunya negara tidak
sepenuhnya melakukan sendiri tetapi bermitra dengan perusahaan-perusahaan
yang memiliki ijin dalam pengelolaan kekayaan alam tersebut. Salah satunya
adalah PT. Pro Intertech Indonesia.
PT. Pro Intertech Indonesia (PII QUARRY) merupakan salah satu
perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang industri pertambangan dengan
bahan galian batu andesit dengan metode penambangan tambang terbuka, sistem
penambangan yang digunakan adalah quarry. PT. Pro Intertech Indonesia terletak
di Kotamadya Sorong Provinsi Papua Barat. Salah satu kegiatan pembongkaran
batuan yang dilakukan oleh PT. Pro Intertech Indonesia adalah dengan cara
peledakan.
Kegiatan peledakan merupakan salah satu kegiatan di industri
pertambangan yang mempunyai resiko yang cukup tinggi, sehingga diperlukan
peranan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dalam melakukan kegiatan peledakan.
Peranan K3 sangat penting karena dari awal kegiatan yang dimulai dari kegiatan
pencampuran bahan peledak, pengisian bahan peledak ke lubang ledak,
perangkaian, persiapan peledakan sampai kegiatan peledakan selesai dibutuhkan
kehati-hatian agar tidak terjadi kecelakaan kerja terhadap pekerja maupun
lingkungan sekitarnya.
Selain peranan K3 dalam peledakan, Standard Operating Procedure
(SOP) juga memegang peranan penting dalam kegiatan peledakan, yaitu untuk
memastikan apakah semua kegiatan yang berhubungan dengan peledakan telah
berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh perusahaan atau tidak, jika tidak
berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh perusahaan maka dapat
1
mengakibatkan kecelakaan kerja untuk pekerja itu sendiri ataupun pekerja
lainnya.
1.4 Tujuan
Tujuan dari kerja praktek adalah mengkaji penerapan Standar Operasional
Prosedur (SOP) K3 pada kegiatan peledakan.
2
Gambar 1.1 Peta Kesampaian Daerah Lokasi Kerja Praktek
3
1.5.2 Kondisi Geologi
1.5.2.1 Genesa Batuan
Andesit merupakan jenis batuan beku luar, andesit merupakan hasil
pembekuan magma yang bersifat intermedier sampai basa dipermukaan bumi.
Jenis batuan ini bertekstur porfiritik afanitik, komposisi mineral utama jenis
plagioklas, mineral mefik adalah piroksen dan amfibol sedang mineral tambahan
adalah apatit dan zirkon. Jenis batuan ini berwarna gelap umumnya abu-abu
sampai hitam, tahan terhadap air hujan, berat jenis 2,3-2,7, kuat tekan 600-2400
Kg/cm. Di jumpai sebagai retas, sill, lakolit, aliran permukaan atau sebagai
fragmen dan lahar gunung api ataupun fragmen breksi.
4
Gambar 1.2 Litologi Daerah Penambangan
5
1.6 Sejarah Singkat PT. Pro Intertech Indonesia
PT. Pro Intertech Indonesia (PII QUARRY) didirikan pada tanggal 28 juni
2002 sebagai perseroan terbatas dengan kepemilikan dan pekerja 100%
berkewarganegaraan Indonesia. Pada tahun 2005 PT. Pro Intertech Indonesia
memulai kiprahnya sebagai PII QUARRY, kontraktor penyedia batu berkualitas,
mulai dari batu agregat hingga batu bongkah yang dijalankan dengan
profesionalisme tinggi berstandar internasional.
Selama 10 tahun sejak pertama kalinya PII QUARRY berdiri, PII
QUARRY telah menjadi salah satu kontraktor penyedia batu berkualitas terbaik
dan terbesar di kawasan indonesia timur yang melayani perusahaan-perusahaan
besar seperti LNG Tangguh dan Petrochina.
6
II TINJAUAN PUSTAKA
7
1920. Sejarah berikutnya pada tahun 1969, berdirilah ikatan higiene perusahaan,
kesehatan dan keselamatan kerja, dan di tahun 1969 dibangun laboratorium
keselamatan kerja.
Di tahun 1957, diadakan seminar nasional higiene perusahaan dan
keselamatan kerja dengan tema penerapan Keselamatan Kerja Demi
Pembangunan. Tepatnya di bulan Februari 1990, Fakultas Kedokteran Unissula
yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Sultan Agung Semarang
menyelenggarakan symposium gangguan pendengaran akibat kerja yang dibuka
oleh Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia yang pada saat itu dijabat oleh
Cosmas Batubara.
8
2.2.2 Tujuan Keselamatan Kerja
Tujuan keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar
setiap personil atau karyawan tidak mendapatkan kecelakaan dan alat-alat
produksi tidak mengalami kerusakan ketika sedang melaksanakan pekerjaan.
9
1.3 Pemutaran film atau slide tentang keselamatan kerja
2) Safety committee
2.1 Mengusahakan terciptanya suasana kerja yang aman.
2.2 Menanamkan rasa kesadaran atau disiplin yang sangat tinggi tentang
pentingnya keselamatan kerja
2.3 Pemberian informasi tentang teknik-teknik keselamatan kerja serta
peralatan keselamatan kerja.
3) Pendidikan dan pelatihan
3.1 Melaksanakan kursus keselamatan kerja baik dengan cara mengirimkan
karyawan ke tempat-tempat diklat keselamatan kerja atau mengundang
para akhli keselamatan kerja dari luar perusahaan untuk memberikan
pelatihan di dalam perusahaan.
3.2 Pelaksanaan nomor 1.1. dapat di dalam negeri atau pun di luar negeri.
3.3 Latihan penggunaan peralatan keselamatan kerja
4) Alat-alat keselamatan kerja harus disediakan oleh perusahaan. Alat tersebut
berupa alat proteksi diri yang diperlukan sesuai dengan kondisi kerja.
10
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya;
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2.3 Kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu keadaan atau kejadian yang tidak direncanakan,
tidak diingini, dan tidak diduga sebelumnya. Kecelakaan dapat terjadi sewaktu-
waktu dan mempunyai sifat merugikan terhadap manusia (cedera) maupun
peralatan atau mesin (kerusakan).
Kecelakaan tambang harus memenuhi lima kategori, yaitu:
1) Kecelakaan benar-benar terjadi; artinya tidak ada unsur kesengajaan dari
pihak lain atau pun dari korban itu sendiri.
2) Menimpa karyawan; artinya yang mengalami kecelakaan itu adalah benar-
benar karyawan yang bekerja pada perusahaan tambang tersebut.
3) Ada hubungan kerja; artinya bahwa pekerjaan yang dilakukan benar-benar
untuk usaha pertambangan dari perusahaan yang bersangkutan.
4) Waktu jam kerja; artinya kecelakaan tersebut terjadi dalam waktu antara
mulai bekerja sampai akhir kerja.
11
5) Di dalam wilayah Kuasa Pertambangan, Surat Ijin Penambangan Daerah atau
Konsesi; artinya kecelakaan terjadi masih di dalam wilayah yang dimaksud.
12
2.5 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu hal penting yang
tidak bisa disepelehkan dan harus diutamakan dalam bekerja, karena pekerjaan
pada industri pertambangan sangat beresiko tinggi, sehingga keselamatan dan
kesehatan kerja harus di utamakan. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan syarat bagi setiap proses pekerjaan atau tempat kerja.
Menurut (DEPNAKER: 2005) K3 adalah segala daya upaya pemikiran
yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan mengurangi
terjadinya kecelakan dan dampak melalui langkah-langkah identifikasi, analisis
dan pengendalian bahaya dengan menerapkan pengendalian bahaya secara tepat
dan melaksanakan perundang- undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Tujuan dari penerapan K3 yaitu untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan orang yang berada dalam lingkungan pekerjaan atau orang yang terlibat
dalam proses pekerjaan, serta menjamin kelangsungan pekerjaan itu sendiri dan
juga menjaga keutuhan alat dan meningkatkan produktivitas.
13
dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
Setiap perusahaan harus menyediakan APD yang sesuai dengan jenis
pekerjaannya masing-masing. APD meliputi: alat pelindung kepala, alat pelindung
mata dan muka, alat pelindung telinga, alat pelindung pernapasan, alat pelindung
tangan, alat pelindung kaki, pakaian pelindung, alat pelindung jatuh perorangan
dan atau pelampung.
14
4. Masker, berfungsi untuk melindung
organ pernapasan dari debu dan
asap.
15
2.7 Standard Operating Procedure (SOP)
Standard Operating Procedure atau prosedur operasi standar merupakan
langkah-langkah kerja yang harus dilakukan sesuai dengan aturan yang telah
dibuat oleh perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan sebuah panduan untuk
menjalankan tugas dan fungsinya, agar dapat berjalan sesuai dengan aturan yang
ada.
Langkah-langkah kerja merupakan salah satu pengaruh tercapainya
keselamatan dan kesehatan kerja dalam bekerja, karena jika seseorang bekerja
tidak sesuai dengan langkah-langkah kerja maka dapat menimbulkan kecelakaan
kerja atau gangguan kerja, sehingga setiap perusahaan harus membuat dan
memiliki prosedur kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya.
16
Sedangkan fungsi SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:35):
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
17
2.8 Peledakan Tambang
Peledakan tambang merupakan kegiatan pemecahan suatu material
(batuan) dengan menggunakan bahan peledak. Kegiatan peledakan akan mencapai
hasil yang bagus apabila penggunaan perlengkapan dan peralatan sesuai dengan
metode peledakan yang diterapkan. Peralatan peledakan (Blasting equipment)
adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine,
sedangkan perlengkapan peledakan hanya digunakan satu kai dalam proses
peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.
Sebelum kegiatan peledakan dilakukan terlebih dahulu dilakukan kegiatan
pemboran yang bertujuan untuk membuat lubang ledak. Lubang ledak akan diisi
oleh bahan peledak yang terlebih dahulu di isi oleh material atau pasir yang
disebut Sub-drilling bertujuan agar hasil peledakan tidak terjadi toes atau
tonjolan-tonojolan pada lantai tambang yang mengakibatkan alat berat sulit
bergerak saat pemuatan dan pengangkutan hasil peledakan. setelah disi oleh
rangkaian bahan peledak seperti ANFO yang dilengkapi dengan nonel, maka
selanjutnya diisi material penutup yang disebut stemming berfungsi menahan
tekanan keatas agar energi yang dihasilkan oleh bahan peledak tersebar kesegala
arah dan menghancurkan batuan disampingnya.
18
III MATERI KERJA PRAKTEK
3.1 Standard Operating Prcsedure (SOP) PT. Pro Intertech Indonesia
Dari hasil kerja praktek dilapangan dengan wawancara terhadap kepala
teknik tambang PT. Pro Intertech Indonesia telah memiliki SOP peledakan. SOP
peledakan yang dimiliki oleh PT. Pro Intertech Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. SOP Peledakan PT. Pro Intertech Indonesia (Lampiran 1)
No. Uraian
1. Mengambil handak digudang handak
2. Pemindahan handak ke alat angkut
3. Melaksanakan prosedur pemberitahuan peledakan
4. Memasang liner plastik ke dalam lubang ledak
5. Melakukan priming pada lubang ledak
6. Mengisikan explosive di dinding tebing
7. Merangkai sirkuit
8. Melaksanakan pengecekan terakhir
9. Melakukan penutupan jalan pada saat peledakan
10. Memeriksa lokasi setelah peledakan
11. Melakukan secondary blasting
(sumber:PT. Pro Intertech Indonesia)
19
Gambar 4.1 Pengambilan Handak Dari Gudang Handak
Sambungan
20
Lanjutan
6. Pastikan bahwa lembar pengambilan sudah ditanda
tangani:
Kepala gudang
Seorang crew blasting yang diberi wewenang
Polisi yang bertugas untuk mengetahui
7. Simpan lembar pengambilan yang telah ditanda
tangani tersebut sebagai serah terima dalam
pengambilan explosive dari gudang explosive
8. Pastikan kepala gudang sudah mencatat
pengeluaran explosive pada pembukuan yang ada
pada gudang
(sumber:PT. Pro Intertech Indonesia)
21
Gambar 4.2 Pengangkutan Handak Menggunakan Loader Volvo
22
Lanjutan
2. Ikuti dan perhatikan perkembangan perpindahan
alat di lokasi itu, sesuai dengan rencana yang telah di
tetapkan pada saat rapat peledakan, apabila ada
masalah segera informasikan kepada penanggung
jawab peledakan untuk mendapat informasi tindakan
apa yang akan dilakukan.
3. Hidupkan sirene dan lampu bahaya yang ada di
mobil (bila dilengkapi dengan sirene)
4. Pastikan alat yang ada di lokasi itu sudah aman
dan memastikan dengan teliti bahwa semua orang
telah pergi dari lokasi itu
5. Bila terdapat hal-hal yang tidak benar segera
hubungi foreman yang bertanggung jawab di lokasi
itu untuk mendapat penjelasan
6. Semua petugas pembersihan lokasi harus keluar
paling terakhir dari lokasi yang menjadi tanggung
jawabnya.
(sumber:PT. Pro Intertech Indonesia)
23
Gambar 4.3 Lokasi Peledakan
Sambungan
24
Lanjutan
Simpan data persiapan peledakan
Selalu memonitor apabila terjadi perubahan
jadwal
Pastikan bahwa petugas yang telah di tunjuk
telah memahami rencana
(sumber:PT. Pro Intertech Indonesia)
25
Tabel 4.4 Prosedur Memasang Liner Plastik Ke Dalam Lubang Ledak
Prosedur Kerja Penerapan Di lapangan
Ya Tidak
1. Pastikan plastik yang sudah diikat ujungnya
digantung dengan tangan di atas lubang
2. Masukkan pelan-pelan ke dalam lubang sehingga
plastik turun dengan benar
3. Jaga agar plastik tetap turun langsung dan tidak
terlipat
4. Apabila sudah dekat dengan ujung plastik hati-hati
jangan sampai plastik terlepas dan tertarik masuk ke
lubang
5. Setelah benar-benar sampai dasar lubang lipat
ujung plastik agar mudah memegang pada saat
pengisian
(sumber:PT. Pro Intertech Indonesia)
26
Tabel 4.5 Prosedur Melakukan Priming Pada Lubang Ledak
Prosedur Kerja Penerapan Di lapangan
Ya Tidak
1. Persiapan loading
27
3.2.6 Mengisikan Explosive Di Dinding Tebing
Mengisi explosive di dinding tebing dilakukan jika ada lubang ledak yang
berada di tebing diareal tambang. Bahaya yang harus diwaspadai adalah
longsoran tebing, oleh karena penggunaan APD oleh crew blasting sangat penting
untuk melakukan pekerjaan ini. Tetapi yang terjadi dilapangan salah satu crew
blasting yang tidak menggunakan APD seperti safety helmet, safety shoes, safety
glasses, sarung tangan dan safety vest pada saat pengisisan explosive di dinding
tebing sehingga dapat menimbulkan bahaya tergelincir/jatuh dari tebing dan
terkena runtuhan material-material yang terlepas dari ujung bench ketiga atau
bench diatasnya.
28
pekerjaan ini harus menggunakan APD, tetapi berdasarkan pengamatan
dilapangan juru ledak dan salah satu crew blasting yang ditunjuk untuk merangkai
sirkuit bersama juru ledak tidak menggunakan APD yang ada pada SOP, seperti
ear plug, safety glasses, masker dan safety vest, sehingga hal ini dapat
menyebabkan pekerja terhirup debu dan masuk ke dalam mata.
29
Lanjutan
1.4 Hitung kembali barang yang anda minta untuk
memastikan jumlahnya sesuai dengan yang
diminta.
2. Pada saat merangkai
Untuk Non-el
1.1 Masukkan inhole ke dalam block surface delay
satu kali saja tidak usah didobel.
2.2 Ikatlah dengan baik di control row agar tidak
terlempar.
2.3 Pastikan semua terhubung dengan baik.
30
3.2.8 Melaksanakan Pengecekan Terakhir
Pengecekan terakhir dalam kegiatan peledakan dilakukan guna untuk
meminimalisir resiko yang akan terjadi seperti gagal ledak. Dalam pekerjaan ini
resiko kecelakaan sangat tinggi oleh karena itu, hanya satu orang saja yang boleh
melaksanakan pengecekkan. Tetapi yang terjadi dilapangan yang melaksanakan
pengecekkan lebih dari satu orang. Dalam pekerjaan ini crew blasting harus
menggunakan APD yang terdapat dalam SOP, tetapi yang terjadi di lapangan
hampir semua crew blasting tidak menggunakan masker, sarung tangan, safety
glasses, safety helmet dan safety vest, sehingga hal ini dapat menyebabkan pekerja
terhirup debu dan debu masuk dalam mata dan dapat terkena runtuhan material-
material yang terlepas dari ujung bench ketiga atau bench diatasnya.
Sambungan
31
Lanjutan
3. Cek setiap lubang dengan arah row by row.
32
Tabel 4.9 Prosedur Penutupan Jalan Pada Saat Peledakan
Prosedur Kerja Penerapan Di lapangan
Ya Tidak
1. Memastikan tidak ada orang yang masuk area
blasting tanpa dilengkapi ijin masuk dari supervisor
blasting.
2. Melaporkan setiap keadaan yang tidak aman.
33
Lanjutan
3. Cek snap line yang kira-kira mencurigakan, yang
dapat menjadi petunjuk adanya inhole yang tidak
menyala (meledak)
4. Berjalanlah ke sekeliling daerah yang diledakkan
34
IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan kajian dari SOP peledakan dan hasil kerja praktek di lapangan
maka dapat disimpulkan bahwa belum sepenuhnya crew blasting mengikuti
prosedur kerja yang telah dibuat oleh perusahaan seperti:
1. Tidak menggunakan APD yang sesuai di setiap jenis pekerjaan.
2. Pengangkutan bahan peledak menggunakan alat gali muat atau backhoe, hal ini
tidak sesuai dengan prosedur kerja karena pengangkutan tidak menggunakan
alat angkut.
3. Tidak adanya tanda lampu bahaya pada kendaaraan yang mengangkut bahan
peledak.
4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah perusahaan perlu melakukan sosialisasi
tentang pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada crew blasting dan
menyediakan Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 Tentang Alat
Pelindung Diri.
36
LAMPIRAN
1. Standar Operasional Prosedur PT. Pro Intertech Indonesia
37