ABSTRAK
Batas kewenangan daerah memiliki arti penting bagi kabupaten/kota dan pemerintah
propinsi. Batas daerah memiliki hubungan yang saling terkait dengan penyelenggaraan
otonomi daerah pasca reformasi Indonesia. Batas daerah yang tidak jelas posisinya dapat
memicu konflik di wilayah perbatasan dan menghambat penyelenggaraan fungsi pemerintahan
daerah. Hal ini akan berdampak pada proses pembagian wilayah pengelolaan dan pelayanan
sehingga jika terjadi permasalahan batas antar daerah akan berpotensi menurunkan tingkat
pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 tahun 2012 dijelaskan bahwa
pembagian wilayah kewenangan provinsi sejauh 12 mil dan sepertiganya adalah wilayah
kabupaten/kota. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan batas pengelolaan daerah
perbatasan Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo yang terdapat pertambahan luas daratan
akibat sedimentasi. Dalam penelitian ini akan diberikan sebuah solusi alternative yaitu Peta
Batas Pantai Kecamatan Sedati di Kabupaten Sidoarjo dengan Kecamatan Gunung Anyar di
Kota Surabaya
Kata Kunci : Batas Daerah Pantai, Sama Jarak, Garis Tengah, Permendagri No. 76
Tahun 2012.
garis batas wilayah tersebut dalam sebuah maka pengolahan berupa Analisa data dari
IV. Pembahasan
III. Tujuan
Definisi Teknis
1) Titik Dasar adalah titik koordinat Peta Lingkungan Laut Nasional
pada perpotongan garis air surut (Peta LLN), Peta Lingkungan
terendah dengan daratan sebagai Pantai Indonesia (Peta LPI),
acuan penarikan Garis Pantai guna dan/atau Peta Laut. Untuk Batas
mengukur Batas Daerah di Laut daerah Provinsi di laut
yang ditarik tegak lurus dari Garis menggunakan Peta LLN dan Peta
Pantai tersebut sejauh maksimal 12 Laut; untuk Batas daerah
mil laut ke arah Laut Lepas dan/atau Kabupaten/Kota di laut
ke arah Perairan Kepulauan untuk menggunakan Peta LPI dan Peta
Provinsi dan 1/3 (sepertiga) dari Laut.Pada daerah yang belum
wilayah kewenangan Provinsi tercakup Peta LLN maupun Peta
untuk Kabupaten/Kota (Gambar 1). LPI, menggunakan Peta RBI dan
Peta Laut dengan skala terbesar
yang tersedia bagi daerah yang
bersangkutan.
2) Menelusuri secara cermat cakupan
daerah yang akan ditentukan
Gambar 1. Garis Pantai dan Titik Dasar batasnya dengan memperhatikan
2) Mil laut adalah jarak satuan panjang Garis Pantai yang ada untuk
yang sama dengan 1.852 meter. penegasan Batas Daerah di Laut
3) Pulau adalah daratan yang terbentuk yang ditarik tegak lurus dari Garis
secara alamiah dan senantiasa Pantai sejauh maksimum 12 mil
berada di atas permukaan laut pada laut.
saat pasang tertinggi. 3) Memberi tanda rencana Titik
4) Titik batas sekutu adalah tanda Dasar yang akan digunakan.
batas yang terletak di darat pada a. Membaca, mencatat dan
koordinat batas antar daerah melakukanplotting koordinat
provinsi, kabupaten/kota yang geografis posisi Titik Dasar
digunakan sebagai titik acuan untuk yang berada di Garis Pantai
penegasan batas daerah di laut. dengan melihat angka lintang
b. Tahapan Penetapan Batas Daerah di dan bujur yang terdapat pada
Laut Secara Kartometrik sisi kiri dan atas atau sisi kanan
1) Menyiapkan Peta Dasar yaitu Peta dan bawah dari peta yang
Rupa Bumi Indonesia (Peta RBI), digunakan sebagai awal
dan/atau akhir penarikan Batas Gambar 2. Penarikan Garis Batas
Daerah di Laut. Daerah di Laut Sejauh
b. Menarik garis sejajar dengan Maksimum 12 Mil Laut dari
Garis Pantai yang berjarak 12 Garis Pantai untuk Provinsi
mil laut atau sepertiganya. Batas 5) Pengukuran batas
Daerah di Laut digambarkan a. Dalam pengukuran batas
beserta daftar titik daerah di laut terdapat 3 (tiga)
koordinatnya. kondisi yang berbeda yakni
4) PenentuanTitik Dasar pantai yang berhadapan dengan
Tahap ini merupakan inti dari laut lepas dan/atau perairan
kegiatan pengukuran lapangan kepulauan lebih dari 12 mil laut
yang mencakup kegiatan untuk dari garis pantai; pantai yang
menentukan kedudukan garis saling berhadapan dengan
pantai melalui survei Batimetri pantai daerah lain; dan pantai
dan pengukuran pasang surut. saling berdampingan dengan
Apabila sudah diperoleh garis pantai daerah lain.
pantai maka ditetapkan lokasi b. Untuk pantai yang berhadapan
Titik Dasar sebagai awal dengan laut lepas dan/atau
penegasan Batas Daerah di Laut perairan kepulauan lebih dari
antar daerah yang saling 12 mil laut dari garis pantai,
berdampingan. Titik Dasar dapat langsung diukur batas
tersebut harus diikatkan pada Pilar sejauh 12 mil laut dari garis
Titik Acuan di pantai sebagai pantai atau dengan kata lain
referensi yang berfungsi untuk membuat garis sejajar dengan
mengukur kembali lokasi titik garis pantai yang berjarak 12
dasar berada di laut. mil laut atau sesuai dengan
kondisi yang ada.
c. Untuk pantai yang saling
berhadapan, dilakukan dengan
menggunakan prinsip garis
tengah (median line). Contoh
penarikan batas kondisi ini
dapat dilihat pada Gambar 3.
provinsi, diukur secara
melingkar dengan jarak 12 mil
laut untuk provinsi dan
sepertiganya untuk
kabupaten/kota. Contoh
penarikan batas kondisi ini
dapat dilihat pada Gambar 5.
VI. Kesimpulan
Peta alternative akan benar benar
dapat dipakai juga penggunaan peta
Gambar 9 . Perbatasan Kecamatan dasarnya sesuai dengan peraturan menteri
Klasifikasi Daerah yang terjadi dalam negri. dan cara pendekatan inipun
Sedimentasi masih belum bisa dipakai karna belum
sesuai dengan permendagri , di mana cara
ini adalah sebagai pengetahuan kepada
pembaca. Dan cara penyajian peta paling Berikut adalah hasil koordinat
mudah adalah digital dan ditambah dengan plotting garis tengah
presentasi karna banyak sekali yang harus
dijelaskan
No Easting Northing
1 701611 9187900
2 701659 9188035
3 701686 9188082
4 701713 9188109
5 701761 9188257
6 701734 9188318
7 701809 9188365
8 701857 9188547
9 701857 9188641
10 701931 9188715
11 701979 9188837
12 701959 9188925
13 702007 9188972
14 702101 9189079
15 702277 9189214
16 702345 9189301
17 702466 9189348
18 702588 9189428
19 702784 9189590
20 703007 9189730
21 703028 9189771
22 703129 9189831
23 702786 9189787
DAFTAR PUSTAKA
Adler, R. 1995. Positioning and Mapping International Land Boundaries, IBRU Boundary &
Territory Briefing, Vol.2, No.1, ISBN 1-897643-19-5. Durham, UK.
Moore, C.W. 1986, Decision Making and Conflict Management, CDR Associates, Boulder,
Colorado.
Kementrian Dalam Negeri. 2012. Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor: 76 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Jakarta
Welfizar. 2004. Analisis Alternatif Kebijakan Penyelesaian Konflik Perubahan Batas Wilayah
Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Program Studi Magister Adminstrasi Publik,
Konsentrasi Kebijakan Publik. Pasca Sarjana UGM . Yogyakarta
LAMPIRAN