Financial Instrument, Transaksi dalam Mata Uang Asing
Dosen : Ibnu Rachman, Dr.,Drs.,M.Si.,M.M.,Ak
Disusun oleh:
Laras Angelia (1617104001)
Muhammad Ali Imron Ghozali (1617104008) Mutia Taqina Gamat (1617104018) Yane Diane (1617104021)
MAGISTER ILMU EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS WIDYATAMA 2017 A. Financial Instrument Pengertian Financial Instrument menurut IAS 32 dan 39 adalah kontrak yang mengakibatkan timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitaslainnya. Instrument keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai aset atau liabilitas keuangan. Financial Instrumen terdiri dari : a. Asset Keuangan (financial asset) Asset keuangan (financial asset) adalah asset berupa: 1. Kas baik dalam bentuk kas dalam perusahaan dalam bentuk uang tunai maupun kas yang disimpan di dalam Bank. 2. Instrumen ekuitas entitas yang diterbitkan entitas lain. Dalam sebuah entitas, aset inimerupakan bentuk investasi dalam saham. 3. Hak kontraktual a. untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain b. untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi entitas sendiri 4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan merupakan instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas itu untuk menerima instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel dan instrumen derivatif yang akan diselesaikan selain melalui pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen ekuitas entitassendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen yang berupa kontrak untuk menerima dan menyerahkan instrumenekuitas entitas sendiri di masa depan instrumen ekuitas entitas sendiri juga tidak mencakup instrumen keuangan yang dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable financial instrument). b. Kewajiban keuangan (financial liability) Kewajiban keuangan (financial liability) mencakup kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lainnya kepada entitas lain dan untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan yang persyaratan kondisinya mungkin menguntungkan bagi perusahaan atau kontrak yang akan diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan berupa instrumen non- derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas untuk menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel dan instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui pertukaran kasatau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen keuangan yang dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable financial instrument) c. Instrumen Keuangan Yang Termasuk Dalam Cakupan IAS 32 dan 39 Instrumen keuangan yang termasuk dalam cakupan IAS 32 dan 39 yaitu : 1. kas 2. giro dan deposito 3. commercial paper 4. utang dan piutang usaha, wesel, dan pinjaman 5. sekuritas utang dan ekuitas, baik dari perspektif pemegang maupun penerbitnya.Kategori ini mencakup investasi dalam perusahaan anak, perusahaan assosiasi, danusaha patungan 6. sekuritas yang dijamin dengan asset, seperti kewajiban hipotik dengan jaminan, kesepakatan pembelian kembali, dan securitised packages of receivables 7. derivatif, yang mencakup opsi, right, waran, kontrak berjangka, kontrak forward, dan swap permasalahan tentang instrumen keuangan. Instrumen Keuangan (financial instrument) diatur dalam IPSAS 15,namun IPSAS 15 ini hanya mencakup masalah penyajian dan pengungkapan sajasementara masalah pengukuran dan pengakuan belum diatur dalam IPSAS sehingga harus merujuk pada IAS 39 Financial Instrument Recognition and Measurement. Berkaitan dengan masalah investasi maka kedua standar ini mengatur masalah aset keuangan (financial asset) yang didefinisikan sebagai aset yang terdiri dari : 1. Kas. 2. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain. 3. Hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain atauuntuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas laindengan kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut. 4. Kontrak yang akan diselesaikan dengan menggunakan intrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan tidak diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas entitas. Beberapa contoh dari aset keuangan yang berkaitan dengan investasi antara lain investasidalam saham atau instrumen ekuitas lainnya, pinjaman ke entitas lainnya, investasi dalamobligasi atau instrumen utang lainnya. Sesuai dengan IAS 39 maka aset keuangan dibagi menjadi 4 kategori sebagai berikut: 1. Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (Financial assets at fair value through profit or loss/FVTPL). 2. Investasi yang ditahan sampai jatuh temp (Held-to-maturity investments/HTM). 3. Pinjaman dan Piutang (Loans and receivables/L&R). 4. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (Available-for-sale financial assets /AFS). Konsep Pengakuan dan Pengukuran Instrument Keuangan Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan jikadan hanya jika entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentunam pada kontrak intrument tersebut. Pengukuran aset atau liabilitas keuangan dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran pada saat pengakuan awal dan pengukuran setelah pengakuan awal.Secara umum pengukuran menggunakan dasar nilai wajar, namun saat nilai wajar tidak dapat diperoeh maka dapatmenggunakan nilai perolehan atau nilai tercatat.Pengakuan awal aset dan liabiliats keuangan menggunakan nilai wajar pada tanggal perolehan atau transaksi. Pada saat perolehan ini, entitas harus membayar biaya transaksi untuk memperoleh aset atau mengeluarkan liabilitas keuangan. Biaya transaksi tersebut perlakuannya beda untuk aset dan liabilitas keuangan yang berbeda. Untuk aset dan liabilitas keuangan yang dalam pengukuran setelah pengakuan awal menggunakan nilai wajar biaya transaksi tersebut diklasifikasikan sebagai beban pada periode berjalan Biaya transaksi untuk aset atau liabilitas yang pengukuran setelah pengakuan awal tidak menggunakan nilai wajar, dikapitalisasi menambah nilai aset atau liabilitas keuangan. Penyajian dan Pengungkapan dalam penyajian aset keuangan dalam laporan keuangan diatur khusus dalam PSAK 50 (revisi 2010). Instrument keuangan penyajian menjelaskan secara umum prinsip penyajian instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinsip penyajian ini berlaku terhadap kategori instrument keuangan dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrument ekuitas. pengkategorian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, sertakeadaan aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. Pengungkapan aset keuangan diatur dalam PSAK 60 Instrument Keuangan Pengungkapan pernyataan ini mengatur pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan pengguna mengevaluasi signifikasi instrument keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas serta jenis dan besarnya risiko yang timbul dan bagaimana entitas mengolah risiko tersebut. Berdasarkan PSAK 55, berikut klasifikasi aset keuangan yang dibagi menjadi empat: a. Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi b. Investasi dipegang hingga jatuh tempo c. Pinjaman yang diberikan atau piutang d. Aset keuangan tersedia untuk dijual B. Transaksi Mata Uang Asing Pengertian transaksi mata uang asing adalah transaksi yang dinyatakan dalam mata uang yang bukan mata uang fungsional badan usaha bersangkutan. Dalam Statement of Financial Accounting Standards No. 52 dijelaskan bahwa mata uang fungsional suatu perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi dimana perusahaan itu pada umumnya beroperasi. Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukandalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalammata uang asing. Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikansebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama di mana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relatif berdiri sendiri dan terintegrasi dalam negara asing akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang lokal. Nilai Tukar (Kurs) Mata Uang dari sudut pandang perusahaan lokal, mata uang asing menyerupai komoditi terutama sekuritas yang mempunyai harga yang dinyatakan dalam mata uang lokal. Harga tersebut dikenal sebagai nilai tukar atau kurs. Kurs menyatakan nilai relatif dari dua mata uang dan merupakan patokan yang digunakan dalam pasar uang internasional. Saat ini ada dua macam tipe nilai tukar yang meliputi : a. Nilai Tukar Bebas (Free rate) dimana kurs tergantung pada nilai ekonomi dari suatu mata uang tersebut dianggap sebagai barang ekonomi yang dipengaruhi oleh faktor permintaandan penawaran. b. Nilai tukar resmi (official rate) yang ditetapkan oleh pemerintah. Suatu negara dapat mempunyai beberapa nilai tukar resmi dimana setiap nilai terkait dengan setiap jenis aktivitas ekonomi dan merupakan konsekuensi dari sikap pemerintah terhadap aktivitas tersebut. Nilai Tukar Berganda Jika komitmen atau akun-akun dalam mata uang asing mempunyai nilai tukar (kurs) berganda, maka nilai berikut digunakan : a. Pada tanggal transaksi, transaksi dicatat dengan menggunakan kurs yang dapat digunakanuntuk menyelesaikan transaksi tersebut secepatnya. b. Pada tanggal laporan keuangan di masa mendatang, piutang dan hutang dinilai dengan menggunakan kurs yang dapat segera digunakan untuk menyelesaikan hutang-piutangtersebut Mata Uang Fungsional menurut PSAK No. 10 (revisi 2010) paragraf 9 Lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi adalah lingkungan entitas tersebut utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas. Entitas mempertimbangkan faktor berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya yang mempengaruhi harga jual barang dan jasa. Mata uang menjadi harga jual barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan. Persaingan besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas, mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku dan biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang yang biayatersebut didenominasikan dan diselesaikan. Menurut PSAK No. 10 (revisi 2010) alinea 10 Faktor-faktor berikut yang dapat mengenai mata uang fungsional, yaitu : a) Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan anatara lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas. b) Mata uang yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan Mata uang asing secara umum mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana badan usaha beroperasi, mata uang pada lingkungan ekonomi dimana badan usaha tersebut terutama menghasilkan dan mengeluarkan kas. Pendekatan FASB untuk mengkonversi laporan keuangan badan usaha asing ke dalam mata uang domestik adalah pendekatan mata uang fungsional. Statement of Financial Accounting Standards No. 52 (alinea 69) menunjukkan bahwa pendekatan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Penentuan mata uang fungsional dari lingkungan ekonomi badan usaha (asing) tersebut 2) Pengukuran semua elemen laporan keuangan dalam mata uang fungsional. 3) Penggunaan kurs periode berjalan untuk penjabaran mata uang fungsional ke dalammata uang pelaporan, jika keduanya berbeda. 4) Penentuan pengaruh perubahan kurs terhadap investasi bersih dan terhadap masing-masing aktiva dan kewajiban yang akan diselesaikan dengan mata uang yang bukanmata uang fungsional. Pengakuan awal menurut PSAK 10 (revisi 2010) Alinea 20 transaksi mata uang asing adalah transaksi yang memerlukan penyelesaian dalam mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika entitas : a) membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing. b) meminjam atau meminjamka dana ketika jumlah yang merupakan utang atau tagihan didenominasikan dalam mata uang asing c) memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan liabilitas, yangdidenominasikan dalam mata uang asing. Pada pengakuan awal, transaksi mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah mata uang asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uangfungsional dan mata uang pada tanggal transaksi. (PSAK No. 10 revisi 2010 alinea 21) Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada proses penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan, pada pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya, sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 32 (PSAK No.10 revisi 2010 alinea 28). Menurut PSAK 10 revisi 2010 Alinea 32 selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk bagian dari investasi neto entitas pelapor dalam kegiatan usaha luar negeri (lihat paragraf 14) diakui dalam laba rugi pada laporan keuangan tersendiri entitas pelapor sesuaidengan PSAK 4 revisi 2009 : laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri atau laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri mana yang tepat. Dalam laporan keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor (misalnya laporan keuangan konsolidasian ketika kegiatan usaha luar negeri adalah entitas anak), selisih kurs diakui awalnya dalam pendapatan komprehensif lain dan direklasifikasidari ekuitas ke laba rugi pada saat pelepasan investasi neto sesuai dengan paragraf 46. Pengungkapan menurut PSAK No. 10 revisi 2010 (alinea 54) Entitas mengungkapkan jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, selisih kurs yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sesuaidengan PSAK 55 (revisi 2006) adalah instrumen keuangan pengakuan dan pengukuran dan selisih kurs neto yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikandalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode.