Menurut Dwi Ranny, masalah lain yang menjadi pemicu tutupnya pabrik jamu bisa
dipicu oleh penerusnya. Pada awal dirintis pertama, mungkin jamu tersebut dirintis
oleh sang ayah, ibu atau keduanya. Namun pada generasi kedua, mereka memiliki
anak keturunan, begitu juga pada generasi ketiga, yang memunculkan cucu dari
perintis yang membuat konflik internal di perusahaan tak dapat dihindarkan.
“Itulah kalau tak bisa diselesaikan dengan baik, kalau tidak bisa bertahan lagi ya
kesepakatannya dijual sebelum terjadi masalah lebih besar, lebih baik berpindah
tangan, ada kok beberapa perusahan jamu besar yang beralihnya juga dengan baik.
Misalnya daripada banyak masalah, beban, kemudian dilepas,” tuturnya.
Dwi Ranny melihat kasus Jamu Nyonya Meneer merupakan masalah yang
fenomenal, karena ahli waris berusaha untuk mempertahankan warisan dari usaha
nenek moyangnya. “Mungkin Nyonya Meneer fenomenal ya, karena ahli waris
ingin mempertahankan nama Nyonya Meneernya. Ini kendalanya saja, jadi sangat
disayangkan,” ucapnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka permasalahan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Penyebab terjadinya konfilik keluarga sehingga terjadinya kepalitan
di perusahaaan nyonya meenir
2. Apakah penyebab gugatan kepailitan oleh supplier dan karyawan perusahaan
nyonya meenir
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui terjadinya konflik keluarga kepailitan di perusahaan
nyonya meenir
2. Untuk mengetahui penyebab gugatan kepailitan oleh supplier dan karyawan
nyonya meenir
BAB II
2. Debitur tersebut tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu
dan dapat di tagih
Gugatan pailit dapat diajukan apabila Debitur tidak melunasi utangnya kepada
minimal satu orang Kreditur yang telah jatuh tempo, yaitu pada waktu yang telah
ditentukan sesuai dalam perikatannya. Dalam perjanjian, umumnya disebutkan
perihal kapan suatu kewajiban itu harus dilaksanakan. Namun dalam hal tidak
disebutkannya suatu waktu pelaksanaan kewajiban, maka hal tersebut bukan berarti
tidak dapat ditentukannya suatu waktu tertentu. Pasal 1238 KUHPer mengatur
sebagai berikut:
“Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau
berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan
debitur harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan.”
Adapun criteria yang harus dipenuhi, yakni debitur mempunyai atau lebih
kteditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih. Rumusan utang dijelaskan dalam Pasal 1 butir 6 UUK menyebutkan utang
adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik
dalam mata uang Indonesia atau mata uang asing, baik secara langsung maupun yang
akan timbul di kemudian hari, yang timbul karena perjanjian atau UU dan yang wajib
dipenuhi oleh debitur dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditur untuk
mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitur.