Anda di halaman 1dari 17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut S. Munawir (2012;5), Akuntansi adalah seni daripada pencatatan

penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-

tidaknya sebagian bersifat keuangan dan kejadian-kejadian yang setepat-tepatnya dan

dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang

timbul daripadanya. Dari definisi diatas diketahui bahwa peringkasan dalam hal ini

dimaksudkan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan dapat

diartikan laporan keuangan.

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2014:49), Laporan Keuangan

Perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi

lain seperti informasi industry, kondisi perekenomian, pangsa pasar perusahaan,

kualitas manajemen dan lainnya.

Menurut Prof. Drs. H. Lili M. Sadeli, Mpd. (2011;18), Pengertian Laporan

Keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatuf tentang posisi

keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode

tertentu.

Menurut Sofyan Syahfri Harahap (2010;105), Laporan Keuangan merupakan

media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan bagi manajemen, bank,

pemerintah dan masyarakat umum.

6
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan

adalah ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan perusahaan yang

terjadi selama periode yang bersangkutan.

2.1.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut K.R Subramanyam dan John J Wild (2010;23), jenis-jenis laporan keuangan

adalah sebagai berikut:

1. Neraca, merupakan dasar sistem akuntansi: Aset = Kewajiban + Ekuitas. Sisi kiri

persamaan ini terkait dengan sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan, atau

asset. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan

laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Untuk menjalankan aktivitas operasi,

perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membiayainya. Sisi kanan persamaan

ini mengidentifikasi sumber pedanaan. Kewajiban (liability) merupakan pendanaan

dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas asset.

Ekuitas atau ekuitas pemegang saham (shareholders equity) merupakan total dari

(1) pedanaan yang diinvestasikan atau dikontribusi oleh pemilik (modal kontribusi)

dan (2) akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (saldo laba) sejak

berdirinya perusahaan. Dari sudut pandang pemilik atau pemegang saham, ekuitas

mencerminkan klaim mereka atas asset perusahaan. Sisi kanan merupakan sumber

dana (baik dari kreditor atau pemegang saham, maupun yang dihasilkan dari dalam

perusahaan) dan sisi kiri merupakan penggunaan dana. Asset dan kewajiban

dipisahkan antara lancar dan tidak lancar. Asset lancar (Current Asset) diharapkan

untuk terkonversi menjadi kas atau digunakan pada operasi dalam waktu satu tahun

atau dalam satu siklus operasi. Kewajiban Lancar (Current Liability) merupakan

kewajiban perusahaan yang diharapkan terselesaikan dalam waktu satu tahun atau

7
satu siklus operasi. Selisih antara asset lancar dan kewajiban lancar disebut modal

kerja (Working Capital).

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) mengukur kinerja keuangan perusahaan

antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan,

laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi

perusahaan untuk suatu periiode waktu. Laba (earning) atau laba bersih (net

income) adalah mengidentifikasi profitabilitas perusahaan. Laba mencermikan

pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara

pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan

atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribsi kepada dan kontribusi dari

pemegang ekuitas.

Laporan laba rugi memuat beberapa indicator profitablitas lainnya. Laba Kotor

(gross profit) yang diseebut juga margin kotor (gross margin) merupakan selisih

antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor mengindikasikan seberapa

jauh perusahaan mampu menutupi biaya produksinya. Laba operasi (earning from

operation) merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban

operasi. Laba sebelum pajak (earning before taxes) merupakan sebagaimana

namanya merupakan laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak

penghasilan.

3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham

Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang

ekuitas atas asset perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

8
Karena akuntansi akrual menghasilkan angka yang berbeda dari akuntansi arus kas

penting dalam pengambilan keputusan , maka dibutuhkan pelaporan atas kas masuk

dan kas keluar. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi

aktivitas operasi, investasi dan pendanaan peusahaan secara terpisah selama suatu

periode tertentu.

2.1.3 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan menurut K.R Subramanyam dan John J Wild

(2010;23), adalah bagian yang tidak terpisahkan dan bagian penting dari analisis

bisnis yang lebih luas. Untuk mebantu pengguna dalam menganalisis laporan

keuangan, beragam alat dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik. Adapun

alat-alat penting yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan yakni sebagai

berikut:

1. Analisis Laporan Keuangan Komperatif, dilakukan dengan cara menelaah neraca,

laporan laba rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode

berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun

ketahun atau selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis ini

adalah kecenderungan atau trend. Perbandingan laporan selama beberapa periode dapat

menunjukkan arah, kecepatan, dan jangkauan jarak sebuah trend. Disebut juga analisis

laporan horizontal karena saat kita menelaah kita menganalisis saldo akun dengan

analisis dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Terdapat dua teknik komperatif yang umum

digunakan yakni;

1) Analisa Tahun ke Tahun

Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relative pendek dua

atau tiga tahun biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke

9
tahun dalam tiap-tiap pos. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian

perubahan dalam angka absoulut maupun presentase.

2) Analisis Trend

Penggunaan analisis perubahan dari tahun ke tahun untuk membandingkan

laporan keuangan lebih dari dua atau tiga periode kadang kala merepotkan.

Sebuah alat yang digunakanuntuk perbandingan jangka panjang adalah

analisa trend angka indeks. Analisa ini memerlukan pemilihan tahun dasar

untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. Karena tahun

dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaik adalah

tahun dengan kondisi bisnis norma. Sebagaimana halnya perhitungan

presentase perubahan tahun ke tahun, perubahan tertentu seperti perubahan

dari angka negative ke angka positif tidak dapat dinyatakan dalam angka

indeks.

1 Analisis Common Size

Pengetahuan atas proporsi kelompok atau sub kelompok yang membentuk suatu

pos tertentu bermanfaat bagi analisis laporan keuangan. Secara khusus dalam

analisa neraca, total asset atau kewajiban ditambah ekuitas biasanya dinyatakan

sebagi 100 persen. Kemudian pos-pos dalam kelompok ini dinyatakan sebagai

presentase terhadap tortal bersangkutan.Karena total pos-pos dalam kelompok

adalah 100 persen, analisis ini disebut menghasilkan laporan keuangan common

size. Prosedur ini juga disebut analisis vertical karena evaluasi pos-pos laporan

keuangan berdasarkan urutan dari atas kebawah atau sebaliknya. Analisis

Laporan Keuangan common size, berguna dalam memahami pembentuk

internal laporan keuangan. Yakni sebagai contoh dalam analisis neraca, analisis

common size menekankan pada dua factor;

10
1) Sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar,

kewajiban tak lancar dan ekuitas

2) Komposisi asset termasuk jumlah untuk masing-masing asset lancar dan

asset tak lancar.

2 Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan satu alat analisis keuangan yangpalinh popular dan

banyak digunakan. Namun perannya sering disalahpahami dan sebagai

konsekuensinya kepentingan sering dilebih-lebihkan.

2.1.4 Pengertian Analisis Rasio

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;297), Analisis Rasio Keuangan adalah

angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan

pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya utang

dan modal antara kas dan total asset antara harga pokok produksi dengan total

penjualan, dan sebagainya.

Menurut Warsidi dan Bambang (2011;108), Analisis Rasio adalah Instrumen

analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indicator

keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau

prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan

tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada

perusahaan yang bersangkutan.

Sedangkan menurut S Munawir (2012;37), Analisis Rasio adalah suatu metode

analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan

laba/rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

11
Berdasarkan pengertian Analisis Rasio menurut para ahli di atas dapat penulis

simpulkan bahwa Analisis Rasio adalah suatu metode yang membandingkan pos-pos

antara laporan keuangan yang menghasilkan angka dan memiliki tujuan untuk

mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba/rugi

secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut dan memiliki tujuan

sebagai indicator keuangan yang akan menunjukkan kondisi keuangan atau prestasi

organisasi tersebut.

2.1.5 Jenis-jenis Analisis Rasio

Pada dasarnya analisis rasio dikelompokkan menjadi 5 macam kategori

menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2014;74) yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek

perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang

lancarnya ( utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Dua rasio

likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio

quick(sering disebut acid test ratio).

1) Rasio Lancar

Bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah

menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis).

12
2) Rasio Quick

Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang, persediaan), persediaan

biasanya dianggap asset paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin

panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi kas, yang berarti waktu

yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama, dan juga ketidakpastian

nilai persediaan. Meskipun persediaan dicantumkan dalam nilai

perolehan/cost, sedangkan apabila persediaan laku, kas yang diperoleh sama

dengan nilai jual yang secara umum lebih besar dibandingkan dengan nilai

perolehan. Dengan alasan tersebut maka persediaan dikeluarkan dari aktiva

lancar untuk perhitungan rasio quick.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuh kewajiban-

kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabilitas adalah

perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Ada

beberapa macam rasio yang digunakan untuk menghitung solvabilitas

perusahaan yakni:

1) Rasio total hutang terhadap asset

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana desediakan oleh kreditur. Rasio

yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang

tinggi.

13
2) Times Interest Earned

Mengukur kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum

bunga pajak.

3) Fixed Charge Coverage

Rasio ini memperhitungkan beban sewa karena meskipun beban sewa bukan

utang, tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan

utang perusahaan. Beban sewa memiliki efek yang sama dengan efek beban

bunga.

3. Rasio Profitablitas/ Rentabilitas

Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham yang

tertentu. Ada tiga rasio yang sering digunakan yakni:

1) Rasio profit Margin

Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan

laba bersih pada tingkat penjaualan tertentu.

2) Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat asset yang tertentu.

3) Return on Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan

modal saham tertentu.

4. Rasio Pasar

14
Rasio ini mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku. Rasio-rasio yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1) Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini digunakan untuk melihat harga saham relative terhadap earningnya,

2) Devidend Yield

Rasio ini melihat sebagian dari total return yang akan diperoleh investor.

3) Rasio Pembayaran Deviden

Rasio ini digunakan untuk melihat bagan earning ( pendapatan ) yang

dibayarkan sebagai deviden kepada investor.

5. Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas

aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada

tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan

yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih

baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Empat rasio aktivitas

yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

1) Rasio Persediaan

Rasio Persediaan mempunyai dua perhitungan yakni perhitungan perputaran

persediaan dan rasio rata-rata umur persediaan.

2) Rasio Perputaran Aktiva

15
Rasio ini digunakan mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

3) Rasio Perputaran Piutang

Rasio ini memiliki dua perhitungan yakni Perputaran Piutang dan Rata-rata

penagihan piutang.

4) Rasio Perputaran Total Aktiva

Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap rasio ini menghitung

efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan

manajemen yang baik dan sebaliknya.

2.1.6 Pengertian Piutang

Dalam proses bisnis suatu perusahaan tidak dipungkiri akan mengalami penjualan

secara kredit, penjualan kredit ini menimbulkan suatu piutang yang memiliki tempo

dan jangka waktu dalam proses pembayarannya. Untuk memapaparkan secara jelas

pengertian dan definisi piutang berikut penulis akan mengkutip pengertian piutang

menurut para ahli dan prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia.

Definisi piutang menurut PSAK No. 9 (Revisi 2009) adalah Menurut sumber

terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang

lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau

penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul

dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan digolongkan sebagai piutang

lain-lain. Piutang usaha dan piutang lain lain yang diharapkan dapat tertagih dalam satu

tahun atau siklus usaha normal, diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

Menurut Wibowo dan Abu Bakar (2008:132). Piutang (Receivable) adalah

klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan diperoleh pada masa mendatang.

16
Pengertian Piutang menurut K R Subramanyam dan John J Wild (2010;274),

piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau

dari pemberian pinjaman uang.

Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian beberapa ahli diatas bahwa

Pengertian Piutang adalah suatu klaim berupa uang yang timbul karena adanya

penjualan produk yang diharapkan dapat tertagih di masa yang akan datang.

2.1.7 Klasifikasi Piutang

Pengklasifikasian piutang dilakukan untuk memudahkan pencatatan transaksi.

Berikut klasifikasi piutang menurut Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso dan Paul D.

Kimmel (2009;512) piutang diklasifikasikan menjadi 3 jenis yakni:

1. Piutang usaha (account receivable) adalah jumlah pembelian secara kredit dari

pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa. Piutang

ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Secara

umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki oleh perusahaan.

2. Wesel tagih ( notes receivable ) adalah surat utang formal yang diterbitkan sebagai

bentuk pengakuan utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60-90

hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang untuk membayar bunga.

Wesel tagih dan piutang usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa

disebut dengan piutang dagang (trade account).

3. Piutang lain-lain (other receivable) mencakup selain piutang dagang. Contoh

piutang lain-lain yakni piutang bunga, piutang karyawan, uang muka karyawan ,

dan restitusi pajak penghasilan. Secara umum, piutang ini bukan berasal dari

kegiatan operasional perusahaan. Oleh sebab itu, piutang jenis ini akan

diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang terpisah pada neraca.

17
2.1.8 Penilaian Piutang Usaha

Menurut Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso dan Paul D. Kimmel (2009;514),

sebelum pelanggan disetujui untuk diberikan kredit, maka penjual akan melakukan

penilaian atas beberapa persyaratan. Meskipun begitu, tetap saja sebagian piutang tidak

dapat tertagih. Kerugian ini dicatat sebagai debet Beban Piutang tak Tertagih. Hanya

saja kerugian seperti ini harus dianggap sebagai hal yang normal terjadi dan bagian dari

resiko bisnis penjualan secara kredit.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam akuntansi untuk piutang tak

tertagih:

1. Metode Penghapusan Langsung untuk Piutang tak Tertagih

Berdasarkan metode penghapusan langsung (direct write off method), jika piutang

tersebut telah dipastikan tidak dapat ditagih maka baru dianggap sebagai piutang

tak tertagih dan kerugian dapat dibebankan ke beban piutang tak tertagih.

Berikut pencatatan untuk Jurnal penghapusan untuk Piutang tak Tertagih;

Beban Piutang Tak Tertagih xxx

Piutang usaha xxx

(Menghapus piutang tak tertagih)

Ketika metode ini digunakan, maka akun beban piutang tak tertagih hanya akan

menunjukkan kerugian yang sebenarnya dari piutang yang tak tertagih. Piutang

usaha akan dilaporkan dalam nilai kotor. Walaupun metode ini relative mudah,

namun dalam penggunaan metode ini dapat mengurangi kegunaan laporan laba rugi

dan neraca. Penggunaan metode penghapusan langsung, beban piutang tak tertagih

sering kali dicatat pada periode yang berbeda dengan pencatatan pendapatan.

18
Sehingga tidak ada kesesuaian pembebanan beban piutang tak tertagih dengan

pendapatan di laporan laba rugi. Juga tidak dapat menunjukkan jumlah dari piutang

yang seharusnya dapat ditagih pada akun piutang usaha di neraca. Oleh karena itu,

metode penghapusan langsung tidak dapat diterima untuk melaporkan piutang pada

laporan keuangan, kecuali nilai piutang tak tertagihnya sangat kecil.

2. Metode Penyisihan untuk Piutang tak Tertagih

Metode penyisihan (allowance method) untuk piutang tak tertagih dilakukan

dengan cara mengestimasi jumlah piutang yang tidak tertagih pada akhir setiap

periode. Hal ini akan memberikan kesesuaian pembebanan di laporan laba rugi dan

memastikan penilaian piutang berdasarkan nilai realisasi kas(bersih) di neraca.

Nilai realisasi kas(bersih) (cash [net] realizable value) adalah jumlah bersih piutang

yang diperkirakan dapat diterima secara tunai. Jumlah tersebut dapat diketahui

melalui pengurangan akun piutang tak tertagih dari nilai piutang..

Metode penyisihan lebih sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan jika nilai

piutang tak tertagih cukup besar. Berikut ini adalah tiga hal yang berkaitan dengan

metode penyisihan:

1) Piutang tak tertagih merupakan estimasi. Nilai estimasi ini diperlakukan sebagai

beban dan ditandingkan terhadap pendapatan pada periode yang sama dimana

pendapatan dicatat.

2) Piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih akan didebet ke beban piutang tak

tertagih dan dikredit ke penyisihan piutang tak tertagih (akun kontra asset)

melalui jurnal penyesuaian pada setiap akhir periode.

3) Jika sejumlah nilai piutang yang dihapuskan karena memang tidak dapat

ditagih. Maka akan didebet ke Penyisihan Piutang tak Tertagih dan dikredit ke

piutang usaha.

19
a. Berikut adalah ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat estimasi piutang tak

tertagih:

Beban Piutang Tak Tertagih xxx

Penyisihan Piutang tak Tertagih xxx

(Mencatat estimasi piutang tak tertagih)

Beban piutang tak tertagih akan disajikan pada laporan keuangan sebagai

beban operasional (biasanya sebagai beban penjualan). Penyisihan Piutang

Tak Tertagih menunjukkan estimasi jumlah tagihan kepada pelanggan yang

diperkirakan tidak tertagih di masa mendatang. Saldo kredit pada akun

penyisihan piutang tak tertagih akan langsung dihapuskan jika benar-benar

tidak terbayarkan. Akun penyisihan piutang tak tertagih akan mengurangi

piutang usaha pada bagian asset lancar di neraca.

b. Perusahaan menggunakan banyak metode untuk menagih piutang yang telah

jatuh tempo seperti melalui surat, telepon, dan tindakan hukum lainnya. jika

semua cara untuk menagih piutang tersebut gagal dan tidak mungkin untuk

menagih lagi, maka piutang tersebut harus dihapusbukukan. Untuk

menghindari penghapusan piutang yangterlalu cepat atau tidak terotorisasi,

setiap penghapusan harus ada persetujuan tertulis dari manajemen dalam

rangka meningkatkan pengendalian internal yang baik. Ayat jurnal untuk

mencatat penghapusan piutang adalah sebagai berikut:

Penyisihan Piutang tak Tertagih xxx

Piutang Usaha xxx

(Menghapus Piutang)

Beban Piutang Tak Tertagih tidak akan meningkat ketika terjadi

penghapusan piutang tak tertagih. Berdasarkan metode penyisihan, setiap

20
penghapusan piutang tak tertagih akan didebet ke akun penyisihan piutang

tak tertagih dan bukan ke Beban Piutang Tak Tertagih.

c. Pembayaran atas Piutang tak Tertagih yang telah Dihapuskan

Ada kalanya pelanggan melakukan pembayaran atas piutang piutang telah

dihapuskan. Ada dua jurnal yang dibuat untuk mengakui adanya

pembayaran piutang yang telah dihapuskan yakni: 1) Jurnal balik atas

penghapusan untuk memunculkan kembali piutang pelanggan yang

melakukan pembayaran, 2) Ayat jurnal peneriman piutang seperti biasa.

Ayat jurnal tersebut adalah sebagai berikut:

Piutang usaha xxx

Penyisihan Piutang tak Tertagih xxx

(Membalik jurnal penghapusan piutang)

Kas xxx

Piutang usaha xxx

(mencatat penerimaan pembayaran piutang).

2.1.9 Rasio Perputaran Piutang

Penjualan Kredit suatu perusahaan akan berpengaruh pada Rasio Perputaran

Piutangnya. Adanya faktor eksternal dan internal akan mempengaruhi kenaikan dan

penurunan dari Rasio Perputaran Piutang. Berikut adalah definisi Rasio Perputaran

Piutang menurut para ahli yakni Definisi Rasio Perputaran Piutang adalah posisi

piutang dan transaksi waktu pengumpulannya dapat dilihat dengan menghitung Rasio

perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit dengan

piutang rata-rata, Sedangkan Rasio Perputaran Piutang menurut Kasmir (2010;176)

21
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama

satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu

periode.

Pengertian Rasio Perputaran Piutang menurut Stice et al (2009;798) yang

diterjemahkan Akbar adalah Rasio Perputaran Piutang menggambarkan rata-rata

jumlah penjualan/siklus penagihan yang dilaksanakan perusahaan selama tahun

berjalan. Semakin tinggi perputaran semakin cepat periode penagihan piutang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio perputaran

piutang menandakan bahwa modal yang digunakan oleh perusahaan semakin efisien.

22

Anda mungkin juga menyukai