Anda di halaman 1dari 53

RELIABILITAS DAN

VALIDITAS
MADE IRMA D,SE.,MT
PENDAHULUAN
 Setelah peneliti memilih ukuran untuk variabel dan
menggunakan alat ukur maka timbul sekurangnya
dua pertanyaan lain, yaitu ?
1. Bagaimana reliabilitas (ketepatan alat ukur)
2. Bagaimana validitasnya (apakah kita sudah
mengukur apa yang kita pikirkan)
RELIABILITAS (DEFINISI)
 Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Pengertian
reliabilitas dapat lebih mudah dipikirkan jika
pertanyaan berikut dijawab.
 Jika set objek yang sama diukur berkali-kali dengan
alat ukur yang sama, apakah kita akan memperoleh
hasil yang sama?
 Apakah ukuran yang diperoleh dengan menggunakan
alat ukuran tertentu adalah ukuran sebenarnya dari
objek tersebut?
 Berapa besar error yang kita peroleh dengan
menggunakan ukuran tersebut terhadap objek?
 Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas
tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu
stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan.
 Suatu alat ukur yang mantap tidak berubah-ubah
pengukurannya dan dapat diandalkan karena
penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan
memberikan hasil yang sama.
 Suatu alat ukur juga harus sedemikian rupa
sifatnya, sehingga error yang terjadi, yaitu error
pengukuran yang random sifatnya, dapat ditolerir.
 Dari aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan
bahwa reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat
presisi suatu ukuran atau alat pengukur.
CONTOH 1
 Jika peneliti menggunakan alat kuesioner. Salah
satu pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah :
“Berapakah anggota keluarga Anda? Pertanyaan
ini kurang reliabilitasnya, karena istilah “keluarga”
mempunyai interpretasi bermacam-macam. Apakah
yang dimaksud dengan keluarga? Apakah hanya
suami,istri dan anak? Ataukah termasuk mertua,
nenek dan kakek?
CONTOH 2
 Dua orang anak sedang bermain-main disebuah
kilang kayu. Keduanya ingin mengukur panjang
enam buah balok A,B,C,D,E dan F. Anak pertama
mengukurnya dengan tangannya A=16m, B=15m,
C=13m, D=10m, E=8m, F=5m. Anak yang lain
mengukur menggunakan langkahnya A=14m,
B=9m, C=10m, D=7m, E=15m, F=4m. Ukuran
sebenarnya A=17m, B=16m, C=12m, D=10m,
E=9m, F=6m.
KAYU UKURAN UKURAN ANAK UKURAN ANAK
SEBENARNYA PERTAMA KEDUA
MUTLAK RANK MUTLAK RANK MUTLAK RANK
A 17 1 16 1 14 2
B 16 2 15 2 9 4
C 12 3 13 3 10 3
D 10 4 10 4 7 5
E 9 5 8 5 15 1
F 6 6 5 6 4 6
TEORI RELIABILITAS
 Untuk melihat reliabilitas suatu alat atau instrumen,
maka pertama-tama harus dipunyai alat yang
standar. Ukuran yang diperoleh dengan
menggunakan alat standar ini namanya ukuran
yang sebenarnya atau skor yang sebenarnya.
 Skor yang diperoleh dengan menggunakan alat
yang kita pakai dinamakan skor yang diperoleh.
 Selisih antara skor yang sebenarnya dengan skor
yang diperoleh disebut error ukuran.
 Ys = Skor yang sebenarnya
 Yp = Skor yang diperoleh
 Ye = Error pengukuran
 Yp = Ys + Ye

 Besarnya error pengukuran


Y p  Ys
G  Koef . Re liabilitas 
Yp
 Dalam praktik, reliabilitas dinyatakan dalam
bentuk variance.
 Vp = Vs + Ve
 Vp = Variance yang diperoleh
 Vs = Variance sebenarnya
 Ve = Variance error
 Reliabilitas dapat dilihat dari error yang dibuat.
Makin besar error yang terjadi, makin kecil
reliabilitas pengukuran.
 Untuk mencari derajat reliabilitas maka digunakan
koefisien reliabilitas, yang mempunyai dua arti
 Reliabilitas adalah perbandingan antara variance
sebenarnya dengan variance yang diperoleh (1)

 Reliabilitas adalah perbandingan antara selisih


variance diperoleh dengan variance error dan
variance sebenarnya (2)
Vs
(1) r 
Vp
V p  Ve Ve
( 2) r   1
Vp Vp
CONTOH
 Kita mempunyai skor yang mempunyai skala 6 poin
tentang prestasi belajar dari 5 murid. Uji dilakukan
2 kali.
 UJIAN 1
MURID a b c d e f
1 6 6 5 4 2 2
2 4 6 5 3 1 1
3 4 4 4 2 1 1
4 3 1 4 1 1 1
5 1 2 1 1 1 1
 UJIAN 2
MURID a b c d e f
1 6 4 5 1 2 2
2 4 1 5 4 1 1
3 4 6 4 2 1 1
4 3 6 4 3 1 1
5 1 2 1 2 1 1
UJIAN 1
X
a b c d e f ∑
6 6 5 4 2 2 25
4 6 5 3 1 1 20
4 4 4 2 1 1 16
3 1 4 2 1 1 12
1 2 1 1 1 1 7
∑ 18 19 19 12 6 6 80
UJIAN 2
X
a b c d e f ∑
6 4 5 1 2 2 20
4 1 5 4 1 1 16
4 6 4 2 1 1 18
3 6 4 3 1 1 18
1 2 1 2 1 1 8
∑ 18 19 19 12 6 6 80
UJIAN 1

 X  18  19  19  12  6  6  80
( X )  80  6400
2 2

 ( X )  304
2

( X ) 2

CF   213,3
30
SST   ( X 2 )  CF  304  213,3  90,7
182  19 2  19 2  12 2  6 2  6 2
SS soal   213,3  39,1
5
252  20 2  16 2  12 2  7 2
SS ind   213,3  32,4
6
UJIAN 1 & 2
SUMBER VARIASI df SS MS
SOAL 5 39,1 7,82
INDIVIDU 4 32,4 8,10
ERROR 20 19,2 0,96
TOTAL 29 90,7

SUMBER VARIASI df SS MS
SOAL 5 39,1 7,82
INDIVIDU 4 14,7 3,68
ERROR 20 36,9 1,84
TOTAL 29 90,7
Vind  Ve 8,10  0,96
r1    0,88
Vind 8,10
Vind  Ve 3,68  1,84
r2    0,50
Vind 3,68
MENGUJI INDEKS RELIABILITAS
 Teknik Kesesuaian
 Teknik Korelasi
 Teknik Belah Dua (Split Half)
TEKNIK KESESUAIAN
 Dengan cara mencari indeks kesesuaian kasar
(crude index of agreement).
 Caranya dengan mengulang penelitian dengan
menggunakan alat yang sama dan dalam waktu
yang tidak lama.
 Hasil penelitian pertama kemudian dibandingkan
dengan hasil penelitian kedua.
CONTOH
 Kepada 15 responden ditanyakan suatu
pertanyaan dalam survei yang berbunyi :
RESPONDEN WAWANCARA 1 WAWANCARA 2
BEKERJA TDK MENCARI BEKERJA TDK MENCARI
BEKERJA KERJA BEKERJA KERJA
A X X
B X X
C X X X
D X X
E X
F X
G X X
H X
I X X
J X X X
K X X
L X X
M X X
N X X X
O X X
TOTAL 6 7 2 7 4 4
WAWANCARA 1 WAWANCARA 2
BEKERJA TIDAK MENCARI TOTAL
BEKERJA KERJA
BEKERJA 2 2 2 6
TIDAK BEKERJA 4 2 1 7
MENCARI KERJA 1 0 1 2
TOTAL 7 4 4 15
Unsur diagonal = 2+2+1 = 5
P = 5/15 = 0,33
Indeks kurang dari 0,9 menunjukan reliabilitas yang kurang artinya jawaban
pada wawancara 1 dan 2 mempunyai sifat tidak stabil.
KELEMEHAN INDEKS KESESUAIAN
KASAR
 Dalam wawancara ulangan, responden telah siap,
dan keadaan ini sangat berpengaruh dalam
menilai reliabilitas alat pengukur.
 Ketika wawancara ulangan dilakukan, telah terjadi
beberapa perubahan pada responden.
 Responden hanya mengulangi jawaban yang telah
diberikan sebelumnya.
TEKNIK PARALEL
 Variabel diukur pada waktu yang sama atau
hampir bersamaan. Dilakukan pemisahan dengan
cara :
 Dua peneliti menggunakan alat ukur yang sama
 Satu peneliti menggunakan dua alat ukur yang
“berbeda” dalam pengertian bahwa alat ukur
tersebut memang diperuntukan bagi pengukuran
variabel yang bersangkutan.
CONTOH
 Peneliti mengukur nilai ekonomi seorang responden.
Disini peneliti menggunakan 2 alat ukur status
ekonomi, yaitu pendapatan total dan kekayaan.
Skor yang diperoleh kemudian diurutkan dari tinggi
ke rendah.
RESPONDEN RANK STATUS MENURUT RANK STATUS MENURUT
PENDAPATAN KEKAYAAN
A 1 1
B 2 2
C 3 5
D 4 3
E 5 7
F 6 6
G 7 4
H 8 10
I 9 8
J 10 9
KOEFISIEN RELIABILITAS DENGAN
KORELASI SPEARMAN
2
r
1 

Dimana:
p = koefisien korelasi Spearman
r = koefisien reliabilitas
REPONDEN RANK 1 (X1) RANK 2 (X2) D D2
A 1 1 0 0
B 2 2 0 0
C 3 5 -2 4
D 4 3 -1 1
E 5 7 2 4
F 6 6 0 0
G 7 4 -3 9
H 8 10 2 4
I 9 8 -1 1
J 10 9 -1 1
24
Koefisien korelasi Spearman :

6D 2 6 X 24
  1  1  0,85
N ( N  1)
2
10(100  1)
Koefisien reliabilitas :

2 2 x0,85
r   0,92
1   1  0,85
TEKNIK BELAH DUA (SPLIT HALF)
 Observasi dibagi dua bagian.
 Teknik ini untuk menguji reliabilitas pertanyaan-
pertanyaan berbentuk skala, yang mempunyai
hubungan satu sama lain.
 Penilaian reliabilitas ini ditujukan untuk mengukur
internal konsistensi pertanyaan.
CONTOH
 Dalam uji prestasi terdapat pertanyaan-
pertanyaan yang terdiri dari no.1 s.d. no.20, yang
diikuti oleh 10 mahasiswa.
 Nilai dari masing-masing nomor pada ujian tersebut
dibagi untuk soal nomor ganjil dan genap.
Reliabilitas dari alat pengukur diuji dengan menggunakan rumus yang
dibandingkan oleh Kuder dan Richardson dengan nama KR 20 dan KR 21.

KR 20 
k 
1 
p.q 


k 1  s 2

k  M (k  M ) 
KR 21  1  
k 1  k .s 2 

Dimana :
k = jumlah item dalam ujian
p = proporsi respon yang benar
q = proporsi respon yang salah = 1 – p
S2 = variance dari skor
M = mean dari skor
CONTOH
 Sepuluh orang mahasiswa (A,B,…,J) diberikan ujian
no. 1 s.d. no. 6. Tiap soal mempergunakan sistem
multiple choice (a,b,c,d). Jawaban yang benar
adalah 1b, 2c, 3b, 4a, 5d dan 6d.
NO. KUN JAWABAN MAHASISWA PROPORSI
SOAL CI A B C D E F G H I J p q p.q
1 b b c c d b a a b d b 0,4 0,6 0,24
2 c c b d b c c c c c c 0,7 0,3 0,21
3 b b b c b b b a b b b 0,8 0,2 0,16
4 a a d a a a c c a d b 0,5 0,5 0,25
5 d c d b d c d a d d b 0,5 0,5 0,25
6 d d a d a a c b d b d 0,6 0,6 0,24
p.Q = 1,35
SKOR JUMLAH SKOR
GANJIL (X) 2 2 0 2 2 2 0 3 2 2 ∑X = 17
GENAP (Y) 3 0 2 1 2 1 1 3 1 2 ∑Y = 16
X+Y 5 2 2 3 4 4 1 8 3 4 ∑(X+Y) = 33

JAWABAN MAHASISWA
A B C D E F G H I J
KUADRAT JUMLAH
X2 4 4 0 4 4 4 0 9 4 4 ∑X2 = 37
Y2 9 0 4 0 4 0 0 9 1 4 ∑Y2 = 34
(X+Y)2 25 4 4 9 16 9 1 36 9 16 ∑(X+Y)2
= 37
PERKALIAN
XY 6 0 0 2 4 2 0 9 2 4 ∑XY = 29
Mean  M 
 ( X  Y ) 33
  3,3
n 10

Variance  S 2 
 ( X  T ) 2


 ( X  Y )
2

n n2
2
129 33
S2   2
 2,01
10 10
K 6
k   p.q  6  1,35 
KR20  1    1    0,40
k 1  2
S  5  2,01
k  M (k  M )  6  3,3(6  3,3 
KR21  1    1  2 
 0,31
k 1  k .S 2
 5 6 x 2,01 
 KR20 digunakan jika nilai ujian hanya dinilai nomor
yang benar saja, dan tiap nomor yang benar
diberi nilai 1.
 Jika soal tidak banyak berbeda dalam derajat
kesukarannya maka KR20 kurang baik digunakan,
dan dignti dengan KR21.
VALIDITAS
 Reliabilitas menunjukan tentang sifat alat ukur
dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup
akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa
yang ingin diukur.
 Validitas mempersoalkan apakah benar-benar kita
mengukur apa yang kita pikirkan?
MACAM VALIDITAS (KERLINGER 1973)

 Validitas Isi
 Validitas yang berhubungan dengan kriteria
 Validitas Konstrak
 Validitas Muka
VALIDITAS ISI
 Mempersoalkan apakah isi dari suatu alat ukur
(bahannya, topiknya, substansinya) cukup
representatif?
 CONTOH : saya meberikan UTS jurusan Logistik
Bisnis. Materi yang diberikan selama setengah
semester telah ditentukan. Saya membuat soal
dalam bentuk essai. Yang dipertanyakan apakah
soal-soal tersebut sudah sesuai dengan materi.
 Yang perlu diperhatikan :
 Apakah soal-soal tersebut telah mewakili semua
materi yang diberikan?
 Apakah pokok-pokok yang dicantumkan dalam
soal sesuai dengan materi?
 Untuk melihat validitas isi tersebut saya
mendiskusikan soal-soal tersebut dengan rekan
dosen, di samping menggunakan penilaian sendiri
yang disesuaikan dengan materi yang
bersangkutan.
VALIDITAS YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KRITERIA
 Validitas yang dilihat dengan membandingkan
dengan suatu kriteria atau variabel yang diketahui
atau dipercaya dapat digunakan untuk mengukur
suatu atribut tertentu. Validitas prediksi termasuk di
dalamnya.
 CONTOH : Mahasiswa ingin masuk PT. Ia harus
mengikuti ujian SPMB. Soal ujian telah dibuat
sedemikian rupa sehingga dipikirkan bahwa
mahasiswa yang baik dalam ujian akan baik pula
performance-nya nanti selama perkuliahan.
 Yang menjadi pertanyaan apakah soal-soal
tersebut dapat dipergunakan untuk
memprediksikan performance mahasiswa nantinya?
VALIDITAS KONSTRAK
 Dalam membahas validitas konstrak (status ekonomi,
intelegensia dsb), yang pertama dilakuan adalah
menganalisis unsur-unsur apa yang menjadi bagian dari
konstrak terssebut.
 CONTOH : Ingin mengukur intelegensia mahasiswa.
Yang ditanyakan :
 Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya
variasi hail ujian?
 Apakah ujian tersebut hanya mengukur “kemampuan
mengingat saja” atau “kemampuan menghafal saja”?
 Validitas onstrak bukan hanya mengadakan
validasi terhadap alat ukur tetapi juga
mengadakan validitas terhadap teori di belakang
alat ukur tersebut.
 Tahapan yang dapat dilakukan untuk tes
intelegensia :
 Tentukan apakah sebenarnya yang diukur dari tes
tersebut. Apakah kemampuan menghapal,
kemampuan menganalisis, kemampuan evaluasi?
 Setelah dimensi intelegensia ditentukan maka disusun
alat ukur untuk masing-masing dimensi.
 Menentukan kriteria umum untuk membedakan orang
yang mempunyai intelegensia tinggi. (CONTOH :
“kecepatan dalam menyelesaikan soal matematika
dengan tepat”).
 Kemudian diberikan ujian kepada mahasiswa yaitu tes
intelegensia. Jika mereka yang memperoleh skor tinggi
juga mampu menyelesaikan ujian matematika secara
cepat dan tepat artinya kontrak intelegensianya
mempunya validitas konstrak yang tinggi.
VALIDITAS MUKA
 Berhubungan dengan pengukuran atribut yang kongkrit
tanpa memerlukan inferensi.
 CONTOH : Untuk mengetahui kemampuan seseorang
menulis steno maka jumlah kata yang dapat ditulis per
detik sudah merupakan ukuran yang tepat.
 Berhubungan dengan penilaian para ahli terhadap
suatu alat ukur.
 CONTOH : Ingin menyusun skala tentang persepsi.
Skala tersebut diperlihatkan pada beberapa ahli. Jika
mereka berpendapat skala tersebut dapat mengukur
persepsi dengan baik maka skala tersebut punya
validitas muka yang tinggi.
CONTOH VALIDITAS

KESETIAAN
RESPONDEN 1 2 3 4 … 10 JUMLAH
1 5 1 1 1 4 S1
2 4 2 3 2 4 S2
3 3 4 3 3 3 S3

20 S20

Hitung korelasi antara soal 1 dengan jumlah dst dengan Koef. Korelasi
Spearman

Anda mungkin juga menyukai