PENDAHULUAN
1
Proses penyeduhan pada minuman kopi dapat dilihat dari perbedaan suhu dan
waktu penyeduhan. Proses pembuatan minuman kopi biasanya pada suhu sekitar
90-100oC dengan waktu 3 menit. Prinsip proses penyeduhan adalah menuangkan
air mendidih kebubuk kopi dan merendem bubuk kopi didalam air panas untuk
mengekstrak kandungan bubuk kopi. Kopi harus ditunggu beberapa saat hingga
ampas kopi mengendap seluruhnya, sebelum kopi tersebut diminum. Seduhan kopi
juga dapat dibuat dengan cara memanaskan air beserta bubuk kopi hingga
mendidih. Cara ini sering digunakan untuk menimbulkan warna serta rasa kopi
panas yang sesuai selera konsumen. (Gardjito dan Rahadian,2011). Oleh sebab itu,
heater digunakan sebagai pemanas untuk air penyeduhan kopi.
Heater atau alat pemanas banyak digunakan pada perangkat elektronik yang
sering dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Prinsip kerja dari alat
pemanas adalah mengkonversikan energi listrik menjadi energi panas. Pada
peralatan pemanas tertentu diperlukan pengaturan terhadap suhu panas yang
dihasilkan oleh peralatan tersebut, sehingga perlu adanya pengontrolan terhadap
suhu sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan suhu dari peralatan tersebut masih
bersifat manual sehingga suhu yang dihasilkan tidak stabil dan tidak sesuai dengan
setting point dari nilai suhu yang diinginkan. Pengaturan suhu yang tidak stabil
dapat menyebabkan kinerja dari sistem pemanas tidak bekerja dengan maksimal.
(Harmini, Titik Nurhayati, 2012).
Agar suhu pada heater tetap stabil pada posisi 90oC karena pada suhu itu kan-
dungan kafein lebih sedikit dari yang lainnya. Perancangan dan pembuatan pen-
gontrolan suhu dilakukan dengan menggunakan metode pengontrolan tegangan AC
RMS dan mikrokontroller ARDUINO UNO untuk mengatur tegangan kontrol pada
heater. Masukan dari sistem kontrol suhu berasal dari pemanas yang dideteksi
dengan sensor suhu sehingga menghasilkan sinyal keluaran dalam bentuk analog,
kemudian sinyal tersebut dikonversikan dalam bentuk sinyal digital menggunakan
konverter ADC (Analog Digital Converter) sebagai sinyal masukan ke mikro-
kontroller. Desain Project kali ini menggunakan setting point suhu sebesar 85o C -
90o C sebagai sample dalam pengambilan data. . (Harmini, Titik Nurhayati, 2012).
Dalam pembuatan alat ini penulis menggunakan metode pengontrollan logika
fuzzy Dengan menggunakan metode fuzzy diharapkan suhunya tetap stabil dengan
sedikit error dibandingkan dengan metode on-off. Berdasarkan latar belakang ini
2
penulis mengangkat judul Pengatur Suhu Untuk Penyeduhan Kopi Dengan
Logika Fuzzy yang diharapkan dengan adanya pembuatan alat ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan mahasiswa lain untuk dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari.
1.4 TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan ini adalah :
1. Dapat mengontrol tegangan yang digunakan untuk mengatur suhu air panas yang
akan digunakan untuk penyeduhan kopi.
2. Dapat mengetahui suhu yang terbaca oleh sensor yang ditampilkan pada LCD
1.5 MANFAAT
Desain project ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Dapat digunakan untuk media pembelajaran.
2. Dapat digunakan untuk pengembangan kontrol suhu air penyeduhan kopi pada caf.
3
1.6 TEMUAN/INOVASI YANG DITARGETKAN
Temuan/ Inovasi yang ditargetkan dalam despro ini adalah sistem kontrol suhu
yang memanfaatkan perubahan tegangan untuk mengatur panas pada heater. Pada despro
kali ini menggunakan sensor PT 100 sebagai sensor suhu dan agar suhunya tetap stabil
menggunakan tegangan untuk menaikkan atau menurunkan panas heater tersebut.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
PT100 terbuat dari logam platinum. Oleh karenanya namanya diawali dengan
PT. Disebut PT100 karena sensor ini dikalibrasi pada suhu 0C pada nilai resistansi
100 ohm. Ada juga PT1000 yang dikalibrasi pada nilai resistansi 1000 ohm pada suhu
0C.
Menurut keakurasiannya, terdapat dua jenis PT100, yakni Class-A dan Class-B.
PT100 Class-A memiliki akurasi 0,06 ohm dan PT100 Class-B memiliki akurasi
0,12 ohm. Keakurasian ini menurun seiring dengan naiknya suhu. Akurasi PT100
Class-A bisa menurun hingga 0,43 ohm (1,45C) pada suhu 600C, dan PT100
Class-B bisa menurun hingga 1,06 ohm (3,3C) pada suhu 600C. PT100 tipe DIN
(Standard Eropa) memiliki resolusi 0,385 ohm per 1C. Jadi resistansinya akan naik
sebesar 0,385 ohm untuk setiap kenaikan suhu 1C.
Heater atau alat pemanas banyak digunakan pada perangkat elektronik yang
sering dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Peralatan tersebut antara lain
setrika, pemanas air, pemanas pada akuarium agar suhu dalam air tetap terjaga, alat
pemagang roti, inkubator dan lain sebagainya. Prinsip kerja dari alat pemanas adalah
mengkonversikan energi listrik menjadi energi panas. Pada peralatan pemanas tertentu
diperlukan pengaturan terhadap suhu panas yang dihasilkan oleh peralatan tersebut,
sehingga perlu adanya pengontrolan terhadap suhu sesuai dengan kebutuhan.
Pengaturan suhu dari peralatan tersebut masih bersifat manual sehingga suhu yang
dihasilkan tidak stabil dan tidak sesuai dengan setting point dari nilai suhu yang di-
inginkan. Pengaturan suhu yang tidak stabil dapat menyebabkan kinerja dari sistem
pemanas tidak bekerja dengan maksimal. Pada penelitian ini akan dirancang dan dibuat
7
sebuah sistem pengontrolan suhu pada pemanas atau heater.(Harmini dan Titik Nur-
hayati,2012).
Rangkaian driver heater berfungsi untuk mengatur besar kecilnya daya yang
menyuplai heater sesuai dengan keluaran dari logika kontroler. Pengaturan daya
heater dilakukan dengan mengatur tegangan RMS yang masuk ke heater. Perancangan
driver heater dalam sistem ini menggunakan kontrol tegangan RMS melalui triac.
Sudut picu triac diatur menggunakan keluaran pulsa rangkaian TCA785, sedangkan
untuk mengatur pulsa keluaran rangkaian TCA785 digunakan rangkaian DAC (Digital
to Analog Converter) yang diatur oleh mikrokontroller berdasarkan keluaran logika
dari kontroller. Perancangan driver heater secara keseluruhan terdiri dari rangkaian
TCA785, rangkaian DAC dan rangkaian triac.
Rangkaian TCA 785 berfungsi sebagai pengatur tegangan AC sinus yang akan
disupply ke beban AC resistif, dalam hal ini adalah heater. Prinsip kerja dari rangkaian
TCA adalah menghasilkan pulsa yang akan digunakan untuk memicu TRIAC sehingga
menghasilkan tegangan AC yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya sudut picu tau
sudut penyulutan. Gambar 5 menunjukkan rangkaian TCA 785.
8
High_Low atau 1_0. Sedangkan Logika Fuzzy meniru cara berpikir manu-
sia dengan menggunakan konsep sifat kesamaran suatu nilai.
Pada logika fuzzy dapat memberikan suatu nilai dari nol secara kontinu
sampai nilai satu. Perkembangan teori Logika Fuzzy telah menarik pakar sistem
kendali untuk memanfaatkannya dalam pengendalian suatu sistem dalam ben-
tuk algoritma automatic yang dapat dinyatakan, seperti dalam pemakaian
pengaturan lalu lintas, sistem transmisi otomatis, alat rumah tangga, industry
dan lain-lainnya.
Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ru-
ang input kedalam suatu ruang output salah satunya seberapa sejuk ruangan
yang diinginkan, maka akan diatur putaran kipas yang ada pada ruangan ini.
Penggunaan pengendali logika fuzzy dilaporkan sangat sesuai untuk sistem-
sistem yang sulit dipahami dan diwakilkan dengan suatu model matematika
yang teliti, tetapi harus ada suatu operator, dalam hal ini manusia yang telah
berpengalaman dan mampu mengendalikan sistem tersebut secara baik dan
memuaskan, serta dapat memberikan aturan-aturan pengendalian Ada be-
berapa alas an mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara lain :
Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang
mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.
Logika fuzzy sangat fleksibel.
Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinier yang sangat
kompleks.
Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-
pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses
pelatihan.
9
Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara
konvensional
Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.
10
dari fuzzy set (fungsi keanggotaan) adalah dari 0 sampai 20 derajat dan
lingkungan adalah 20 derajat.
2.5.6 Daerah Batasan Crisp
Adalah jangkauan seluruh nilai yang mungkin dapat diaplikasikan
pada variabel sistem. Menggunakan logika fuzzy untuk mencapai
penyelesaian crisp pada masalah khusus biasanya melibatkan tiga langkah
: fuzzifikasi, evaluasi rule, dan defuzzifikasi.
2.6 Fuzzifikasi
Fuzzifikasi adalah proses yang dilakukan untuk mengubah variabel
nyata menjadi variabel fuzzy, ini ditujukan agar masukan kontroler fuzzy bisa
dipetakan menuju jenis yang sesuai dengan himpunan fuzzy.
11
2.7 Evaluasi Rule
Evaluasi rule merupakan kaidah dasar yang berisi aturan-aturan secara
linguistik yang menunjukkan kepakaran terhadap plant.
12
Gambar 2.6. Representasi Rule
2. Format Hubungan
Pada dasarnya sama dengan aturan IF-THEN hanya saja tampilannya lebih
sederhana karena menggunakan garis-garis yang saling berhubungan.
3. Format Tabular
Format Tabular lebih sederhana daripada format hubungan, Variabel lin-
guistik berada pada sisi luar dari tabel sedangkan sisi dalam berisi dari
keputusannya.
2.8 Defuzzifikasi
Proses defuzzifikasi merupakan proses pengubah hasil keputusan dari
proses penalaran yang masih dalam bentuk fuzzy, yaitu berupa derajat
keanggotaan keluaran untuk dirubah kembali menjadi variable numeric non
fuzzy.
Dua metode defuzzifikasi yang umum digunakan :
a. Max Membership Principle
Metode ini juga dikenal sebagai metode tinggi. Hal ini dikarenakan
bahwa dalam menetukan keluaran crisp dilakukan pada derajat
keanggotaan (DOM = Degree Of Membership) atau rule strength yang
tertingi dari keluaran fuzzy yang terjadi. Jadi nilai crisp yang dipilih adalah
merupaakan nilai crisp yang menyebabkan derajat keanggotaan yang pal-
ing tinggi.
Secara matematis :
13
Dimana :
Z* = Output Crisp
Z = Nilai Crisp yang tercakup dalam keluaran Fuzzy
14
Secara matematis :
Untuk memperjelas metode berikut ini disampaikan contoh keluaran fuzzy
seperti pada gambar 11 keluaran fuzzy tersebut akan didefuzzifikasi
dengan metode COA. Pada gambar 10 metode max-membership menun-
jukkan bahwa persamaan f(z) berubah-ubah, yaitu :
15
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1. Perencanaan Alat
Dalam despro ini ada beberapa kerangka konsep yang akan dilakukan untuk
melakukan pelaksanaan despro. Kerangka konsep tersebut dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
start
Persiapan Ju dul
Studi Literatur
Desain Mekanik-
Elektrik
Pengujian M ek anik- N
Elektrik
Desain Program
N
Pengujian Program
Pengumpul an
dan Analisis Data
Analisa dan
Kesimpul an
End
16
3.1.2. Studi Literatur
Studi literatur merupakan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini
untuk mecapai tujuan dari penelitian. Studi literatur yang digunakan adalah dengan
mencari jurnal atau penelitian sbelumnya yang berhubungan dengan penstabil suhu
pada heater menggunakan logika fuzzy. Selain itu, pada studi literatur ini mencari
bagaimana sensor suhu PT100 untuk mengatur kenaikan suhu dan suhu riilnya. Pada
studi literatur ini mempelajari metode fuzzy Mamdani yang dugunakan untuk
Driver Heater
Power supply
17
Pada perancangan alat ini terdapat LCD 2x16 yang berfungsi sebagai penampil
suhu.
2. Sensor Suhu PT100 dan Pengkondisi Sinyal
Sensor suhu PT100 berfungsi sebagai feedback dari heater jika suhu sudah
sesuai dengan setpoint yang diberikan. Dalam perancangan ini sensor suhu PT100
membutuhkan adanya pengkondisi sinyal dimana pengkondisi sinyal menjadikan
sinyal-sinyal lemah dari sensor menjadi sinyal tegangan analog yang lebih kuat.
Pengkondisi sinyal yang digunakan untuk PT100 kali ini adala INA125P.
3. Arduino Uno
Mikrokontroller Arduino digunakan sebagi pengontrol sistem secara
keseluruhan. Pada perancangan hetaer ini, mikrokontroller yang digunakan adalah
Arduino Uno.
4. Rangkaian Driver
Rangkaian ini berfungsi sebagai penggerak tegangan dan arus, sehingga
suhu pemanas(heater) tetap terkontrol. Rangkaian driver pada perancangan alat
pemanas ini menggunakan OPTOcoupler atau MOSFET
5. Heater (Pemanas)
Berfungsi sebagai output dari diagram blok ini. Dalam perancangan ini, heater
menggunakan heater elektrik yang biasa dijual di pasaran.
3.1.4. Diagram Blok Kontrol
Set Point Fuzzy Logic
Heater Panas
Suhu Kontrol
Sensor Suhu
18
itu data di bandingkan dengan set point dan kemudian mikrokontroler akan
mengkalkulasi data fuzzy.
LCD
Rangkaian PWM
Push Button
Kran
19
3.2.2. Spesifikasi Elektrik
berupa angka dan huruf, serta memberikan informasi dari suatu sistem.
penggunaan pin pada Arduino UNO. 16 pin pada LCD dihubungkan pada
16 pin I2C dan selanjutnya output pin keluaran dari I2C yang terhubung
pada pin Arduino UNO hanya berjumlah 4 buah. Berikut adalah tabel
20
Tabel 3.4 Penjelasan Wiring LCD-I2C ke Arduino UNO
Jenis sensor suhu yang digunakan adalah jenis RTD jenis PT100.
setiap perubahan suhu pada suatu bidang. Pada sistem ini, PT100 sebagai
akan diolah oleh mikrokontroller. Keluaran data PT100 ini akan masuk
diawali dengan PT. disebut PT100 karena sensor ini dikalibrasi pada
datasheet:
suhu positif, yang berarti nilai resistansinya naik seiring dengan naiknya suhu.
21
eksitasi arus maksimal 1 mA.
Untuk dapat digunakan, sensor suhu PT100 yang outputnya berupa resistansi
output berupa tegangan dengan range yang sesuai dengan input yang dibutuhkan
tegangan penguatan sesuai dengan range yang dapat menjadi input bagi
mikrokontroller.
V+
SLEEP
12 Vreff com
13 Vreff BG
14 Vreff 2.5
15 Vreff 10
16 Vreff out
INA 125
PT 100 Vin+
Vo
Rg
20k
Sense
Rg
Vin-
IAref
V-
kaki pin yang diintegrasikan ke rangkaian jembatan wheatstone. Kaki pin sensor
PT100 diwakili oleh terminal 1(T1) yang terhubung pada R2 dan R4 untuk
R4 yang dapat menyetimbangkan nilai resistansi PT100 yang diukur pada suhu 0o
C.
22
R4=2xR3.(3.1)
1
100
R4=100x100 ....................................................................................(3.2)
R4 = 100 (3.3)
Dimana :
sambungan R2 dan PT100, serta R3 dan R4. Dimana nilai variable resistansi PT100
tegangan dengan orde mV, sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan controller,
hasil tegangan ini harus diberikan penguatan. Pada sistem alat yang dibuat,
membutuhkan range suhu antara 80o C - 92o C. dari kedua keadaan batas tersebut
didapatkan range resistansi PT100 adalah 130,8 saat 80o C dan 138,5 saat
= 100 + 30,8
= 130,8
23
= 100 + (0,385 *92)
= 100 + 38,5
= 138,5
nya, mencari nilai Va dan nilai Vb dari jembatan wheatstone nya. Vref
130.8
= 130.8 +100 x 1.4V
= 0.79 V
138.5
= 138.5 +100 x 1.4V
= 0.81 V
2
Vb = x Vref(3.8)
1 +2
= 22 x Vref
2
1
= 2 x 1.4
=0.7V
Maka dari itu, dapat diketahui hasil tegangan keluaran PT100 melalui
jembatan wheatstone mulai dari suhu 80o C sampai 92o C pada table 3.1
24
Suhu (o C) Tegangan (V)
80 0.096
81 0.098
82 0.098
83 0.099
84 0.1
85 0.101
86 0.103
87 0.104
88 0.106
89 0.110
90 0.111
91 0.112
92 0.112
dengan orde yang masih mV akan menjadi input Vin+ dan Vin- bagi IC
5 V.
Dari table 3.1 dapat diketahui nilai referensi tegangan keluaran dari
25
Oleh karena itu pada INA125 dibutuhkan mendesain nilai resistansi pada
Maka:
60
20 = 4+
60
20 4 =
16 x Rg= 60K
60
Rg = 16
Rg = 3.7K
Dimana:
sistem pengontrol suhu yang dibuat untuk digunakan pada penelitian ini
adalah 80o C sampai dengan 92o C , sehingga sensor PT100 masih sesuai
26
digunakan untuk mengontrol suhu pada heater. Penggunaan IC INA125P
input dengan nilai yang sangat kecil yang berasal dari output PT100.
3041
nyata menjadi variable fuzzy agar masukan controller fuzzy bisa dipetakan
menuju jenis yang sesuai dengan himpunan fuzzy. Proses fuzzifikasi ini
Pada alat pemanas yang dibuat dengan suhu 80o C sampai dengan 92o C
hasil dari keluaran untuk mengatur besaran pwm. Pada Gambar 3.9.
27
Gambar 3.9 Fuzzy Editor
Himpunan fuzzy yang dipakai adalah fuzzy Mamdani terdiri dari dua
berikut:
Keterangan:
Keterangan:
28
Error(t) = nilai Error pada waktu t
heater yang memiliki 3 kondisi yaitu lambat, tetap dan cepat. Mengacu
pada teori di atas bahwa variable masukan yang digunakan adalah Error
dan Error. Dimana nilai Error diperoleh dari nilai suhu set point
Error nilai suhu sekarang dikurangi dengan Error nilai suhu beleumnya.
Input dari fungsi keanggotaan ini berupa nilai suhu yang dibaca oleh
sensor suhu PT100. Dan dibawah ini adalah fungsi keanggotaan untuk dan
Error Error .
29
Gambar 3.11 Fungsi Keanggotaan Error
30
Gambar 3.12 Fungsi Keanggotaan Output
aturan fuzzy pada proses perancangan judul ini aturan fuzzy dibuat dengan
ini.
31
Tabel 3.3 Aturan Fuzzy
E\dE N Z P
N cepat cepat lambat
Z cepat sedang lambat
P cepat lambat lambat
32
c. Inferensi Fuzzy
3.4.Jadwal Pelaksanaan
33
1.1 Spesifikasi Alat
Pada heater memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Dimensi
Diameter = 15cm
Lebar = 10cm
Tinggi = 25cm
2. Berat = 1kg
3. Bahan casis / base= aluminium
4. Sensor = sensor suhu PT 100
5. Prosessor = Arduino Uno
6. Aktuator = Heater
7. Tampilan = lcd 16x2
8. Tegangan kerja
Mikrokontroler = 5 VDC
Aktuator = 12 VDC
9. Sumber daya = Power Supply
34
1.2 Diagram Blok Sistem
35
3.5 Flowchart Sistem
start A
Masukkan Y
Tenganga
air If Suhu < 90
n UP
N
PB On=1 Tenganga
n DOWN
B
Heater On
y
PB OFF=1 end
Tampil LCD
Read
sensor
Gambar 3.3.Flowchart
36
3.6 Rancangan Mekanik
37
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Daftar Komponen dan Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Daftar Komponen
NO NAMA JUMLAH SATUAN HARGA TOTAL
1 Arduino Uno 1 Buah Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
2 Sensor Suhu PT 100 1 Buah Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
3 LCD 16x2 1 Buah Rp. 35.000,- Rp. 35.000,-
4 Push Button 1 Buah Rp. 1.000,- Rp. 1.000,-
5 Potensiometer 1 Buah Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-
7 Triac 1 Buah Rp. 20.000,- Rp. 20.000,-
8 Heater 1 Buah Rp. 51.625,- Rp. 51.625,-
9 Power Supply 9V 1 Buah Rp. 90.000,- Rp. 90.000,-
10 MOC 3021 1 Buah Rp. 4.000,- Rp. 4.000,-
11 Kran 1 Buah Rp. 15.000,- Rp. 15.000,-
TOTAL Rp. 476.625,-
2. Perencanaan Sistem
3. Percobaan Sistem Elektronik
4. Percobaan Sistem Mekanik
5. Perakitan Sistem Mekanik
Perakitan Komponen
6.
Elektronik dan Mekanik
7. Uji Coba Sistem
8. Data dan Laporan
9. Presentasi Laporan Akhir
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
38
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Mutiara Nisa,. 2015.,Pengaruh Pengendalian Suhu Berbasis Logika Fuzzy Dan
Kecepatan Pengadukan Pada Evaporator Vakum Double Jacket Terhadap Karakteristik
Fisik Permen Susu Malang: Universitas Brawijaya
Febrianto, Nurdani., 2016., Rancang Bangun Kontrol Suhu Air Pada Prototipe Pemanas Air
Menggunakan Logika Fuzzy Bandung: Universitas Telkom
Harmini,. Nurhayati, Titik,. 2012., Design dan Simulasi Pengontrolan Suhu Menggunakan
Kontrol PID berbasis Mikrokontroller ATMEGA-16,. Semarang: Universitas Semarang
Hondianto, Tommy.,2015 Perancangan Dan Implementasi Kendali Model Driven Pid Pada
Sistem Pemanas Air., Bandung: Universitas Telkom
Ria, Kiki., Ristianti., 2014., Optimasi Suhu dan Waktu Seduhan Terhadap Mutu kopi tanpa
ampas varietas robusta (coffe canephora) dari desa tempur kecamatan keling kabupaten
jepara, Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata
Rozanah, A. (2004). Kafein dan wanita.Republika Online. www.republika.co.id.
Setyawan, Angga.,2013.,Perancangan Sistem Pengendalian Temperature Pada Superheater
Dengan Metode Fuzzy Logic Di Pltu Unit Ii Pt.Pjb Unit Pembangkitan Gresik Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh November
Siswoyo, Bambang.,Implementasi Algoritma Fuzzy dalam FPGA sebagai Kontroller Sistem
Pengaturan Temperatur pada Proses Pencampuran Cairan
Wahyuni, T. (2005). Kafein versus kehamilan.Suara Karya Online. www.yourcompany.com.
Widyotomo, Sukrisno. Sri, Mulato,.2007 Kafein:Senyawa Penting Pada Biji Kopi
https://telinks.wordpress.com/2010/08/19/rangkaian-sensor-suhu-rtd-pt100-two-wire/ diakses
tanggal 15 September 2017
http://blog.vcc2gnd.com/2014/05/moc3021-optocoupler-optoisolator-triac_80.html diakses 18
September 2017
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/04/Pengertian-Push-Button.html diakses 18
September 2017
39