Oleh :
Ertati Suarni, M.Farm, Apt
Blok V
(Homeostasis, stres dan adaptasi)
Tahun 2015
0
PRAKTIKAN:
1. Siapkan lembar laporan bentuk kolom dari rumah (bentuk landscape/
panjang) :
2. Isi kolom pada saat praktikum sesuai resep yang diterima
3. Tiap kelompok akan menerima 4 resep, tiga resep dikerjakan satu
resep ditolak (lembar resep asli dikembalikan)
Hari I
Kelompok : 6 mahasiswa /kelompok
Dibagi 3 @ 2 orang
2 org: kerjakan pencatatan Demo
2 org: kerjakan resep pulvis/pulveres
2 org: kerjakan resep spesialis
Bersama-sama (6 mhs) membuat resep kapsul
Hari II
Cara persiapan praktikum sama dengan hari I
HARI I
PRAKTEK DEMO BSO
SERBUK
CAPSUL
RESEP SPESIALIS
HARI II
SETENGAH PADAT
CAIR
Laboran :
1. Siapkan pulveres dalam kemasan plastik
2. Siapkan pulvis serbuk tabur (botol dan pot bedak tabur )
3. Botol sediaan suspensi (ada endapan)
4. Sediaan suppo
5. Sediaan ampul dan vial
6. Botol tetes mata
7. Inhaler, nasal spray, turbuhaler
1
PENUNTUN PRAKTIKUM
PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN OBAT
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui berbagai bentuk sediaan obat dan cara/rute
pemberiannya
2. Mengetahui format resep dokter yang lengkap
3. Mengetahui alat dan perlengkapan meracik bentuk sediaan obat tertentu
4. Praktek meracik bentuk sediaan obat berdasar resep dokter dan
pengelolaannya/ penyerahan ke pasien
B. RINGKASAN TEORI
Obat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan dengan maksud ketepatan penggunaan
kenyamanan, efisiensi, keamanan dan optimalisasi stabilitas sediaan obat.
1. Ketepatan penggunaan : suppositoria untuk obat wasir, sirup untuk anak-anak
2. Kenyamanan : capsul untuk bahan obat yang rasanya sangat pahit, cream
untuk pemakaian pada kulit wajah, tablet salut gula (dragee).
3. Efisiensi : BSO yang sederhana dan ekonomis dalam pembuatan, Tablet lepas
lambat (prolonged-action tablet)
4. Keamanan dan stabilitas bahan aktif : Sirup kering, Capsul
Tujuan utama dibuat dalam bentuk sediaan obat tertentu adalah obat dapat mencapai
tempat aksi. Setelah itu obat dapat memberikan respon biologis setelah diberikan
melalui berbagai rute pemberian. Rute pemberian sesuai dengan bentuk sediaan
obatnya.
2
3. BAHAN-BAHAN DALAM PEMBUATAN BSO
Bentuk sediaan obat mengandung bahan-bahan (komponen) yang memiliki fungsi:
1. Bahan aktif obat misalnya : erythromycin berkhasiat antibiotika, acidum
benzoicum, acidum salicylicum sebagai antiseptik.
2. Bahan tambahan terdiri dari antara lain:
- Bahan pengisi: lactosum sebagai penambah massa pulveres
- Bahan Basis: bahan dasar pembuatan BSO salep misalnya Vaselin, cera
flava, dan adeps lanae ; bahan basis cream misalnya campuran emulgide,
TEA, poliglikol dan sorbitan ; oleum cacao untuk basis pembuatan
suppositoria
- Bahan pembasah: gliserin dalam pembuatan lotio, granul, tablet, pilulae
- Bahan pelarut: air, etanol, gliserin, sorbitol, propilenglikol
- Bahan pengemulsi (emulgator): tween, span, gummi arabicum, tragacanth
untuk pembuatan BSO emulsi
- Bahan pensuspensi (suspending agent): CMC, gummi arabicum,
tragacanth.
- Bahan pengental (penambah viskositas): Natrium alginat dalam BSO Gel
(jelly), bentonit untuk lotion
- Bahan perbaikan tampilan: (corrigentia)
Bahan antioksidan: vitamin C (asam askorbat) dalam preparat
injeksi
Bahan corrigent saporis: untuk memperbaiki rasa misal sirup
simpleks
Bahan corrigent odoris: untuk memperbaiki bau, menutupi bau
tidak enak misal oleum rosarum, oelum lavandulae
Bahan corrigent coloris: untuk memperbaiki warna misal
carminum untuk pulveres, caramel untuk sirup
Masih banyak bahan tambahan lain yang digunakan. sesuai dengan fungsi bahan dan
jenis bentuk sediaan obat yang dibuat. Syarat utama bahan tambahan yang digunakan
adalah harus inert (netral). Tidak mempengaruhi sifat bahan aktif obat. Sebaiknya
dapat memperbaiki sifat bahan aktif (bahan tambahan penunjang/adjuvantia).
Pada dasarnya alat-alat meracik obat resep dokter, di apotek atau dipelayanan
kesehatan lainnya terdiri dari:
Alat Kerja:
1. 2 set Timbangan (gram kasar dan gram halus) ; Batu timbangan
2. 2 set Lumpang + penumbuknya (mortir + stamper)
3. 2 buah Labu Erlenmeyer kolf (100 cc dan 250 cc)
3
4. Gelas pengukur (Maat glass)
5. Gelas piala (Beaker glass)
6. Cawan penguap (Uitdampsehaal) dari porselin, digunakan untuk wadah
menimbang, untuk menguapkan atau mengeringkan cairan, melebur atau
mencampur lebih dari satu bahan
7. Gelas /kaca Arloji bertutup (Morloge glass)
8. Botol timbang (dan gelas arloji untuk menimbang bahan yang mudah menguap,
menyublim, dan cairan yang tidak boleh ditimbang dengan kertas perkamen)
9. Penyudip (dari lembar plastik mika tebal, elastis) 8x6cm (Spatel) ; dari
film/mika dipakai untuk menyatukan, membersihkan serbuk atau salep dan
memasukkan dalam wadah.
10. Sendok tanduk/plastik inert
11. Batang pengaduk
12. Erlenmeyer dipakai untuk melarutkan bahan dengan digoyang atau dikocokdan
digunakan untuk alat pengukur (tingkat ketelitian kurang).
13. Pengayak (untuk mengayak bahan sesuai dengan derajat halus serbuk)
14. Penara (menara agar beban seimbang)
15. Pinset, gunting kecil, serbet, lem, selotip
16. Corong
Alat pengemas obat:
17. Kertas perkamen
18. Dus/plastik klip
19. Pot salep dan pot kapsul
20. Kertas saring
21. Botol untuk sediaan cairan
22. Etiket warna putih
23. Etiket warna biru
24. Label Kocok Dulu dan ulangan seijin dokter
Timbangan Obat :
Timbangan obat ada 3 jenis yaitu timbangan obat gram kasar, timbangan obat gram
halus, dan timbangan obat milligram.
Timbangan obat gram kasar, daya beban antara 250 g dan 1000 g. kepekaan 200 mg.
Timbangan obat gram halus, daya beban antara 100 g dan 250 g. kepekaan 50 mg.
Timbangan obat milligram , daya beban antara 10 g dan 50 g. kepekaan 5 mg.
4
Gambar timbangan gram :
Keterangan :
1.Papan landasan timbangan
2.Tombol pengatur tegak berdirinya
timbangan
3.Anting penunjuk tegaknya timbangan
(waterpas)
4.Jarum timbangan
5.Skala
6.Tuas penyagga timbangan
7.Pisau tengah/pisau pusat
8.Pisau tangan
9.Tangan timbangan
10.Tombol/mur pengatur keseimbangan
11.Piring timbangan
Tertib menimbang.
1. Timbangan dibuka dengan tangan kiri.
2. Tiap akan menimbang harus diperiksa terlebih dulu, apakah timbangan dalam keadaan seimbang
dan dalam posisi horizontal.
3. Timbangan gram dipegang dengan tangan kiri, sedangkan batu timbangan milligram dipegang
dengan pinset.
4. Timbangan milligram ditimbang semua bahan-bahan yang beratnya kurang dari <1000 mg dan
diatas >50 mg. Diatas timbangan gram ditimbang bahan yang beratnya >1 g dibawah <1 kg.
5. Di atas daun-daun neraca ditaruh kertas perkamen yang bersih.
6. Batu timbangan diletakan diatas daun neraca sebelah kiri : Sedangkan bahan yang akan ditimbang
disebelah kanan
7. Penimbangan bahan obat yang bobotnya kurang dari 50 mg = tentu harus membuat
pengencerannya dengan zat tambahan yang cocok (lactosum, Vaselin, Air dsb).
8. Janganlah Sekali-kali menggunakan anak timbangan sebagai penara, tetapi pakailah selalu alat
penara /lempengan yang mudah digunting atau dipotong-potong kecil.
9. Untuk mencegah bahan-bahan obat dikotori oleh udara, ditiup angin dan sebagainya, maka
timbanglah bahan obat itu segera, sewaktu akan dicampur atau diaduk.
10. Semua bahan (kecuali diatas) ditimbang diatas kertas perkamen yang bersih. Bahan-bahan yang
akan ditimbang tidak boleh disentuh dengan jari-jari tangan. Bila bahan berupa gumpalan besar,
sebaiknya di haluskan atau dipotong terlebih dahulu. Bahan yang higroskopis dan bereaksi dengan
zat organis (kertas perkamen) ditimbang diatas gelas arloji.
Anak Timbangan
- Tempatkan dalam kotak anak timbangan atau sebuah pot plastik, letakkan tempat anak timbangan
disebelah kiri.
- Gunakan pincet untuk mengambil anak timbangan milligram.
Cara penimbangan bahan-bahan :
a) Bahan padat seperti serbuk, lilin, dll ditimbang diatas kertas perkamen.
b) Bahan padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen atau
diatas cawan penguap.
c) Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau langsung
dalam botol atau wadah.
5
d) Bahan cairan kental seperti ekstak belladon dan ekstrak hiosiami langsung
ditimbang, sedangkan untuk ichtiol ditimbang dikertas perkamen yang
sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin
e) Bahan oksidator (kalii permanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang pada
gelas timbang atau pada gelas arloji yang ditutup
f) Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengenceran.
6
5. RESEP
Resep didefinisikan menurut SK Menkes No.922/Men.Kes/Per/X/1993 yakni:
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola
Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita.
Artinya bahwa resep merupakan sarana komunikasi tertulis profesional antara dokter
(penulis resep) dengan Apoteker Pengelola Apotek (penyedia/pembuat obat) dan
penderita (pasien yang menggunakan obat).
Resep ditulis dokter dalam upaya memesan obat bagi pengobatan pasien, maka isi
resep harus benar/rasional.
Praescriptio (perintah/pesanan)=
-terdiri dari: nama obat; jumlah obat; cara
pembuatan BSO
Latihan: Tulislah pada sebuah buku jurnal BSO mahasiswa, resep-resep dalam buku
ini dengan memenuhi syarat kelengkapan sebuah resep !
(Penulisan resep yang rasional, pemilihan P-Drug dan sebagainya akan dipelajari pada
blok-blok yang akan datang)
8
Penulisan alat penakar:
Catatan: Hindari penggunaan sendok teh dan sendok makan rumah tangga karena volumenya tidak
selalu 15 ml untuk sendok makan dan 5 ml untuk sendok teh. Gunakan sendok plastik (5 ml) atau alat
lain ( volume 5, 10, 15 ml) yang disertakan dalam sediaaan cair paten.
Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi (generik/paten) yang beredar di pasaran dengan
beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta harus ditulis, misalkan Tab. Primperan 5 mg atau
Tab. Primperan 10 mg
Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadi/paten yang
tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal:
- Allerin exp. Yang diminta volume 60 ml atau yang 120 ml
- Garamycin cream yang 5 mg/tube atau 15mg/tube
Penulisan bentuk sediaan obat (merupakan bagian subscriptio) dituliskan tidak hanya
untuk formula magistralis, tetapi juga untuk formula officinalis dan spesialistis
1. Formula Magistralis
Adalah formula/resep yang komposisi obatnya disusun sendiri oleh dokter
penulis resep.
- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus memenuhi syarat-syarat a.l :
memahami sifat obat (sifat farmakologi dan sifat kimia fisika); mengetahui
obat tak tercampurkan dan menghindari formula ini; terampil menentukan
dosis terapi; terampil menentukan pilihan bentuk sediaan obat yang tepat;
terampil dalam menentukan waktu dan cara penggunaan obat; menulis resep
dengan jelas dan terbaca.
- Bahan obat tunggal; harga relatif murah; jenis obat dan dosis dapat ditentukan
sesuai kebutuhan penderita secara tepat
- Tidak semua BSO dapat dibuat/diracik di apotek, hanya pulvis, pulverse,
capsul, potio, solutio, salep, emulsi sederhana. Sedang BSO tablet, injeksi.
Suppositoria dan lain-lain harus dibuat secara manufacture
9
2. Formula Spesialistis
Adalah formula/resep dimana obatnya adalah produk suatu industri (manufacture)
farmasi atau komposisinya telah ditentukan oelh industri. Obat ini disebut
Specialite = obat dengan Nama dagang (ND) = obat paten/ trade mark.
- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus memenuhi syarat-syarat a.l :
memahami isi/kompoisisi seta khasiat dan dosis masing-masing; mengetahui
obat tak tercampurkan dan menghindari formula ini; terampil menentukan
dosis terapi; terampil menentukan pilihan bentuk sediaan obat yang tepat;
terampil dalam menentukan waktu dan cara penggunaan obat; menulis resep
dengan jelas dan terbaca; bila obat boleh diganti dengan ND yang lain atau
nama generik maka ditulis loco dibelakang ND ; loco=penggantiannya
- Sudah tersedia sebagai obat jadi, hanya tinggal menyerahkan/menggunakan
tanpa diracik, pelayanan dapat lebih cepat.
- Semua BSO tersedia dan dokter memilih sesuai kebutuhan cara (rute)
pemberian obat yang tepat ke penderita
- Harga relatif mahal, bahan aktif obat yang terdapat dalam komposisi tidak
belum tentu dibutuhkan penderita, sehingga menjadi kelebihan obat.
- Dokter wajib mengetahui isi setiap komposisi dan mengerti efek/khasiat
masing-masing; sehingga tidak terjadi interaksi yang merugikan dan bila ada
dosis rangkap (adisi/sumasi dosis) maka perlu dihitung DR (dosis
rangkap/sinergisnya)
3. Formula Officinalis
Adalah formula/resep dimana obatnya komposisinya telah tercantum dalam buku
resmi farmasi. Buku Resmi di Indonesia yang mencantumkan formula officinalis
resep (obat standar) adalah:
Farmakope Belanda ed.V ; FMS; FI; FI; FMN; FN ed.II dan CMN
- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus mengetahui macam buku
resmi di Indonesia dan mengetahui formula-formula didalamnya
- menulis resep dengan jelas dan terbaca;
- memahami penulisan obat standar yaitu menulis nama obatnya; (bukan
komposisinya). Ditulis nama buku resminya akan lebih baik. Dapat pula
mengambil dari buku resmi negara lain asal ditulis dengan jelas sumbernya.
- Obatnya baik tunggal maupun komposisi merupakan obat efektif atau
kombinasi yang terpercaya/ideal.
- Perkembangan zaman, buku resmi relatif lama dan tertinggal.
10
I. PRAKTEK MERACIK OBAT
Resep yang akan diracik obatnya dan akan diserahkan ke pasien, ditinjau dahulu
mengenai:
1. Perhitungan dosis
2. Jumlah penimbangan bahan-bahan
3. Cara pembuatan yang baik
4. Kemasan yang cocok
5. Warna Etiket, penulisan etiket, etiket tambahan
6. Penyerahan ke pasien
2. Rumus Young : DM anak = x DM dewasa
+20
3. Rumus Dilling : DM anak = 20 xDM dewasa
+1
4. Rumus Cowling : DM anak = x DM dewasa
24
5. Rumus Fried : DM anak = 20 xDM dewasa
Keterangan :
w = berat badan anak dalam kilogram
n = umur anak dalam tahun
m = umur anak dalam bulan
Apabila terdapat dua atau lebih obatnya memiliki kerja/aksi yang sama(analog)
maka harus dihitung dosis sinergis (dosis rangkap)
Resep-resep dalam buku ini disusun sesuai dengan tiga formula resep yang ditulis.
11
A. Resep Formula Magistralis
Peracikan resep:
Resep Nomor 1. BSO Pulveres: m.f. pulv. d.t.d No.X artinya: Berikan sebanyak dosis
dr. ........................ tersebut (sepuluh bungkus)
SIK : ............................
JL ............................................. S.3 d.d.Pulv. I artinya: tandai 3xsehari 1
Palembang bungkus ; etiket putih (khasiat: Analgetik )
12
Resep Nomor 3. BSO Pulvis:
Apa kemasan yang digunakan ?
Berapa Jumlah Penimbangan bahan?
R/ Calamin 10%
Zn Oksida 2%
Camphora 0,05%
Menthol 0,01%
Talc. Venet ad 20 g
m.f. pulvis
S. serbuk tabur
Pro : ( th)
Alamat: CARA pembuatan:
Timbang bahan;
Menthol + camphora tetesi dengan alkohol
70% gerus halus + Talc sedikit gerus + ZnO
Untuk R/ No. 3 : gerus homogen tambah calamin gerus + sisa
talcum gerus samapi homogen kemas dalam
- Lengkapi resep pada jurnal wadah yang tepat ; beri etiket, teliti lagi;
kerja ! serahkan
- Apakah kegunaan/ khasiat
serbuk tabur diatas?
- Apa fungsi Talkum di R/ ini ?
- Cari Uraian masing-masing
- apa warna etiket dan tandanya ?
R/ no 4.
Resep Nomor 4. BSO Solutio : m.f. potio artinya: buatlah larutan untuk obat
minum (sirup antibatuk)
ad ml 60 Artinya Hingga 60 ml
13
Resep Nomor 5. BSO Solutio :
R/ no. 5:
1. Apa kemasan yang digunakan ?
2. Bagaimana cara pembuatan ?
R/ tiap ml komposisi : 3. Bila berat jenis dianggap satu (1) berapa
Camphora 0,03 g total formula resep?
Menthol 0,005 g 4. Satuan g diubah menjadi mg, lalu hitung
Acid salicyl 0,04 g 5. Berapa Jumlah penimbangan masing-
Alkohol dil. 0,925 g masing bahan?
m.f. sol. 30 ml
S. u. e
Pro : ( th)
Alamat:
Untuk R/ No.
Lengkapi 5 : pada jurnal kerja !
resep
- Apakah kegunaan/ khasiat solutio diatas?
- Apa fungsi alkohol dilutus (70%) di R/ ini ?
- apa warna etiket dan tandanya ?
14
Resep Nomor 7. BSO Oculenta
Ocul.dext et sin. kepanjangan dari oculo dexter
et sinester artinya: mata kanan dan kiri
R/ No. 7 :
1. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !
2. Apa warna etiket dan bagaimana tandanya?
3. Apa syarat Sediaan Oculenta (eye ointment) ?
4. Cari Komposisi obat dan berapa kadar nya?
5. Pabrik apa yang memproduksi?
6. Kapan waktu kadaluarsa obat?
15
Resep Nomor 10. BSO Injeksi
Pro : ( th)
Alamat:
R/ no. 10
1. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !
2. Pabrik yang memproduksi? Komposisi ? Apa khasiat obat nya?
3. Apa masalah yang ada dalam resep?
4. Bagaimana cara menggunakan obat tersebut ?
5. Apa kepanjangan da in m.m ?
6. warna etiket? dan tanda apa yang sebaiknya ditambahkan dalam etiket
CARA pembuatan:
R/ no 11: Timbang bahan; gerus assam salisilat, beri
1. Apa nama lain resep ini? sedikit vaselin +kan Sulfur gerus homogen
+kan sisa vaselin sedikit demi sedikit
2. Buat Jurnal dan lengkapi gerus sampai homogen masukkan dalam
resep tersebut ! pot salep kemas beri etiket, teliti lagi;
serahkan
3. Apa warna etiket?
16
Resep Nomor 12. BSO Lotio
Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.II
Tiap 100 ml mengandung:
Acidum Salicylicum 500 mg
R/ Liquor Faberi 100 ml Talcum 5 g
Menthol 1 Zinc oxydum 5 g
m.f.l.a. d.i.d Amylum manihot 5 g
S . u. e Aethanolum 90% hingga 100 ml
CARA pembuatan:
Timbang bahan; gerus asam salisilat, tetesi
R/ no 12: alkohol 90% sambil digerus sampai larut
1) Apa nama lain resep ini? +kan sedikit demi sedikit serbuk yang lain
sambil gerus sampai homogen tambahkan
2) Buat Jurnal dan lengkapi alkohol sedikit demi sedikit gerus sampai
resep tersebut ! menjadi lotio tambahkan sisa alkohol dan
3) Apa warna etiket? gerus homogen masukkan dalam botol lotio
kemas beri etiket, teliti lagi; serahkan
4) m.f.l.a. d.i.d singkatan
dari ? artinya ?
5) apa khasiat obat ini ?
R/ no 13:
1) Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !
2) Apa warna etiket?
3) apa khasiat obat ini ?
17
Resep Nomor 14. BSO Pulvis
Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.II
Tiap bungkus mengandung:
Natrii Chloridum 3,4 g
Kalii Chloridum 1,4 g
R/ Glukonakali Pulvis No. V Natrii Subcarbonas 2,4 g
m.f. pulv. No. V Glucosum 22,5 g
S. ad. libit. (untul dilarutkan dalam air 1 liter)
18
II. PRAKTEK PERAGAAN BERBAGAI BENTUK SEDIAAN OBAT
Tujuan :
1) Peragaan berbagai bentuk sediaan obat dan kemasan obat
2) Demonstrasi/simulasi cara penggunaan obat dengan alat kemasan khusus
Bentuk Sediaan Obat yang dapat diperagakan:
1. BSO pulveres (Serbuk Bagi) dan BSO Pulvis (serbuk tabur)
2. Capsul keras dan Capsul lunak
3. Berbagai macam Tablet
4. Sirup dan eliksir
5. Suspensi dan emulsi
6. Suppositoria, rectal tube dan vaginal tablet dengan aplikator
7. Injeksi kemasan Ampul (dosis tunggal) dan Vial (dosis ganda)
8. Sediaan kering untuk didispensing (Sirup kering, serbuk pro Injeksi,
Dispensing tablet, serbuk/granul drops)
9. Salep, krim, gel, pasta
10. Tetes mata, tetes telinga, Tetes hidung, tutul mulut
11. Aerosol (inhaler, turbuhaler, nasal spray)
Tugas Praktikan:
1. Amati berbagai macam BSO, tipe dan karakteristik sediaan obat serta cara
penggunaan
2. Catatlah nama obat (=Nama Dagang, ND, nama paten) komposisi, kadar,
bentuk sediaan, isi kemasan, nama pabrik, tanggal ED
3. Lengkapi laporan praktek dengan mengisi dan mencatat isi label dari obat
yang diperagakan
19
SUSUNLAH LAPORAN PRAKTIKUM DALAM BENTUK KOLOM
(LEMBAR LANDSCAPE) dengan urutan isi seperti contoh tabel:
Nomor Resep Lengkap Jumlah Urutan BSO Untuk Warna etiket ;
RESEP (BUATLAH penimbangan mmbuat/ diserahkan; terapi Tulisan
SESUAI disertai cara meracik Kemasan; /Khasiat pemakaian ;
NAMA MHS menghitung (skema: Jumlah etiket
dan ALAMAT) (satuan) yang dibuat tambahan
dst)
PUSTAKA
20
applic. Applicatio Penggunaan, pemakaian
a.u.e (ad. us. ext) Ad usum externum Untuk obat luar
u.p. Sum proprium Dipakai sendiri
m.i. Mihi ipsi Dipakai sendiri
aq.dest Aqua destilata Air suling
c. Cum Dengan
C. Cochlear, cibarium Sendok makan (15 ml)
C.th Cochlear theae Sendok teh (5 ml)
c.c. Centrimetrum cubicum Senti meter kubik
caut. Caute Hati-hati
comp. Compositus Obat campuran
conc. Concentratus Konsentrasi
cr. Cremor Krim
h. Hora jam
h.m. Hora matutina pagi hari
h.s. Hora somni sebelum tidur
h.v. Hora vespertina pada sore hari
haust. Haustus teguk sekaligus
m. mane pagi
m.et v. mane et vespere pagi dan sore
merid. meridie tengah hari
m. misce, misceatur campurlah, harap dicampur
m.J. misce Jac campur dan buatlah
m.J.l.a. misce Jac lege artis campur dan buatlah menurut cara
semestinya
mg., mgm. milligrama milligram
mixt. mixtura campuran
m.i. mihi ipsi dipakai sendiri
muc.gi.arab. mucilago gummi lender dari acacia
arabbici
n. noctum malam
N.l. ne iteretur harap jangan diulang
Non. Rep. non reperetur harap jangan diulang
Non in lag.orig. non in lagenam original jangan dalam botol asli
22
o.t.h omni tri hora tiap 3 jam
o.4h. omni quarter hora tiap 4 jam
o.m. omni mane tiap pagi
o.n. omni nocte tiap malam
R/ recipe ambilah
rec.par. recentus paratus dibuat baru
I unus satu
II duo dua
III tres tiga
IV quattour empat
V quinque lima
VI sex enam
VII september tujuh
VIII october delapan
23
Ix novem sembilan
x december sepuluh
xI uno decemb sebelas
xII duodecim duabelas
xx viginti duapuluh
xxx triginti tigapuluh
L quinquaginta lima puluh
c centum seratus
D quingenti limaratus
M mille seribu
24
DAFTAR ISI
A. TUJUAN PRAKTIKUM 1
B. RINGKASAN TEORI 1
1. BENTUK SEDIAAN OBAT 1
2. MACAM BENTUK SEDIAAN OBAT 1
3. BAHAN-BAHAN DALAM PEMBUATAN BSO 2
4. PENGENALAN ALAT-ALAT KERJA 2
5. RESEP 6
6. SATUAN YANG BIASA DIGUNAKAN DALAM FARMASI & 7
RESEP
7. SUSUNAN (FORMULA SUATU RESEP) 8
1) Formula Magistralis 8
2) Formula Spesialistis 9
3) Formula Officinalis 9
I. PRAKTEK MERACIK OBAT 10
II. PRAKTEK PERAGAAN BERBAGAI BENTUK 18
SEDIAAN OBAT
PUSTAKA 19
25