Anda di halaman 1dari 17

2010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKA

1 AC Drive pada Kompressor


AC Drive pada Kompressor

I. TYPE KOMPRESSOR
1. POSITIVE DISPLACEMENT (INTERMITTENT FLOW)

1. RECIPROCATING

- Piston

2. ROTARY

- Screw / Helical – Iobe

- Sliding Vane

- Scrool

2. DINAMIC (CONTINOUS FLOW)

1. CENTRIFUGAL

2. AXIAL

2 AC Drive pada Kompressor


Screw / Helical – Iobe

Kompressor dengan type screw / helical – Iobe adalah type kompressor yang

paling sering dipakai, hal ini dikarenakan hal-hal berikut :

1. Tidak membutuhkan valve untuk sistemnya.

2. Tingkat vibrasi tergolong rendah

3. Dapat dipilih antara oil injected dan oil free

Technical specification yang dapat dipenuhi antara lain :

- Pressure range 5 – 13 bar

- Power range 1 – 1000 KW

3 AC Drive pada Kompressor


Piston

Kompressor dengan type piston memiliki spesifikasi teknik sebagai berikut :

1. Mempunyai pressure range 1.5 – 100 Bar

2. Untuk range power sendiri sampai dengan 500 KW

3. Memungkinkan untuk konfigurasi multistage

4 AC Drive pada Kompressor


SLIDING – VANE

Spesifikasi teknik :

5 AC Drive pada Kompressor


1. Pressure range 7 – 10 Bar.
2. Range power 1 – 100 KW
3. Pada umumnya runing pada speed rendah

SCROOL
Spesifikasi teknik :

Kompressor untuk
jenis ini pada
umumnya ada pada
type gas ke cair (gas
to liquid.
Power range sampai
dengan 100 KW.
kompatibel untuk
running pada speed
tinggi.
Memerlukan oli
sebagai lubrikasi.

6 AC Drive pada Kompressor


II. FLOW DIAGRAM
OIL FREE COMPRESSOR - AIR AND WATER COOLED VERSION

7 AC Drive pada Kompressor


AIR COOLED OIL – SCREW FREE
COMPRESSOR

WATER COOLED OIL –

8 AC Drive pada Kompressor


SCREW FREE COMPRESSOR

OIL INJECTED –
SCREW COMPRESSOR WITH DRYER

9 AC Drive pada Kompressor


III. Gas Ideal
1. Hukum Boyle (1662)
Hubungan antara Volume dan Tekanan.

2. Hukum Charles (1787)


Hubungan antara Volume dan Temperature.

3. Hukum Gay-Lussac (1809)


Hubungan antara Tekanan dan Temperature.

4. Hukum Avogadro

10 AC Drive pada Kompressor


Molekul-molekul gas didalam suatu ruangan yang dibatasi dinding bergerak ke
segala arah dengan tidak beraturan (chaotic motion). Karena gerakan tidak
beraturan tersebut kemungkinan sering terjadi tumbukan antar molekul, sebelum
menabrak dinding pembatas ruangan. Tabrakan molekul terhadap dinding
pembatas tersebut terjadi terus menerus yang menimbulkan efek tekanan gas
didalam ruangan. Semakin tinggi temperatur gas semakin besar kecepatan
geraknya sehingga menyebabkan momentum tumbukan terhadap dinding semakin
besar. Akibatnya tekanan didalam ruangan akan semakin besar pula.

Dari keterangan diatas dapat diturunkan persamaan dari variabel property dalam
ruangan, (Tekanan, Volume, dan Temperature). Namun secara analitis hal ini
memiliki kesulitan disebabkan adanya kompleksitas gerakan molekul, gerakan
tarik menarik antar molekul sendiri, serta volume molekul sendiri. Karena itu
diasumsikan adanya suatu jenis gas yang memiliki sifat ideal. Sifat-sifat ideal
yang diinginkan antara lain :

1. Gaya tarik-menarik antar molekul gas diabaikan.


2. Total volume molekul gas dihilangkan dari volume ruangan.
- Asumsi pertama memungkinkan bahwa semua energi kinetik molekul
menghasilkan energi tumbukan molekul ke dinding.
- Asumsi kedua memungkinkan tidak ada pengurangan energi kinetik molekul
karena tumbukan antar molekul diabaikan.

Dari kedua asumsi diatas dapat ditarik suatu analitis hubungan persamaan variabel
Volume, Temperature dan Tekanan ideal yang sering disebut persamaan gas ideal
atau persamaan Boyle – Gay Lussac sebagai berikut :

Pv=RT
Dengan,

P = Tekanan gas ideal


V = Volume spesifik gas (V/m)
R = Konstanta gas.
T = Temperature absolut gas.

Besarnya konstanta antar gas berbeda dan dapat dihitung dengan :

R = Rµ / M

Rµ = Konstanta gas universal ( 8,314 KJ ).


M = Massa (dalam mol) setiap molekul gas (berat molekul).

Sedangkan untuk massa gas :

m=M.N

dan, V = m v

11 AC Drive pada Kompressor


maka

PV = m R T
PV = MN R T
PV = NRµ T

V=Nv ---------- Pv = Rµ T

Dimana,
N = Jumlah molekul.
v = Volume spesifik molar

Hubungan antara variabel gas didalam ruangan pada keadaan yang berbeda,
dengan massa gas (m) adalah sebagai berikut :

P1V1 = P2V2
T1 T2
Dengan indeks 1 dan indeks 2 menunjukkan keadaan 1 dan keadaan 2.

Persamaan keadaan gas


1. Persamaan Van der Walls
2. Persamaan Beatie – Bridgeman.

Pada tahun 1873 Van der Walls mengajukan suatu persamaan dengan
tambahan konstanta a dan b sebagai berikut :

Dimana,

12 AC Drive pada Kompressor


Persamaan Van der Walls mempunyai ketelitian yang kurang baik, tetapi apabila
konstanta a dan b dihitung menurut perilaku gas yang sebenarnya pada lingkup
yang luas maka ketelitiannya menjadi lebih naik.

Pada tahun 1928 Beatie – Bridgeman mengajukan persamaan dengan lima


konstanta sebagai berikut :

Dimana,

Aplikasi persamaan ini adalah sampai dengan 0.8 pcr, dimana pcr adalah titik
kritis dari densitas gas yang bersangkutan.

13 AC Drive pada Kompressor


IV. AC Drive pada kompressor
Salah satu kasus yang dapat dijadikan contoh adalah pada Genencor fermentation
plant, Hanko Finlandia. Pada plant ini memproduksi enzym yang diperlukan pada
industri makanan dan deterjen. Untuk memproduksi enzim-enzim ini bakteri
bakteri yang menghasilkan enzim memperlukan supply oksigen yang cukup.
Untuk menjaga supply oksigen ini dengan cara menjaga tekanan pada keadaan
konstan. Tekanan yang konstan didapatkan dari kompressor yang dikontrol speed-
nya oleh drive.

Pada aplikasi ini terdiri dari :

2 unit kompressor dengan spesifikasi :

 air volume: 8270 m3/jam untuk tiap kompressor


 tekanan: 3.5 bar
 motor power: 800 kW untuk tiap compressor.

2 unit kompressor dengan spesifikasi :

 air volume: 3600 m3/hour


 tekanan: 3.5 bar
 motor power: 300 kW

Permasalahan sebelum dilakukan revamp


Volume udara yang diperlukan dalam proses, berubah-ubah sesuai demand secara
signifikan. Pada system yang lama tekanan udara berlebih tersebut dibuang
melalui relieved valve. Saat volume udara yang diperlukan oleh proses turun

14 AC Drive pada Kompressor


dibawah 3600 m3/jam, compressor dengan kapasitas yang lebih besar akan stop
running dan kemudian compressor yang kapasitasnya lebih kecil akan mulai
running.
Permasalahan utama pada system diatas adalah sebagai berikut :

1. daya yang dikonsumsi selalu tinggi akibat dari motor compressor running
pada kondisi maksimum. Banyak tekanan udara yang terbuang percuma
melalui relieved valve,
2. menghasilkan noise yang tinggi dikarenakan udara yang tak terpakai
dibuang melalui relieved valve.
3. Biaya perawatan (coast maintenance) untuk compressor dengan kapasitas
yang lebih kecil sangat tinggi.

Inlet choke control with feedback


Pada awalnya untuk mengatasi permasalahan diatas dicoba dengan memasang
inlet choke control. Dengan inlet choke control ini tekanan udara tak terpakai
yang sebelumnya dibuang ke luar, dikembalikan ke bagian suction dimana pada
saat yang bersamaan inlet choke control juga membatasi volume udara yang
masuk.
Selama uji coba didapatkan hasil bahwa inlet choke control tidak dapat bekerja
dengan baik pada saat tekanan udara yang diperlukan turun, kemudian tekanan
udara tak terpakai dibuang kembali ke suction. Hal ini mengakibatkan naiknya
temperature kompressor akibat dari perbedaaan tekanan yang begitu besar antara
suction dan discharge.

AC Drive Control
Spesifikasi untuk AC Drive :

 800 kW, 3000 RPM, 6000V motor digantikan oleh 700 kW,
3000 RPM, 660 V
 1000 kVA, 6000 V / 660 V supply transformer
 1000 kVA AC drive dilengkapi dengan analogue input card, motor
potentiometer card dan PI-controller
 minimum speed compressor dibatasi oleh AC drive sebesar 1600
RPM, dimana sebanding dengan volume udara of 4000 m3/hour.
 pressure yang dijaga oleh AC drive pada compressor sebesar 2.8 bar

15 AC Drive pada Kompressor


V. kesimpulan
Keuntungan yang didapat setelah penggunaan sistem dengan AC Drive :

 Produksi lebih stabil


 Mengurangi biaya maintenace
 Total plant energy saving sebesar 20 %
 Waktu yang dibutuhkan untuk kembali investasi hanya 1 tahun.
 Kompressor kini memiliki efisiensi yang lebih tinggi

 Udara yang disuply lebih smooth sehingga proses dapat running lebih
stabil.
 Rotasi kerja antar compressor lebih minimal.
 energy saving dibandingkan daya konsumsi sebelumnya didapatkan
angka sebesar 20%. Biaya investasi kembali selama 1 tahun.
 additional savings karena mengurangi beban puncak
 biaya maintenance turun secara signifikan karena temperature
compressor lebih stabil.
 Compressor lebih efektif dikarenakan tidak ada cold starting.

16 AC Drive pada Kompressor


VI. Daftar Pustaka
1. VSD in Compressor Application ver C 20070514, ABB
2. Screw compressor Genencor, ABB
3. 20129104 AIB elektronikon, ATLAS COPPO Compressor
4. P-651-3-ED-tcm8-6768, KAESER Compressor
5. P-790-ED-tcm8-6778, KAESER Compressor

17 AC Drive pada Kompressor

Anda mungkin juga menyukai