Anda di halaman 1dari 5

PENYU SISIK

(Eretmochelys imbricata)

1. Identifikasi Penyu Sisik


Klasifikasi penyu sisik (Priyono, 1994) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Eretmochelys
Species : Eretmochelys imbricate

2. Morfologi Penyu Sisik


1. Karapas, yaitu bagian tubuh yang di lapisi zat tanduk terdapat di bagian punggung dan
berfungsi sebagai pelindung.
2. Plastron, yaitu penutup pada bagian dada dan perut.
3. Infra marginal, yaitu keeping penghubung antara bagian pinggir karapas dengan plastron.
Bagian ini dapat digunakan sebagai alat identifikasi.
4. Tungkai depan, yaitu kaki berenang di dalam air yang berfungsi sebagai alat dayung.
5. Tungkai belakang, yaitu kaki bagian belakang (pore fliffer), berfungsi sebagai alat penggali.

Gambar 1. Bagian tubuh penyu sisik ( Yusuf, 2000)


Menurut Marques (1990) dalam Nuitja (1992), Penyu Sisik memiliki bentuk dan susunan
tubuh sebagai berikut :
Terdapat 2 pasang sisik prefrontal dan 3 atau 4 sisik post orbital pada kepala.

Sisik pada karapas tersusun secara tumpang tindih (imbricate) terdiri dari 5 costal, 4 pasang
lateral (yang pertama tidak dihitung yaitu precental scute), 11 pasang marginal ditambah
sepasang post central atau pigal scutes.

Bentuk rahang seperti paruh elang sehingga secara umum dikenal dengan nama Hawksbill.

Flipper berbentuk dayung dan masing- masing dilengkapi dengan 2 buah kuku (cakar).
Permukaan atas flipper berwarna coklat kehitaman, bagian bawah kepala dan plastornnya juga
berwarna kuning.
Penyu sisik sangat mudah dibedakan dengan jenis penyu lainnya dengan melihat skutnya
yang tebal dan tumpang tindih, yang menutupi karapasnya. Karapasnya sendiri berbentuk elip,
dan ditutupi oleh lima skut sentral, empat pasang skut lateral, dan 11 pasang skut marginal. Skut
dorsalnya lebih tebal dibanding penyu Hijau, dan berwama cerah. Skutnya memiliki corak garis-
garis radial yang terdiri atas empat warna dasar yaitu hitam, coklat, merah, dan kuning. Lebar
karapasnya adalah 70-79% dari total panjang karapas (diukur lurus Scute Carapace Length).
pada penyu Sisik terdapat dua pasang. Penyu sisik mudah dibedakan dengan jenis penyu lain
dengan melihat skutnya yang tebal dan tumpang tindih yang menutupi karapasnya. Ciri
morfologi penyu sisik bentuk karapas seperti jantung (elongate) meruncing di punggung,
kepalanya sempit serta karapasnya berwarna cokelat dengan beberapa variasi terang mengkilat
(Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, 2009). Penyu sisik dewasa berbentuk oval/
elips, bagian pinggiran karapas bergerigi, kecuali pada tukik dan hewan yang sangat tua (Nuitja
1992 dalam Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, 2009). Karapas penyu sisik
memiliki empat pasang sisik rusuk (coastal scute) yang tersusun tumpang tindih seperti genting,
lima vertebral scute yang menyatu pada tulang belakang, di sekeliling tempurungnya terdapat
lempeng-lempeng kecil yang disebut marginal scute berjumlah 13 yang saling tumpang tindih
dan bergerigi. Sedangkan pada penyu muda biasanya bewarna hitam atau hitam kecoklatan
dengan warna coklat terang pada keel, pinggir cangkang dan sirip dan leher atas. Penyu sisik
mempunyai ukuran sedang, sempit dengan bentuk paruh yang lancip, panjangnya 21-33% dari
panjang lurus karapas atau Straight Carapace Length (mean 27,6% SCL). Kepalanya
mempunyai dua pasang sisik yang berjumlah tiga sampai empat sisik pada bagian samping dan
juga pada bagian belakang mata ayang biasa disebut Post Orbital Scale (Yusuf, 2000). Selain
bentuk dan juga sisik yang berada dikepala bentuk paruh pada penyu pun berbeda-beda
merupakan bentuk adaptasi penyu terhadap jenis makanan dan juga pola makannya. Penyu sisik
mempunyai paruh yang tajam sehingga memungkinkan dapat mencari makan pada celah celah
batu karang laut. Penyu sisik adalah pemakan sponge, namun kadang kala memakan alga,
rumput laut, karang lunak dan juga kerang-kerangan (Zamani, 1998).

Gambar 3. Morfologi kepala dan karapas penyu sisik


(Rebel, 1974 dalam Yusuf, 2000).

Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate Tampak Atas


Perbedaan antara jantan dan betina dapat dilihat dari bentuk kuku pada flipper dan
panjang ekornya. Kuku flipper pada jantan lebih kuat dan melengkung berjumlah 2 pasang, ini
berfungsi untuk mencengkeram betina pada saat kawin, sedangkan panjang ekor jantan
berukuran 15 cm dan betina 8 cm. (Sumber: Witzee, 1983).
Selain itu hal lain yang membedakannya adalah ukuran kepala penyu jantan lebih kecil
dari penyu betina. Hampir dapat dipastikan, penyu yang naik pada malam hari ke pantai adalah
penyu betina (Nuitja, 1992).

Gambar 2. Kelamin jantan dan betina, kiri jantan kanan betina


(A: Ekor penyu sisik, B: Karapas C: Cloacal) (Nuitja, 1992).

Anda mungkin juga menyukai