Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HUKUM DAN UU KEBUMIAN

Pemantauan Dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral Di Daerah Kabupaten


Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

Disusun Oleh:

Nama : Risal Prabowo H

NIM : 1409085008

Prodi : Teknik Geologi

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Pemantauan Dan
Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral Di Daerah Kabupaten Kutai Timur, Provinsi
Kalimantan Timur ", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajarinya.

Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon
memaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang
tepat atau menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
DAFTA ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Di Wilayah PT KPC

4.2. Keadaan Usaha Pertambangan Di luar PT KPC

2.3 Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam

2.4 Jenis- Jenis Sumber Daya Alam

2.5 Prinsip- Prinsip Etika Biologi Konservasi

2.6 Mengapa Sumber Daya Alam di Konservasikan ?

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber Daya Alam merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan ini,karena
tanpa ada sumber daya alam kita mustahil untuk dapat hidup di dunia ini,misalnya untuk
makan maka kita mengambil makanan tersebut dari alam,untuk membangun rumah kita
menggunakan kayu,kayu ter sebut juga berasal dari sumber daya alam dan masih banyak
yang lainnya pokoknya semua kegiatan di bumi ini pasti tidak terlepas dari sumber daya
alam.Di Indonesia ini terdapat berbagai macam sumber daya alam yang
melimpah,namun kitasepertinya tidak memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan
baik dan juga tidak bijaksana dalam menggunakannya.Mengingat begitu pentingnya
manfaat sumber daya alam ter sebut maka kita seharusnya melakukan konser vasi atau
melestarikan sumber daya alam tersebutuntuk kelangsungan hidup kita.

Konservasi bahan galian merupakan bagian kebijakan pengelolaan bahan galian yang
memfokuskan pada optimalisasi manfaat dan meminimalisasi dampak negatif usaha
pertambangan dengan menjaga kelestarian fungsi lingkungan. Konservasi merupakan
tugas yang melibatkan banyak pihak dalam penerapannya dan sampai saat ini masih
menemukan banyak kendala.

Dalam mendukung upaya tersebut di atas, tim pemantauan dan evaluasi konservasi
sumber daya mineral Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) telah
melakukan kegiatan di daerah Sangatta, Teluklingga, Tanjungbara dan Swargabara,
Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, dengan biaya dari dana PKSDM
Tahun Anggaran 2004.

Pengelolaan bahan galian untuk mendapatkan manfaat yang optimal dan berkelanjutan
merupakan fokus sasaran dalam mewujudkan penerapan konservasi bahan galian,
walaupun sekarang ini belum sepenuhnya dilakukan oleh para pelaku usaha
pertambangan baik yang berskala kecil maupun besar. Alasan pemilihan daerah kegiatan
bahwa di daerah Kabupaten Kutai Timur adalah di daerah tersebut cukup banyak
terdapat kegiatan pertambangan baik berskala kecil maupun besar, pada kesempatan ini
di titikberatkan ke wilayah PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan sekitarnya.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui secara umum apa upaya pemerintah daerah dan pelaku usaha
pertambangan untuk lebih mengopyimalkan pemanfaatan bahan galian di daerah
Kabupaten Kutai Timur.
BAB II

PEMBAHASAN

Kegiatan pemantauan dan evaluasi konservasi di kabupaten Kutai Timur, baik di dalam
maupun di luar wilayah PT KPC telah dilaksanakan dan hasilnya menunjukkan beberapa
persoalan menarik yang menyangkut penerapan aspek konservasi sumber daya mineral.
Peninjauan terutama di wilayah PT KPC sebagai perusahaan pertambangan terbesar di
wilayah ini.

2.1. Di Wilayah PT KPC

PT KPC adalah salah satu perusahaan pertambangan yang berskala besar di Indonesia.
Kolokium Hasil Lapangan - DIM, 2005 52-6 Seperti pada umumnya perusahaan besar,
PT KPC telah berupaya optimal dalam menerapkan penambangan yang sesuai
standar/kaidah pertambangan yang baik dan benar (good mining practices). Sekarang
ini, kegiatan penambangan dilakukan pada 5-6 pit yaitu : pit J, pit AB , Pit Harapan
South, pit Kambing, Melawan yang bervariasi luas maupun jumlah produksinya. Salah
satunya adalah Pit AB dengan panjang pit mencapai sekitar 1,5 km.

2.1.1. Sumber daya dan cadangan

Berdasarkan data perusahaan, potensi sumber daya batubara yang sangat besar dan
jumlah lapisan batubara mencapai 60 lapisan dengan tebal lapisan bervariasi antara 0,5
- 15 m. Data sumber daya dan cadangan adalah sebagai berikut ; total sumber daya
sebesar 2.768 juta ton terdiri dari Sangatta 2.330 juta ton dan Bengalon 438 juta ton,
sedangkan total cadangan adalah 567 juta ton terdiri dari Sangatta 398 juta ton dan
Bengalon 169 juta ton. Menurut tinjauan konservasi, jumlah atau prosentase sumber
daya yang menjadi cadangan sangat kecil menjadi catatan yang perlu mendapat
perhatian semua pihak, baik dari perusahaan, maupun pemerintah bahwa. Hal ini
menjadikan bahan galian tertinggal masih berjumlah cukup besar. Catatan lain adalah
perlunya pengkajian kemungkinan modifikasi atau kombinasi metode penambangan
yang diterapkan, terutama untuk masa mendatang.
Beberapa lapisan tipis (< 0,5 m) tidak dihitung sebagai sumberdaya dan cadangan.
Dengan demikian, sebagian besar lapisan tipis tersebut walaupun ikut tertambang tidak
dimanfaatkan sebagai produksi batubara keadaannya disamakan dengan lapisan tanah
penutup (overburden) sebagai waste. Hal ini, menurut perhitungan perusahaan
disebabkan penambangan lapisan batubara yang tipis dan lapisan antara (interburden)
yang juga relatif tipis walaupun tertambang, tidak memungkinkan untuk dilakukan
pemilahan dalam operasional penambangan skala besar dengan menggunakan peralatan
berat yang serba berkapasitas besar. Batubara yang berasal dari lapisan > 0.5 m
dikategorikan sebagai batubara kotor untuk dimanfaatkan sebagai produksi yang
sebelumnya mengalami proses pencucian terlebih dulu.

Dari data yang diperoleh, sisa sumberdaya dan cadangan masih cukup besar yang
terdapat di kedalaman di bawah lapisanlapisan yang di tambang berdasarkan desain
saat ini dan masih mempunyai potensi untuk dikembangkan ke metode penambangan
tambang dalam.

2.1.2. Penambangan, pencucian, pengangkutan

2.1.2.1. Penambangan Saat ini terdapat enam sampai 7 tambang terbuka yang
beroperasi sekaligus. Tanah penutup (Overburden) dan batubara dipindahkan secara
berurutan sesuai dengan rencana yang diupayakan guna mendapatkan kualitas produk
yang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan. Tanah penutup ini kemudian
dibuang ke areal yang tersedia sebelum kemudian dilakukan rehabilitasi dan
penghijauan.

Kegiatan penambangan sekarang dioperasikan oleh KPC dan kontraktor tambang.


Armada tambang KPC saat ini terdiri atas 137 dump truk, 31 shovel/backhoes, dan
sekitar 130 unit perlengkapan bergerak lainnya. Dump truck memiliki kapasitas mulai
dari 85 sampai 185 ton, sedangkan shovel kapasitasnya mencapai 30 m.

Tinjauan konservasi menunjukkan optimalisasi pemanfaatan cukup tinggi, bahkan ada


angka yang > 100%. Menurut keterangan staf perusahaan, hal ini disebabkan adanya
penambahan produksi dari pemanfaatan batubara yang dikategorikan sebagai batubara
kotor.
2.1.2.2 . Pencucian

Batubara dari ROM (run of mine) terdiri atas dua kategori yaitu; batubara bersih dan
batubara kotor. Masingmasing kategori mengalami pereduksian ukuran/peremukan
sedang-kan batubara kotor dilanjutkan dengan proses pencucian.

Recovery pencucian sangat ter-gantung pada batubara hasil ROM yang mengandung
material pengotor berupa tanah (soil), parting, dan kapasitas peralatan pengolahan serta
perawatannya. Recovery sudah cukup besar, berkisar lebih 90%. Upaya yang dilakukan
untuk menjaga agar recovery pencucian senantiasa optimal diantaranya adalah dengan
melaksanakan pemeriksaan peralatan pencucian secara berkala dan semua proses
dikontrol secara ketat dan dengan sistim komputerisasi (computerized). Pengotor
batubara yang berasal dari lumpur dan juga batubara berbutir halus (fine coal) ikut
bersama air pencucian yang dialirkan ke tempat penampungan.

2.1.2.3. Pengangkutan

Upaya peningkatan recovery pengangkutan antara lain, antara lain ; memonitor muatan
dan kecepatan dump truck agar tetap optimal setiap hari dari penambangan batubara ke
stock pile atau tempat pereduksian/pencucian. Dump truck terbesar yang digunakan
berkapasitas muatan sekitar 240 ton. Kolokium Hasil Lapangan - DIM, 2005 52-7

Pengangkutan batubara melalui belt conveyor ke terminal di pelabuhan dilakukan


dengan kontrol yang ketat. Saat ini, untuk mengejar sasaran produksi yang meningkat,
hanya kecepatan belt yang ditingkatkan tanpa melakukan peremajaan atau penggantian
kapasitas peralatannya. Dengan kata lain, hal ini apa tidak sama dengan berarti
memaksakan kemampuan alat ?.

Di lokasi penimbunan akhir, tim pemantauan melihat perlunya peningkatan dalam


penanganan produksi di stockpile pelabuhan. Hal ini perlu dilakukan mengingat pada
kondisi hujan, produksi yang siap dikapalkan akan tumpah ke parit-parit dalam jumlah
yang cukup besar dan hanyut terbawa air. Disamping itu.dapat terjadi penyumbatan
parit yang akhirnya terbawa aliran ke laut.
2.1.3. Data sisa cadangan

Berdasarkan data cadangan batubara sampai tahun 2001, tercatat jumlah total cadangan
sebesar 474 juta ton. Tetapi, pada akhir tahun 2002 cadangan berkurang karena adanya
perubahan model dari luas daerah yang dihitung sebagai cadangan dan adanya
perubahan desain penambangan, sehingga jumlah sisa cadangan menjadi sebesar 398
juta ton akibat adanya perubahan tersebut. Perlu dilakukan pengecekan atau klarifikasi
terhadap akurasi data tersebut.

4.2. Keadaan Usaha Pertambangan Di luar PT KPC

Wilayah Kabupaten Kutai Timur termasuk dalam cekungan Kutai, umumnya


mempunyai potensi bahan galian batubara. Berdasarkan data Dinas Pertambangan dan
Energi Kabupaten Kutai Timur, saat ini terdapat 10 buah perusahaan pemegang izin KP
(Kuasa Pertambangan) batubara dan 11 pemegang izin PKP2B (Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara) serta 1 buah pemegang KP non batubara untuk
bahan galian industri batu gamping.

Pada umumnya, pemegang izin pengusahaan batubara ini masih dalam tahapan
penyelidikan umum ataupun eksplorasi selain PT KPC, PT Indominco Mandiri dan PT
Kitadin dengan daerah kerja di Sangatta, Bengalon, Sangkulirang dan Muara Wahau.
Tinjauan konservasi menunjukkan adanya upaya optimalisasi pengusahaan batubara di
daerah Kabupaten Kutai Timur, walaupun saat ini belum semuanya beroperasi pada
tahapan produksi. Pada masa mendatang, saat tahapan sudah eksploitasi atau produksi,
perlu dilakukan pemantauan dan pengawasan dalam penerapan kaidah konservasi.

2.3 Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam

Ditinjau dari bahasa, konservasi berasal dari kata conservation, dengan pokok kata to
conserve (Bhs inggris) yang artinya menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau
merugikan. Sedangkan sumber dalam alam sendiri merupakan salah satu unsur dari
lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non
hayati, serta seluruh gejala keunikan alam, semua ini merupakan unsur pembentuk
lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :

1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama
tingkatannya.

2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan


sumber daya alam (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang
reaksi kiamia atau transformasi fisik.

3. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.

4. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.

Dari sedikit uraian tersebut diatas, maka konservasi sumber daya alam dapat diartikan
sebagai pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin pemanfaatannya secara
bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragamannya.

2.4 Jenis- Jenis Sumber Daya Alam

Berdasarkan kemungkinan pemulihannya, ada 2 macam sumber daya alam, yaitu :

1. Renevable, sumber daya alam yang dapat dipulihkan/ diperbaharui, yaitu sumber
daya alam yang dapat dipakai kembali setelah diadakan beberapa proses. Contoh : air,
pohon, hewan dan lain-lain.

2. Anrenevable, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui/ dipulihkan
apabila dipakai terus menerus akan habis dan tidaka dapat diperbarui. Contoh : minyak
bumi, batubara, Emas dan lain-lain.

Berdasarkan kegunaanatau penggunaannya, ada 2 macam sumber daya alam, yaitu :

1. Sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat
digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan
menjadi lebih tinggi. Contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian.
2. Sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat
menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi.
Contoh : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi,
dan lain sebagainya.

Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam di bagi kedalam 2 macam jenis, yaitu :

1. Sumber daya alam hayati/biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari
makhluk hidup. Contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain.

2. Sumber daya alam non hayati/abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari
benda mati. Contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain.

Berdasarkan pemanfaatannya, sumber daya alam di bagi menjadi 5 macam, yaitu :

1. Sumber daya alam materi, yang di manfaatkan adalah materi sumber daya alam
tersebut. Contoh: bahan galian yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan.

2. Sumberdaya alam hayati adalah sumber daya yang memanfatkan makhluk hidup
meliputi hewan dan tumbuhan.

3. Sumber daya alam energi yang dimanfaatkan adalah energi yang tekandung dalam
sumber daya alam tersebut. Contoh: bahan bakar minyak.

4. Sumber daya alam ruang merupakan pemanfaatan ruang atau tempat yang
diperlukan manusia dalam hidupnya.

5. Sumber daya alam waktu: Sumber Daya Alam yang pemanfaatannya tergantung
waktu. Contoh: Sawah tadah hujan hanya dapat difungsikan saat musim penghujan

Sumber daya alam berdasarkan nilai ekonomis atau nilai kegunaannya dibagi menjadi 3
macam, yaitu :

1. Sumber Daya Alam Ekonomis Tinggi merupakan sumber daya alam yang dalam
mendapatkannya memerlukan biaya yang tinggi. Contoh : mineral dan logam mulia
seperti emas, perak, intan.

2. Sumber Daya Alam Ekonomis Rendah merupakan sumber daya alam yang dalam
mendapatkannya memerlukan biaya yang relatif murah. Contoh: Pasir, Batu.
3. Sumber Daya Alam nonEkonomis merupakan sumber daya alam yang dalam
mendapatkannya tidak memerlukan biaya. Contoh : Udara, Sinar dan Panas Matahari

Sumber daya alam berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan ke dalam 5 kelompok,


yaitu:

1. Sumber daya lahan atau tanah.

2. Sumber daya hutan.

3. Sumber daya air.

4. Sumber daya laut.

5. Sumber daya mineral.

Sumber daya alam menurut Barlow dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Sumber daya alam yang dapat diperbarui.

2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

3. Sumber daya alam yang memiliki sifat gabungan sumber daya biologis dan
Sumber daya tanah (lahan).

2.5 Prinsip- Prinsip Etika Biologi Konservasi

Biologi konservasi berdasarkan pada serangkain prinsip-prinsip pokok yang secara


umum disepakati oleh bidang-bidang ilmu dalam biologi konservasi. Prinsip-prinsip
tersebut mungkin tidak dapat dibuktikan secara langsung. Namun, menyepakati semua
prinsip-prinsip tersebut bukanlah suatu persyaratan mutlak bagi ahli biologi konservasi.
Sebagai contoh, kaum keagamaan yang aktif dalam pergerakan konservasi yang tidak
percaya pada teori evolusi, kemungkinan tidak sepakat dengan sebagian prinsip-prinsip
biologi konservasi. Namun, rangkain pernyataan ideologi dan etika tersebut membentuk
landasan filosofi dari disiplin ilmu ini, dan dapat memberikan inspirasi bagi pendekatan
penelitian dan aplikasi yang praktis. Sepanjang individu-individu atau organisasi-
organisasi sepakat dengan satu atau dua dari prinsip-prinsip tersebut, mereka sering kali
bersedia mendukung upaya-upaya konservasi.
Inilah prinsip-prinsip konservasi yang tengah berkembang tersebut :

Keanekaragaman spesies dan komonitas biologi harus dilindungi. Pada umummnya,


kebanyakan orang turut menikmati manfaat keanekaragaman hayati, sehingga setuju
dengan prinsip-prinsip ini.

1. Kepunahan spesies dan populasi yang terlalu cepat harus dihindari.

2. Kompleksitas harus dipelihara. Banyak hal yang sangat berharga dan menarik dari
keanekaragaman hayati hanya dapat ditemukan pada lingkungan alami. Misalnya,
tumbuhan dengan bunga-bunga yang aneh dipolinasi oleh serangga-serangga yang
khusus pula.

3. Evolusi harus berlanjut. Adaptasi evolusi merupakan proses yang mengarah pad
pembentukan spesies baru dan meningkatkan keanekaragaman hayati.

4. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik. Nilai ini tidak didapat hanya dari
sejarah evolusi mereka serta peran ekologinya yang unik, namun juga dari
keberadaannya.

2.6 Mengapa Sumber Daya Alam di Konservasikan ?

Konservasi sumber daya alam sangatlah penting bagi kehidupan dan nilai ekonomi
mengingat tandatanda kelangkaan sangatlah menyolok. Berbagai tindakan yang sangat
perlu, terkait hidup matinya manusia tidak khususnya dengan demikian pendekatan
kultur masyarakat modern maupun tradisional perlunya ada sikap tidak difokuskan
hanya pada bagian tertentu saja yang penting yang mempuyai daya tarik, dan sumber
daya alam yang dianggap terancam. Amat penting untuk meningkatkan kesadaran dan
mengurangi ancaman terhadap sumber daya alam tersebut, tetapi jarang berhadapan
langsung dengan masalah yang lebih mendasar dalam skala yang lebih luas yang
berkaitan dengan hilangnya suber daya alam pada umumnya.

Dengan alasan tersebut kegiatankegiatan konservasi akan lebih di tingkatkan dan lebih
difokuskan pada tingkat penyelamatan ekosistem. Bagaimanapun waktu terus berlanjut
dan ekosistem yang penting terus harus (wajib ) diplih untuk kegiatan konservasi pada
saat ini. Diharapkan / dianjurkan bagi manusia dalam upaya penyelamatan 70 %
keanekaragam hayati yang ada didunia. Dengan demikian dapat dapat dianggap
ekosistem dinegaranegara dunia mendapat perhatian. Satu pendekatan konservasi
sumber daya alam didunia menggali wilayah wilayah potensi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegiatan pemantauan konservasi sumber daya mineral di daerah kabupaten Kutai Timur
secara umum menunjukkan adanya upaya pemerintah daerah dan pelaku usaha
pertambangan untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan bahan galian di daerah ini. Hal ini
didukung oleh beberapa fakta, yaitu :

a) Semakin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang memperoleh izin


pengusahaan, baik yang berskala besar, maupun skala relatif kecil untuk perusahaan
pertambangan komoditi batubara dan non logam (batu gamping) walaupun sebagian
masih pada tahap eksplorasi atau penyelidikan umum.
b) Perusahaan pertambangan berskala besar seperti PT Kaltim Prima Coal pada
dasarnya telah mengupayakan pelak-sanaan penambangan yang baik dan benar
(good mining practices). Diantaranya dengan mengoptimalkan penghitungan
sumberdaya dan cadangan, recovery penambangan dan pengangkutan. Hanya
penerapan aspek konservasi masih perlu terus ditingkatkan, antara lain tentang
sejumlah lapisan atas yang relatif tipis saat ini tidak dimanfaatkan. Dianjurkan juga
untuk lebih memanfaatkan batubara yang dalam kategori batubara kotor sebagai
produksi.
c) Data sumber daya dan cadangan ; total sumber daya sebesar 2.768 juta ton (Sangatta
2.330 juta ton dan Bengalon 438 juta ton), sedangkan total cadangan adalah 567 juta
ton (Sangatta 398 juta ton dan Bengalon 169 juta ton). Tinjauan konservasi
menjadikan jumlah atau prosentase sumber daya yang menjadi cadangan sangat kecil
ini sebagai catatan yang perlu mendapat perhatian semua pihak, baik dari
perusahaan, maupun pemerintah. Hal ini menjadikan bahan galian tertinggal masih
berjumlah cukup besar. Catatan lain adalah perlunya pengkajian kemungkinan
modifikasi atau kombinasi metode penambangan yang diterapkan untuk optimalisasi
di masa mendatang.
d) Adanya perbedaaan data sisa sumber daya/cadangan berjumlah cukup besar sekitar
76 juta ton akibat perubahan desain model penghitung-annya membutuhkan
pengecekan atau klarifikasi.
e) Adanya potensi bahan galian lain diantaranya batu lempung (fire clay) yang saat ini
dimanfaatkan untuk penambah bahan/material pengerasan jalan, terutama di lokasi
tambang. Sedangkan bahan galian lainnya, seperti batu gamping, saat ini dalam
proses pengusahaan walaupun masih pada tahapan penyelidikan umum.

3.2 Saran

Sebaiknya pembaca memberikan saran kepenulis agar kedepannya penulis bisa lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium/Konservasi/52.%20konservasi%20-
%20Kutai%20Timur,%20Kaltim.pdf

Bimbingan Teknis, 2001, Inventarisasi, Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral dan
batubara dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia di daerah, DIM, DJGSM.

Hoppe Richard, 1978, Operating Handbook of Mineral Surface Mining and Exploration, E-
/MJ library of Operating Handbooks, Mc. Graw Hill, Inc.,Avenue of The Americas New
York, N.Y. 10020 USA

Sukardi,N.Sikumbang,I.Umar dam Sunaryo.R (1995) ; Peta Geologi Bersistem Indonesia


Lembar Sangatta (PPPG).

Anda mungkin juga menyukai