Anda di halaman 1dari 2

12 PRINSIP GREEN CHEMISTRY

March 9, 2017 Nuria Azka Comments 0 Comment


Green chemistry adalah tren dari teknologi dalam pengembangan produk
kimia atau, bahan kimia atau sebuah manufacturing process yang ramah
lingkungan dengan melibatkan sedikit mungkin unsur-unsur yang
beracun/berbahaya bagi lingkungan (environmental pollutant/hazardous
substances).

12 Prinsip dasar kimia ramah lingkungan (Green Chemistry):

1. Mencegah daripada menanggulangi. Lebih baik sedikit mungkin


menghasilkan limbah buangan daripada membersihan produk-produk
buangan itu.

2. Pemilihan metode yang tepat. Proses sintesis didesain agar pencampuran


bahan-bahan awal (raw material) dan aditif seminimal mungkin.

3. Pemilihan bahan baku. Bahan baku (raw material) atau intermediet pada
proses suatu sintesis sebaiknya bukan bahan baku dengan tingkat racun
yang tinggi rerhadap mahluk hidup dan lingkungan.

4. Functionality of product. Hendaknya dipertimbangkan target senyawa


yang akan disintesis mewakili fungsi yang diinginkan tetapi dengan kategori
racun rendah.

5. Penggunaan bahan-bahan tambahan (solvent, additive, separating agent)


seminimal mungkin, lebih baik dihindarkan, kalaupun ada bukan yang
berbahaya.

6. Penggunaan energi yang minimal. Proses sintesis diusahakan tidak pada


kondisi ekstrim.
7. Pilihan bahan dasar. Ditinjau dari segi asupan/reservoire sebaiknya dipilih
penggunaan bahan dasar yang dapat beregenerasi (renewable).

8. Pemilihan langkah-langkah sintesis. Proses sintesis sebaiknya


sesederhana mungkin, tidak terlalu rumit/beralur panjang dan banyak
menggunakan teknik blocking, protection/masking, karena hanya akan
menambah jumlah bahan kimia yang dipakai dan memperbanyak co-
products yang tidak diinginkan.

9. Jika proses katalitis, pilihlah katalisator yang efisien/efektif, mudah


digunakan kembali dan sesuai dengan porsi stoikiometrinya.

10. Produk-produk yang disintesis sebaiknya adalah senyawa yang mudah


terurai secara biodegradable atau fotolikatalitik, jangan yang sulit terurai di
lingkungan sehingga menjadi polutan pada proses siklus lingkungan.

11. Pengembangan metode analisa. Sejalan dengan proses yang


berlangsung perlu dibuat metode analisa yang sistematik guna mengawasi
keseimbangan dari komposisi-komposisi senyawa dalam siklus lingkungan,
secara kualitatif dan kuantitatif.

12. Reagen dan co-reagen yang digunakan sebaiknya dipilih yang optimal
dan mudah untuk penanganannya agar kemungkinan-kemungkinan
kecelakaan (ledakan, keracunan bahan-bahan volatil atau kebakaran) dapat
diminimalisasi atau direduksi.

Anda mungkin juga menyukai