Anda di halaman 1dari 357

PENGEMBANGAN MODUL ANALISIS VOLUMETRI DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5 FASE UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN

ANALISIS KIMIA

SKRIPSI

Oleh TASRIFAH NIM 105331479019

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Februari 2010

PENGEMBANGAN MODUL ANALISIS VOLUMETRI DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5 FASE UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA

SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Kimia

Oleh TASRIFAH NIM 105331479019

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Februari 2010

Skripsi oleh Tasrifah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Malang, 29 Januari 2010 Pembimbing I

Drs. Darsono Sigit, M.Pd NIP 195409111980021002

Malang, 29 Januari 2010 Pembimbing II

Dra. Nazriati, M.Si NIP 196709231998022001

Skripsi oleh Tasrifah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 8 Februari 2010

Dewan Penguji

Dra. Hayuni Retno W., M.Si NIP 196408051990012001

Ketua

Drs. Darsono Sigit, M.Pd NIP 195409111980021002

Anggota

Dra. Nazriati, M.Si NIP 196709231998022001

Anggota

Mengetahui, Ketua Jurusan Kimia Drs. Prayitno, M.Pd NIP 195103081976031002

Mengesahkan, Dekan Fakultas MIPA

Dr. H. Istamar Syamsuri, M.Pd NIP 194908231979031001

ABSTRAK Tasrifah. 2010. Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Analisis Kimia. Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Darsono Sigit, M.Pd, (II) Dra. Nazriati, M.Si. Kata Kunci: Modul, RPP, Analisis Volumetri, Learning Cycle 5 Fase, SMK. Tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dipengaruhi oleh sistem pendidikannya. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia adalah dengan meningkatkan jumlah SMK yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkompeten. Adanya keterbatasan dalam bahan ajar menjadi hambatan dalam pelaksanaannya. Oleh karenya, diperlukan suatu program pengembangan bahan ajar untuk SMK. Pengembangan yang dilakukan dapat berupa modul. Agar pembelajaran dengan modul berjalan efektif maka hasil pengembangan dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi guru. Modul dan RPP yang dikembangkan mengacu pada model Learning Cycle 5 fase. Tujuan penelitian pengembangan antara lain: (1) mengetahui bentuk dan isi modul analisis volumetri, (2) mengetahui bentuk dan isi RPP analisis volumetri, dan (3) mengetahui kelayakan modul analisis volumetri dan RPP analisis volumetri dengan validasi isi. Model pengembangan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan modul adalah model Borg dan Gall yang memiliki sepuluh tahapan pengembangan. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu dan biaya untuk penelitian, maka pengembangan dibatasi sampai langkah ketiga. Ketiga tahapan tersebut adalah penelitian dan pengumpulan data, perencanaan pengembangan produk, dan pengembangan produk awal. Uji validasi yang dilakukan untuk mengukur kelayakan produk pengembangan hanya sebatas uji validasi isi oleh validator dan belum dilakukan uji validasi empirik. Validasi isi dilakukan oleh 1 orang dosen kimia Universitas Negeri Malang dan 2 orang guru SMK Negeri 7 Malang. Instrumen pengumpulan data berupa angket dan teknik analisis data menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian pengembangan adalah (1) modul analisis volumetri yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, pra pendahuluan, pendahuluan, kegiatan belajar, umpan balik, kunci jawaban, dan suplemen materi, (2) RPP analisis volumetri dikembangkan menjadi lima RPP antara lain, RPP I membahas tentang dasar-dasar analisis volumetri, RPP II membahas tentang analisis berdasarkan reaksi penetralan yang dikhususkan pada titrasi asidi-alkalimetri, RPP III membahas tentang analisis berdasarkan reaksi pengendapan yang dikhususkan pada titrasi argentometri, RPP IV membahas tentang analisis berdasarkan reaksi oksidasi-reduksi yang dikhususkan pada titrasi iodo-iodimetri, dan RPP V membahas tentang analisis berdasarkan reaksi pembentukan kompleks yaitu titrasi kompleksometri, (3) hasil validasi terhadap modul analisis volumetri dan RPP menunjukkan persentase rata-rata sebesar 77,49% yang berarti valid dan 75,67% yang berarti cukup valid, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul dan RPP Analisis Volumetri dengan pembelajaran Learning Cycle 5 fase layak untuk

dilakukan uji lapangan atau validasi empirik oleh guru dalam pembelajaran analisis volumetri di kelas XI SMK program keahlian analisis kimia.

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase Untuk Sekolah Menengah Kejuruan dalam Program Keahlian Analisis Kimia. Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Kimia. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. H. Istamar Syamsuri, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Drs. Prayitno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Kimia yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan penggunaan sarana dan prasarana jurusan kimia. 3. Drs. Darsono Sigit, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Dra. Nazriati, M.Si, selaku Pembimbing II atas kesediaan waktu, arahan, bimbingan dan saran yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 4. Dra. Hayuni Retno W., M.Si, selaku Penguji Utama yang telah memberikan koreksi, masukan dan saran untuk perbaikan skripsi. 5. Drs. Moh. Shodiq Ibnu, M.Si, Tri Pangastuti, S.Pd, Yanuarita Tri Harini, S.Si selaku validator instrumen penelitian.

6. Kepala SMK Negeri 7 Malang, yang telah memberikan kemudahan pada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMK Negeri 7 Malang. 7. Orangtua penulis Alm. Bapak Ngasito dan Ibu Mukatini. Tak ada kata yang bisa penulis ungkapkan untuk menyatakan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Alm. bapak dan ibu tercinta, yang telah memberikan materi, perhatian, kasih sayang dan doa yang tak pernah putus. 8. Keluarga di Trenggalek, mbak Isna dan mas Machrum, terima kasih atas perhatian, semangat, doa, dan kasih sayangnya. 9. Sahabat tercinta (Ndung, Limit, Pino, Ann, Taro) terima kasih atas kasih sayang, cinta, doa dan semangat yang telah diberikan. 10. Teman-teman kimia (pendidikan dan non pendidikan) angkatan 2005 khususnya off A, atas semangat yang telah diberikan. 11. Teman-teman dan adik kos 469, terima kasih untuk kebersamaannya. 12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran studi dan skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari skripsi yang telah tersususn masih kurang sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Malang, Februari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3 C. Tujuan Pengembangan ................................................................... 4 D. Spesifikasi Produk .......................................................................... 5 E. Pentingnya Pengembangan............................................................. 5 F. Asumsi Pengembangan .................................................................. 6 G. Keterbatasan Pengembangan .......................................................... 6 H. Definisi Operasional ....................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ............................................. 8 B. Program Keahlian Analisis Kimia .................................................. 9 C. Modul Pembelajaran..................................................................... 10 D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 11 E. Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase................................ 14 F. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ......................... 17 G. Tinjauan Materi Analisis Volumetri............................................. 20 H. Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase .................................................................. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan .................................................................. 23 B. Prosedur Pengembangan .............................................................. 24 C. Validasi Produk Pengembangan ................................................... 27 D. Jenis Data ..................................................................................... 28 E. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 29 F. Teknik Analisis Data .................................................................... 29 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN A. Penyajian Data.............................................................................. 31 B. Analisis Data dan Pembahasan..................................................... 52 C. Revisi Produk Pengembangan ...................................................... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 64 B. Saran ............................................................................................. 65 DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 66 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 69 RIWAYAT HIDUP......................................................................................... 329

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 Halaman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Analisis Volumetri ...21 Kriteria Persentase Validitas ......................................................................30 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar .......................................................39 Data Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri .........................................48 Komentar dan Saran dari Validator tentang Modul Analisis Volumetri ....50 Data Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri ...................................................................................................51 Komentar dan Saran dari Validator tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri ....................................................52 Revisi Modul Analisis Volumetri ..............................................................62 Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri .....63

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 4.2 Halaman

Persentase Rata-rata Hasil Validasi Modul terhadap Aspek Penilaian ......49 Persentase Rata-rata Hasil Validasi RPP terhadap Aspek Penilaian ..........51

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Halaman

Data Nilai Persentase Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri ........... 69 Data Nilai Persentase Hasil Validasi RPP Analisis Volumetri ............... 74 Rekapan Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri ................................ 76 Rekapan Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri .................................................................................. 78 Angket Validasi....................................................................................... 79 Surat-surat ............................................................................................. 100 Modul Analisis Volumetri .................................................................... 103 Suplemen Modul ................................................................................... 227 Silabus ................................................................................................... 265 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 267 Lembar Penilaian .................................................................................. 322

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia, khususnya dalam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) erat kaitannya dengan sistem pendidikan dalam suatu negara. Sistem pendidikan yang mampu mendukung pembangunan adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia selalu berusaha meningkatkan sistem pendidikan nasional agar tidak tertinggal dibanding negara lain. Salah satunya dengan menambah keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sekaligus meningkatkan kualitas lulusannya. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kendala, misalnya adanya keterbatasan bahan ajar bagi guru. Kendala ini dapat diatasi dengan melakukan pengembangan dan penyusunan terhadap bahan ajar yang sesuai untuk SMK. Salah satu bahan ajar yang dianjurkan untuk digunakan dalam sistem pembelajaran konstruktivistik adalah modul. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan memusatkan perhatian siswa (Arifin, 2005:149). Penggunaan modul dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa menjadi lebih aktif dan

mandiri dalam belajar, sehingga tugas guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa. Salah satu model yang dikembangkan dalam pembelajaran konstruktivistik adalah model Learning Cycle 5 Fase. Model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase menghubungkan pengetahuan awal siswa untuk membentuk pengetahuan baru melalui beberapa tahapan atau fase yaitu engagement (membangkitkan minat dan rasa keingintahuan), exploration (eksplorasi), explanation (penjelasan konsep), elaboration (penerapan konsep), dan evaluation (evaluasi). Agar proses pembelajaran dengan menggunakan modul sebagai media pembelajaran berjalan dengan lancar dan efektif, maka perlu dikembangkan suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terhadap materi tertentu. Beberapa modul yang telah dikembangkan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 Fase, diantaranya adalah Pengembangan Modul Termokimia Model Learning Cycle 5-E untuk SMA/MA Kelas XI Semester I sebagai Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Masyrufah, 2007), Pengembangan Modul Pemisahan Campuran untuk SMP/MTs Kelas VII Semester I dengan Model Learning Cycle 5 Fase berdasarkan Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Nikmah, 2008), dan Pengembangan Modul Perubahan Fisika dan Kimia Untuk SMP/MTs Kelas VII dengan Model Belajar Learning Cycle 5 Fase Sebagai Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Yustisia, 2008). Dari beberapa pengembangan modul tersebut diketahui bahwa pengembangan modul masih terbatas untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan program keahlian analisis kimia mempunyai beberapa kompetensi yang harus dipelajari oleh siswa. Salah satu kompetensinya adalah analisis volumetri. Hasil observasi dan wawancara kepada beberapa guru di SMK program keahlian analisis volumetri menunjukkan bahwa bahan pengajaran pada materi analisis volumetri memiliki kendala yaitu keterbatasan bahan ajar. Dikembangkannya modul analisis volumetri yang menggunakan model Learning Cycle 5 Fase, diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep analisis volumetri. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin menyusun dan mengembangkan modul yang dilengkapi dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia dengan judul penelitian adalah Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase untuk SMK Program Keahlian Analisis Kimia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian pengembangan adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah bentuk dan isi modul analisis volumetri yang dikembangkan dengan model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia?

2. Bagaimanakah bentuk dan isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri yang dikembangkan dengan model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia? 3. Apakah bentuk modul analisis volumetri dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan sesuai atau layak berdasarkan validasi isi? C. Tujuan Pengembangan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian pengembangan adalah sebagai berikut. 1. Menghasilkan produk berupa modul analisis volumetri dengan model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia. 2. Menghasilkan produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri dengan model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia. 3. Mengetahui kesesuaian atau kelayakan modul analisis volumetri dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dengan model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia.

D. Spesifikasi Produk Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan antara lain: 1. Modul yang dikembangkan adalah modul analisis volumetri dengan model Learning Cycle 5 Fase untuk kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam program keahlian analisis kimia. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi analisis volumetri dengan model Learning Cycle 5 Fase yang dapat digunakan bagi guru dalam proses pembelajaran di kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam program keahlian analisis kimia. E. Pentingnya Pengembangan Pentingnya pengembangan modul dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri adalah sebagai berikut. 1. Manfaat pengembangan bagi guru antara lain, membantu guru dalam menerapkan pembelajaran konstruktivistik di kelas, memudahkan guru dalam menyampaikan materi analisis volumetri dalam proses belajar mengajar, dan sebagai masukan bagi guru dalam menyusun suatu bahan ajar yang mengacu pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berlaku. 2. Manfaat pengembangan bagi siswa antara lain, dapat memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami materi analisis volumetri secara aktif dan mandiri, dan memperkaya sumber belajar siswa.

3. Manfaat pengembangan bagi peneliti adalah menjadi suatu pengalaman baru untuk mengembangkan bahan ajar berbasis konstruktivistik dengan model Learning Cycle 5 Fase sebagai bekal untuk pembelajaran analisis kimia di SMK, dan sebagai sarana dalam penyelesaian tugas akhir kuliah. 4. Manfaat pengembangan bagi peneliti yang lain adalah dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya yaitu implementasi pembelajaran dengan modul atau sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan modul dengan model Learning Cycle 5 Fase pada kompetensi lain di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). F. Asumsi Pengembangan Asumsi penelitian pengembangan modul dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri adalah sebagai berikut. 1. Dosen yang menjadi validator memahami materi analisis volumetri dan mengetahui model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase. 2. Guru yang menjadi validator berpengalaman dalam mengajar analisis volumetri. G. Keterbatasan Pengembangan Keterbatasan dalam penelitian pengembangan modul dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri adalah sebagai berikut. 1. Penelitian pengembangan terbatas pada materi analisis volumetri untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia. 2. Pengembangan produk hanya dilakukan validasi isi, karena adanya keterbatasan waktu dan biaya.

3. Penelitian pengembangan hanya dibatasi pada tahap ketiga dari model Borg dan Gall. H. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara peneliti dengan pihak-pihak yang akan memanfaatkan produk hasil pengembangan maka perlu definisi istilah sebagai berikut. 1. Modul adalah salah satu bahan ajar yang bersifat mandiri disusun secara sistematis, operasional, dan terarah mengenai suatu bahasan tertentu agar dapat digunakan oleh siswa dan guru serta dilengkapi petunjuk penggunaannya (Mulyasa, 2003:43). 2. Model Learning Cycle 5 Fase adalah model pembelajaran yang terdiri dari 5 fase. Fase-fase dalam Learning Cycle 5 Fase yaitu Engagement (menarik perhatian siswa dan mendorong kemampuan berfikirnya), Exploration (eksplorasi), Explanation (penjelasan konsep), Elaboration (penerapan konsep) ,dan Evaluation (evaluasi) (Dasna, 2006:79-84). 3. Validasi isi menunjukkan hasil dari penggunaan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur (Sukmadinata, 2005:228).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan

kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2006, untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan, materi yang diajarkan di SMK dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Program Normatif

Program normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program ini berisi materi yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Materi pada kelompok normatif berlaku untuk semua program keahlian. Materi yang diajarkan meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya.


2. Program Adaptif

Program adaptif adalah kelompok materi yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Materi dalam program adaptif sama untuk semua program keahlian, tetapi ada beberapa materi yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian. Program adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan.
3. Program produktif

Program produktif terdiri atas sejumlah pengetahuan yang membekali siswa agar memiliki kompetensi kerja sesuai kebutuhan tiap program keahlian dan berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.
B. Program Keahlian Analisis Kimia

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Program keahlian tersebut dikelompokkan menjadi bidang keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri/usaha/profesi. Tujuan program keahlian analisis kimia secara umum mengacu pada isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional

dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan khusus dari Program Keahlian Analisis Kimia adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar berkompeten dalam, (1) mengelola laboratorium, (2) membuat larutan, (3) melakukan sampling laboratorium, (4) melakukan analisis bahan, (5) melakukan verifikasi dan validasi, dan (6) mengelola usaha di bidang analisis kimia. Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada Bidang Kimia Analisa. C. Modul Pembelajaran Modul merupakan suatu paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematik untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Dari pengertian tersebut modul mempunyai satu ciri yaitu merupakan suatu paket belajar yang disediakan untuk belajar mandiri. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam belajar, sehingga tugas guru dalam hal ini hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing siswa. Pembelajaran dengan sistem modul memiliki beberapa keunggulan. Mulyasa (2003:46) menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. 2. 3. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta didik. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitannya antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.

Di samping keunggulan, Mulyasa (2003:47) juga menuturkan keterbatasan modul sebagai berikut.
1. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Sukses atau gagalnya suatu modul tergantung pada penyusunannya. Modul mungkin saja memuat tujuan dan alat ukur berarti, akan tetapi pengalaman belajar yang termuat di dalamnya tidak ditulis dengan baik atau tidak lengkap. Modul yang demikian kemungkinan besar akan ditolak oleh peserta didik, atau lebih parah lagi peserta didik harus berkonsultasi dengan fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang dari karakteristik utama sistem modul. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional, karena setiap peserta didik menyelesaikan modul dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri. Berbeda dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti alat peraga dapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran.

2.

3.

Setiap penyusunan suatu modul yang merupakan salah satu sumber belajar memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusunan suatu modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu diantaranya memahami konsep materi pelajaran, teori tentang modul, dan strategi tertentu untuk meminimalkan keterbatasan modul sehingga penyusunan modul dapat terlaksana. D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa, 2006:212). Fungsi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang dan mampu mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan (Mulyasa, 2006:213).

Adapun komponen dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) antara lain: a. Standar Kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal dari peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada suatu materi. Standar kompetensi merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian hasil. b. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator hasil belajar dalam suatu materi. Langkah penting yang harus dilakukan oleh guru adalah harus mampu menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, yang siap dijadikan pedoman pembelajaran dan acuan penilaian. c. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian terhadap materi. Indikator hasil belajar dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator hasil belajar dapat menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik. d. Uraian Materi

Uraian materi mencakup materi-materi yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Seorang guru harus mampu mengidentifikasi uraian materi yang akan diajarkan berdasarkan kompetensi dari silabus. e. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. f. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah bentuk proses pembelajaran oleh guru di kelas. Kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan motivasi, kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, dan kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. g. Penilaian Penilaian pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi belum tercapai.

E.

Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase

Siklus belajar Learning Cycle adalah suatu strategi belajar yang melibatkan siswa secara langsung pada kegiatan penelitian (investigation) secara aktif . Model Learning Cycle menuntun siswa untuk mengembangkan pemahamannya terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba (hand-on activities) sebelum diperkenalkan dengan kata-kata melalui diskusi atau memperoleh informasi dari buku. Oleh sebab itu, Learning Cycle dapat mengembangkan keterampilan proses siswa, memberi kesempatan siswa melakukan percobaan sains secara langsung, dan membuat pembelajaran menjadi bermakna. Model pembelajaran Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan konstruktivistik. Model Learning Cycle dikembangkan dari teori perkembangan kognitif Piaget. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan perkembangan aspek kognitif yang meliputi tiga aspek yaitu: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual merupakan organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang memudahkan individu untuk memecahkan masalah-masalah dalam lingkungan. Isi merupakan perilaku khas individu dalam merespon suatu masalah yang dihadapi. Fungsi dalam perkembangan intelektual mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 2005:73-74). Model pembelajaran Learning Cycle menyarankan agar proses pembelajaran dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif sehingga terjadi proses asimilasi, akomodasi, dan organisasi dalam struktur kognitif siswa. Bila terjadi proses konstruksi pengetahuan dengan baik maka pembelajaran akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Model siklus belajar pada mulanya terdiri dari tiga fase yaitu: eksplorasi, pengenalan konsep,

dan penerapan konsep. Fase eksplorasi paralel dengan tahap asimilasi dan ketidakseimbangan kognitif, fase pengenalan konsep sesuai dengan tahap akomodasi, dan fase penerapan konsep merupakan tahap organisasi dalam teori Piaget. Fase-fase Learning Cycle kemudian berkembang menjadi 4 fase dan 5 fase. Menurut Lorsbach (dalam Dasna, 2006:79-84) tahap-tahap Learning Cycle 5 Fase adalah sebagai berikut. 1. Fase Pendahuluan (Engagement) Kegiatan pada fase pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan perhatian siswa, mendorong kemampuan berpikirnya, dan membantu mereka mengakses pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Hal penting yang perlu dicapai oleh guru pada fase pendahuluan adalah timbulnya rasa ingin tahu siswa tentang tema atau topik yang akan dipelajari. Keadaan tersebut dapat tercapai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang fakta atau fenomena yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada fase engagement antara lain: demonstrasi, menganalisis bacaan, menunjukkan gambar dan lain sebagainya. 2. Fase Eksplorasi (Exploration) Fase eksplorasi memberikan siswa kesempatan untuk bekerja baik secara mandiri maupun kelompok tanpa instruksi atau pengarahan langsung dari pengajar. Siswa bekerja memanipulasi suatu objek, melakukan percobaan (secara ilmiah), melakukan pengamatan, mengumpulkan data, sampai pada membuat suatu kesimpulan dari percobaan yang dilakukan. Dalam kegiatan eksplorasi guru

berperan sebagai fasilitator membantu siswa agar bekerja pada lingkup permasalahan. 3. Fase Penjelasan (Explanation) Kegiatan belajar pada fase penjelasan bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Guru memotivasi siswa untuk menjelaskan konsep yang telah diperoleh dengan katakata sendiri, memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan konsep untuk melengkapi penjelasannya. Pada fase penjelasan sangat penting adanya diskusi antar kelompok untuk mengkritisi penjelasan konsep dari siswa yang satu dengan yang lain. 4. Fase Penerapan Konsep (Extend/Elaboration) Kegiatan belajar pada fase penerapan konsep mengarahkan siswa menerapkan konsep yang telah dipahami dan ketrampilan yang dimiliki pada situasi yang baru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka ketahui, dengan menerapkan konsep yang telah diperoleh pada situasi yang baru, siswa dapat melakukan akomodasi melalui hubungan antar konsep sehingga pemahaman siswa lebih mantap. Fase penerapan konsep dapat dilaksanakan dengan kegiatan menjawab soal-soal latihan. 5. Fase Evaluasi (Evaluation) Terdapat dua hal yang ingin diketahui pada fase evaluasi yaitu; (1) pengalaman yang telah diperoleh siswa; (2) refleksi untuk melakukan siklus lebih lanjut yaitu untuk pembelajaran pada konsep berikutnya. Pada tujuan yang pertama, guru mengamati perubahan pada siswa sebagai akibat kegiatan belajar.

Penilaian kelas meliputi penilaian proses dan evaluasi penguasaan konsep oleh siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan mengadakan tes. Pada tujuan kedua, guru dapat mengajukan pertanyaan terbuka yang dapat dijawab dengan menggunakan observasi, fakta, dan data penjelasan sebelumnya yang dapat diterima. F. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall (1989, dalam Sukmadinata, 2005:169-182) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut. 1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information Collecting) Penelitian dan pengumpulan data meliputi: pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. Pengukuran kebutuhan merupakan pemilihan produk yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan pendidikan terhadap produk, kesesuaian produk yang dikembangkan dengan bidang keahlian dan kemampuan pengembang, kelayakan waktu, peralatan, dan biaya. Studi literatur yaitu mempelajari literatur tentang konsep-konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. 2. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan meliputi perencanaan rancangan produk yang akan dikembangkan dan proses pengembangan berdasarkan pada hasil-hasil dari tahap penelitian dan pengumpulan data. Rancangan produk yang akan dikembangkan

mencakup tujuan penggunaan produk, siapa pengguna produk, dan komponenkomponen produk dan penggunaannya. Dalam proses pengembangan perlu dirumuskan langkah pengembangan produk awal sampai distribusi dan diseminasi produk yang akan dihasilkan. Dalam proses pengembangan juga perlu dipertimbangkan perhitungan biaya, orang-oarang yang membantu dan berpartisipasi dalam pengembangan, alat dan bahan yang diperlukan, serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan semua kegiatan penelitian dan pengembangan. 3. Pengembangan Draft Produk Awal (Develop Preliminary Form) Pengembangan draft produk awal meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. Pengembangan draft produk awal dilakukan oleh pengembang yang bekerja sama atau dibantu oleh para ahli. Sebelum diuji cobakan di lapangan, diperlukan uji coba di atas meja yang bersifat perkiraan, berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para ahli. 4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing) Uji coba lapangan awal merupakan uji coba lapangan terhadap produk yang telah disempurnakan berdasar hasil uji coba di atas meja. Uji coba dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba. Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.

5. Penyempurnaan Produk Awal (Main Product Revision) Revisi hasil uji coba dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. Revisi produk dapat berupa masukan, komentar, kritik, dan saran-saran bagi penyempurnaan produk. 6. Uji coba lapangan (main field testing) Uji coba lapangan menggunakan sampel yang lebih besar daripada uji coba yang pertama karena sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun karakteristiknya. Data kuantitatif yang diujicobakan dikumpulkan. Hasilhasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. 7. Menyempurnakan Produk Hasil Uji Lapangan (Operasional Product Revision) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan atau uji coba tahap kedua. Masukan, hasil pengamatan, dan diskusi dengan pengamat menjadi bahan dalam rapat para pengembang bagi penyempurnaan produk. 8. Uji Pelaksanaan Lapangan (Operasional Field Testing) Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi.

9. Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product Revision) Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan tahap kedelapan dari Borg dan Gall. Penyempurnaan dilakukan untuk menghasilkan produk final. 10. Diseminasi dan Implementasi (Disemination and Implementation) Langkah terakhir merupakan kegiatan melaporkan hasil dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal, bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan, dan memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas. Apabila kesepuluh langkah penelitian pengembangan diikuti dengan benar, maka produk yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan dan siap dioperasikan di sekolahsekolah. G. Tinjauan Materi Analisis Volumetri Kurikulum sains disempurnakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya ilmu kimia yang merupakan salah satu mata pelajaran sains yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam proses pembelajarannya, kimia menyediakan pengalaman belajar yang mencakup baik konsep maupun proses sains dimana ada keseimbangan antara kemampuan konseptual dan kemampuan prosedural. Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum SMK adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada bidang Kimia Analisa. Konsep analisis volumetri meliputi dasar-dasar analisis volumetri, titrasi berdasarkan reaksi penetralan, titrasi berdasarkan reaksi pengendapan, titrasi berdasarkan reaksi oksidasi reduksi, dan titrasi berdasarkan reaksi pembentukan

kompleks. Materi analisis volumetri dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai satu standar kompetensi dan lima kompetensi dasar. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tersebut ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Analisis Volumetri

Standar Kompetensi

Melaksanakan analisis volumetri

Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan dasar-dasar analisis volumetri 2. Melaksanakan analisis volumetri berdasar reaksi penetralan 3. Melaksanakan analisis volumetri berdasar reaksi pengendapan 4. Melaksanakan analisis volumetri berdasar reaksi oksidasi reduksi 5. Melaksanakan analisis volumetri berdasar reaksi pembentukan kompleks

H.

Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase Pengembangan modul dengan model Learning Cycle 5 Fase diawali

dengan menelaah Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan materi yang tertuang dalam Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasar hal tersebut, dapat ditentukan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan materi pokok yang dibutuhkan siswa untuk menguasai materi yang akan diajarkan. Pengalaman-pengalaman belajar tersebut, ditransformasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan belajar berdasarkan model Learning Cycle 5 Fase. Pada setiap kegiatan belajar perlu evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Modul analisis volumetri dikembangkan dengan empat kegiatan belajar antara lain : kegiatan belajar I (Titrasi Asidi-Alkalimetri), kegiatan belajar II

(Titrasi Argentometri), kegiatan belajar III ( Titrasi Iodo-Iodimetri), dan kegiatan belajar IV (Titrasi Kompleksometri). Tiap-tiap kegiatan belajar terdiri dari 5 fase, yaitu fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi (exploration), fase penjelasan (explanation), fase penerapan konsep (elaboration), dan fase evaluasi (evaluation). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan sebagai pelengkap dalam pembelajaran modul analisis volumetri. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan bagi guru sebagai acuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan modul, khususnya pada materi analisis volumetri. Model pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Learning Cycle 5 Fase. Berdasarkan Tabel 2.2 diketahui bahwa terdapat lima Kompetensi Dasar (KD) pada materi analisis volumetri. Oleh karena itu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri dikembangkan menjadi lima Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan alokasi waktu yang berbeda-beda.

BAB III METODE PENGEMBANGAN

Bab III akan diuraikan tentang model pengembangan, prosedur pengembangan dan uji ahli produk. A. Model Pengembangan Model pengembangan mengacu pada kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (1989, dalam Sukmadinata, 2005:170181). Akan tetapi, karena keterbatasan waktu dan biaya untuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan hanya dibatasi sampai pada langkah ketiga. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian pengembangan adalah sebagai berikut. 1. Penelitian dan pengumpulan data Tahap penelitian dan pengumpulan data meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, dan penelitian dalam skala kecil. 2. Perencanaan pengembangan produk Tahap perencanaan pengembangan meliputi rancangan produk yang mencakup tujuan penggunaan produk, dan proses pengembangan, alat dan bahan yang diperlukan, serta waktu yang diperlukan untuk melaksanakan semua kegiatan-kegiatan pengembangan.

3. Pengembangan produk awal Tahap pengembangan produk awal meliputi penyusunan produk awal. Meskipun masih merupakan produk awal yang bersifat draft kasar tetapi sudah disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Selanjutnya dilakukan validasi isi oleh para ahli sehingga diperoleh masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan penyempurnaan produk awal. B. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan modul dan rancangan pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui beberapa tahap antara lain. 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Pada tahap penelitian dan pengumpulan data dilakukan pengukuran kebutuhan, studi literatur, dan penelitian dalam skala kecil. Peningkatan jumlah SMK dengan berbagai jenis program keahlian memberikan banyak kendala dalam sistem pembelajarannya. Terutama kendala mengenai bahan ajar yang akan digunakan sebagai acuan bagi guru untuk mengajar dan sebagai panduan belajar bagi siswa pada materi tertentu. Hal ini didukung dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa guru kimia di SMK Negeri 7 Malang, bahwa guru-guru kimia mengalami kesulitan dalam menetapkan materi yang akan diajarkan. Oleh karena itu, pengembang berkeinginan untuk mengembangkan bahan ajar untuk SMK dalam program keahlian analisis kimia berdasarkan kurikulum SMK yang berlaku. Bahan ajar yang dikembangkan berupa modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Modul yang dikembangkan bertujuan agar siswa dapat belajar secara aktif dan mandiri. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan bagi guru sebagai acuan dalam mengajar.

Studi literatur yang dilakukan dalam mengembangkan modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain mengkaji Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya dalam program keahlian analisis kimia, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) khususnya dalam materi analisis volumetri, dan mengkaji model pembelajaran yang digunakan yaitu Learning Cycle 5 Fase, serta mencari referensi buku-buku kimia atau artikelartikel yang relevan dengan materi yang dikembangkan. Pengembangan modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5 Fase diharapkan dapat membantu siswa menkonstruksi pengetahuannya melalui fase-fase Learning Cycle 5 Fase. Dengan adanya produk pengembangan berupa modul dan recana pelaksanaan pembelajaran diharapkan proses pembelajaran dapat sesuai dengan paradigma pembelajaran konstruktivistik. 2. Perencanaan Pengembangan Produk Tahap perencanaan produk meliputi perumusan tujuan pengembangan yang hendak dicapai dan rancangan komponen-komponen produk yang dikembangkan. Tujuan pengembangan adalah menghasilkan produk berupa modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5 Fase pada materi analisis volumetri. Komponen-komponen modul yang dikembangkan adalah sebagai berikut. a. b. c. d. Halaman depan atau cover Kata pengantar Daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar Petunjuk penggunaan modul

e. Kegiatan belajar meliputi tahap-tahap kegiatan belajar dengan model Learning Cycle 5 Fase. f. Rangkuman, untuk mempermudah siswa dalam mengingat kembali konsep yang telah dipelajari dalam modul g. Soal pendalaman, untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep dalam modul dan juga sebagai refleksi untuk siswa mampu melanjutkan pada modul berikutnya. h. Umpan balik, untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi dipelajari i. Kunci jawaban, agar siswa dapat mengetahui tingkat-tingkat penguasaan terhadap materi yang telah dipelajari. j. Suplemen materi, digunakan sebagai panduan bagi siswa dalam mempelajari konsep dan menjawab pertanyaan di tiap-tiap kegiatan belajar dalam modul. Komponen-komponen dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan antara lain. h. i. j. k. l. Standar kompetensi Kompetensi dasar Indikator pencapaian kompetensi Uraian Materi Metode pembelajaran

m. Kegiatan pembelajaran n. Lembar Penilaian

3. Pengembangan Produk Awal Tahap pengembangan produk awal meliputi penyusunan produk pengembangan (modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran), melakukan validasi, analisis data, dan melakukan revisi. Pengembangan produk awal merupakan kegiatan utama dari tahap pengembangan. C. Validasi Produk Pengembangan Validasi produk merupakan suatu tindakan atau proses pengujian terhadap kesahihan isi produk pengembangan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Validasi produk pengembangan terdiri dari beberapa bagian, antara lain. 1. Desain Validasi Desain uji coba yang biasa digunakan untuk menguji bahan ajar terdiri dari validasi isi (content) dan validasi empirik. Validasi isi berarti dilakukan uji coba dengan para ahli di bidangnya. Validasi empirik yang berarti dilakukannya uji coba di lapangan. Validasi isi dilakukan dengan memberi angket penilaian terhadap produk pengembangan yang dikembangkan kepada validator. Validasi untuk produk pengembangan berupa modul analisis volumetri terdiri dari 1 dosen kimia Universitas Negeri Malang, yaitu Drs. Muhammad Shodiq Ibnu, M.Si dan 2 guru kimia SMK Negeri 7 Malang, yaitu Tri Pangastuti, S.Pd dan Yanuarita Tri Harini, S.Si. Validasi untuk produk pengembangan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari 2 guru kimia SMK Negeri 7 Malang, yaitu Tri Pangastuti, S.Pd dan Yanuarita Tri Harini, S.Si. Pengembangan hanya sampai tahap validasi isi dan belum dilakukan validasi empirik atau uji coba lapangan mengingat keterbatasan dalam segi biaya dan waktu.

2. Subyek Validasi Subjek validasi atau validator hasil pengembangan adalah dosen jurusan kimia dan guru kimia SMK Negeri 7 Malang. Beberapa ketentuan dari subjek validasi antara lain. a. Dosen Dosen yang menjadi validator untuk produk pengembangan merupakan dosen jurusan kimia di perguruan tinggi, menguasai bidang sesuai dengan materi yang akan dikembangkan dalam bahan ajar, dan mengetahui tentang model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase. b. Guru

Guru yang menjadi validator untuk produk pengembangan merupakan guru yang mengajar di SMK Negeri 7 Malang, berpengalaman mengajar materi analisis volumetri, dan mengetahui model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase. D. Jenis Data Data yang dihasilkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai persentase yang diperoleh dari angket validasi yang disusun dengan skala Likert (skala bertingkat). Data kualitatif berupa saran dan komentar yang dituangkan dalam angket dari validator. Data yang dihasilkan berkaitan dengan kelayakan atau kesesuaian modul untuk digunakan sebagai bahan ajar dengan model Learning Cycle 5 Fase dalam pembelajaran analisis volumetri di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket atau kuesioner. Angket yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu, bagian I berupa angket penilaian dan bagian II berupa lembar komentar, tanggapan, saran, kritik dari validator terhadap produk pengembangan yang diuji kelayakannya. Jawaban dari angket penilaian menggunakan skala Likert. Skala Likert yang digunakan terdiri dari 4 kategori pilihan dengan alternatif sebagai berikut. Angka 4 berarti = sangat baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 3 berarti = baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 2 berarti = kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 1 berarti = sangat kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil validasi adalah dengan menggunakan perhitungan persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung hasil angket dari validator adalah perhitungan nilai persentase yang disusun dari rumus perhitungan persentase sebagai berikut. P= Keterangan :

x xi

x 100%

P = Persentase x = Jumlah Jawaban Penilaian xi = Jumlah Jawaban Tertinggi

Kriteria validasi berdasarkan teknik analisis persentase yang dihasilkan dari perhitungan terdapat pada Tabel 3.1.


Tabel 3.1 Kriteria Persentase Validitas Persentase Kriteria validitas 76-100 Valid 56-75 Cukup valid 40-55 Kurang valid (perlu revisi) 0-39 Tidak valid (revisi total) (diadaptasi dari Arikunto,1993:210)

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

Bab IV akan diuraikan tentang deskripsi hasil pengembangan, data hasil validasi, analisis data, dan revisi produk. Adapun produk pengembangan modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran analisis volumetri dapat dilihat pada bagian Lampiran 7 dan Lampiran 10. A. Penyajian Data 1. a. Deskripsi Hasil Pengembangan Modul Analisis Volumetri Produk hasil pengembangan berupa modul analisis volumetri yang dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk pembelajaran analisis volumetri. Materi yang terdapat dalam modul meliputi : titrasi asidi-alkalimetri, titrasi argentometri, titrasi iodo-iodimetri, dan titrasi kompleksometri. Modul yang dikembangkan terdiri dari beberapa bagian, yaitu pra pendahuluan, pendahuluan, kegiatan belajar, umpan balik, kunci jawaban, dan suplemen materi. 1) Pra Pendahuluan Bagian pra pendahuluan dalam modul meliputi halaman depan (cover), kata pengantar, petunjuk penggunaan modul (petunjuk untuk guru dan siswa), tahap-tahap penggunaan modul, daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel.

2) Bagian Pendahuluan Bagian pendahuluan berisi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pencapaian hasil belajar. Bagian pendahuluan terletak di awal masing-masing kegiatan belajar yang bertujuan agar siswa dapat mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Kegiatan Belajar Berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam analisis volumetri, maka kegiatan belajar dalam modul dikembangkan menjadi empat kegiatan belajar yaitu kegiatan belajar I (Titrasi Asidi-Alkalimetri), kegiatan belajar II (Titrasi Argentometri), kegiatan belajar III (Titrasi IodoIodimetri), dan kegiatan belajar IV (Titrasi Kompleksometri). Tiap-tiap kegiatan belajar terdiri dari lima fase, yaitu fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi

(exploration), fase penjelasan (explanation), fase penerapan konsep (elaboration),


dan fase evaluasi (evaluation). Adanya fase-fase tersebut menunjukkan model

Learning Cycle 5 Fase yang digunakan dalam modul. Masing-masing kegiatan


belajar siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut. a) Kegiatan Belajar I Kegiatan belajar I bertujuan agar siswa mampu memahami konsep titrasi, mengidentifikasi larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi serta kurva titrasi, mampu mengidentifikasi analisis volumetri berdasarkan reaksi penetralan, dan melakukan perhitungan berdasarkan titrasi asidi-alkalimetri.

Deskripsi kegiatan belajar I tentang titrasi asidi-alkalimetri dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Fase pendahuluan bertujuan untuk mengarahkan siswa menuju konsep titrasi asidi-alkalimetri melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang titrasi asidi-alkalimetri. Fase Eksplorasi (Exploration) Fase eksplorasi dalam modul disajikan dalam bentuk kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum yang dilakukan berkaitan dengan titrasi asidi-alkalimetri, yaitu (1) pembuatan larutan standar NaOH, (2) standarisasi larutan NaOH, (3) standarisasi larutan HCl dengan menggunakan larutan standar NaOH, dan (4) penentuan kadar larutan asam cuka dengan teknik titrasi asidi-alkalimetri. Prosedur percobaan dalam modul disusun secara acak agar siswa dapat belajar lebih aktif dan mandiri. Fase ini dilengkapi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan praktikum yang dilakukan. Fase Penjelasan (Explanation) Fase penjelasan bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Pada fase penjelasan siswa dijelaskan tentang pengertian titrasi asidi-alkalimetri, titik ekivalen, titik akhir,larutan standar, berat ekivalen, perhitungan pH larutan, dan perhitungan analisis berdasarkan titrasi asidi-alkalimetri.

Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam fase penerapan konsep adalah menyelesaikan beberapa soal terapan yang berhubungan dengan konsep titrasi asidi-alkalimetri. Fase Evaluasi (Evaluation) Adanya beberapa soal evaluasi yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa. b) Kegiatan Belajar II Kegiatan belajar II bertujuan agar siswa mampu memahami konsep titrasi pengendapan khususnya titrasi argentometri atau pengendapan. Kompetensi lain yang harus tercapai yaitu mampu mengidentifikasi analisis volumetri berdasarkan reaksi pengendapan, dan melakukan perhitungan berdasarkan titrasi argentometri. Deskripsi kegiatan belajar II tentang titrasi argentometri dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Fase pendahuluan mengandung beberapa pertanyaan yang mengarahkan siswa menuju konsep titrasi argentometri melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang titrasi argentometri. Fase Eksplorasi (Exploration) Kegiatan praktikum yang dilakukan dalam fase eksplorasi berkaitan dengan titrasi argentometri, yaitu pembuatan larutan standar AgNO3, pembuatan larutan standar NH4CNS, standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator K2CrO4, standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N

menggunakan indikator Fluorescein, standarisasi larutan AgNO3 dengan NH4CNS 0,1 N, penentuan kadar berat Cl- dalam NaCl, dan penetapan bromida dalam KBr. Prosedur percobaan yang terdapat dalam modul disusun dalam bentuk bagan agar memudahkan siswa dalam mempelajari kegiatan praktikum yang dilakukan. Fase Penjelasan (Explanation) Fase penjelasan menjabarkan tentang pengertian titrasi argentometri, cara penentuan titik akhir yaitu cara Mohr, Fajans, dan Volhard, berat ekivalen, dan perhitungan analisis berdasarkan titrasi argentometri. Penjelasan tentang konsep tersebut disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan agar siswa dapat berfikir dan belajar secara aktif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga dikaitkan dengan kegiatan praktikum yang terdapat dalam fase eksplorasi. Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam fase penerapan konsep adalah menyelesaikan beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi argentometri. Fase Evaluasi (Evaluation) Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa. Terdapat beberapa soal evaluasi yang diberikan yang telah mencakup konsep titrasi argentometri. c) Kegiatan Belajar III Kegiatan belajar III bertujuan agar siswa mampu memahami konsep mengenai titrasi oksidasi-reduksi khususnya titrasi iodo-iodimetri, mampu mengidentifikasi analisis volumetri berdasarkan reaksi oksidasi-reduksi, dan

melakukan perhitungan berdasarkan titrasi iodo-iodimetri. Deskripsi kegiatan belajar III tentang titrasi iodo-iodimetri dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Konsep titrasi iodo-iodimetri diberikan kepada siswa dalam bentuk pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang terdapat dalam kehidupan seharihari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang titrasi iodo-iodimetri. Fase Eksplorasi (Exploration) Fase eksplorasi mengarahkan siswa dalam melakukan beberapa kegiatan praktikum yang berhubungan dengan titrasi iodo-iodimetri. Kegiatan praktikum tersebut meliputi pembuatan larutan standar Na2S2O3, standarisasi larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 0,1 N, pembuatan larutan baku I2 0,1 N, standarisasi larutan I2 dengan larutan standar Na2S2O3, penetapan kadar klor aktif dalam kaporit (Iodometri), dan penentuan kadar vitamin C (Iodimetri). Pada tiap-tiap kegiatan praktikum terdapat prosedur percobaan yang disusun secara acak sehingga siswa dapat belajar lebih aktif dengan menyusun prosedur percobaan yang benar. Fase Penjelasan (Explanation) Fase penjelasan bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Konsep yang harus dipelajari oleh siswa meliputi pengertian titrasi iodo-iodimetri, perbedaan iodometri dengan iodimetri, larutan standar yang digunakan, larutan indikator, berat ekivalen, dan perhitungan analisis berdasarkan titrasi iodo-iodimetri. Penjelasan tentang konsep tersebut disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan agar siswa

dapat berfikir dan belajar secara aktif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga berkaitan dengan kegiatan praktikum yang terdapat dalam fase eksplorasi. Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Fase penerapan konsep bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan memperdalam pemahaman siswa terhadap konsep titrasi iodo-iodimetri. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menyelesaikan beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi iodo-iodimetri. Fase Evaluasi (Evaluation) Tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa mengenai konsep titrasi iodo-iodimetri diketahui dengan menjawab beberapa soal dalam fase evaluasi. d) Kegiatan Belajar IV Kegiatan belajar IV bertujuan agar siswa mampu memahami konsep mengenai titrasi kompleksometri, mampu mengidentifikasi analisis volumetri berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks, dan melakukan perhitungan berdasarkan titrasi kompleksometri. Adapun deskripsi kegiatan belajar IV tentang titrasi kompleksometri dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Konsep titrasi kompleksometri diberikan kepada siswa dalam bentuk pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang terdapat dalam kehidupan seharihari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang titrasi kompleksometri. Fase Eksplorasi (Exploration) Fase eksplorasi memberikan pengarahan bagi siswa dalam melakukan beberapa kegiatan praktikum yang berkaitan dengan titrasi kompleksometri.

Beberapa kegiatan praktikum tentang titrasi kompleksometri meliputi : (1) pembuatan larutan EDTA, (2) pembuatan larutan standar kalsium, (3) standarisasi larutan EDTA dengan indikator EBT, (4) penetapan kesadahan total (Ca2+ + Mg2+), dan (5) penetapan kesadahan tetap terhadap air sadah. Prosedur percobaan dalam kegiatan praktikum disusun secara skematis yang memudahkan siswa memahami kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Fase Penjelasan (Explanation) Konsep titrasi kompleksometri yang meliputi pengertian titrasi kompleksometri, indikator melakromatik, kesadahan air dalam titrasi kompleksometri, dan perhitungan analisis berdasarkan titrasi kompleksometri dipaparkan dalam bentuk pertanyaan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berfikir dan belajar secara aktif. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada fase ini juga masih berkaitan dengan kegiatan praktikum yang terdapat dalam fase eksplorasi. Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah dengan menyelesaikan beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi kompleksometri. Fase Evaluasi (Evaluation) Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa. Terdapat beberapa soal evaluasi yang diberikan yang telah mencakup konsep titrasi kompleksometri. 4) Umpan Balik Lembar umpan balik berisi tentang cara penilaian untuk mengukur sejauh mana pemahaman yang dicapai siswa pada materi analisis volumetri dalam modul

khususnya pada fase evaluasi dan soal pendalaman. Setelah mengerjakan soal-soal tersebut, siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dengan menghitung skor sesuai rumusan yang terdapat pada lembar umpan balik yang telah tersedia. Adapun contoh kriteria tingkat keberhasilan belajar tertera pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar

Skor 91 82 90 65 81 55 64 < 54

Kriteria Istimewa Baik Sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik (Harus Mengulang)

Apabila hasil yang diperoleh siswa sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka siswa dapat melanjutkan ke materi berikutnya. Apabila hasil yang diperoleh siswa belum memenuhi kriteria yang ditentukan, maka siswa sebaiknya mengulang kegiatan-kegiatan dalam modul yang belum dipahami dengan baik. 5) Kunci Jawaban Kunci jawaban yang disediakan dalam modul analisis volumetri merupakan kunci jawaban pada fase evaluasi (evaluation) dan soal pendalaman. Adanya kunci jawaban diharapkan dapat memudahkan siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajarnya dan tingkat penguasaan terhadap konsep materi. 6) Suplemen Materi Sumplemen materi berisi uraian materi tentang konsep analisis volumetri. Suplemen materi berfungsi sebagai panduan bagi siswa dalam mengerjakan pertanyaan-pertanyaan dalam modul dan mempermudah pemahaman siswa

mengenai konsep. Suplemen materi berisi lima bab yang terdiri dari dasar-dasar analisis volumetri, titrasi asidi-alkalimetri, titrasi argentometri, titrasi iodoiodimetri, dan titrasi kompleksometri. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Produk hasil pengembangan selain modul adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri. RPP dikembangkan untuk melengkapi pengembangan modul analisis volumetri. RPP dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan modul, khususnya pada pembelajaran analisis volumetri. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan menggunakan model Learning Cycle 5 Fase sesuai dengan kajian dalam modul analisis volumetri. RPP tentang materi analisis volumetri dikembangkan menjadi lima RPP yang disesuaikan dengan kurikulum dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia. Masing-masing RPP tentang materi analisis volumetri dapat dideskripsikan sebagai berikut. a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Proses pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I direncakan selama 4 kali pertemuan atau 8 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Materi yang diajarkan tentang dasar-dasar analisis volumetri yang meliputi pengertian analisis volumetri, berat ekivalen, jenis-jenis titrasi, pengertian larutan standar, dan syarat-syarat reaksi dalam titrasi. Pembelajaran dilakukan dengan model Learning Cycle 5 fase.

Deskripsi rencana pelaksanaan pembelajaran I dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengingatkan siswa pada materi sebelumnya yaitu standarisasi larutan yang telah diajarkan. Siswa diberi beberapa pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan diajarkan yaitu tentang dasar-dasar analisis volumetri yang meliputi pengertian analisis volumetri, berat ekivalen, jenis-jenis titrasi, pengertian larutan standar, dan syarat-syarat reaksi dalam titrasi. Fase Eksplorasi (Exploration) Pada fase eksplorasi siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi dengan cara mencari bahan-bahan di perpustakaan atau

browsing melalui internet tentang dasar-dasar analisis volumetri yang meliputi


pengertian analisis volumetri, berat ekivalen, jenis-jenis titrasi, pengertian larutan standar, dan syarat-syarat reaksi dalam titrasi. Fase Penjelasan (Explanation) Kegiatan belajar pada fase penjelasan dilakukan dengan mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelompok tentang hasil pada tahap eksplorasi. Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Fase penerapan konsep bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan memperdalam pemahaman siswa terhadap materi. Adapun kegiatan belajar yang dilakukan siswa yaitu melakukan diskusi kelompok untuk membahas soal yang diberikan oleh guru. Apabila terdapat soal yang belum terselesaikan, maka pembahasan soal akan dilanjutkan dalam kegiatan diskusi kelas.

Fase Evaluasi (Evaluation) Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa. Pada fase ini dilakukan penilaian atau evaluasi terhadap tingkat pemahaman siswa mengenai materi dasar-dasar analisis volumetri. b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II dialokasikan dalam 7 kali pertemuan atau 18 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Proses pembelajaran yang direncanakan berkaitan dengan beberapa kegiatan praktikum di laboratorium. Materi yang diajarkan tentang analisis berdasarkan reaksi penetralan yang meliputi pengertian titrasi asidi-alkalimetri, berat ekivalen, indikator asam basa, larutan standar dalam titrasi asidi-alkalimetri, dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi asidi-alkalimetri. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 fase. Adapun deskripsi rencana pelaksanaan pembelajaran II dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Fase pendahuluan bertujuan untuk mendorong kemampuan berfikir siswa. Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengingatkan siswa pada materi mengenai asam, basa, dan reaksi penetralan dalam contoh-contoh di kehidupan sehari-hari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang pengertian titrasi asidi-alkalimetri. Fase Eksplorasi (Exploration) Dalam fase eksplorasi, siswa diarahkan untuk merencanakan, melakukan kegiatan praktikum, dan menganalisis hasil percobaan mengenai titrasi asidialkalimetri secara berkelompok.

Fase Penjelasan (Explanation) Konsep tentang titrasi asidi-alkalimetri diberikan kepada siswa dengan cara diskusi kelompok. Guru dapat menggunakan beberapa pertanyaan dalam modul analisis volumetri yang telah dikembangkan atau dari buku panduan Kimia. Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Adapun kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menganalisis beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi asidi-alkalimetri secara berkelompok. Fase Evaluasi (Evaluation) Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa. c) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III dialokasikan dalam 7 kali pertemuan atau 18 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Proses pembelajaran yang direncanakan berkaitan dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Materi yang diajarkan tentang analisis berdasarkan reaksi pengendapan yang meliputi pengertian titrasi argentometri, berat ekivalen, beberapa jenis cara penentuan titik akhir titrasi dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi argentometri. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 fase.

Adapun deskripsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengingatkan siswa tentang garam. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang manfaat titrasi argentometri dalam kehidupan sehari-hari. Fase Eksplorasi (Exploration) Dalam fase eksplorasi, siswa diarahkan untuk merencanakan, melakukan kegiatan praktikum, dan menganalisis hasil percobaan mengenai titrasi argentometri secara berkelompok. Fase Penjelasan (Explanation) Konsep tentang titrasi argentometri diberikan kepada siswa dengan cara diskusi kelompok. Materi yang akan diajarkan meliputi pengertian titrasi argentometri, berat ekivalen, beberapa jenis cara penentuan titik akhir titrasi dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi. Hasil diskusi akan dibahas dalam diskusi kelas. Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menganalisis beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi argentometri secara berkelompok. Fase Evaluasi (Evaluation) Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa.

d) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV dialokasikan dalam 7 kali pertemuan atau 18 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Proses pembelajaran yang direncanakan berkaitan dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Materi yang diajarkan tentang analisis berdasarkan reaksi oksidasireduksi yang meliputi pengertian dan perbedaan titrasi iodometri dengan iodimetri, berat ekivalen, larutan indikator, larutan standar dalam titrasi iodoiodimetri, dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi iodo-iodimetri. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 fase. Deskripsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan memberi beberapa pertanyaan tentang kandungan buah jeruk dan manfaat pemakaian kaporit, sehingga siswa mendapat gambaran tentang manfaat titrasi iodo-iodimetri dalam kehidupan sehari-hari. Fase Eksplorasi (Exploration) Fase eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk merencanakan, melakukan kegiatan praktikum, dan menganalisis hasil percobaan mengenai titrasi iodo-iodimetri secara berkelompok. Fase Penjelasan (Explanation) Konsep titrasi iodo-iodimetri diberikan kepada siswa dengan diskusi kelompok. Materi yang akan diajarkan meliputi pengertian dan perbedaan titrasi iodometri dengan iodimetri, berat ekivalen, larutan indikator, larutan standar

dalam titrasi iodo-iodimetri, dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi iodo-iodimetri. Hasil diskusi akan dibahas dalam diskusi kelas. Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menganalisis beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi iodoiodimetri secara berkelompok. Fase Evaluasi (Evaluation) Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa. Pada fase evaluasi dilakukan penilaian atau evaluasi terhadap tingkat pemahaman siswa mengenai konsep titrasi iodo-iodimetri. e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran V Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) V dialokasikan dalam 7 kali pertemuan atau 18 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Proses pembelajaran yang direncanakan berkaitan dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Materi yang diajarkan tentang analisis berdasarkan reaksi pembentukan kompleks yang meliputi pengertian titrasi kompleksometri, larutan EDTA, penerapan titrasi kompleksometri dalam kehidupan sehari-hari dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi kompleksometri. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 fase. Deskripsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) V dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut. Fase Pendahuluan (Engagement) Guru mendorong kemampuan berfikir dan menarik perhatian siswa dengan mengingatkan siswa pada pengetahuan mengenai air sadah. Siswa diminta

menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang manfaat titrasi kompleksometri dalam kehidupan sehari-hari. Fase Eksplorasi (Exploration) Siswa diarahkan untuk merencanakan, melakukan kegiatan praktikum, dan menganalisis hasil percobaan mengenai titrasi kompleksometri secara berkelompok. Fase Penjelasan (Explanation) Konsep tentang titrasi kompleksometri diberikan kepada siswa dengan cara diskusi kelompok. Materi yang akan diajarkan tentang pengertian titrasi kompleksometri, larutan EDTA, penerapan titrasi kompleksometri dalam kehidupan sehari-hari dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi kompleksometri. Hasil diskusi akan dibahas dalam diskusi kelas. Fase Penerapan Konsep (Elaboration) Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menganalisis beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi kompleksometri secara berkelompok. Fase Evaluasi (Evaluation) Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa. 2. a. Data Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri Data hasil validasi terhadap modul analisis volumetri diperoleh dari beberapa validator yang terdiri dari 1 dosen kimia Universitas Negeri Malang dan 2 guru kimia SMK Negeri 7 Malang dalam program keahlian analisis kimia. Pada

bab III telah dijelaskan bahwa pengembangan modul analisis volumetri hanya dilakukan validasi isi dan tidak diujicobakan di lapangan karena keterbatasan waktu dan biaya. Oleh karena itu, data yang disajikan adalah data hasil validasi isi dari validator. Data hasil validasi modul analisis volumetri dapat dilihat pada Lampiran 1. Rangkuman data hasil validasi modul secara keseluruhan terdapat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Aspek yang Dinilai Halaman Depan (Cover) Kata Pengantar Petunjuk Penggunaan Modul Tahap-Tahap Penggunaan Modul Model Pembelajaran Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Kompetensi Kegiatan Belajar Siswa Gambar Tabel Rangkuman Soal Pendalaman Kunci Jawaban Umpan Balik Suplemen Materi

Persentase (%) 80,58 81,25 75 86,11 72,2 91,67 91,67 80,58 70,83 75,83 70,83 75 72,22 75 75 75 73,80

Kriteria Valid Valid Cukup valid Valid Cukup valid Valid Valid Valid Cukup valid Valid Cukup valid Cukup valid Cukup valid Cukup valid Cukup valid Cukup valid Cukup valid

18.

Daftar R Rujukan Rata-rata Persentase R

72,22 7 77,49 7

Cukup valid p Val lid

Data hasil valida modul sec keseluru a asi cara uhan lebih je elasnya disaj jikan pada Gambar 4.1. G .

Gambar 4.1 Persentas Rata-rata H r se Hasil Validasi Modul terhad Aspek Penilaian dap Keterangan : K 1. Cover 2. Kata Pen ngantar 3. Petunjuk Penggunaan M k Modul 4. Tahap-ta ahap Pengguna Modul aan 5. Model Pembelajaran d P dalam Modul 6. Daftar Is si 7. Daftar G Gambar 8. Daftar T Tabel 9. Kompete ensi 10. Kegiatan Belajar Siswa n a 11. Gambar 12. Tabel 13. Rangkuman 14. Soal Pendalam man an 15. Kunci Jawaba 16. Umpan Balik k ateri 17. Suplemen Ma 18. Daftar Rujukan


Skala kriteria validasi yang digunakan adalah skala Likert. Pada gambar 4.1 grafik dimulai dari skala 50 % dengan tujuan untuk memperjelas tampilan gambar, sehingga lebih mudah melihat perbandingan nilai rata-rata yang diperoleh pada tiap aspek penilaian.

Data hasil validasi secara keseluruhan diperoleh persentase rata-rata sebesar 77,49%. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria ini sudah valid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul Analisis Volumetri untuk kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan tidak perlu direvisi total dan sudah layak untuk dilakukan uji lapangan dalam pembelajaran dengan modul analisis volumetri di sekolah. Data kualitatif berupa komentar dan saran dari validator terhadap modul analisis volumetri dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Komentar dan Saran dari Validator tentang Modul Analisis Volumetri

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Aspek Kata Pengantar Petunjuk Penggunaan Modul Model Pembelajaran dalam Modul Kompetensi Kegiatan Belajar Siswa

Komentar dan Saran Dalam kata pengantar sebaiknya penulisannya dirapikan dengan cara rata kanan dan kiri Dalam petunjuk penggunaan modul untuk siswa lebih diperjelas dengan memberi arah panah. Dalam fase exploration sebaiknya disebutkan adanya tahapan siswa mengembangkan prosedur percobaan dan mendiskusikan hasil Dalam penulisan kompetensi dasar sebaiknya diperjelas dengan materi yang akan dibahas dalam modul. Pertanyaan hal. 21, no.3 pada fase explanation pada kegiatan belajar I sebaiknya dihilangkan karena dianggap terlalu sulit.

b.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Analisis Volumetri Data hasil validasi terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

analisis volumetri diperoleh dari validator yang terdiri dari 2 guru kimia SMK Negeri 7 Malang. Pada bab III telah dijelaskan bahwa pada pengembangan modul ini hanya dilakukan validasi isi dan tidak diujicobakan di lapangan karena

keterbatasan waktu dan biaya. Oleh karena itu, d yang dis k n data sajikan adala data ah hasil validas isi dari val h si lidator. Data hasil valida yang telah diperoleh s a asi h secara keseluruhan dapat diliha pada Lamp k at piran 2.

Rang gkuman data hasil valida Rencana Pelaksanaan Pembelajar (RPP) a asi n ran terdapat pad Tabel 4.4. t da
Tabel 4.4 Data Hasil Valida Rencana P T a asi Pelaksanaan Pembelajaran ( (RPP) Analisi Volumetri is

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Aspek Yang Dinilai k i Komp petensi Indika ator Tujuan hasil belajar n Uraian materi n Skena pembelajar ario ran Lemba penilaian ar Persen ntase Rata-rata a

Persent tase (%) 75 7 75 7 75 7 76,56 77,50 75 7 75,67

Krite eria Cukup valid Cukup valid Cukup valid Valid Valid Cukup valid Cukup valid

Data hasil valida secara keseluruhan le a asi ebih jelasnya disajikan pa a ada Gambar 4.2. G .


Gambar 4.2 Persentase Rata-rata Hasil Validasi RPP terhadap Aspek Penilaian 1. Kompetensi 2. Indikator 3. Tujuan Hasil Belajar 4. Uraian Materi 5. Skenario Pembelajaran 6. Lembar Penilaian Skala kriteria validasi yang digunakan adalah skala Likert. Pada gambar 4.2 grafik dimulai dari skala 65% dengan tujuan untuk memperjelas tampilan gambar, sehingga lebih mudah melihat perbandingan nilai rata-rata yang diperoleh pada tiap aspek penilaian.

Keterangan :

Data hasil validasi secara keseluruhan diperoleh persentase rata-rata sebesar 75,67% yang berarti cukup valid, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri untuk kelas XI SMK program keahlian analisis kimia tidak perlu direvisi dan dapat dilakukan uji lapangan (validasi empirik) dalam pembelajaran dengan modul analisis volumetri di sekolah untuk lebih menyempurnakan produk pengembangan. Data kualitatif hasil validasi terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berupa komentar dan saran dari validator, terdapat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Validator tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri

No. 1.

Aspek Skenario Pembelajaran

Komentar dan Saran Pada tahap pendahuluan hendaknya guru mempresensi siswa satu persatu dengan harapan dapat mengenal siswa. Penulisan media pembelajaran sebaiknya bukan dalam bentuk buku tapi berupa alat (alat-alat kimia


atau video tentang titrasi) Penulisan sumber belajar lebih spesifik

B. Analisis Data Dan Pembahasan 1. Deskripsi Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase Berdasarkan pada Tabel 4.2 dapat dideskripsikan data hasil validasi terhadap modul pembelajaran analisis volumetri yang menggunakan model

Learning Cycle 5 Fase sebagai berikut.


a. Halaman Depan (Cover) Kriteria penilaian terhadap halaman depan (cover) meliputi kejelasan bahasa, kemenarikan bahasa, kejelasan gambar, kemenarikan gambar, ketepatan ukuran huruf, dan ketepatan jenis huruf. Berdasarkan Tabel 4.2, hasil penilaian dari 3 validator terhadap halaman depan menunjukkan persentase rata-rata sebesar 80,58% yang berarti valid. Hal ini dapat disimpulkan bahwa cover yang dikembangkan sudah menarik baik dari segi bahasa, gambar, maupun huruf yang digunakan dan sesuai untuk dijadikan cover modul analisis volumetri. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(a). b. Kata Pengantar Aspek kata pengantar meliputi kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, kemudahan memahami isi pengantar, dan kesederhanaan bahasa. Tabel 4.2 menunjukkan penilaian terhadap aspek kata pengantar adalah valid dengan persentase rata-rata sebesar 81,25% . Hal ini menunjukkan bahwa aspek kata pengantar tidak perlu direvisi.

Meskipun demikian, berdasarkan saran validator agar penulisan dalam kata pengantar lebih dirapikan dengan penggunaan rata kanan dan kiri, maka pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi disajikan pada revisi produk dan lebih jelasnya dapat dilihat pada modul analisis volumetri. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(b). c. Petunjuk Penggunaan Modul Petunjuk penggunaan modul memiliki 4 kriteria penilaian yaitu kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, kemudahan memahami isi petunjuk, dan kesederhanaan bahasa. Berdasarkan Tabel 4.2, petunjuk penggunaan modul memiliki persentase rata-rata sebesar 75% yang berarti cukup valid, sehingga tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(c). Meskipun demikian berdasarkan saran dari validator agar petunjuk penggunaan modul lebih diperjelas dengan menambahkan arah panah, maka pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi disajikan pada revisi modul pada Tabel 4.6 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada modul analisis volumetri. d. Tahap-tahap Penggunaan Modul Tahap-tahap penggunaan modul dianalisis kevalidannya berdasarkan 3 kriteria penilaian yaitu kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, dan kemudahan memahami tahap-tahap penggunaan modul. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa aspek tahap-tahap penggunaan modul memiliki persentase sebesar 86,11%. Hal ini menunjukkan bahwa tahap-tahap penggunaan modul tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(d). e. Model Pembelajaran dalam Modul

Aspek model pembelajaran dalam modul memiliki tiga kriteria yaitu kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, dan kemudahan memahami isi model pembelajaran dalam modul. Berdasarkan Tabel 4.2, data hasil validasi terhadap model pembelajaran dalam modul adalah cukup valid dengan persentase rata-rata sebesar 72,22%. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran dalam modul tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(e). Meskipun demikian, berdasarkan saran dari validator agar pada fase

exploration disebutkan tahapan siswa dalam mengembangkan prosedur percobaan


dan mendiskusikan hasil, maka pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi disajikan pada revisi modul pada Tabel 4.6 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada modul analisis volumetri. f. Daftar Isi Aspek penilaian terhadap daftar isi meliputi tiga kriteria yaitu kesesuaian penulisan daftar isi, kemudahan memahami daftar isi, dan kejelasan daftar isi. Hasil analisis yang dituliskan dalam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa aspek daftar isi bernilai valid dengan persentase rata-rata sebesar 91,67%. Hal ini menunjukkan bahwa daftar isi tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(f). g. Daftar Gambar Aspek daftar gambar menggunakan tiga kriteria yaitu kesesuaian penulisan daftar gambar, kemudahan memahami daftar gambar, dan kejelasan daftar gambar. Hasil analisis dalam Tabel 4.2 menunjukkan aspek daftar gambar bernilai

valid dengan persentase rata-rata sebesar 91,67%. Hal ini menunjukkan bahwa
daftar gambar tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(g). h. Daftar Tabel Berdasarkan Tabel 4.2, hasil analisis terhadap aspek daftar tabel bernilai

valid dengan persentase rata-rata sebesar 80,58%. Hal ini menunjukkan bahwa
daftar tabel dalam modul tidak perlu direvisi. Aspek daftar tabel menggunakan tiga kriteria yaitu kesesuaian penulisan daftar tabel, kemudahan memahami daftar tabel, dan kejelasan daftar tabel. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(h). i. Kompetensi Aspek kompetensi meliputi kemudahan memahami kalimat dan kejelasan susunan kalimat dan bahasa. Data hasil validasi terhadap kompetensi adalah cukup valid dengan persentase rata-rata 70,83%. Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 1(i). Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka bagian ini tidak perlu direvisi. Meskipun demikian berdasarkan saran dari validator agar dalam penulisan kompetensi dasar disebutkan materi yang akan dibahas dalam modul, maka pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi disajikan pada revisi modul pada Tabel 4.6 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada modul analisis volumetri. j. Kegiatan Belajar Siswa Kriteria dalam aspek penilaian kegiatan belajar siswa meliputi kesesuaian kegiatan belajar dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan

materi yang dipelajari, ketepatan kalimat yang digunakan, adanya fase

engagement yang memberikan pengetahuan awal mengenai materi yang


dipelajari, adanya fase exploration yang memberikan kesempatan siswa mengeksplor pengetahuannya dalam kegiatan percobaan, kemudahan kegiatan untuk dilakukan oleh siswa, ketepatan rumusan tujuan dalam kegiatan siswa, adanya fase explanation yang mengenalkan konsep secara mendalam dan memberikan informasi serta memberikan definisi-definisi formal, adanya fase

elaboration yang memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan konsep pada


situasi baru, dan adanya fase evaluation yang memberikan kesempatan siswa untuk menguji pemahamannya mengenai konsep secara menyeluruh. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil validasi terhadap aspek kegiatan belajar siswa memiliki persentase rata-rata sebesar 75,83%. Hal ini menunjukkan bahwa aspek kegiatan belajar siswa cukup valid dan tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(j). k. Gambar Data hasil validasi terhadap aspek gambar adalah cukup valid dengan persentase rata-rata 70,83%. Kriteria tentang gambar meliputi kesesuaian gambar dengan tema yang dibahas, kemenarikan gambar untuk dipelajari, kesesuaian gambar untuk mengilustrasikan konsep, dan kelengkapan keterangan gambar. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka gambar dalam modul tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(k). l. Tabel

Kriteria aspek tabel meliputi kesesuaian tabel dengan materi, kemudahan bahasa dalam tabel untuk dipelajari, dan kelengkapan isi tabel. Hasil analisis beberapa kriteria tentang aspek tabel menunjukkan persentase rata-rata sebesar 75% yang berarti cukup valid. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka tabel tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(l). m. Rangkuman Berdasarkan Tabel 4.2 , persentase rata-rata terhadap aspek rangkuman dalam modul sebesar 72,22% yang berarti cukup valid. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa rangkuman tidak perlu direvisi. Kriteria dari aspek rangkuman meliputi kesesuaian rangkuman dengan materi, kemudahan bahasa dalam rangkuman untuk dipelajari, dan kelengkapan isi rangkuman. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(m). n. Soal Pendalaman Aspek soal pendalaman memiliki empat kriteria yaitu kesesuaian soal pendalaman dengan materi, kejelasan isi dalam soal pendalaman, kejelasan susunan kalimat, dan kemudahan memahami uraian soal pendalaman. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase rata-rata hasil validasi sebesar 75% yang berarti cukup valid. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa soal pendalaman tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(n). o. Kunci Jawaban Penilaian terhadap aspek kunci jawaban yang diperoleh menunjukkan persentase rata-rata sebesar 75% yang berarti cukup valid. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka kunci jawaban tidak perlu direvisi. Aspek kunci jawaban

menggunakan empat kriteria untuk validasi modul yaitu kesesuaian kunci jawaban dengan soal, kemudahan dalam menggunakan kunci jawaban, kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, dan kemudahan memahami kunci jawaban. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(o). p. Umpan Balik Tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase rata-rata hasil validasi terhadap aspek umpan balik sebesar 75% yang berarti cukup valid. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka umpan balik tidak perlu direvisi.Aspek umpan balik meliputi kemudahan memahami petunjuk umpan balik, kejelasan isi, dan kejelasan susunan kalimat. Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 1(p). q. Suplemen Materi Kriteria aspek suplemen materi meliputi kemudahan memahami isi materi, kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, kesesuaian dengan tujuan hasil belajar, konstruksi konsep cukup jelas, kedalaman materi sudah cukup, dan keluasan materi sudah cukup. Hasil analisis beberapa kriteria tentang aspek suplemen materi menunjukkan persentase rata-rata sebesar 73,80% yang berarti cukup valid. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka suplemen materi tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(q). r. Daftar Rujukan Aspek kunci jawaban mempunyai tiga kriteria yaitu kesesuaian daftar rujukan dengan materi, sistematika penulisan daftar rujukan, dan kemudahan memahami daftar rujukan. Penilaian terhadap aspek daftar rujukan menunjukkan

persentase rata-rata sebesar 72,22% yang berarti cukup valid sehingga daftar rujukan tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(r). 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase Berdasarkan pada Tabel 4.4 dapat dideskripsikan data hasil validasi terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri yang menggunakan model Learning Cycle 5 Fase sebagai berikut. a. Kompetensi Aspek kompetensi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memiliki dua kriteria penilaian yaitu kemudahan memahami kalimat dan kejelasan susunan kalimat dan bahasa. Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa aspek kompetensi memiliki persentase 75% yang berarti cukup valid. Hal ini menunjukkan bahwa tidak perlu dilakukan revisi terhadap kompetensi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2(a). b. Indikator Secara umum data hasil validasi terhadap indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah cukup valid dengan persentase rata-rata sebesar 75%. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka indikator dalam RPP tidak perlu direvisi.Kriteria indikator meliputi kesesuaian dengan kompetensi, mengukur kompetensi tertentu, dan penulisan telah operasional. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2(b). c. Tujuan Hasil Belajar

Hasil penilaian yang diperoleh terhadap aspek tujuan hasil belajar adalah cukup valid dengan persentase rata-rata sebesar 75%. Aspek tujuan hasil belajar meliputi kesesuaian dengan kompetensi, kemudahan memahami kalimat, dan kejelasan susunan kalimat dan bahasa. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka tujuan pembelajaran tidak perlu direvisi. Data hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2(c). d. Uraian Materi Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa persentase rata-rata hasil validasi terhadap aspek uraian materi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebesar 76,56% yang berarti valid. Aspek uraian materi memiliki delapan kriteria penilaian yaitu kesesuaian dengan kompetensi, kemudahan memahami isi materi, kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, kesesuaian dengan tujuan hasil belajar, konstruksi konsep cukup jelas, kedalaman materi sudah cukup, dan keluasan materi sudah cukup. Hal ini menunjukkan bahwa uraian materi tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(d). e. Skenario Pembelajaran Kriteria penilaian tentang skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi adanya fase engagement yang memberikan pengetahuan awal mengenai materi yang dipelajari, adanya fase

exploration yang memberikan kesempatan siswa mengeksplor pengetahuannya


dalam kegiatan percobaan, adanya fase explanation yang mengenalkan konsep secara mendalam dan memberikan informasi serta memberikan definisi-definisi formal, adanya fase elaboration yang memberikan kesempatan siswa untuk

menerapkan konsep pada situasi baru, dan adanya fase evaluation yang memberikan kesempatan siswa untuk menguji pemahamannya mengenai konsep secara menyeluruh. Hasil validasi dari dua validator memiliki persentase rata-rata sebesar 77,50%. Hal ini menunjukkan bahwa skenario pembelajaran sudah valid dan tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(e). Komentar dan saran dari validator mengenai skenario pembelajaran yaitu (1) agar dalam tahap kegiatan awal (pendahuluan), guru sebaiknya melakukan absensi terhadap masing-masing siswa yang bertujuan agar lebih mengenal siswa, (2) media pembelajaran yang digunakan dalam RPP sebaiknya disebutkan berupa alat-alat praktikum atau video pembelajaran tentang titrasi, dan (3) penulisan sumber belajar sebaiknya lebih spesifik, maka pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi disajikan pada revisi rencana pelaksanaan pembelajaran pada Tabel 4.7 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada rencana pelaksanaan pembelajaran materi analisis volumetri. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2(f). f. Lembar Penilaian Lembar penilaian dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memiliki tiga kriteria yaitu kesesuaian lembar penilaian dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudahan bahasa dalam lembar penilaian untuk dipahami, dan kelengkapan isi. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase terhadap aspek lembar penilaian sebesar 75% yang berarti cukup valid. Hal ini menunjukkan bahwa lembar penilaian tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2(f).

C. Revisi Produk Pengembangan 1. Modul Analisis Volumetri dengan model Learning Cycle 5 Fase Bagian modul yang direvisi secara terperinci terdapat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Revisi Modul Analisis Volumetri

No. 1.

Aspek Kata Pengantar Petunjuk Penggunaan Modul

Hal. i-ii

2.

iv

Sebelum Direvisi Penulisan kata pengantar dengan cara rata kiri Dalam petunjuk penggunaan modul untuk siswa tidak diberi arah panah. Dalam fase exploration tidak disebutkan adanya tahapan siswa mengembangkan prosedur percobaan dan mendiskusikan hasil Dalam penulisan kompetensi dasar tidak disebutkan materi yang akan dibahas dalam modul. Pertanyaan hal. 21, no.3 pada fase explanation pada kegiatan belajar I membahas mengenai perhitungan kemurnian asam sitrat.

Sesudah Direvisi Penulisan kata pengantar dengan cara rata kanan dan kiri Petunjuk penggunaan modul untuk siswa lebih diperjelas dengan memberi tanda panah. Dalam fase exploration disebutkan adanya tahapan siswa mengembangkan prosedur percobaan dan mendiskusikan hasil Dalam penulisan kompetensi dasar disebutkan materi yang akan dibahas dalam modul. Pertanyaan hal. 21, no.3 pada fase explanation pada kegiatan belajar I sebaiknya dihilangkan karena dianggap terlalu sulit.

3.

Model Pembelajaran dalam Modul

vi

4.

Kompetensi

ix

5.

Kegiatan Belajar Siswa

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran analisis volumetri dengan model Learning Cycle 5 Fase

Bagian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang direvisi secara terperinci terdapat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri

Aspek Sebelum Direvisi Skenario Pada tahap pendahuluan guru Pembelajaran menanyakan presensi siswa. Penulisan media pembelajaran dalam bentuk buku Penulisan sumber belajar kurang spesifik

Sesudah Direvisi Pada tahap pendahuluan guru mempresensi siswa satu persatu dengan harapan dapat mengenal siswa. Penulisan media pembelajaran dalam bentuk alat (alat-alat kimia atau video tentang titrasi) Penulisan sumber belajar lebih spesifik

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Modul Analisis Volumetri yang dikembangkan terdiri dari 4 kegiatan belajar yaitu kegiatan belajar I (Titrasi Asidi-Alkalimetri), kegiatan belajar II (Titrasi Argentometri), kegiatan belajar III ( Titrasi Iodo-Iodimetri), dan kegiatan belajar IV (Titrasi Kompleksometri). Tiap-tiap kegiatan belajar terdiri dari 5 fase, yaitu fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi

(exploration), fase penjelasan (explanation), fase penerapan konsep (elaboration), dan fase evaluasi (evaluation).
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan terdiri dari RPP I membahas tentang dasar-dasar analisis volumetri, RPP II membahas tentang analisis berdasarkan reaksi penetralan yang dikhususkan titrasi asidi-alkalimetri, RPP III membahas tentang analisis berdasarkan reaksi pengendapan yang dikhususkan titrasi argentometri, RPP IV membahas tentang analisis berdasarkan reaksi oksidasi-reduksi yang dikhususkan titrasi iodo-iodimetri, dan RPP V membahas tentang analisis berdasarkan reaksi pembentukan kompleks yang dikhususkan titrasi kompleksometri. 3. Hasil validasi modul yang dikembangkan diperoleh persentase rata-rata sebesar 77,49% dengan kriteria penilaian valid. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan diperoleh persentase rata-rata sebesar 75,67% dengan kriteria penilaian cukup valid. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan persentase tersebut adalah modul dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri sudah layak untuk dilakukan uji lapangan atau validasi empirik oleh guru dalam pembelajaran analisis volumetri di kelas XI SMK program keahlian analisis kimia. B. Saran Beberapa saran yang berkaitan dengan pengembangan Modul dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri adalah sebagai berikut.

1. Validasi produk hasil pengembangan sebaiknya dilanjutkan pada tahap uji coba lapangan awal (tahap keempat dari model Borg dan Gall). 2. Proses validasi terhadap produk pengembangan sebaiknya dilakukan terhadap beberapa guru sehingga diperoleh banyak masukan dan saran terhadap penyempurnaan produk. 3. Selama proses pembelajaran sebaiknya guru bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa agar dapat belajar secara aktif dan mandiri dengan menggunakan modul.

DAFTAR RUJUKAN

Arifin, M. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang: UM press. Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Dasna, I. W dan Sutrisno (Eds). 2005. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pengajaran Sains-Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang.

Iskandar, S.M. 2004. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik dalam Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang. Mardalis. 2002. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: PT Bumi Aksara. Masyrufah. 2007. Pengembangan Modul Termokimia Model Learning Cycle 5-E untuk SMA/MA Kelas XI Semester I sebagai Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nikmah, H. 2008. Pengembangan Modul Pemisahan Campuran untuk SMP/MTs Kelas VII Semester I dengan Model Learning Cycle 5 Fase berdasarkan Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Nurliana, E. 2007. Implementasi Modul Bahan Kimia dalam Kehidupan Seharihari berbasis Learning Cycle pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Nganjuk. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Pannen, P. 2001. Pendidikan sebagai Sistem. Jakarta: Dirjen pendidikan. Saukah, A., Sukarnyana, I.W. & Waseso, M.G. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Keempat. Malang: Universitas Negeri Malang. Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Kanisius. Suparno, P.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Yustisia, A. 2008. Pengembangan Modul Perubahan Fisika dan Kimia untuk SMP/MTs Kelas VII dengan Model Belajar Learning Cycle 5 Fase sebagai Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM Jurusan/Prodi Fakultas/Program : Tasrifah : 105331479019 : Kimia/Pendidikan Kimia : MIPA/S1

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Februari 2010 Yang membuat pernyataan

Tasrifah NIM 105331479019

Lampiran 1: Data Nilai Persentase Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri a. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Halaman Depan (Cover)
Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 1 0 1 0 1 0 1 0 9 9 Pe rs en ta se 83 ,3 3 83 ,3 3 83 ,3 3 83 ,3 3 75 75 Krit eria

a b c d e f

3 3 3 3 3 3

Valid Valid Valid Valid Cuku p valid Cuku p


valid Ratarata 3 9 , 6 7 80 ,5 8 Vali d

b. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kata Pengantar


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 9 1 0 1 0 1 0 9 , 7 5 Pe rs en ta se 75 83 ,3 3 83 ,3 3 83 ,3 3 81 ,2 5 Krit eria

a b c d Ratarata

3 3 3 3

Cuku p Valid Valid Valid Valid Vali d

c. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Petunjuk Penggunaan Modul


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 9 9 9 9 R at ara ta 75 75 75 75 Krit eria

a b c d

3 3 3 3

Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p


Valid Cuk up valid

Ratarata

75

d. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Tahap-Tahap Penggunaan Modul


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 1 1 1 0 1 0 1 0 , 3 R at ara ta 91 ,6 7 83 ,3 3 83 ,3 3 86 ,1 1 Krit eria

a b c Ratarata

3 3 3

Valid Valid Valid Vali d

e. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Model Pembelajaran dalam Modul


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 9 8 9 8 , 6 R at ara ta 75 66 ,6 7 75 72 ,2 2 Krit eria

a b c Ratarata

3 3 3 3

Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid

f. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Daftar Isi


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 1 1 1 1 1 1 1 1 R at ara ta 91 ,6 7 91 ,6 7 91 ,6 7 91 ,6 7 Krit eria

a b c Ratarata

3 3 3 3

Valid Valid Valid Valid

g. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Daftar Gambar


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 1 1 1 1 1 1 1 1 R at ara ta 91 ,6 7 91 ,6 7 91 ,6 7 91 ,6 7 Krit eria

a b c Ratarata

3 3 3 3

Valid Valid Valid Valid

h. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Daftar Tabel


Optio n n i R at ara

Item Perta nyaan

respo nden

Krit eria


l a i a b c Ratarata 3 3 3 1 0 9 1 0 9 , 6 7 ta 83 ,3 3 75 83 ,3 3 80 ,5 8

Valid Cuku p Valid Valid Cuku p Valid

i. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kompetensi


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 9 8 8 , 5 R at ara ta 75 66 ,6 7 70 ,8 3 Krit eria

a b Rata-rata

3 3 3

Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid

j. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kegiatan Belajar Siswa


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 8 9 1 R at ara ta 66 ,6 7 75 83 Krit eria

a b c

3 3 3

Cuku p valid Cuku p valid Valid


0 d e f g h i j Ratarata 3 3 3 3 3 3 3 1 0 9 8 9 9 9 1 0 9 , 1 0 ,3 3 83 ,3 3 75 66 ,6 7 75 75 75 83 ,3 3 75 ,8 3

Valid Cuku p valid Cuku p valid Cuku p valid Cuku p valid Cuku p valid Valid Cuk up valid

k. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Gambar


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 8 8 9 9 8 , 5 R at ara ta 66 ,6 7 66 ,6 7 75 75 7 0 , 8 3 Kriter ia

a b c d Ratarata

3 3 3 3

Cukup Valid Cukup Valid Cukup Valid Cukup Valid Cukup Valid

l. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Tabel


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 9 9 9 9 R at ara ta 75 75 75 75 Krit eria

a b c Ratarata

3 3 3 3

Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid

m. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Rangkuman


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 9 9 8 8 , 6 7 R at ara ta 75 75 66 ,6 7 72 ,2 2 Krit eria

a b c Ratarata

3 3 3

Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid

n. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Soal Pendalaman


Item Perta nyaan Optio n respo nden n R at a-

Krit eria


i l a i a b c d Ratarata 3 3 3 3 3 1 0 9 9 8 9 ra ta 83 ,3 3 75 75 66 ,6 7 75

Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuk up valid

o. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kunci Jawaban


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 1 0 9 9 9 8 9 R at ara ta 83 ,3 3 75 75 75 66 ,6 7 75 Krite ria

a b c d e Ratarata

3 3 3 3 3 3

Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p valid Cuku p Valid

p. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Umpan Balik


Optio n n i R at ara

Item Perta nyaan

respo nden

Krite ria


l a i a b c Ratarata 3 3 3 3 9 9 9 9 ta Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid

75 75 75 75

q. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Suplemen Materi


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 9 9 9 9 8 9 9 8 , 8 5 R at ara ta 75 75 75 75 66 ,6 7 75 75 73 ,8 1 Krit eria

a b c d e f g Ratarata

3 3 3 3 3 3 3

Cuku p valid Cuku p valid Cuku p valid Cuku p valid Cuku p valid Cuku p valid Cuku p valid Cuku p Valid

r. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Daftar Rujukan


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 8 9 9 8 , 6 7 R at ara ta 66 ,6 7 75 75 72 ,2 2 Krite ria

a b c Ratarata

3 3 3

Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid

Lampiran 2: Data Nilai Persentase Hasil Validasi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Analisis Volumetri a. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kompetensi
Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 6 6 6 Pe rs en ta se 75 75 75 Krit eria

a b Ratarata

2 2 2

Cuku p valid Cuku p valid Cuk up valid

b. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Indikator


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 6 6 6 Pe rs en ta se 75 75 75 Krite ria

a b c

2 2 2

Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p


Valid Cuku p Valid

Ratarata

75

c. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Uraian Materi


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 6 6 6 6 Pe rs en ta se 75 75 75 75 Krite ria

a b c Ratarata

2 2 2 2

Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid

d. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Uraian Materi


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 6 7 6 6 6 e f 2 6 2 75 75 Pe rs en ta se 75 87 ,5 0 75 75 Krite ria

a b c d

2 2 2 2

Cuku p Valid Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid


6 g h Ratarata 2 6 2 2 6 , 1 75 76 ,5 6 75 Cuku p Valid Cuku p Valid Valid

e. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Skenario Pembelajaran


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 7 6 6 6 6 e Ratarata 2 2 6 , 2 75 77 ,5 0 Pe rs en ta se 87 ,5 75 75 75 Krite ria

a b c d

2 2 2 2

Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Valid

f. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Lembar Penilaian


Optio n Item Perta nyaan respo nden n i l a i 6 Pe rs en ta se 75 Krite ria

Cuku p


Valid Cuku p Valid Cuku p Valid Cuku p Valid

b c Ratarata

2 2 2

6 6 6

75 75 75

Lampiran 3: Rekapan Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri


Aspek yang Dinilai Item Pertanyaan a b c d e Validator V 2 3 3 4 4 3

Halaman Depan (Cover)

V 1 4 4 3 3 3


f Kata Pengantar a b c d Petunjuk Penggunaan Modul a b c d Petunjuk Penggunaan Modul a b c Model Pembelajaran dalam Modul a b c Daftar Isi a b c Daftar Gambar a b c Daftar Tabel a b c Kompetensi a b a Kegiatan Belajar Siswa b c d e f g h i j 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Lanjutan Tabel


Aspek yang Dinilai Gambar b c d a Tabel b c a Rangkuman b c Soal Pedalaman a b c d a Kunci Jawaban b c d e a Umpan Balik b c a Suplemen Materi b c d e f g a Daftar Rujukan b c 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 Item Pertanyaan a V 1 2 Validator V 2 3

Lampiran 4: Rekapan Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri
Validat or V 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Aspek yang Dinilai Kompetensi

Item Pertanyaan a b

Indikator

a b c

Tujuan Hasil Belajar

a b c

Uraian Materi

a b c d e f g h

Skenario Pembelajaran

a b c d e

Lembar Penilaian

a b c

Keterangan :

V1 adalah Dosen Kimia V2 dan V3 adalah Guru kimia SMK Negeri 7 Malang V1 = Drs. Muhammad Shodiq Ibnu, M.Si V2 = Tri Pangastuti, S.Pd V3 = Yanuarita Tri Harini, S.Si

ANGKET VALIDASI DOSEN


1. Berikan penilaian Anda secara objektif. 2. Penilaian atas produk pengembangan modul ini menginformasikan ketepatan, kesesuaian, kelayakan, dan kemenarikan modul pembelajaran. 3. Kontribusi anda apapun bentuknya pada angket ini sangat bermanfaat untuk menilai kelayakan pengembangan modul pembelajaran ini. 4. Berilah tanda cek list () pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat Anda, yaitu: Angka 4 berarti = sangat baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 3 berarti = baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 2 berarti = kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 1 berarti = sangat kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat 5. Untuk saran terbuka dari Anda, isilah di tempat yang disediakan.

ANGKET VALIDASI GURU


1. Berikan penilaian Anda secara objektif. 2. Penilaian atas produk pengembangan modul ini menginformasikan ketepatan, kesesuaian, kelayakan, dan kemenarikan modul pembelajaran. 3. Kontribusi anda apapun bentuknya pada angket ini sangat bermanfaat untuk menilai kelayakan pengembangan modul pembelajaran ini. 4. Berilah tanda cek list () pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat Anda, yaitu: Angka 4 berarti = sangat baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 3 berarti = baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 2 berarti = kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 1 berarti = sangat kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat 5. Untuk saran terbuka dari Anda, isilah di tempat yang disediakan.

ANGKET VALIDASI GURU


1. Berikan penilaian Anda secara objektif. 2. Penilaian atas produk pengembangan modul ini menginformasikan ketepatan, kesesuaian, kelayakan, dan kemenarikan modul pembelajaran. 3. Kontribusi anda apapun bentuknya pada angket ini sangat bermanfaat untuk menilai kelayakan pengembangan modul pembelajaran ini. 4. Berilah tanda cek list () pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat Anda, yaitu: Angka 4 berarti = sangat baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 3 berarti = baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 2 berarti = kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat Angka 1 berarti = sangat kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat 5. Untuk saran terbuka dari Anda, isilah di tempat yang disediakan.

Pen nyusun: Ta asrifah Pemb bimbing: D Darso Sigit, M Drs. ono M.Pd Dra. Na azriati, M. .Si

Alhamdulillahirabbilalamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatNya sehingga modul Analisis Volumetri dapat selesaidenganbaik.ShalawatsertasalamsemogatercurahkankepadaNabi Muhammad SAW beserta orangorang yang Istiqamah di jalanNya. Adanya perubahan paradigma pembelajaran dari behaviorisme ke konstruktivisme menuntut siswa untuk dapat belajar secara aktif dan mandiri dalam membangun pengetahuannya tanpa harus tergantung pada guru. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka disusunlah modul Analisis Volumetri sebagaimediapembelajaran. Dalam pendekatan konstruktivistik dikembangkan model, metode, strategimaupunpendekatanpendekatanpembelajaranbaruyangdigunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Salah satu model yang dikembangkan dalam pembelajaran konstruktivistik ini adalah model LearningCycle5Fase.Modelpembelajaraninimenghubungkanpengetahuan awal siswa untuk membentuk pengetahuan baru melalui beberapa tahapan ataufaseyaituengagement(membangkitkanminatdanrasakeingintahuan),

exploration (eksplorasi), explanation (penjelasan konsep), elaboration (penerapankonsep),danevaluation(evaluasi). Penyusun berharap dengan modul Analisis Volumetri, para siswa dapat memahami ilmu kimia, khususnya materi analisis volumetri dengan mudah,aktif,danmandiri,sertadapatmembangunsendiripengetahuannya. ModulAnalisisVolumetridiharapkanpuladapatdigunakansebagaisalah satu contoh penerapan pembelajaran kontekstual dengan model Learning Cycle5Fase.Moduliniberisi4kegiatanbelajar,yaitu: 1. kegiatanbelajar1:titrasiasidialkalimetri 2. kegiatanbelajar2:titrasiargentometri 3. kegiatanbelajar3:titrasiiodoiodimetri 4. kegiatanbelajar4:titrasikompleksometri Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul Analisis Volumetri masih banyak kekurangan/kelemahan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, sistematika, penulisan, maupun penuturannya. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan modul ini. Akhir kata, penyusun ingin menyampaikan rasaterimakasihkepadaBapakDrs.DarsonoSigit,M.PddanIbu Dra. Nazriati, M.Si yang telah membimbing penyusunan modul, serta semua pihak yang telah membantu terselesainya modul Analisis Volumetri. Penyusun

Menjela askan tugas-tugas yang dilakukan siswa deng g n gan petunju uk penggu unaan modu ul.

Pada ta ahap Engag gement, gur mencoba mengawali pengajaran ru a i n dengan pertanyaan p n-pertanyaan atau fenomena yang menarik ba n agi siswa b bukan denga menyam an mpaikan sesuatu yang a abstrak ata au fenomen di luar persepsi, pem na mahaman a atau pengetahuan sisw wa.

Pada ta ahap Explor ration, guru memberikan kesempa u atan kepada a siswa un ntuk belaja dalam kon ar nteks pema akaian bersa ama (sharin ng) dengan kelompok m k mereka untu menyatak uk kan pen ndapat, argu umen, atau jawaban terhadap pertanyaanpertanya aan yang ter rdapat pada kegiatan i a ini.

Pada tah Explana hap ation, guru m mengajak si iswa menem mukan kons sep atau memantapk kan konsep siswa yang diperoleh dari tahap p g ration denga konsep b an baru yang b belum dipah hami siswa. Explor

Pada fas Elaborati dan Eva se ion aluation, gur memberi kesempata ru i an kepada siswa untuk mengerjakan soal-so secara m k oal mandiri untu uk menge etahui tingk penguas kat saan siswa.

Memp perhatikan siswa pada saat menge s erjakan soa al-soal yang terdapat pada modu Jangan membiarka siswa me t ul. an embuka kun nci jawab ban sebelum mereka m m mengerjakan semua soa evaluasi. n al

Memb berikan kesempatan pa ada siswa y yang belum memenuhi kriter penilaian yang telah ditentuka dengan m ria n h an mengulangi ke egiatan bela ajar dalam modul. m

Memb baca dan m memahami petunju penggun uk naan modul dan petunjuk untuk n k siswa, serta per rhatikan langkah h-langkah p penggunan n modul.

Membaca dan me emahami apat pada materi yang terda modul secara cer l rmat dan menjaw wab setiap p pertanyaan di te empat yang telah g disediakan n.

Bila Anda men A ngalami kesulitan, disk kusikan dengan teman a n atau guru Anda.

Mengerja akan soal-soal tes p pada akhir ke egiatan mo odul ini un ntuk mengetahui tingka penguas at saan terhadap m materi yan ng Anda t terdap dalam modul. Da pat an jangan melihat ku unci jawab ban sebelum Anda me m enyelesaik kan so oal-soal tersebut.

Tentu ukan skor A Anda denga an menggu unakan umpan balik y yang telah disediakan p pada modul ini. l La anjutkan k materi ke selanjut tnya, jika skor Anda t telah memen nuhi kriteri dan pelaj ia jari kemba materi, ji ali ika skor An nda belum mencuku kriteria m upi a.

PETUNJUKPENGGUNAAN NMODUL
Memberi informasi bentuk dan is modul untu si uk m memudahka penggunaa an anya.

Dalam modul Analisis Volumetri, Anda akan mempelajari materi Analisis Volumetri. Modul Analisis Volumetri dikembangkan menjadi 4 kegiatanbelajar,yaitu:

kegiatanbelajar1:TitrasiAsidiAlkalimetri kegiatanbelajar2:TitrasiArgentometri kegiatanbelajar3:TitrasiIodoIodimetri kegiatanbelajar4:TitrasiKompleksometri Bentuk penyajian materi dalam modul ini disusun berdasarkan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase. Adapun tahapantahapan dalam Learning Cycle5Faseadalahsebagaiberikut: Bertujuanmengaitkantopikdengan gejala/peristiwayangbanyakdijumpaidi lingkungansekitardanakrabdengansiswa. Bertujuanmelakukaneksplorasidengan mengamati,mengidentifikasi, mengembangkanprosedurpercobaandan membuatkelompokbelajarkooperatif denganmendiskusikanhasilpercobaan. Berfungsiuntukmenjelaskankonsepatau pembahasanberdasarkanhasilkegiatan exploration,berupauraianpertanyaandari materiyangdipelajari. Berfungsimerangsang,melatih,dan mendorongketerampilandalam menyelesaikansoalsoal. Berfungsiuntukmengetahuipengalaman yangtelahdiperolehsiswadansebagai refleksiuntukmelakukansikluslebihlanjut yaituuntukpembelajaranpadakonsep berikutnya Halaman Kata Pengantar ....................................................................................... i Petunjuk untuk Guru ............................................................................... iii Petunjuk untuk Siswa .............................................................................. iv Tahap-tahap Penggunaan Modul ............................................................ v Model yang digunakan dalam modul ...................................................... vi Daftar isi .................................................................................................. vii 5. 6. 7. 8.

Daftar gambar.......................................................................................... Kurikulum ............................................................................................... viii ix

Pengantar Volumetri .................................... Peralatan Analisis Volumetri .................................................................. 2 Kegiatan Belajar 1 : Titrasi Asidi-Alkalimetri A. Engagement ................................................................................ 5 B. Exploration .................................................................................. 6 C. Explanation ................................................................................. 16 D. Elaboration ................................................................................. 22 E. Evaluation.................................................................................... 26 Kegiatan Belajar 2 : Titrasi Argentometri A.Engagement.. B.Exploration... C.Explanation... D.Elaboration E.Evaluation. Kegiatan Belajar 3 : Titrasi Iodo-iodimetri A. Engagement ................................................................................ B.Exploration .................................................................................. C.Explanation ................................................................................. D.Elaboration ................................................................................. E.Evaluation .................................................................................... Kegiatan Belajar 4: Titrasi Kompleksometri A.Engagement .................................................................................. B.Exploration... C.Explanation... D.Elaboration E.Evaluation. Rangkuman ............................................................................................ Soal Pendalaman .................................................................................... Kunci Jawaban Soal ................................................................................ Umpan Balik ........................................................................................... Daftar Rujukan ........................................................................................ GambarHalaman 1.1LahanGambut...............................................................................................5 29 30 45 51 53 55 56 68 75 78 80 81 91 94 98 99 100 103 111 112

1.2CukaTetes.....................................................................................................5 1.3Lambung........................................................................................................22 2.1Garam............................................................................................................29 3.1BuahJeruk.....................................................................................................55 3.2Kaporit...........................................................................................................55 4.1Air..................................................................................................................80 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Dan Indikator Yang digunakan, disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu:

STANDAR KOMPETENSI
8. Melakukan Analisis Titrimetri

KOMPETENSI DASAR

ASIDIALKALIMETRI

ANALISISVOLUMETRI
Gambar Alat Nama & Fungsi

ARGENTOMETRI

KOMPEKSOMETRI

IODOIODIMETRI OKSIDIMETRI

Peralatan Analisis Volumetri


Di bawah ini merupakan peralatan yang umum dipakai untuk keperluan titrasi antara lain buret dan statis, erlenmeyer, labu ukur, pipet ukur, gelas arloji, pipet tetes, dan karet penghisap.

B Buret dan Statis Buret d dipakai sebag tempat gai titran, b biasanya yan dipakai ng adalah b buret dengan volume n 50 mL. Skala 0 ada dibagian a n bawah. atas dan 50 ada di b Statis d dipakai untuk menahan k buret (m meletakkan b buret) pada waktu t titrasi.

Erlenmeyer Erlenm meyer dipakai untuk i meletak kkan analit. B Biasa yang dipergu unakan untuk titrasi k adalah u ukuran 250 mL agar m mudah dipegang da lebih ang lit. mudah melihat anal Pipet Uku ur mengambil a analit Untuk m dengan volume tert tentu misal u ka 10, atau 25 mL mak gunakan pipet ukur jangan n r, menggu unakan gelas ukur s karena p pipet ukur le ebih presisi. Pipet ukur t tersedia banyak ukuran. dalam b

Labu Uku ur Alat ini dipakai unt i tuk membu larutan standar uat dengan volume tert tentu ya 0 misalny 10, 25, 50 mL. Jangan gunakan bea aker glass membuat laru utan untuk m standar sebab labu u ukur lebih presisi.

Pipet Tete es etes a Pipet te biasanya dipakai untuk m mengambil in ndikator yang ak digunaka pada kan an waktu t titrasi.

Gelas Arlo oji Unt alas pada waktu tuk a menim mbang zat kimia (zat k untuk larutan stand maka dar) n kan jangan mengunak kertas akan tetapi And harus n da megg gunakan gela arloji. as

K Karet Pengh hisap Guna akan karet pe enghisap untuk m mengambil a analit pada waktu Anda meng u ggunakan pipet ukur. Jika a t analitnya terg golong zat ya tak ang ber rbahaya And bisa da menghisapnya deng mulut. gan

TITRASI ASIDI-ALKALIMETRI
Standar Kompetensi Melakukan Analisis titrimetri Kompetensi Dasar Menjelaskan dasar-dasar analisis titrimetri Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan Indikator Titrimetri dan jenis-jenis titrimetri diidentifikasi. Larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi serta kurva titrasi diidentifikasi Analisis titrimetri berdasarkan reaksi penetralan diidentifikasi reaksinya Analisis titrimetri berdasarkan reaksi penetralan ditentukan perhitungannya

EN NGAG GEME ENT

m n ajari meng genai titra asi asidiPada modul ini kita akan mempela alkalime etri. Apa ya ang dimaks sud denga titrasi? Mengapa k an kita perlu melakuk titrasi? kan Untuk d dapat men njawab pertanyaan-pe ertanyaan di atas, simaklah pernyata berikut ini. aan t Pernah hkah Anda menden a ngar istila ah tanah gambu ut? Tanah gambut mengandung asam organik yang san k ngat tinggi. Bagaimana akah sifat dari t tanah gam mbut? Men ngapa par petani ra mengg gunakan pu upuk yang bersifat b basa pada lahan g gambut?

Gb. 1.1 lahan gambut 1 http://imag ges.google.co o.id

ol iasa ditem mukan di warungw Boto cuka bi warung bakso ata di dap au pur rumah Anda. h Apakah tujuan penambah han cuka pada a makanan Apakah rumus kimia dar asam n? h ri cuka? P Pernahkah Anda meng gamati kad dari dar asam cu uka dalam botol cuk ka? Bagaim manakah cara me enghitung k kadar dari asam cuk yang ka terkandu di dalamnya? Meto apa yan Anda ung ode ng gunakan untuk me n engetahui keakuratan kadar n dari asam a cuk ka dalam m makan nan di laborato orium?

Gb.1.2c cukatetes www.image es.google.com m

ebih mema ahami meng genai titras Asidi-Alk si kalimetri, la akukanlah Untuk le kegiatan dalam fase exploratio ! n ion

EXP PLOR RATI ION

Untuk U

leb bih

memah hami

titra asi

asidi-a alkalimetri,

maka

la akukanlah

kegiatan-ke k egiatan berikut ini!

Kegia atan 1.1

Pembu uatan L Larutan Asam O n Oksalat 0,1 N t

Tujuan : siswa dapa membua larutan baku Asam Oksalat at at m t Alat dan Bahan : - Labu takar - Pipet volume

- asam oksalat - akuades

Pertany yaan : 1. Apak kah yang a akan Anda lakukan d dalam mem mbuat laru utan asam oksa alat? Tulisk kanlah pro osedur ker rja yang a akan Anda lakukan a dala kegiatan ini! am n ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________ ___ ___________ ___________ ___________ ___________ __________ _________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

Kegiatan 1.2

Pembuatan larutan NaOH 0,1 N


Tujuan : membuat larutan baku NaOH Alat dan Bahan: - Labu takar 1000 mL - Gelas arloji - Gelas beker Prosedur percobaan (masih acak): a. Larutkan dengan sedikit akuades dalam gelas beker. b. Timbang dengan teliti massa NaOH kristal yang diperlukan dalam gelas arloji yang telah ditimbang. c. Simpan larutan dalam tempat tertutup. d. Kocok sehingga semua endapan larut. e. Masukkan dalam labu takar 1000 mL, diencerkan hingga volume larutan 1000 mL (sampai tanda batas). - Akuades - NaOH kristal

Pertanyaan : 1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatanmu!

Aspek Massa NaOH Volume akuades Konsentrasi NaOH dari perhitungan teoritis

Keterangan

Kegiatan 1.3

Standarisasi larutan NaOH


Tujuan : siswa dapat membuat larutan standar NaOH 0,1 N Alat dan Bahan : Larutan Asam Oksalat - Pipet tetes Erlenmeyer - Fenolftalein Buret - Larutan NaOH dari kegiatan 1.1 Statif

Prosedur Percobaan (Masih Acak): a. Titrasi larutan asam oksalat yang telah anda buat dengan larutan NaOH yang akan ditentukan konsentrasinya. b. Pipet 25 mL larutan asam oksalat ke dalam erlenmeyer. c. Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein dan kocok. d. Hitung normalitas larutan NaOH tersebut.

Pertanyaan : 1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!

__________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatanmu!

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Hal Warna larutan asam oksalat Konsentrasi larutan asam oksalat Volume NaOH saat titik akhir titrasi Konsentrasi NaOH sebelum standarisasi Konsentrasi NaOH setelah standarisasi

Keterangan

4. Tuliskan persamaan reaksi dalam percobaan ini! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 5. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan pembahasan, dan kesimpulan! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Kegiatan 1.4

Standarisasi larutan HCl


Tujuan : melakukan standarisasi larutan baku HCl Alat dan Bahan - Larutan HCl yang telah tersedia Gelas arloji Erlenmeyer Buret Statif Pipet tetes Larutan NaOH hasil standarisasi pada kegiatan 1.3

Prosedur percobaan (masih acak): a. Isilah buret dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi. b. Ulangi prosedur percobaan sebanyak 3 kali dan hitunglah volume rata-rata. c. Masukkan 20 mL larutan HCl dan 3 tetes fenolftalein ke dalam erlenmeyer.

Pertanyaan : 1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 2. ___________________________________________________________ 3. ___________________________________________________________ 4. ___________________________________________________________


2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatanmu!

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Hal Konsentrasi larutan NaOH Volume larutan HCl dalam erlenmeyer Volume NaOH saat titik akhir titrasi I Volume NaOH saat titik akhir titrasi II Volume NaOH saat titik akhir titrasi III Volume NaOH rata-rata Konsentrasi HCl hasil standarisasi

Keterangan

4. Tuliskan persamaan reaksi dalam percobaan ini! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

5. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan pembahasan dan kesimpulan!

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Kegiatan 1.5

Percobaan Menentukan Kadar Asam Cuka Tujuan : menentukan normalitas atau molaritas asam cuka Alat dan Bahan: - Erlenmeyer - Buret - Statif - Pipet tetes
Pertanyaan : 1. Susunlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan! Ulangi prosedur percobaan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh data volume NaOH rata-rata pada titik akhir titrasi!

- Larutan Asam Cuka - larutan NaOH yang telah distandarisasi - Indikator Fenolftalein

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatanmu!

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Hal Konsentrasi larutan NaOH Volume larutan asam cuka dalam erlenmeyer Volume NaOH saat titik akhir titrasi I Volume NaOH saat titik akhir titrasi II Volume NaOH saat titik akhir titrasi III Volume NaOH rata-rata Konsentrasi HCl hasil standarisasi

Keterangan

3. Tuliskan persamaan reaksi dalam percobaan ini! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

EXPLANATION
Untuk lebih memahami titrasi asidi-alkalimetri, maka jawablah

pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

TITRIMETRI
Pertanyaan : 1. Apakah yang dimaksud dengan titrimetri? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Sebutkan jenis-jenis titrasi dan berilah penjelasan masing-masing jenis titrasi! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

LARUTAN STANDAR
Pertanyaan : 1. Apakah yang dimaksud dengan larutan standar? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Sebutkan beberapa persyaratan untuk zat yang dapat digunakan sebagai bahan baku primer! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

Titik Ekivalen dan Titik Akhir dalam Titrasi


Pertanyaan : Apakah perbedaan dari titik ekivalen dengan titik akhir titrasi?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

Standarisasi larutan NaOH

Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Apakah fungsi penggunaan larutan asam oksalat pada percobaan ini? Berapakah berat ekivalen dari asam oksalat? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Mengapa perlu dilakukan standarisasi terhadap larutan NaOH? Jelaskan! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Penentuan kadar asam cuka


Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Manakah yang berfungsi sebagai titran, titrat, larutan standar dan indikator pada percobaan ini? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Perhitungan
Pertanyaan : 1. Jika 50 mL HCl 0,1 M dititrasi dengan KOH 0,1 M, hitunglah: a. pH larutan pada penambahan 25 mL KOH 0,1 M. b. volume KOH pada titik ekivalen. ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

2. Sebanyak 15 mL sampel asam cuka dagang memerlukan 50 mL NaOH 0,30 M untuk titrasinya. Hitunglah persentase berat asam cuka! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

INFO

Beragam Manfaat Cuka


Cuka yang telah dikenal sejak ribuan tahun lalu ternyata menyimpan sejumlah manfaat. Selain untuk menambah rasa sedap pada masakan, cuka juga bisa mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Secara tradisional, cuka bisa dibuat melalui proses enzimatik dengan bantuan bakteri dan difermentasi dari alkohol menjadi asam asetat. Hasilnya, cuka meja yang biasa kita gunakan di dapur. Berikut adalah beberapa jenis cuka yang dapat ditambahkan ke dalam daftar bumbu dapur kita.

1. Cuka beras (rice vinegar).


Hasil fermentasi dari beras. Merupakan jenis cuka yang sering digunakan pada masakan timur, seperti sushi. Aroma cuka beras cukup tajam, sehingga dimanfaatkan juga untuk menghilangkan bau amis pada makanan.

2. Cuka apel (cider vinegar).


Cuka apel menjadi paling populer penggunaannya di rumah tangga karena banyak manfaatnya. Selain sebagai penyedap dan penambah rasa asam alami pada masakan, cuka jenis ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan, seperti daging, sayur, dan acar. Untuk kesehatan, banyak yang mengatakan apple cider vinegar bisa membantu program penurunan berat badan, meredakan artritis, menurunkan kadar kolesterol jahat, melawan kanker, mencegah penuaan, dan beragam manfaat lainnya. Diduga, kandungan mineral, enzim, serta asam di dalam cuka apel (bisa didapat dalam bentuk suplemen) bisa membantu menghancurkan lemak, jika kita meminum beberapa sendok teh sebelum makan.

Menurut Andrew Weil, MD, direktur Program Pengobatan Integratif di College of Medicine, University of Arizona, pada studi terhadap manusia,

vinegar dilihat bisa menurunkan kadar gula dalam darah. Sedangkan penelitian
terhadap hewan menunjukkan bahwa vinegar bisa menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Tetapi, lagi-lagi hasilnya masih tak jelas. Weil menganggap, keasaman dari vinegar bisa memperbaiki kualitas pencernaan pada sebagian orang. Jadi, boleh saja jika Anda mau menggunakannya sebagai teman makan salad. Juga, jika ditambah dengan suplemen.

3. Cuka anggur merah (red wine vinegar).


Seperti namanya, bahan dasar pembuatan cuka ini adalah anggur merah. Kualitas cuka anggur merah juga dapat bervariasi, tergantung dari kualitas buah anggur dan lama pembuatannya. Semakin lama proses pembuatan cuka akan semakin baik kualitasnya. Tingkat keasamannya cenderung lebih rendah daripada cuka apel. Cuka anggur merah sangat cocok dipakai sebagai salad

dressing dan bumbu penyedap pada hidangan daging.

4. Cuka balsam (balsamic vinegar).


Merupakan sejenis cuka yang dibuat dari buah anggur. Namun, yang membedakannya dari cuka anggur adalah proses pembuatan dan bahan-bahan yang digunakan. Selain itu, cuka balsam berwarna coklat kehitaman, sedangkan cuka anggur berwarna kemerahan. Biasanya, cuka balsam digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan Eropa, khususnya masakan Perancis. Rasanya yang sedikit asam dan beraroma sedap membuat cuka ini lebih banyak berfungsi sebagai bumbu daripada cuka. Sumber : www.kompas.com

ELA ABOR RATI ION

Perhatikan pernyataan berikut! P n

Gb.1.3lambung G g w www.google.com m

Seo orang siswa ingin meng guji kadar M Mg(OH)2 yang terkandung dalam sen nyawa anta asida di ob bat sakit maag deng gan metod titrasi. de Sep perti yang a anda ketahui, bahwa t tubuh kita dapat mem a mproduksi asam klorida d dalam lamb bung. Asam klorida ad dalah asam kuat yang bah hkan dapat melarutka logam. A an Asam ini me embantu pe encernaan pro otein yang berasal dar makanan yang kita konsumsi. Asam ini ri n juga dapat membunuh bakteri d a m dalam lamb bung. Pada keadaan a tert tentu, HCl dapat men l nyerang din nding lambu dan menimbulkan ung rasa nyeri kare a ena terlamb makan atau keada bat aan kosong Keadaan g. ini dapat diatasi oleh su uatu anti as sam (antasi ida) yang te erkandung dala obat ma am aag. Senyaw ini bersi wa ifat basa dan akan me enetralkan asam lambung.

Dari pernya D ataan di ata jawabla pertanyaa berikut! as, ah an ! 1. Apak kah manfaa mengkon at nsumsi oba maag ba penderi maag? at agi ita Baga aimanakah reaksi kim yang ter mia rjadi?

_____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________

2. Manakah yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator pada percobaan ini? Larutan standar apa yang sesuai untuk percobaan ini? Jelaskan! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

3. Buatlah suatu langkah kerja singkat penentuan kadar basa dalam antasida dengan kalimat Anda sendiri!

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

Saya ingin mel a lakukan titr rasi asidi-al lkalimetri. Bisa akah kalian membantu saya dala membua n u am at lang gkah kerja dan menge erjakan perhitungan pH-nya?

Pilihlah lar P rutan yang dapat digunakan seba agai titran, titrat, dan indikator n dengan memberi tand silang pa kotak ya tidak A d da ada ang Anda pilih!

Titran

30mL LarutanHCl l 0,1M 40mL Larutan K2CrO40,1M M 50mL LarutanKCl 0,1M

Tit trat

Indikator

larut tanNaCl 0,4M M

metilmer rah

Larut tan AgNO3 0,1M O

fenolftale ein

Larut tan NaOH0,1M

Bromtimo ol biru

Pertanyaan P n: 1. Tulis skan reaksi kimia yang terjadi! i _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________

2. Isilah data pH larutan di bawah ini dengan berpedoman pada larutan titran, titrat, dan indikator yang telah Anda pilih!

Keterangan 0 mL 10 mL 15 mL 30 mL 45 mL

Penambahan titrat

pH larutan ..... ..... ..... ..... .....

EVALUATION
1) Jelaskan pengertian-pengertian berikut : (bobot 10) a. Titrasi b. Titran c. Titrat d. zat baku primer e. indikator asam basa 2) Apakah yang dimaksud dengan kurva titrasi? (bobot 5) 3) Jika 4,7750 gram boraks dilarutkan dalam labu takar 250 mL, kemudian dipipet 25 mL dan ditambahkan indikator metil merah. Dalam titrasinya memerlukan 24,51 mL HCl. Hitung konsentrasi HCl! (bobot 10) 4) 9,9965 gram larutan sampel asam cuka diencerkan ke dalam labu takar 250 mL, kemudian dipipet 25 mL dan ditambahkan indikator fenolftalein. Larutan asam cuka tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,0995 N dan ternyata memerlukan 30,12 mL. Hitung kadar asam cuka dalam larutan sampel asam cuka! (bobot 10) 5) Sebanyak 40 mL HCl 0,09 M diencerkan sampai 100 mL dengan air dan dititrasi dengan 0,1 M NaOH. Hitung pH setelah penambahan volume titran berikut: a. 0 mL b. 10 mL c. 18 mL d. 30 mL (bobot 20) e. 35,95 mL f. 36 mL g. 36,05 mL h. 40 mL

6) Sebanyak 5 mL sampel asam cuka perdagangan memerlukan 40,0 mL NaOH 0,50 M untuk titrasinya. Berapakah persentase berat asam cuka? (bobot 10)

6. Formaldehid dalam pestisida ditentukan dengan cara menimbang 1,10 gram sampel lalu dimasukkan dalam labu dan diperlakukan dengan Na2SO3 netral. H

HCHO + Na2SO3 + H2O

SO3Na + OH- + Na+

H Dalam titrasinya memerlukan 37,49 mL HCl 0,2664 N untuk basa yang dibebaskan. Hitunglah persentase formaldehid dalam sampel insektisida tersebut! (bobot 15)

TITRASI ARGENTOMETRI

Standar Kompetensi Melakukan Analisis titrimetri

Kompetensi Dasar Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan Indikator Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan diidentifikasi reaksinya Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan ditentukan perhitungannya

ENGAGEMENT

Pada modul ini kita akan mempelajari mengenai titrasi argentometri. Apa yang dimaksud dengan titrasi argentometri? Mengapa kita perlu melakukan titrasi argentometri? Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, simaklah pernyataan berikut ini.

Proses pembuatan garam secara sederhana dilakukan oleh para petani garam di tambaktambak di pinggir pantai. Bagaimanakah cara pembuatan garam dari air laut? Apakah rumus kimia dari garam? Bagaimanakah cara menghitung kadar dari ion halida yang terkandung di dalam garam di laboratorium?

Gb.2.1garam www.images.google.com

Untuk lebih memahami mengenai titrasi Argentometri, lakukanlah percobaan di bawah ini!

EX XPLO ATION ORAT N


Ke egiatan 2 2.1

buatan l larutan baku A n AgNO3 0 N 0,1 Pemb

Tujuan : sis T swa dapat m membuat lar rutan AgNO3 O Alat dan Ba A ahan : - Labu ukur 500 mL - AgNO3 m r murni ker - akuades - Gelas bek rosedur percobaan : Pr

massa gra am dimasukkan d


gelas bek ker

dilarutk ka

sed pelarut / akuades dikit

dimasukka an Labu takar 500 mL diencerkan n Dengan akuades s sampai tanda batas a dikocok Hingga ho omogen

Pertany yaan : 1. Tulis skanlah pr rosedur k kerja yang akan An nda lakuka dalam an mem mbuat laruta AgNO3 0,1 N deng menggu an gan unakan kalimat Anda send diri! _____ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ _____ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ _____ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ _____ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ _____ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ _____ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. 1. 2. 3.
Massa AgNO3 murni

Hal
Warna larutan AgNO3 Konsentrasi AgNO3 dari perhitungan teoritis

Keterangan

Kegiatan 2.2

Pembuatan Larutan NaCl 0,1 N


Tujuan : siswa dapat menentukan larutan baku NaCl 0,1 N Alat dan Bahan :

Gelas beker Labu takar 500 mL

- NaCl murni - akuades

Pertanyaan : 1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam membuat larutan NaCl 0,1 N dengan menggunakan kalimat Anda sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. 1. 2. 2. 3.

Hal
Massa NaCl murni Volume akuades Warna larutan NaCl Konsentrasi NaCl dari perhitungan teoritis

Keterangan

Kegiatan 2.3

Pembuatan larutan baku NH4CNS 0,1 N


Tujuan : siswa dapat menentukan larutan baku NH4CNS 0,1 N Alat dan Bahan : - Gelas beker - NH4CNS murni - Labu takar 500 mL - akuades

Pertanyaan : 1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam membuat larutan NH4CNS 0,1 N dengan menggunakan kalimat Anda sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. 1. 2. 2. 3.
Volume akuades

Hal
Massa NH4CNS murni Warna larutan NH4CNS Konsentrasi NH4CNS dari percobaan

Keterangan

Kegiatan 2.4 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaCl menggunakan indikator K2CrO4
Tujuan : menentukan normalitas dari larutan AgNO3 dengan NaCl Alat dan Bahan

Erlenmeyer

- larutan NaCl yang diperoleh dari kegiatan 2.2 - indikator K2CrO4

- Buret

Prosedur percobaan : 25 ml larutan NaCl dimasukkan Erlenmeyer diperoleh Larutan kuning dititrasi ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4

dengan larutan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata dicatat volume AgNO3 yang diperlukan diulangi 2 x titrasi

Pertanyaan : 1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator K2CrO4 dengan menggunakan kalimat sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Hal Konsentrasi larutan NaCl Volume larutan NaCl dalam erlenmeyer Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi I Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi II Volume AgNO3 rata-rata Konsentrasi AgNO3 hasil standarisasi

Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 2.5

Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator Fluorescein


Tujuan : menentukan normalitas larutan AgNO3 dengan larutan NaCl Alat dan Bahan - Erlenmeyer - larutan NaCl yang diperoleh dari kegiatan 2.2 - Buret - indikator fluorescein Prosedur percobaan :

25 ml larutan NaCl dimasukkan erlenmeyer diperoleh Larutan kuning kehijauan ditambahkan 0,5 mL indikator fluorescein

dititrasi Dengan larutan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan sampai ada endapan pink dicatat volume AgNO3 yang diperlukan diulangi 2 x titrasi

Pertanyaan : 1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator Fluorescein dengan menggunakan kalimat sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Hal Konsentrasi larutan NaCl Volume larutan NaCl dalam erlenmeyer Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi I Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi II Volume AgNO3 rata-rata Volume NaOH rata-rata Konsentrasi AgNO3 hasil standarisasi

Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 2.6 Standarisasi larutan AgNO3 dengan NH4CNS 0,1 N


Tujuan : menentukan normalitas AgNO3 dengan larutan NH4CNS Alat dan Bahan - Erlenmeyer - larutan NH4CNS dari kegiatan 2.2 - Buret - indikator fluorescein - Larutan asam nitrat 6 N Prosedur percobaan :

25 ml AgNO3 0,1 N dimasukkan erlenmeyer diperoleh Larutan putih keruh dititrasi ditambahkan

2,5 ml HNO3 6 N

0,5 mL indikator ferri ammonium sulfat

dengan NH4CNS sampai terjadi perubahan warna dari putih keruh menjadi merah bata, endapan putih dicatat volume NH4CNS yang diperlukan diulangi 2 x titrasi

Pertanyaan : 1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam standarisasi larutan AgNO3 dengan NH4CNS 0,1 N dengan menggunakan kalimat Anda sendiri! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan! No. 1. 2. 3. 4. 5. 7. Hal Konsentrasi larutan AgNO3 Volume larutan AgNO3dalam erlenmeyer Volume NH4CNS saat titik akhir titrasi I Volume NH4CNS saat titik akhir titrasi II Volume NH4CNS rata-rata Konsentrasi AgNO3 hasil standarisasi Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 2.7

Penentuan kadar berat Cl- dalam NaCl

Tujuan : siswa dapat Alat dan Bahan : - Gelas beker - Erlenmeyer - Buret - Statif

menetukan kadar klor dalam NaCl - garam dapur kasar - akuades - indikator K2CrO4 -larutan AgNO3 yang telah distandarisasi

Prosedur pembuatan larutan garam dapur :

0,45 gram garam dapur kasar dimasukkan


gelas beker

dilarutka

sedikit pelarut / akuades

dimasukkan Labu takar 100 ml diencerkan Dengan akuades sampai tanda batas dikocok Hingga homogen


Prosedur penentuan kadar klor:

10 mL larutan garam dapur dimasukkan erlenmeyer diperoleh Larutan kuning kehijauan dititrasi ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4

dengan larutan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi merah bata, endapan putih dicatat volume AgNO3 yang diperlukan diulangi 2 x titrasi

Pertanyaan : 1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur kotor dengan menggunakan kalimat Anda sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________

3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan! No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Massa garam dapur Volume larutan garam dapur dalam erlenmeyer Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi I Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi II Volume AgNO3 rata-rata Kadar NaCl dalam larutan garam dapur Kadar klorida dalam larutan garam dapur Hal Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 2.8

Penetapan Bromida dalam KBr


Tujuan : menentukan bromida dalam KBr dengan titrasi argentometri Alat dan Bahan - Erlenmeyer - larutan NH4CNS 0,1 N - Buret - indikator ferri ammonium sulfat - Larutan asam nitrat encer - larutan KBr Prosedur percobaan :

10 ml AgNO3 0,1 N

5 ml KBr

dimasukkan ditambahkan 1 ml HNO3 encer

erlenmeyer diperoleh

Larutan coklat keruh dititrasi

0,5 mL indikator ferri ammonium sulfat

dengan NH4CNS 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari coklat keruh menjadi merah bata, endapan putih dicatat volume NH4CNS yang diperlukan diulangi 2 x titrasi

Pertanyaan : 1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam menentukan kadar bromida dalam KBr dengan menggunakan kalimat sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan! No. 1. 2. 3. Hal Volume NH4CNS saat titik akhir titrasi I Volume NH4CNS saat titik akhir titrasi II Volume NH4CNS rata-rata Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

EXPLANATION

Untuk lebih memahami titrasi argentometri, maka jawablah pertanyaanpertanyaan berikut ini!

Pendahuluan Argentometri

Pertanyaan : 1. Apakah yang dimaksud dengan titrasi argentometri? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hubungan kelarutan endapan dengan jalannya reaksi dalam titrasi argentometri? Jelaskan jawaban Anda!

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator K2CrO4

Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Sebutkan larutan yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Bagaimana metode penentuan titik akhir pada percobaan ini? Jelaskan! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator Fluorescein

Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Sebutkan larutan yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 2. Apakah yang dimaksud indikator adsorpsi? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

3. Bagaimana metode penentuan titik akhir pada percobaan ini? Jelaskan! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Standarisasi larutan AgNO3 dengan NH4CNS 0,1 N

Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Sebutkan larutan yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Bagaimana metode penentuan titik akhir pada percobaan ini? Jelaskan! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Perhitungan Argentometri
1. Suatu sampel KBr tidak murni seberat 523,1 mg diperlakukan dengan larutan AgNO3 berlebih, ternyata diperoleh endapan AgBr seberat 814,5 mg. Berapakah tingkat kemurnian KBr dalam sampel dinyatakan dalam persentase! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Berat sampel yang mengandung BaCl2 adalah 0,5 gram. 50 mL ; 0,21 N AgNO3 ditambahkan sehingga terbentuk endapan AgCl. AgNO3 yang berlebih dititrasi dengan 0,28 N KSCN dan titik akhir tercapai pada 25,5 mL. Hitung persentase BaCl2 pada sampel!

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

3. Berapa berat sampel yang diperlukan untuk titrasi klorida sehingga volume 0,1 M AgNO3 sama dengan persen ion klorida dan persen NaCl! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Tahukah Kamu? h

Titrasi t T tanpa K Kalibrasi


Peneliti di Amerika Seri telah me ikat engembangkan sebuah metode n semi-ot tomatis dalam menghasilk ion-ion u m kan untuk titrasi b bebas-kalibra asi. Erick Bakker di Purdue Univers Indiana, dan rekan-re B sity, ekannya telah h menggu unakan sebua membran polimer selek ah ktif-ion (yang biasanya g diguna mendeteksi ion-ion) u akan untuk mengha asilkan ion. P peneliti ini Para mengat takan bahwa pengaplikasian pulsa aru melintasi membran ini bisa a us menyeb babkan terlep pasnya ion d dalam jumlah yang dapat ditentukan. Ion-ion yan terlepas ke ng emudian dide eteksi melalui sebuah elek i ktroda polimer yang serup Para pene ini menu r pa. eliti unjukkan bahw sistem ini bisa wa diguna untuk be akan erbagai tipe titrasi elektrokimia dan m mampu melak kukan pendeteksian denga batas dete nanomola an eksi ar. Mereka men ngatakan bah dengan beberapa pen hwa nyesuaian, metode ini bisa digunakan untuk melep paskan berbag ion secar elektrolisis, dan gai ra bisa te erbukti lebih praktis diban nding sistem penyaluran reagen yang ada sekarang. Khususny metode in bisa mengg ya, ni gantikan titra kimia asi onal, iperlukan dan ukuran sam n mpel tradisio karena larutan baku tidak lagi di yang kecil tidak ak jadi masa kata Ba k kan alah, akker. Menurut Ba akker, sistem ini bisa digu unakan untuk membuat se k ebuah miniatu piranti titrasi bebas ka ur alibrasi. Meto ini digun ode nakan dalam aplikas kedokteran termasuk m si n menghasilkan dan mendetek ion-ion lo ksi ogam seperti magnesium, dan protein n i d nuklear manusia seperti heparin (yang penting untuk pemb g bekuan darah h). Frank Davies, seorang s spesialis dala bidang bio am oeletkrokimia di Cranfie University mengatakan metode pel eld y n lepasan ion b sangat bisa berman nfaat dalam titrasi-titrasi elektrokimia Teknik ini bisa menjad t a. i di pilihan utama karen tidak mem n na merlukan lagi kalibrasi, k Davies. i kata
Disadur dari: http://w www.rsc.org/ch hemistryworld/ /

INFO

Terapung di Laut Mati


VIVAnews Teman-teman ada yang pernah mendengar Laut Mati ? Laut Mati ini terletak di antara negara Yordania dan Israel. Panjang Laut Mati yaitu 77 kilometer dan lebarnya 18 kilometer. Dinamakan Laut Mati karena tidak ada satupun binatang dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. Hal itu karena, kadar garam di dalamnya sangat tinggi, yaitu enam kali lebih banyak dibandingkan air laut biasa. Karena kandungan garamnya sangat tinggi, kandungan mineral, magnesium klorida, kalsium klorida dan potasium kloridanya juga sangat besar. Kandungan tersebut dipercaya dapat membuat kulit lebih halus. Bahkan pasir-pasir di sekitar pantainya banyak dijadikan masker oleh para wisatawan wanita yang berkunjung ke sana. Lalu, mengapa kandungan garam di laut mati sangat tinggi ? Hal itu karena, saat hujan datang mineral garam terbawa oleh air sungai. Jadi, semua mineral seperti sodium, magnesium dan silika yang ada di bumi terbawa oleh air sungai dan bermuara ke Laut Mati. Aliran air di sekitarnya seperti sungai Yordan dan beberapa anak sungai lainnya juga akan bermuara ke Laut Mati. Tetapi, air-air yang ada di laut mati tidak akan kembali mengalir ke tempat lain. Air Laut Mati akan mengalami penguapan saat cuaca panas. Nah, saat penguapan ini garam-garam tidak akan terbawa dan tertinggal di lautan. Sehingga, kadar garamnya setiap hari akan bertambah dan lebih asin dibandingkan dengan laut-laut lainnya. Dahulu luas Laut Mati lebih luas dari sekarang. Tetapi, karena penguapan yang tinggi air laut semakin berkurang dan kadar garamnya semakin tinggi. Dan, setiap tahun kadar garamnya akan semakin bertambah. Nah, hal yang sangat menarik dari Laut Mati adalah kalian bisa berenang tanpa takut tenggelam. Karena kadar garamnya sangat tinggi, seseorang yang berenang di Laut Mati bisa mengapung. Jadi, untuk kalian yang tidak bisa berenang dan takut tenggelam, tidak perlu khawatir jika bermain-main di Laut Mati. Wah, sangat menarik ya.
Sumber : http://en.vivanews.com/

ELABORATION

Analisis Kadar Klorida pada Air dan Air Limbah dengan Metode Argentometri

Limbah cair adalah air yang tak terpakai lagi dan merupakan hasil dari suatu produksi atau kegiatan manusia. Limbah cair yang di buang ke dalam tanah,sungai,danau,laut yang jika berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu zat kimia yang terkandung di dalam air dan air limbah adalah klorida. Klorida merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan. Untuk itu perlu dilakukannya analisa klorida dengan menggunakan beberapa metode. Dengan pemilihan metode analisa yang tergantung pada kadar analit dan jenis sampelnya. Pada analisis ini di tentukan kadar khlorida oleh sampel air dan air limbah dengan metode yang di gunakan yaitu metode argentometri yaitu dengan menggunakan metode titrasi yang menggunakan AgNO3 0,0141 N dan indikator K2CrO4 5%. Alasan di gunakannya metode ini sebagai penentuan kadar klorida karena pelaksanaannya yang mudah dan cepat serta memiliki ketelitian dan ketepatan yang cukup tinggi, juga dapat di gunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda beda. Dari analisis yang di lakukan di peroleh hasil 2,8927 untuk air dan 317,1357 untuk air limbah. Dari hasil tersebut di dapat bahwa sampel tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.

Sumber : http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_j ournal_review&id=14157&task=view


Dari artikel di atas, jawablah pertanyaan berikut! 1. Bagaimanakah belajar ini! kesimpulan Anda terhadap artikel di atas?

Hubungkan dengan materi yang telah Anda pelajari pada kegiatan

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Sebutkan larutan yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator dari artikel tersebut? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

3. Buatlah suatu prosedur kerja singkat dalam penentuan kadar klorida dalam air dan air limbah dengan kalimat Anda! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

EVALUATION

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1) Apakah yang dimaksud titrasi argentometri?(bobot 3) 2) Jelaskan perbedaan ketiga jenis metode penggunaan indikator dalam titrasi argentometri! (bobot 8) 3) Apakah yang dimaksud dengan indikator adsorpsi? (bobot 5) 4) 20 tablet sampel sakarin yang larut diperlakukan dengan 25 mL; 0,0624 M AgNO3, perak yang berlebih dititrasi dengan 1,81 mL; 0,0583 M KSCN. Hitung berat sakarin rata-rata (per tablet) dalam satuan mg (Mr sakarin = 205,2) (bobot 10)

TITRASI IODO-IODIMETRI
Standar Kompetensi Melakukan Analisis titrimetri Kompetensi Dasar Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi Indikator Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi diidentifikasi reaksinya Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi ditentukan perhitungannya

ENGA E AGEM MENT T


Pada modu ini kita ak mempe P ul kan elajari meng genai titras iodo-iodim si metri. Apa yang dima y aksud den ngan titras iodo-iod si dimetri? M Mengapa k kita perlu melakukan titrasi iodo m o-iodimetri? ? Untuk U dap pat menja awab pert tanyaan-per rtanyaan di atas, simaklah pernyataan berikut ini. p n Perhatikan gambar be P erikut ini! Jeru merupak buah ya kaya ak uk kan ang kan vitam min-vitamin yang sang diperluk bagi n gat kan tubu Salah sa vitamin yang terka uh. atu andung adalah vitamin C. Sebutka beberapa manfaat an a tersebut ter rhadap kes sehatan dari vitamin C t tubu Tahukah Anda sen uh? nyawa apa y yang terka andung dal lam vitamin tersebut? n
Gb.3.1buahjeruk k (http://imag ges.google.co om)

Baga aimana And dapat me da enganalisis kadar s seny yawa terseb dalam la but aboratorium m?

kah endengar is stilah kapo orit? Kapori it Pernahk anda me biasanya digunakan oleh peru a n usahaan air minum sebagai r desinfek ktan. Apakah rumus kimia dari ka h aporit? Bagaima anakah cara mengana a alisis kadar klor aktif y yang terkandu dalam kaporit? ung k

Gb.3.2 kap porit (htt tp://images.google.com)

hami menge enai titrasi iodo-iodime etri, lakuka anlah Untuk lebih memah n si! kegiatan dalam fase eksploras

EXP PLOR TION RAT


Kegiat tan 3.1

Pembu uatan Lar rutan Sta andar Na2S2O3 0,1 N


Tu ujuan : sisw dapat m wa membuat larutan N 2S2O3 Na Al dan Ba lat ahan : - Labu tak 500 ml kar l - Gelas bek ker - Na2CO3 Pr rosedur per rcobaan (m masih acak k): a. A Aduk deng baik hingga hom gan mogen. b. T Timbang m massa Na2S2O3.5H2O yang dip perlukan. c. P Pindahkan ke dalam gelas bek dan dilarutkan dengan 50 n m ker mL m akuade es. d. P Pindahkan larutan k dalam la takar, encerkan dengan n ke abu , n akuades di a ingin yang telah didi g idihkan sa ampai volu ume larutan 500 mL (sam 0 mpai batas) dan tambah Na2CO3 0,1 O gram. g - a akuades - N 2S2O3.5H2O Na H

Pertany yaan : 1. Urut tkanlah pro osedur ker yang m rja masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar! u g _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

Aspek Massa Na2S2O3.5H2O Volume akuades Konsentrasi Na2S2O3 dari percobaan

Keterangan

Kegiatan 3.2

Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 0,1 N


Tujuan : siswa dapat menentukan konsentrasi larutan baku Na2S2O3 Alat dan Bahan : - Gelas ukur 10 ml - Gelas beker - Buret - Erlenmeyer - Pipet tetes - Pipet volume larutan K2Cr2O7 0,1 N akuades larutan HCl pekat larutan KI 0,1 N larutan amilum larutan Na2S2O3

Prosedur percobaan (masih acak): a. Iodium yang dibebaskan kemudian dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sampai warna kekuningan memudar. b. Ambil 10 mL K2Cr2O7 0,1 N encerkan dengan 40 mL akuades dan tambahkan 3 mL HCl pekat. c. Catat volume Na2S2O3 (misalnya = V mL) yang terjadi pada saat terbentuknya perubahan warna dari biru tua menjadi hijau d. Tambahkan 5 ml indikator amilum e. Tambahkan 12 mL KI 0,1 N.
Pertanyaan : 1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan! No. 1. 2. 3. Hal Volume K2Cr2O7 0,1 N Volume Na2S2O3 saat titik akhir titrasi Konsentrasi Na2S2O3 setelah standarisasi Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 3.3

Pembuatan larutan baku I2 0,1 N


Tujuan : Siswa dapat membuat larutan I2 Alat dan Bahan : - botol bertutup dan berwarna coklat/gelap - labu takar 500 ml - I2 murni - KI - Akuades Prosedur percobaan (masih acak) : a. Simpan dalam botol yang bertutup dan berwarna coklat/gelap dalam tempat yang gelap dan beri etiket. b. Timbang dengan teliti 6,5 gram I2 murni c. Pindahkan dalam labu takar, encerkan dengan akuades hingga volumenya menjadi 500 mL (sampai tanda batas) sambil dikocok dengan baik hingga homogen. d. Timbang 10-11 gram KI, tambahkan dalam gelas beker yang telah berisi 6,5 gram I2 dan tambahkan 20 mL akuades. Aduk dengan baik sehingga semua larut.

Pertanyaan : 1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah anda buat dan catat data pengamatan! No. 1. 2. 3. Massa I2 murni Warna larutan Konsentrasi Na2S2O3 dari percobaan Hal Keterangan

3. Tuliskan persamaan reaksi dalam percobaan ini! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Kegiatan 3.4

Standarisasi larutan I2 dengan Larutan As2O3


Pembuatan larutan As2O3 0,1 N Alat dan Bahan : - Massa As2O3 - akuades - Labu takar - natrium hidroksida - indikator fenolftalein - larutan HCl

Prosedur percobaan (masih acak): a. Aduk dengan baik hingga homogen. b. Timbang massa As2O3 yang diperlukan. c. Tambahkan 1 mL HCl berlebih. d. Pindahkan ke dalam gelas beker, tambahkan 3 gram natrium hidroksida dalam 10 mL akuades, biarkan sampai larut semua. e. Tambahkan 50 mL akuades, 2 tetes fenolftalein dan asam klorida 1 : 1 sampai warna merah muda indikator tepat hilang. f. Pindahkan larutan ke labu takar 250 mL, encerkan sampai garis tanda, dan kocok sampai homogen.

Tujuan : Siswa dapat menetapkan konsentrasi larutan I2 Alat dan Bahan : - Erlenmeyer - Pipet volume - Buret - larutan As2O3 0,1 N - larutan amilum - natrium bikarbonat

Prosedur percobaan (masih acak): a. Titrasi dengan I2 yang akan ditetapkan konsentrasinya sampai warna biru menjadi jelas. b. Pipet 25 mL larutan As2O3 ke dalam erlenmeyer c. Tambahkan 5 mL amilum d. Tambahkan sedikit natrium bikarbonat ke dalam erlenmeyer.

Pertanyaan : 1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan! No. 1. 2. 3. 4. Hal massa As2O3 Konsentrasi larutan As2O3 Volume I2 yang diperlukan Konsentrasi I2 setelah standarisasi Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 3.5

Penetapan kadar klor aktif dalam kaporit (Iodometri)


Tujuan : Siswa dapat menentukan kadar klor aktif dalam tepung pemutih atau kaporit Alat dan Bahan : - Labu takar 250 mL - Erlenmeyer - Buret - Pipet tetes - Gelas ukur 10 mL - Indikator amilum

- tepung pemutih (kaporit) - akuades - larutan KI 0,1 N - asam cuka glasial - larutan Na2S2O3 dari kegiatan 3.2

Prosedur kerja (masih acak) : a. Tambahkan 5 ml amilum. b. Ambil 10 mL kaporit dan masukkan dalam erlenmeyer, encerkan dengan 8 mL akuades dan tambahkan 4 mL larutan KI 0,1 N. c. Iodium yang bebas dititrasi dengan larutan Na2S2O3 dengan sampai warna coklat iodium hampir hilang. d. Masukkan dalam labu takar 250 ml. Beri air sampai garis tanda. e. Tambahkan 10 mL asam cuka glasial. f. Catat volume yang diperlukan pada saat terjadi perubahan warna (misal = V mL) g. Timbang 2,5 g tepung pemutih. h. Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang
Pertanyaan : 1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah anda buat dan catat data pengamatan!

No. Hal Massa kaporit 1. Volume larutan kaporit 2. Volume Na2S2O3 yang diperlukan 3.

Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 3.6

Penentuan kadar Vitamin C (Iodimetri)


Tujuan : Siswa dapat menentukan kadar vitamin C dalam vitamin C Alat dan Bahan : - Gelas arloji - Erlenmeyer - Buret - Larutan I2 0,1 N

- tablet vitamin C - akuades - indikator amilum

Prosedur Percobaan (masih acak): a. Hitung kadar vitamin C dalam sampel b. Timbang sejumlah sampel vitamin C yang setara dengan 250300 mg vitamin C c. Timbang 20 tablet vitamin C dan hitunglah berat rata-rata pertabletnya d. Tambahkan 2 mL amilum e. Tambahkan 25 mL akuades f. Masukkan ke dalam erlenmeyer bertutup g. Titrasi dengan larutan I2 0,1 N sampai warna biru jelas h. Gerus hingga halus
Pertanyaan : 1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga diperoleh suatu prosedur kerja yang benar! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. Hal Massa tablet vitamin C 1. Volume larutan vitamin C 2. Volume I2 yang diperlukan 3.

Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

EX XPLA ANAT N TION

IODIM METRI I

1. Menga apa titrasi iodimetri disebut ju uga sebaga titrasi langsung? ai l Jelask kan! ______ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ ______ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ ______ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ ______ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________

2. Bagaimana pula reaksi yang terjadi di dalamnya? Jelaskan! i ? ______ ___________ __________ ___________ ___________ __________ ________ ______ ___________ __________ ___________ ___________ __________ ________ ______ ___________ __________ ___________ ___________ __________ ________ ______ ___________ __________ ___________ ___________ __________ ________

3. Apaka yang ber ah rfungsi seba agai laruta standar d an dalam titras ini? si ______ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ ______ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ ______ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ ______ __________ ___________ __________ ___________ __________ _________ 4. Bagaimanakah prinsip perh p hitungan be erat ekivale dalam iodimetri? en _____ __________ ___________ __________ ___________ ___________ _________ _____ __________ ___________ __________ ___________ ___________ _________ _____ __________ ___________ __________ ___________ ___________ _________ _____ __________ ___________ __________ ___________ ___________ _________

IODOMETRI
1. Mengapa titrasi iodometri disebut juga sebagai titrasi tak langsung? Jelaskan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 2. Bagaimana pula reaksi yang terjadi di dalamnya? Jelaskan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Apakah yang berfungsi sebagai larutan standar dalam titrasi ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

4. Bagaimanakah prinsip perhitungan berat ekivalen dalam iodimetri? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

INDIKATOR
Mengapa terjadi perbedaan waktu dalam penambahan larutan amilum antara iodometri dan iodimetri? Jelaskan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,1 N

1. Apakah fungsi penambahan Na2CO3? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Mengapa akuades yang digunakan harus dididihkan terlebih dahulu? Jelaskan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Standarisasi Larutan Na2S2O3 0,1 N

1. Apakah fungsi penambahan HCl pekat? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Apakah termasuk titrasi iodimetri ataukah titrasi iodometri, jenis dari titrasi yang dilakukan pada percobaan ini? Jelaskan jawabanmu! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Standarisasi Larutan Na2S2O3 0,1 N


1. Mengapa proses penyimpanan larutan ini harus dalam botol yang berwarna gelap? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Apakah fungsi penambahan KI dalam percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

PERHITUNGAN
1. Asam askorbat dalam vitamin C mempunyai berat molekul 176,126 adalah pereaksi reduksi. Reaksinya sebagai berikut : C 6 H8 O 6 C6H8O6 + 2 H+ + 2e

Dapat ditentukan oleh oksidasi dengan larutan standar iodium. Suatu contoh 200 ml minuman jeruk diasamkan dengan H2SO4, dan 10 mL; 0,025 M ditambahkan. Setelah reaksi berlangsung lengkap, kelebihan I2 dititrasi dengan 4,60 mL; 0,0100 M Na2S2O3. Hitunglah jumlah miligram asam askorbat dalam tiap mililiter minuman itu! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Serbuk pengelantang CaOCl2 bereaksi dengan ion iodida dalam suasana asam dan dibebaskan iodium. Apabila 35,24 mL; 0,1084 N Na2S2O3. Diperlukan untuk melakukan titrasi iodium yang dibebaskan dari 0,60 gram sampel serbuk pengelantang, hitung persentase Cl dalam sampel! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kamu Perl Tahu!!! K lu

A Asam a askorba at

ia Struktur kimi vitamin C Vit tamin C ada alah nutrie dan vitam yang la en min arut dalam air d penting untuk ke dan ehidupan se erta untuk menjaga k kesehatan. V Vitamin ini juga diken dengan nama i nal n kimia dari bentuk uta amanya ya asam a aitu askorbat. Vitamin c termasuk g golongan antioksidan karena san ngat muda ah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karen itu i d , na penggunaa vitamin C sebaga antioksida semakin sering aan n ai an n dijumpai. Vit tamin C be erhasil di iso olasi untuk pertama k kalinya pada tahun 1928 dan pada tahu 1932 dite un emukan bah hwa vitamin ini merupaka agen yan dapat m i an ng mencegah sariawan. Albert Szen A nt-Gyrgyi m menerima pengharga aan Nobel dala Fisiologi atau Kedo am i okteran pada tahun 19 937 untuk pene emuan ini. Selama ini vitamin C atau asam m askorbat le ebih terken peranny dalam m nal ya menjaga da an memperku imunita terhadap infeksi. Sia sangka uat as p apa a vitamin C t ternyata ju berpera penting dalam fung uga an gsi otak, karen otak ba na anyak meng gandung vi itamin C. Dua D peneliti di T Texas Wom man's Unive ersity menem mukan, mu urid SMTP yang tingkat vi g itamin C-ny dalam d ya darah lebih tinggi ternyata m menghasilka tes IQ lebih baik da an aripada yang jumlah vita j amin C-nya lebih rend a dah. Vi itamin C pe untuk menjaga st erlu truktur kola agen, sejenis prot tein yang m menghubun ngkan semu jaringan ua n serabut, ku urat, tu ulit, ulang rawa dan jari an, ingan lain di tubuh d manusia. Vitamin C ju mampu menangk nitrit pe V uga kal enyebab kanker. sumber : www w.wikipedia.co om

EL LABO ORAT N TION


ANALIS KAD SIS DAR KAF FEIN DA ALAM TE EH
Kafe einA merup pakan alka aloid denga penamaan kimia 1,3,7-trime an a etil xanthina. Dalam aktivitasnya secara faal, kaf a fein berfungsi sebag gai stimulat/p perangsang. Kadar kaf fein dalam daun teh labih besar daripada di r dalam biji kopi. Kada kafein di dalam teh adalah seb ar i h besar 2-4%, sedangkan di dalam biji kopi hanya mencapai 0,5% (Voge 1985). i a el, Kafe terdapat pada teh, k ein t kopi, kola, m mente dan c coklat. Selain itu kafein n juga dapa diperoleh dari sintesa kimia. Kafe dapat be at a ein ereaksi deng iodium gan secara adi sehingga kadar kafe dapat diukur denga larutan Io isi, ein an odium. Untu uk reaksi adis dengan ka si afein diguna akan iodium berlebih, k m kelebihan io odium di analisa de engan titrasi redoks, yait penetapa kadar za berdasark atas i tu an at kan reaksi reduksi dan ok ksidasi (Syuk 1999). kri, Untu mengeta uk ahui kadar kafein, ma aka terlebih dahulu te diekstraksi h eh dengan alkohol. Alk a kohol yang digunakan dalam pe ercobaan be erguna untuk memisahk senyawa organik dengan zat o kan a organik yang terkandun dalam te ng eh, karena da alam teh tid hanya m dak mengandun teh tetap juga men ng pi ngandung za atzat lain se eperti miny yak oli yang merupaka pewang teh. Kemu g an gi udian larutan yang men ngandung ka afein ini dita ambahkan larutan iodi ium yang te elah diketah hui volume da konsentra an asinya. Kele ebihan iodium setelah te erjadi reaksi adisi di titrasi i dengan la arutan natriu thiosulfa (Na2S2O3), sehingga iodium yang teradisi ol um at leh kafein dap dihitung pat g. r an fein dalam Teh m Prosedur Percobaa Analisis Kadar Kaf Prep parasi Samp Teh pel 1. Ditimbang 2 gram teh kering, dim D 25 h masukkan da alam gelas beker. b 2. Ditambahka 100 mL a D an akuades, ke emudian did dihkan larut sampai 30 tan menit samb diaduk se bil esekali. Angk lalu disa kat, aring. 3. Diuapkan fi D iltrat yang d diperoleh hin ngga volum menya berku urang menja adi sekitar 20 m diangka dan diding mL, at ginkan filtra at. Anal Kadar Kafein dalam Teh lisis K m 1. Dimasukkan filtrat teh hasil pre D n eparasi dala labu ta am akar 100 m mL, ditambahka 25 mL alkohol, dikocok se an L ekitar 5 menit samp m pai homogen. 2. Ditambahk 5 mL H2SO4 10% dan 20 mL larutan iod kan d dium 0,1 N ke dalam labu takar, dien u ncerkan sam mpai batas, kemudian k kocok larutan sampai hom mogen. Diambil 20 mL larutan dimasukkan dalam e n, erlenmeyer, ditambahkan 3. D indikator ka anji. 4. Dititrasi den D ngan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga warna biru hilang. Titrasi n 0 dilakukan s sebanyak 3 kali pengula angan. Dari perhi itungan dala percoba diperole massa kafein sebesar 1,637 gram, am aan eh r , sehingga k konsentrasi k kafein pada proses titra dengan m a asi menggunaka sampel an teh sepeda balap ada a alah 65,48%. Sumber : h http://annisa anfushie.wor rdpress.com/ /2008/12/07/ /titrasi-redo oks/

Dari pernyataan tersebut, jawablah pertanyaan berikut! 1. Apakah termasuk titrasi iodometri ataukah titrasi iodimetri, jenis dari titrasi dalam penetapan kadar kafein dalam teh? Jelaskan jawabanmu! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Bagaimanakah cara menganalisis kadar kafein dalam teh? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

3. Mengapa teh harus diekstraksi terlebih dahulu sebelum dianalisis menggunakan titrasi redoks?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

PENENTUAN TEMBAGA
Suatu contoh tembaga oksida berat 2,013 gram dilarutkan dalam asam, pH diatur, dan ditambahkan KI belebihan untuk membebaskan I2. I2 dititrasi dengan 29,68 mL; 0,1058 N Na2S2O3.

Dari pernyataan tersebut, jawablah pertanyaan berikut! 1. Tuliskan persamaan reaksi dalam penentuan tembaga tersebut! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Apakah termasuk titrasi iodometri ataukah titrasi iodimetri, jenis dari titrasi yang dapat digunakan dalam penentuan tembaga? Jelaskan jawabanmu! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

3. Hitunglah persentase CuO dalam sampel! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

EVALUATION

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1) Jelaskan cara pembuatan dan penyimpanan larutan I2 yang sangat peka terhadap cahaya matahari! (bobot 5) 2) Apa yang dimaksud dengan : (bobot 10) a) Iodimetri b) Iodometri 3) Apa perbedaan dari Iodimetri dan Iodometri ? (bobot 10) 4) Apa sebab penambahan indikator amilum pada Iodimetri pada awal titrasi, sedangkan pada iodometri pada akhir titrasi ? (bobot 5) 5) Sebutkan 2 faktor yang menyebabkan kesalahan pada titrasi Iodimetri dan Iodometri ! Jelaskan ! (bobot 10) 6) Dua tablet vitamin C @ 250 mg, dilarutkan dalam labu takar sampai volume 100 ml tepat. 25 ml aliquot diambil dan dititrasi dengan 0,500 M I2, memerlukan 28 mL. Hitunglah mg asam askorbat yang terkandung dalam vitamin C pertablet (Mr = 176,12)! (bobot 10) 7) Hitung berat ekivalen dari Cu sebagai reduktor dalam reaksi : 2 Cu2+ + 4I2 CuI(s) + I2 (bobot 5) 8) Untuk mencari kadar larutan H2O2 10 ml larutan ini ditambahkan pada larutan KI berlebihan dengan H2SO4 . Sesudahnya harus dititrasi dengan 60 mL natrium tiosulfat 0,05 N . Berapa gram H2O2 terdapat dalam 100mL larutan H2O2 ?(bobot 10)

TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Standar Kompetensi Melakukan Analisis titrimetri Kompetensi Dasar Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks Indikator Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks diidentifikasi reaksinya Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks ditentukan perhitungannya

EN NGAG GEME ENT

Pada modu ini kita akan memp P ul a pelajari me engenai titr rasi komple eksometri. Apa yang d A dimaksud d dengan titra komple asi eksometri? Apa saja p penerapan dari titrasi komplekso d ometri? Untuk U dap pat menja awab pert tanyaan-per rtanyaan di atas, simaklah pernyataan berikut ini. p n
Pernah hkah Anda m mengenal ist tilah air sada ah? Apakah pengertian dari kesad h n dahan air? Se enyawa apa ya menyeba ang abkan air me enjadi bersif sadah? fat Apakah kerugian y h yang ditimbu ulkan dari air sadah? Bagaim mana cara mengetahui tingkat kes i sadahan air dal lam laborato orium?

Gb.4.1Ai ir w www.google. .com

Untuk lebih memaham mengena kesadaha air, lakukanlah keg U h mi ai an giatan eksplorasi berikut! e

EX XPLO ORAT N TION


atan 4.1 Kegia Pembu uatan Rea agen dala Komp am pleksom metri
Ke egiatan 4. .1.1

Larut tan EDT 0,01 N TA 1


Tujuan : sisw dapat me wa embuat larutan EDTA 0,01 N A Alat dan Baha : t an - Labu ukur L - akuades - Na2EDTA N gCl - Mg 2 Pros sedur perc cobaan : mas Na2EDT ssa TA utkan dilaru akuades y yang telah dididihkan n

Tamb bahkan 10 mg MgCl2 atau MgSO4 dan a O atur volumenya hingga dalam labu uk a kur 1 L dengan men d nambahkan akuades.

Bia arkan selam 2 hari sebelum dip ma pakai.

Pertanyaan : 1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam membuat larutan EDTA 0,01 N? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. Hal 1. Massa Na2EDTA 2. Volume akuades 3. Konsentrasi EDTA dari percobaan

Keterangan

Kegiatan 4.1.2

Larutan Standar Kalsium 0,01N

Tujuan : siswa dapat membuat larutan Standar Kalsium Alat dan Bahan : - Labu takar 1 liter - CaCO3 - HCl - akuades Prosedur percobaan : MassaCaCO3

dilarutkan dengan sedikit akuades dalam labu takar 1 liter

Tambahkan sedikit HCl

Atur volumenya menjadi 1 liter dengan menambahkan akuades lagi.

Pertanyaan : 1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam membuat larutan standar kalsium 0,01 N? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. Hal 1. Massa CaCO3 2. Volume akuades 3. Konsentrasi larutan standar kalsium dari percobaan

Keterangan

Kegiatan 4.2 Standarisasi Larutan EDTA dengan Indikator EBT

Tujuan : siswa dapat menentukan konsentrasi EDTA dengan indikator EBT Alat dan Bahan : - Pipet volum - larutan standar kalsium - Erlenmeyer - buffer pH 10 - Gelas ukur 10 ml - indikator EBT - Buret - larutan EDTA Prosedur percobaan : 10 mL larutan standar kalsium Dimasukkan Erlenmeyer 100 mL ditambahkan 5 mL buffer pH 10 ditambahkan 50 mg indikator EBT Larutan akan berwarna merah anggur

Titrasi dengan larutan EDTA yang anda buat sampai terjadi perubahan warna larutan dari merah anggur menjadi biru.

Catat pemakaian EDTA

Pertanyaan : 1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam melakukan standarisasi larutan EDTA? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan! No. 1. 2. 3. Hal Volume larutan standar kalsium Volume EDTA Konsentrasi EDTA dari standarisasi Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 4.3 Penetapan kesadahan total (Ca2+ + Mg2+)

Tujuan : siswa dapat menentukan kesadahan total air Alat dan Bahan : - Pipet volum - buffer pH 10 - Erlenmeyer - indikator EBT - Buret - sampel air - Larutan EDTA Prosedur percobaan : 50 mL sampel air dimasukkan erlenmeyer 250 mL ditambahkan 1 mL buffer pH 10 ditambahkan 50 mg indikator EBT

Titrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna larutan dari merah anggur menjadi biru.

Dilakukan duplo

Pertanyaan : 1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam menetapkan kesadahan total sampel air? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!

No. 1. 2. 3. 4.

Hal Volume air dalam erlenmeyer Volume EDTA saat titik akhir titrasi I Volume EDTA saat titik akhir titrasi II Volume EDTA rata-rata

Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Kegiatan 4.4 Penetapan kesadahan Tetap

Tujuan : siswa dapat menentukan kesadahan tetap air Alat dan Bahan : - Pipet volum - buffer pH 10 - Erlenmeyer - indikator EBT - Buret - sampel air - Larutan EDTA - Gelas beker Prosedur percobaan : 250 mL sampel air dimasukkan dalam gelas beker

Dididihkan selama 30 menit

Didinginkan, menyaring dengan kertas saring

Ditampung filtrat ke dalam Erlenmeyer 250 mL tanpa pembilasan kertas saring

Diambil 50 mL filtrat dan ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 10

Dilakukan duplo

Ditambahkan 50 mg indikator EBT

Titrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna larutan dari merah anggur menjadi ungu (violet).

Pertanyaan : 1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam menetapkan kesadahan tetap sampel air? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan anda lakukan dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah anda buat dan catat data pengamatan!

No. 1. 2. 3. 4.

Hal Volume air dalam erlenmeyer Volume EDTA saat titik akhir titrasi I Volume EDTA saat titik akhir titrasi II Volume EDTA rata-rata

Keterangan

4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan analisa, pembahasan, dan kesimpulan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

E EXPL LANA ATION N


EDTA A
1. Apak singkat dari ED kah tan DTA? Bagaim mana pula s struktur kim mianya? ______ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ ______ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ ______ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ ______ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ 2. Sebu utkan beber rapa faktor kelebihan EDTA seba r agai pereaks si titrim metrik! ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ _______ ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ _______ ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ _______ ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ _______ ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ _______

3. Apak tujuan penambaha buffer pada titrasi EDTA? kah an ______ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ ______ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________ ______ ___________ __________ ___________ __________ ___________ ________

INDIKATO MELAK OR KROMATIK

1. A Apakah yang dimaksud indikator melakroma g d atik? Jelask kan! _______ __________ ___________ __________ ___________ __________ ________ _______ __________ ___________ __________ ___________ __________ ________ _______ __________ ___________ __________ ___________ __________ ________ _______ __________ ___________ __________ ___________ __________ ________

2. Sebutkan beberapa jenis indikator yang dapat digunakan dalam titrasi kompleksometri!

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

KESADAHAN AIR

1. Apakah yang yang dimaksud dengan kesadahan air? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 2. Apakah perbedaan dari kesadahan total, kesadahan tetap, dan kesadahan sementara? Jelaskan! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Berapakah nilai kesadahan sementara dari percobaan yang telah Anda lakukan pada fase exploration? Ingat bahwa kesadahan sementara = kesadahan total kesadahan tetap! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

4. Sebutkan beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dengan adanya kesadahan air? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

PERHITUNGAN
1. Hitunglah volume 0,0500 M EDTA yang diperlukan untuk melakukan titrasi dengan : a. 27,16 mL dari 0,0741 M Mg(NO3)2 b. 0,1973 gram CaCO3 _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Suatu 50 mL sampel air sumur dititrasi dengan 0,0102 M EDTA . titik akhir tercapai pada 29,85 mL. Berapakah kesadahan air dalam ppm CaCO3. _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

ELAB RATIO E ABOR ON

Menga apa ma andi d pant bor di tai ros sab bun?


Oleh EG Gi iwangkara S Jika kit melakukan kegiatan m ta mencuci, ba mandi at mencuci pakaian aik tau i setelah main di pantai, mungkin ta anpa disadar kita akan menghabisk banyak ri kan sabun diban ndingkan jik kita menc ka cuci di temp yang jau dari panta Mengapa pat uh ai. a demikian ? Hal itu besar kemun b ngkinan ter rjadi karena air yang kit gunakan m ta mempunyai i kesadahan y yang tinggi, meskipun i bukan m itu merupakan p penyebab sat tu-satunya. Lalu apa itu kesadahan ? Dan men u n ngapa terjad demikian ? di Kesadah atau har han rdness adala salah satu sifat kimia yang dimili oleh air. ah u iki + Penyebab air menjadi s a sadah adalah karena ada h anya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapa n at juga disebab bkan karena adanya ion a n-ion lain da polyvalen metal (lo ari nt ogam bervalensi b banyak) seperti Al, Fe, M Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, Mn, m klorida dan bikarbonat dalam juml kecil. n t lah Pengert tian kesadah air adala kemampu air men han ah uan ngendapkan sabun, dimana sabu ini diien un ndapkan oleh ion-ion ya saya seb h ang butkan diatas. Karena 2+ dan Mg2+, khususny Ca2+, mak penyebab d dominan/uta ama kesadah adalah C han Ca ya ka arti dari kes sadahan dibatasi sebaga sifat / kara ai akteristik air yang meng r ggambarkan n konsentrasi jumlah dar ion Ca2+ da Mg2+, yan dinyatak sebagai C i ri an ng kan CaCO3. Kesadahan ada dua jeni yaitu : is, 1. Kesa adahan seme entara Adal kesadah yang disebabkan ole adanya ga lah han eh aram-garam bikarbonat m t, sepe Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. erti O O Kesa adahan seme entara ini da apat / muda dieliminir dengan pemanasan ah r (pen ndidihan), se ehingga terb bentuk enca apan CaCO3 atau MgCO3. O Reak ksinya: Ca(H 3)2 -dipanaskan> C 2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (en HCO CO ndapan) Mg(HCO3)2 -dip panaskan> CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3 (e endapan)

2. Kesadahan tetap Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida ) sehingga terbentuk endapan kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padattan/endapan) dalam air. Reaksinya: CaCl2 + Na2CO3 > CaCO3 (padatan/endapan) + 2 NaCl (larut) CaSO4 + Na2CO3 > CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut) MgCl2 + Ca(OH)2 > Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut) MgSO4 + Ca(OH)2 > Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut) Satuan ukuran kesadahan ada 3, yaitu : 1. Derajat Jerman, dilambangkan dengan D 2. Derajat Inggris, dilambangkan dengan E 3. Derajat Perancis, dilambangkan dengan F Dari ketiganya yang sering digunakan adalah derajat jerman, dimana 1 D setara dengan 10 mg CaO per liter. artinya jika suatu air memiliki kesadahan 1 D maka didalam air tersebut mengandung 10 mg CaO dalam setiap liternya. Dari keterangan diatas mungkin bisa saya beri contoh paling sederhana yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari mengenai kesadahan, yaitu : Jika di suatu tempat anda mencuci apapun menggunakan sabun dan ternyata busa yang terbentuk jumlahnya dibawah perkiraan anda atau tidak seperti biasanya sehingga utuk memperbanyak busa (karena sugesti bahwa mencuci yang baik harus banyak busa) anda harus menambah sabun sehingga mengakibatkan boros sabun, maka besar kemungkinan air yang digunakan utnuk mencuci tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena sebagian sabun yang ditambahkan kedalam air bereaksi dengan garam karbonat dari Ca2+ dan Mg2+. Jika menemukan endapan putih seperti bedak atau kadang berbentuk kerak didasar panci untuk memasak air, maka besar kemungkinan air yang dimasak tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena gas CO2 lepas saat pemanasan, sehingga yang tertinggal hanya endapan karbonat, terutama kalsium karbonat (lihat reaksi no. 1 diatas). sumber : http://persembahanku.wordpress.com

Pertanyaan : 1. Sebutkan beberapa kerugian dari kesadahan air!

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2.

Dari artikel di atas, buatlah suatu kesimpulan mengenai air sadah!

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Sebuah samp murni Ca 3, sebe pel aCO erat 0,2 2428 g dila arutkan dalam asam klo orida dan la arutan dien ncerkan me enjadi 250 mL dalam suatu bot ukur. m tol Sebuah aliquo 50 mL m ot memerlukan n 42,74 mL laru utan EDTA untuk titr A rasi.

Hitung : H olaritas laru utan EDTA a) mo ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ ________ ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ ________ ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ ________ ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ ________ ______ __________ ___________ ___________ __________ ___________ ________

b) Jum mlah garam Na2H2Y.2H2O (BM= 37 m H 72,2) yang diperlukan untuk n membuat 1 lit larutan. ter . _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________ _____ ___________ __________ ___________ __________ ___________ _________

c) Apa abila sampe air 200 m yang me el mL engandung ion-ion Ca2+ dititrasi g a den ngan 16,38 ml larutan EDTA ters 8 n sebut. Bera apakah dera ajat kes sadahan air dalam ppm dari CaCO3? r m _____ ___________ __________ ___________ ___________ __________ _________ _____ ___________ __________ ___________ ___________ __________ _________ _____ ___________ __________ ___________ ___________ __________ _________ _____ ___________ __________ ___________ ___________ __________ _________

E EVAL LUAT TION

Jawablah pertanyaa h an-pertanya berikut aan t! 1) Jelask pengert kan tian: (bobot 5) t a. at tom pusat b. lig gan 2) Sebutkan keungg gulan EDTA dalam titrasi kompleksometri! A ot (bobo 10) 3) Jelask pengert kan tian kesada ahan air! (b bobot 5) 4) Sebutkan bebera indikato yang dig apa or gunakan dal lam titrasi leksometri! (bobot 5) ! kompl

5) Suatu 0,5 gram sampel per u runggu men ngandung Z dilarutka dalam Zn an
100 m asam. Se ml etiap 25 mL larutan in memerlukan 10,25 mL ; L ni 0,01 M EDTA unt mencap titik akh Berapakah persen Zn tuk pai hir. n dalam sampel? ( m (bobot 10)

Analisis volumetri merupakan analisis untuk menentukan jumlah zat yang tidak diketahui dengan mengukur volume larutan reaktan yang dibutuhkan agar bereaksi sempurna. Proses mengukur volume larutan di dalam buret (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan lain dan diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna disebut titrasi. Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat (ditampung dalam erlenmeyer), sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi disebut sebagai titran (dimasukkan ke dalam buret). Berdasarkan cara titrasinya, titrimetri dikelompokkan menjadi Titrasi langsung dan Titrasi tidak langsung. Berdasarkan reaksi kimianya, titrimetri dikelompokkan dalam empat jenis. 1. Asam-basa (netralisasi). 2. Oksidasi-reduksi (redoks). 3. Pengendapan. 4. Pembentukan kompleks. Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawasenyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Titrasi Iodimetri dan Iodometri adalah metode penentuan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2, yang bereaksi dengan cuplikan atau terbentuk oleh cuplikan kalau direaksikan dengan ion I-. Kompleksometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif yang memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya.

SOAL OBJEKTIF 1. Proses mengukur volume larutan di dalam buret (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan lain dan diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna disebut.... a. titrasi d. titrimetri b. titrat e. volumetri c. titran 2. larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain adalah.... a. larutan baku d. larutan sekunder b. larutan indikator e. larutan kalibrasi c. larutan tetap 3. pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk persyaratan dalam titrasi adalah.... a. Reaksi harus berjalan sempurna, tunggal, dan menurut persamaan yang jelas. b. Reaksi harus berlangsung cepat dan tidak ada reaksi samping. c. Ada penunjuk akhir titrasi (indikator) untuk menunjukkan perubahan yang terjadi. d. Titik akhir titrasi dapat dideteksi e. Titik ekivalen dapat dideteksi 4. penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawasenyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam disebut.... a. alkalimetri d. titrimetri b. asidimetri e. kompleksometri c. presipitimetri 5. yang termasuk indikator dalam asidi-alkalimetri adalah.... a. Murexid d. EBT b. metil merah e. eosin c. biru bromfenol

6. yang bertindak sebagai larutan standar dalam iodimetri adalah.... a. larutan Na2S2O3 d. larutan NaI b. larutan I2 e. larutan amilum c. larutan KI 7. gugus yang terikat pada atom pusat disebut.... a. senyawa kompleks d. gugus biner b. atom pusat e. gugus kompleks c. ligan 8. yang bukan termasuk nama tak resmi dari EDTA adalah.... a. Complexon d. Fluoresein b. Sequestrene e. Versene c. Nullapon 9. yang termasuk cirri dari metode Mohr adalah.... a. pH harus cukup rendah, agar Fe3+ tidak terhidrolisa. b. pH tergantung dari macam anion dan indikator yang dipakai. c. Apabila terlalu basa, maka dapat terbentuk endapan AgOH yang selanjutnya teruarai menjadi Ag2O sehingga titran terlalu banyak terpakai. 2 Ag+ + 2OH- + 2 AgOH Ag2O + H2O d. Penerapan terpenting ialah untuk penentuan secar tidak langsung ion-ion halogenida. e. penerapannya agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus terbentuk dengan cepat. 10. yang bukan termasuk Syarat-syarat yang diperlukan untuk membuat bahan baku primer adalah . a. Sangat murni, atau mudah dimurnikan, mudah diperoleh dan dikeringkan b. Stabil dalam keadaan biasa c. Mudah diperiksa kemurniannya d. Mampu bereaksi menurut syarat-syarat reaksi titrasi e. Mempunyai berat ekivalen yang rendah

SOAL SUBJEKTIF 1. Bagaimana cara anda memilih indikator yang tepat untuk suatu titrasi asambasa! 2. Hitunglah bobot ekuivalen AgNO3 dan BaCl2 dalam reaksi : 3. 25 mL asam oksalat 0,1001 N dititrasi dengan larutan NaOH. Jika volum larutan NaOH yang diperlukan adalah 25,15 mL. a. Hitung normalitas NaOH ! b. Tulis reaksi yang terjadi ! c. Indikator apa yang digunakan dalam titrasi asam-basa tersebut ? d. Berapa pH pada saat TE ? 4. apakah perbedaan dari iodimetri dan iodometri! 5. Asam oksalat, H2C2O4, sebagai asam bereaksi dengan basa. Sebagai reduktor bereaksi dengan KMnO4. Berapa ml 0,1 M NaOH, 0,10 M KMnO4 dapat bereaksi dengan 500 mg H2C2O4 (Mr = 90)? Reaksi: H2C2O4 + 2 NaOH 5 C2O42- + 2 MnO4- + 6H+ Na2C2O4 + H2O 10 CO2 + 2 Mn2+ H2O

6. mengapa pada metode Mohr pH harus diatur agar tidak terlalu asam!jelaskan! 7. jelaskan pengertian air sadah dalam penerapan kompleksometri!

Jawaban Soal Fase Evaluasi


Kegiatan Belajar I
1. a. Titrasi adalah suatu pekerjaan mereaksikan sejumlah tertentu suatu larutan dengan larutan lain secara bertahap hingga kedua larutan bereaksi sempurna. b. Titran adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan biasanya yang ditambahkan dari buret c. Titrat adalah larutan yang akan ditetapkan konsentrasinya melalui proses titrasi dan merupakan larutan yang ditambah titran. d. zat baku primer adalah Zat yang setelah ditimbang dengan teliti konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti. e. zat baku sekunder adalah Zat yang konsentrasinya harus ditetapkan terhadap zat baku primer. f. indikator asam basa adalah Senyawa asam organik atau basa organik yang pada umumnya adalah asam atau basa lemah dan warna senyawanya (sebagai asam atau basa) berbeda dengan warna ionnya.biasanya digunakan dalam titrasi asam basa 2. suatu grafik yang menggambarkan pH larutan dialurkan dengan volume titran pada waktu-waktu tertentu setelah titrasi dimulai. apabila titik ekivalen tidak sama dengan titik akhir titrasi.
gram 4,7750 BE = 191 = 0,1 N 0,25

3. [Boraks] =

V V1 . N1 = V2 . N2 25 ml. 0,1 N = 24,51 ml . N2 N2 = 0,1020 N

jadi [HCl] = 0,1020 N 4. mek CH3COOH = mek NaOH mek CH3COOH = (V . N) NaOH = 30,12 Ml . 0,0995 N = 2,9969 mek mek CH3COOH total = 250 = 29,969 mek 25 . 2,9969 mg CH3COOH = mek CH3COOH x BE CH3COOH mg CH3COOH = 29,969 x 60 = 1798,14 mg gram CH 3 COOH % CH3COOH = x 100% gram sampel 1798,14 x 100% = 17,99% = 9,9965 5. a. 1,44 ; b. 1,63 ; c. 1,82 ; d. 2,34 ; e. 4,43 ; f. 7,00 ; g. 9,57 ; h. 11,46 6. 24 % 7. 57,91 %

Kegiatan Belajar II
1) Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan
+

dengan

titrasi

berdasar

pembentukan endapan dengan ion Ag . 2) a. Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CrO4 sebagai indikator. b. Metode Volhard digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br-, dan Idengan penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih. c. Metode Fajans hampir sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator adsorbsi. 3) a. 1,00 ; b. 1,48 ; c. 4,00 ; d. 4,10 ; e. 4,30 ; f. 8,14 4) mmol AgNO3 = mmol sakarin + mmol KSCN massa sakarin = (mmol mmol AgNO3 - mmol KSCN) Mr sakarin = (25 mL x 0,0624 M 1,81 mL x 0,0583 M) 205,2 mg/mmol = 298,56 mg dalam 20 tablet. Berarti pertablet mengandung 14,9 mg sakarin.

Kegiatan Belajar III


1) Membuat larutan I2 adalah dengan cara melarutkan sejumlah tertentu I2 dalam larutan Kalium Iodida, KI + 20%, sebelum diencerkan dengan aqua dm. 2) Iodimetri : metode titrasi yang menggunakan penitrasi Iodium Iodometri : metode titrasi yang menghasilkan I2, lalu dititrasi dengan larutan tiosulfit (Na2S2O3). 3) Perbedaan Iodimetri dan Iodometri:

a) Pada Iodimetri (1) : Iodium bekerja sebagai oksidator b) Pada Iodometri (2) : Iodida bekerja sebagai reduktor 4) Iodium berikatan dengan amylun Iodamylum (warna biru)

a) Pada Iodometri telah ada Iodium yang dengan amylum membentuk kompleks Iod-amylum yang berwarna biru. Warna biru ini akan hilang, seiring dengan habisnya Iodium yang terbentuk tersebut telah berikatan dengan Na2S2O3 (TA titrasi)

b) Pada Iodimetri, mula-mula belum ada Iodium ketika dititrasi dengan larutan iodium, maka zat bereaksi dengan Iodium, dan berlebih, Iodium dapat diketahui terbentuknya warna biru dari kompleks Iod-amylum (TA titrasi)

5) a. Oksidasi dari Iodida dalam keadaan asam oleh O2 dari udara

Oksidasi ini berjalan lambat dalam keadaan netral, tetapi apabila keadaan asam bertambah, maka akan lebih cepat. Sinar matahari pun dapat mempercepat reaksi itu, oleh karena itu ion-ion Iodida yang diasamkan/tidak diasamkan harus segera dititrasi. b. Kecepatan menguap dari Iodium


Agar penguapan larut Iodium tidak begitu besar, maka larutan itu harus dibubuhi KI hingga berlebih (Konsentrasi I- minimal 4%), dimana Iodida yang ditambahkan itu mengikat molekul-molekul Iodium menjadi ion triiodida

6) 4931,36 mg 7) 63,54 mg/meq 8) Diketahui : V H2O2 = 10 ml

V Tio Sanat 0,0500 N = 60ml Ditanya : Gram H2O2 yang terdapat dalam 100 ml larutan H2O2 ? Reaksi : H2O2 + 2KI + H2SO4 K2SO4 + 2H2O + I2 I2 + Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6 Jawab : Untuk 10 ml larutan H2O2 memerlukan = 60 x 0,0500 mgrek Tio Untuk 100ml larutan H2O2 memerlukan = 100 / 10 x 60 x 0,0500 = 30 mgrek 30 mgrek tio setara dengan 30 mgrek H2O2 = 30 x 34 mgr H2O2 = 1,02 gram H2O2 Jadi dalam 100 ml larutan H2O2 terdapat 1,02 gram H2O2.

Kegiatan Belajar IV
1.
2.

a. atom pusat adalah Ion logam dalam kompleks b. ligan adalah gugus yang terikat pada atom pusat
a. Dengan ion logam selalu terbentuk kompleks 1:1(satu molekul EDTA dengan satu ion logam) b. Konstan kestabilan kelatnya umumnya besar sekali sehingga reaksinya sempurna kecuali dengan logam alkali. c. Banyak ion logam yang bereaksi cepat.

3. Air yang mengandung mineral (berupa ion-ion) kalsium dan magnesium dalam jumlah yang cukup banyak 4. Eriochrome Black T(EBT), Murexide, Calmagite , Arsenazo I, NAS,

Jingga xilenol, Pyrocatechol Violet, Calcon.


5. 5,36%

Jawaban Soal Pendalaman


a. Soal Objektif
1. A 2. A 3. D 4. B 5. B 6. B 7. C 8. D 9. C 10. E

b. Soal Subjektif
1. 2. Indikator yang dipilih memiliki trayek pH disekitar TE.

3. a. 0,0995 N b. 2 NaOH (aq) + H2C2O4 (aq) c. Phenol phtalein. d. pH = 7 4. a) Pada Iodimetri (1) : Iodium bekerja sebagai oksidator b) Pada Iodometri (2) : Iodida bekerja sebagai reduktor 5. 222,2 ml 6. Apabila terlalu asam, maka ion CrO42- sebagian berubah menjadi Cr2O72- karena reaksi, 2H+ + 2CrO42Cr2O42- + H2O

Na2C2O4 (aq) + 2 H2O

Yang mengurangi konsentrasi indikator dan menyebabkan tidak timbulnya endapan atau sangat terlambat.

7. air sadah adalah Air yang mengandung mineral (berupa ionion) kalsium dan magnesium dalam jumlah yang cukup banyak. dengan penerapan kompleksometri maka tingkat kesadahan air akan dapat diukur.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan anda dalam menjawab soal pada fase evaluasi dan soal pendalaman, bandingkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang sudah disediakan di bagian akhir modul. Adapun cara menghitung skor yang telah anda peroleh adalah: Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban Pada fase evaluasi: Terdapat bobot jawaban pada masing-masing soal Pada soal pendalaman a. Pada soal pilihan ganda 1. Bila jawaban anda benar berilah skor 2 2. Bila jawaban anda salah berilah skor 0 b. Pada soal uraian 1. Bila jawaban anda benar berilah skor 5 2. Bila jawaban anda benar tapi kurang sempurna berilah skor 4 3. Bila jawaban anda salah berilah skor 1 Hitunglah skor akhir anda dengan rumus : Tingkat penguasaan =

jumlah skor benar x 100 jumlah skor total

Cocokkan tingkat penguasaan anda pada tabel di bawah ini! 1. 2. 91 82 - 90 Selamat !!! anda telah berhasil, lanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Kamu telah berhasil. Pertahankan prestasi yang kamu capai. Lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya. Kamu masih perlu mempelajari kegiatan ini dengan seksama. Pelajari kembali bagian-bagian yang belum kamu kuasai. Tingkatkan terus belajarmu! Kamu harus lebih giat lagi. Pelajari kembali kegiatan belajar tersebut secara berulang. Diskusikan dengan temanmu dan tanyakan kepada gurumu bila terdapat hal-hal yang dirasa sulit atau

ISTIMEWA

BAIK SEKALI

3.

65 81

BAIK

4.

55 64

CUKUP BAIK

5.

< 54

KURANG BAIK (harus mengulang)

belum dimengerti. Pelajari kembali modul ini dari awal. Selanjutnya kerjakan kembali semua pertanyaan yang terdapat pada setiap fase. Jangan putus asa!

Anonim. 2008. Titrasi Asam Basa, (Online), (http://www.chem-istry.org//, diakses tanggal 5 September 2009). Anonim. 2009. Asam Askorbat, (Online), (www.wikipedia.com, diakses tanggal 7 September 2009). Anonim. 2009. Beragam Manfaat Cuka, (Online), (http://www.kompas.com, diakses tanggal 14 September 2009). Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia

Kuantitatif, 5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc.


Dinda. 2008. Iodometri dan Iodimetri, (Online), (http://medicafarma.blogspot.com/2008/04/iodometri-daniodimetri.html, diakses tanggal 7 September 2009). Ekoph. 2008. Air Sadah, (Online), (http://rumahkimia.wordpress.com/, diakses tanggal 14 September 2009). Firdaus, Ikhsan. 2009. Beberapa Contoh Penetapan dalam

Kompleksometri, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses


tanggal 5 September 2009).

Firdaus, Ikhsan. 2009. Rangkuman Kompleksometri, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September 2009). Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia. Hadimoeljono, M.Ir, dan soetikno, Ir.1981. Petunjuk Praktek Kimia

Analisa 2.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Khopkhar,_SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Maryami, Tri. 2002. Penerapan Alat-Alat Ukur yang berhubungan

dengan Analisis Volumetri. Malang : FMIPA UM.


Septyaningrum, R. 2009. Contoh Perhitungan, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September 2009). Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida : Sounders College Publishing._ Soetrisno. 2009. Titrasi tanpa kalibrasi, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September 2009). Suharsini, M. dan Saptarini, D. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca exact. Syabatini, A. 4 Januari 2009. Laporan Praktikum Kimia Analitik I

Kompleksometri, (Online), (http: Annisanfushies Weblogdiakses


tanggal 5 September 2009).

Tim Dos Praktik sen kum Dasar-Dasar Kimia Analitik. 2006.Petu . tunjuk

Prakt tikum Dasar ar-Dasar Ki imia Analiti Malang: Depdiknas tik. s


Unive ersitas Neg geri Malang FMIPA ju g urusan Kim mia.

Pen nyusun: Ta asrifah Pemb bimbing: D Darso Sigit, M Drs. ono M.Pd Dra. Na azriati, M. .Si

Halaman Daftar isi .................................................................................................. i Daftar gambar.......................................................................................... ii Daftar tabel .............................................................................................. iii

1. Dasar-dasar Analisis Volumetri ......................................................... Analisis Volumetri ........................................................................... Teknik Kerja Titrasi ......................................................................... Titik Ekivalen dan Titik Akhir Titrasi ............................................. Larutan Standar ................................................................................ Persyaratan dalam Titrasi ................................................................. Jenis-jenis Titrasi ............................................................................. Berat Ekuivalen................................................................................. Pehitungan dalam Analisis Volumetri ............................................. 2. Titrasi Asidi-Alkalimetri .................................................................... Pendahuluan ..................................................................................... Perhitungan dalam Titrasi Asidi-Alkalimetri ................................... Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa ............................................ Indikator Asam Basa dan Kurva Titrasi ........................................... Larutan Standar ................................................................................ 3. Titrasi Argentometri ........................................................................... Pendahuluan .................................................................................... Penentuan Titik akhir Titrasi........................................................... Contoh Perhitungan ......................................................................... 4. Titrasi Iodo-iodimetri ......................................................................... Pendahuluan ..................................................................................... Iodimetri atau proses Langsung ....................................................... Iodometri atau proses tidak Langsung ............................................. Indikator ........................................................................................... Penyebab Kesalahan pada Iodometri dan Iodimetri ........................

1 1 1 2 3 4 5 6 8 9 9 9 10 13 18 20 20 20 23 24 24 24 25 25 26

Contoh 5. Titrasi

Perhitungan .................................

Kompleksometri ................................................................................. Pendahuluan ..................................................................................... Perhitungan dalam Titrasi Kompleksometri.................................... Larutan Baku EDTA ........................................................................ Indikator dalam Titrasi Kompleksometri ......................................... Kinetika Titrasi Kompleksometri.................................................... Selektivitas Titrasi Kompleksometri................................................ Kelebihan Titrasi Kompleksometri .................................................. Daftar Rujukan .................................................................................

29 29 29 29 30 31 31 31 33

GambarHalaman 1. TeknikKerjaTitrasi.........................................................................................1 2. Strukturmetiljingga.......................................................................................13 3. Metiljinggadalamlarutanasam....................................................................14 4. Kurvatitrasiasamkuatdanbasakuat...........................................................15 . 5. Kurvatitrasiasamkuatdanbasalemah ........................................................16 . 6. Kurvatitrasiasamlemahdanbasakuat ........................................................17 . 7. Kurvatitrasiasamlemahdanbasalemah......................................................17 8. StrukturEDTA.................................................................................................30

TabelHalaman 1. Indikatorasambasa........................................................................................................15 2. IndikatorAdsorpsi...........................................................................................................23

ANALISIS VOLUMETRI
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri. Nama analisis volumetri juga sering digantikan dengan analisis titrimetri karena analisis titrimetri dianggap lebih tepat untuk menyatakan proses titrasi.

TEKNIK KERJA TITRASI


Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat atau analit (ditampung dalam erlenmeyer), sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi disebut sebagai titran (dimasukkan ke dalam buret). Posisi tangan pada saat titrasi ditunjukkan seperti gambar dibawah.

Gb.1TeknikKerjaTitrasi

Cara Melakukan Titrasi


1) Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret. 2) Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada erlenmeyer. Ditempatkan tepat di bawah buret yang berisi titran. 3) Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien untuk titrasi asam basa. 4) Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat di bawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat. 5) Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai larutan di dalam erlenmeyer menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir titrasi.

TITIK EKIVALEN dan TITIK AKHIR TITRASI


Cara Mengetahui Titik Ekuivalen : Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen. 2. Memakai indikator. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan.

Untuk mengetahui akhir penambahan titran digunakan suatu zat yang disebut indikator, yang menandai kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Pada saat titran yang ditambahkan telah ekivalen dinamakan titik ekivalen (TE). Titik dalam titrasi pada saat indikator

berubah warna disebut titik akhir (TA). Selisih TA dan TE merupakan suatu kesalahan titrasi.

LARUTAN STANDAR
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Standarisasi adalah usaha untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari suatu larutan. Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar primer antara lain:

1.

Memiliki kemurnian 100% (pengeringan) disebabkan standar primer biasanya dipanaskan dahulu sebelum ditimbang.

2. Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu pemanasan

3. Memiliki berat molekul yang tinggi (MR), hal ini untuk menghindari kesalahan relatif pada saat menimbang. Menimbang dengan berat yang besar akan lebih mudah dan memiliki kesalahan yang kecil dibandingkan dengan menimbang sejumlah kecil zat tertentu.
Terdapat dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. a. Larutan standar primer

adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.


Contoh senyawa yang dapat digunakan sebagai standar primer adalah:
Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium

arsenit NaAsO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan I2, dan cerium(IV) sulfat Ce(SO4)2.


Asam benzoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium

etanolat, isopropanol atau DMF.


Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium

tiosulfat Na2S2O3.
Kalium hidrogen phtalat (KHP) digunakan untuk menstandarisasi

larutan asam perklorat dan asam asetat.


Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl

dan HNO3.
Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3 Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) digunakan untuk

standarisasi larutan natrium nitrit. As2O3, asam benzoat, KBrO3, KHP, Na2CO3, NaCl, dan asam sulfanilik di atas adalah standar primer jadi senyawa ini ditimbang dengan berat tertentu kemudian dilarutkan dalam akuades dengan volume tertentu untuk didapatkan larutan standar primer. b. Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer. NaOH tidak dapat dipakai untuk standar primer disebabkan NaOH bersifat higroskopis oleh sebab itu, NaOH harus dititrasi dahulu dengan KHP agar dapat dipakai sebagai standar primer. Begitu juga dengan H2SO4 dan HCl tidak bisa dipakai sebagai standar primer, supaya menjadi standar sekunder maka larutan ini dapat dititrasi dengan larutan standar primer Na2CO3.

PERSYARATAN dalam TITRASI


Tidak semua zat/senyawa yang ada dalam bentuk larutannya dapat ditentukan dengan metode titrasi. Terdapat beberapa syarat agar kita dapat menentukan sesuatu dengan cara titrasi. Syarat-syarat tersebut adalah: 1. Reaksi antara titran dengan analit harus stoikiometri. Artinya reaksi keduanya dapat ditulis dalam persamaan reaksi yang telah diketahui dengan pasti. Jadi produk reaksi antara titran dan analit

diketahui secara pasti sehingga kita dapat menulis dan menyetarakan reaksinya. Sebagai contoh reaksi antara HCl dengan KOH dapat ditulis secara pasti sebagai berikut: HCl + KOH -> KCl + H2O 2. Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung dengan cepat, hal ini untuk memastikan proses titrasi cepat berlangsung dan titik ekuivalen cepat diketahui. 3. Tidak ada reaksi lain yang mengganggu reaksi antara titran dan analit. Bila ada zat-zat pengganggu maka zat tersebut harus dihilangkan. Sebagai contoh apabila kita melakukan titrasi antara asam asetat dengan NaOH maka tidak boleh ada asam lain seperti H2SO4 yang nantinya akan mengganggu reaksi antara asam asetat dan NaOH. 4. Bila reaksi antara titran dengan analit telah berjalan dengan sempurna (artinya titran dan analit sama-sama habis bereaksi) maka harus ada sesuatu yang dapat dipergunakan untuk penanda keadaan ini. Perubahan ini bisa berupa berubahnya warna larutan, perubahan arus listrik, ataupun perubahan sifat fisik larutan yang lain. Perubahan ini dalam titrasi asam basa bisa dipergunakan indikator tapi yang perlu diingat jarak antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen harus berdekatan. 5. Kesetimbangan reaksi harus mengarah jauh ke pembentukan produk sehingga dapat diukur secara kuantitatif. Bila reaksi tidak mengarah jauh ke pembentukan produk maka akan sulit untuk menentukan titik akhir titrasi.

JENIS-JENIS TITRASI
Berdasarkan reaksi kimianya, titrimetri dikelompokkan dalam empat jenis. 1. Titrasi Asam-basa (netralisasi).

Meliputi reaksi asam dan basa baik kuat maupun lemah. Jika HA menyatakan asam yang akan ditetapkan dan BOH basanya, reaksinya adalah :

Umumnya titran adalah larutan standar elektrolit kuat, seperti NaOH dan HCl. Dalam titrasi ini perubahan terpenting yang mendasari penentuan titik akhir dan cara perhitungan ialah perubahan pH titrat.
2. Titrasi Oksidasi-reduksi (redoks).

Meliputi hampir semua reaksi oksidasi reduksi.


3. Titrasi Pengendapan.

Titrasi yang berdasarkan reaksi pembentukan endapan. Semakin kecil kelarutan endapan, semakin sempurna reaksinya. Titrasi pengendapan yang menyangkut larutan perak biasa disebut argentometri. Reaksinya adalah : Dimana X- dapat berupa klorida, bromida, iodida, atau tiosianat (SCN-).
4. Titrasi Pembentukan kompleks.

Titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Suatu contoh reaksi dimana terbentuk suatu kompleks stabil antara ion perak dengan sianida : Pereaksi organik tertentu, seperti asam etilen diamina tetra asetat (EDTA), membentuk kompleks stabil dengan sejumlah ion logam dan digunakan secara meluas untuk penetapan titrimetri logam-logam ini.

BERAT EKUIVALEN (BE)


Berat ekuivalen adalah berat satu ekuivalen suatu zat dalam gram.

Keterangan : BM = Berat molekul

Ekivalensi = Jumlah mol ion hidrogen, elektron, atau kation univalen diberikan atau diikat oleh zat yang bereaksi. Berat ekuivalen suatu zat yang terlibat dalam suatu reaksi, yang digunakan sebagai dasar untuk suatu titrasi, didefinisikan sebagai berikut: a. Asam-basa. Berat ekuivalen adalah bobot dalam gram (dari) suatu zat yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol H+. yang

Contoh soal : Hitunglah berat ekuivalen SO3 yang digunakan sebagai asam dalam larutan air, asam ini akan memberikan dua proton

Karena 1 mol SO3 memberikan 2 mol H+, maka :

b. Redoks.

Berat ekuivalen adalah berat dalam gram (dari) suatu zat yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol elektron. Contoh soal : Hitunglah berat ekuivalen Na2C2O4, zat pereduksi, dan K2Cr2O7, zat pengoksid, dalam reaksi berikut:

Banyaknya elektron yang diperoleh atau diberikan dapat diketahui dari perubahan bilangan oksidasi dalam setengah reaksi. Stengah reaksinya adalah:

Ion oksalat memberikan dua elektron dan ion dikromat memperoleh enam elektron, maka :

c. Pengendapan atau pembentukan kompleks.

Berat ekuivalen adalah berat dalam gram (dari) zat itu yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol kation univalen, mol kation divalen,1/3 kation trivalen dan seterusnya. Contoh soal : Hitunglah berat ekuivalen AgNO3 dan BaCl2 dalam reaksi : Satu mol perak nitrat memberikan 1 mol kation univalen, Ag+; 1 mol BaCl2 bereaksi dengan 2 mol Ag+, karena itu:

PERHITUNGAN dalam ANALISIS VOLUMETRI


a. Molaritas

Molaritas = banyaknya mol zat terlarut per liter larutan Atau M =


n V

Karena n =

g g maka M = BM BM x V

b. Normalitas Normalitas = banyaknya ekivalen zat terlarut per liter larutan


Atau N =

ek V

Karena ek =

g g maka N = BE BE x V

Hubungan molaritas dan normalitas adalah

N = nM Dengan n adalah jumlah mol ion hidrogen, mol elektron atau mol kation univalen yang diberikan atau diikat oleh zat yang bereaksi.
c. Persentase kadar % kadar zat A =

mg A x100 % mg sampel

Contoh soal : Hitunglah berapa gram Na2CO3 murni diperlukan untuk membuat 250 ml larutan 0,150 N! Natrium karbonat itu dititrasi dengan HCl menurut persamaan : CO32- + 2H+ H2CO3

Tiap Na2CO3 bereaksi dengan 2H+ oleh karena itu bobot ekuivalennya setengah bobot molekulnya : 105,99/2 = 53,00 g/ek. Jadi g = 0,250 liter x 0,150 ek/liter x 53,00 g/ek = 1,99 gram

PENDAHULUAN
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan bahan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa.

PERHITUNGAN DALAM TITRASI ASIDI-ALKALIMETRI


Molaritas = mol zat per volume larutan atau Mol zat = volume larutan x molaritas maka, Vasam xMasam =Vbasa xMbasa

Persamaan reaksi antara larutan asam A dan larutan basa B: aA + bB cC + dD + Nyatakan rumus untuk menghitung mol A dan mol B yang bereaksi : nA = MA x VA nB = MB x VB Dari persamaan reaksi A dan B, perbandingan mol A dan mol B agar habis bereaksi = a : b. Jadi diperoleh :

a MAVA b MBVB MA, MB = kemolaran asam A dan basa B VA, VB = volume asam A dan basa B a, b = koefisien reaksi asam A dan basa B Contoh Soal: 1. 10 mL HCl yang tidak diketahui konsentrasinya dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. Pada titik akhir titrasi ternyata rata-rata volume NaOH 0,1 M yang digunakan adalah 12,52 mL. Hitung [HCl] yang dititrasi? Jawab : Vasam x M asam = Vbasa x M basa 10 mL x M asam = 12,52 mL x 0,1 M

Dengan :

M asam =

12,52mLx0,1M = 0,1252M 10mL

Konsentrasi HCl = 0,1252 M 2. 2 mL larutan amoniak dititrasi oleh larutan HCl 0,1 M. HCl yang digunakan adalah 34,9 mL. Tentukan : a. Molaritas larutan amoniak, b. Kadar (%) NH3; jika massa jenis larutan NH3 0,935 g/mL ! Jawab : Persamaan reaksi : NH3 (aq) + HCl (aq) NH4Cl (aq) a. VNH3 x M NH3 = VHCl x MHCl

M NH3 = M NH3 =

VHCl xM HCl VNH3 34,9mLx0,1M = 1,745M 2mL

b. Dalam 1 L larutan amoniak terdapat, 1,745 x 17 gram NH3 = 29,665 gram NH3. Diketahui massa 1 L larutan = 985 gram.
% larutan NH 3 = 29,665 x100% = 3,01% 985

PERUBAHAN pH pada TITRASI ASAM BASA


Larutan yang dititrasi dalam asidimetri-alkalimetri mengalami perubahan pH, misalnya larutan asam dititrasi dengan basa, maka pH larutan yang mula-mula rendah selama titrasi terus menerus naik. Harga pH itu diukur dengan pengukur pH (pH meter) pada awal titrasi yaitu sebelum ditambah basa dan pada waktu-waktu tertentu setelah titrasi dimulai, maka grafik yang diperoleh dengan mengalurkan perubahan pH terhadap volume reaktan yang ditambahkan disebut kurva titrasi.

Bila suatu indikator pH digunakan untuk menunjukan titik akhir titrasi, maka : 1. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titran ekivalen dengan titrat yaitu agar tidak terjadi kesalahan titrasi (selisih antara titik akhir dan titik ekivalen) 2. Perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak agar tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus dihentikan. Bila perubahan warna mendadak sekali yaitu tetes terakhir menyebabkan warna sama sekali lain, maka dikatakan bahwa titik akhirnya tegas (sharp) Ada empat macam perhitungan jika asam dititrasi dengan basa. Penghitungannya sebagai berikut. a. Titik awal merupakan keadaan sebelum penambahan basa. b. Daerah antara (sebelum titik ekivalen) merupakan keadaaan yang menunjukkan larutan mengandung garam dan asam. c. Titik ekivalen merupakan keadaan yang menunjukkan larutan hanya mengandung garam. d. Setelah titik ekivalen merupakan keadaan yang menunjukkan larutan mengandung garam dan basa berlebih. 1) Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
a. Titik awal Pada awal titrasi, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan asam. [H+] = Masam

Penghitungan titrasi asam kuat dengan basa kuat sebagai berikut.

b. Daerah antara (sebelum titik ekivalen) Pada daerah antara, pH larutan ditentukan dengan persamaan berikut. [H+] =

Vasam M asam Vbasa M basa Vasam + Vbasa

Keterangan :

Vasam = volume asam


Vbasa = volume basa
c. Titik ekivalen

M asam = molaritas asam


M basa = molaritas basa

Pada titik ekivalen asam tepat dinetralkan oleh basa. Penghitungan pH larutan sebagai berikut. Vbasa (ekuivalen) = [H+] = [OH-] [H+] =

Vasam M asam M basa

Kw ]

d. Setelah titik ekivalen Setelah titik ekivalen, pH ditentukan oleh konsentrasi ion OH- yang berlebih. Penghitungan pH larutan sebagai berikut. [OH-] =

Vbasa M basa Vasam M asam Vasam + Vbasa

2)

Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat a. Titik awal Pada awal titrasi, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan

Penghitungan titrasi asam lemah dengan basa kuat sebagai berikut.

asam. [H+] =

Ka Masam

b. Daerah antara (sebelum titik ekivalen) Pada daerah antara, pH larutan ditentukan dengan persamaan berikut.


Vbasa M basa V + Vbasa [H+] = pKa + log asam Vasam M asam V asam + Vbasa

Keterangan :

Vasam = volume asam yang belum bereaksi M asam = molaritas asam


Vbasa = volume basa yang telah bereaksi M basa = molaritas basa

c.

Titik ekivalen

Pada titik ekivalen, semua asam telah beraksi dengan basa membentuk garam. Penghitungan pH larutan sebagai berikut. [OH-] =
Kw Mgaram Ka

d. Setelah titik ekivalen Setelah titik ekivalen, pH ditentukan oleh konsentrasi ion OH- yang berlebih. Penghitungan pH larutan sebagai berikut. [OH-] =

Vbasa M basa Vasam M asam Vasam + Vbasa

Indikator asam-basa dan Kurva Titrasi


Indikator Asam Basa
-

Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam larutannya warna molekulmolekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya

Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat. Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH Beberapa contoh indikator asam basa :

a. Metil j jingga Metil jingga merupakan salah satu indikator y M n u yang sering d digunakan dalam titrasi. Da m alam laruta yang bersifat basa metil jingga akan an a, berwa arna kuning dan struktu urnya adala ah:

Gb.2Struktu G urmetiljingg ga tidak akan ditan Saat penam S mbahan asa ion hidro am, ogen ngkap oleh yang b bermuatan negatif oksi igen. Tetapi, ion hidroge tertarik p , en pada salah satu ion nitroge pada ikatan ran en ngkap nitro ogen-nitrog gen untuk memb berikan struk yang d ktur dapat dituliskan seperti berikut ini:

Gb.3Metiljing ggadalamlar rutanasam Kesetim mbangan ant tara dua be entuk jingga metil a

Metil jin ngga dimana campuran merah dan kuning me a n n enghasilkan warna n jingga t terjadi pada pH 3,7 men a ndekati netr ral.
b. Fenolft talein

Fenolftalein adalah ind F dikator yang sering digunakan dal g lam titrasi, dan fe enolftalein in merupaka bentuk a ni an asam lemah yang lain.

Asam lemah yang tidak berwarna dan ionnya berwarna merah


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Trayek pH Warna Asam Warna Basa

Kuning Metil Metil Jingga Hijau Bromkesol Merah Metil Bromtimol Biru Merah Fenol Purper Kresol Fenolftalein Timolftalein

2,9-4,0 3,1-4,4 3,8-5,4 4,2-6,3 6,0-7,6 6,4-8,0 7,4-9,6 8,0-9,6 9,3-10,5

Merah Merah Kuning Merah Kuning Kuning Kuning Tidak Berwarna Tidak Berwarna

Kuning Kuning Biru Kuning Biru Merah Purpur Merah Biru

muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya, mengubah indikator menjadi merah muda, terjadi pada pH 9.3. Pencampuran warna merah muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini menyebabkan sulit untuk mendeteksinya dengan akurat. Tabel .1 indikator asam basa

10.

Kuning Aliza K arin

10,1-12,0

Tidak B Berwarna

t Violet

Pemilihan indikat dan Ku tor urva Titrasi a) Asam kuat vs ba kuat m asa Diag gram beriku menunjukkan kurva pH untuk penamba ut a k ahan asam kuat pada basa kua Bagian y a at. yang diarsir pada gam r mbar terseb adalah but rentang pH untuk me jingga da fenolftale H etil an ein.

Gb.4Ku urvatitrasia asamkuatda anbasakuat t

Dari kurva di at terlihat bahwa tida terdapat perubahan indikator tas ak t n pada titik ekivalen. Akan tetapi, gambar me A enurun taja pada titik ekivalen am yang men nunjukkan t tidak terda apat perbed daan pada volume a a asam yang ditambahk apapun indikator y kan n yang diguna akan. Apab bila mengg gunakan fe enolftalein, maka titr rasi akan dilakukan sampai fen nolftalein be erubah men njadi tak be erwarna (pa pH 8,8) karena itu ada merupaka titik terde an ekat untuk mendapatk titik ekiv kan valen. Apab bila mengg gunakan m metil jingga, kita aka melakuk , an kan titrasi sampai muncul warna jingga da alam laruta Jika larutan beruba menjadi an. ah merah, kit mendapa ta atkan titik yang lebih ja dari titik ekivalen. auh k b) Asam kuat vs ba lemah m asa

Gb b.5Kurvatit trasiasamkuatdanbasa alemah

Dari gambar te ersebut jela terlihat b as bahwa feno olftalein tid dak dapat digunakan Akan tet n. tapi metil j jingga mula berubah dari kuning menjadi ai jingga sangat mendek titik ek kati kivalen. Kita memiliki p a pilihan indik kator yang berubah w warna pada bagian kur yang cur rva ram.

c)

Asam lemah vs basa kuat m b

Gb.6Kurvati itrasiasamle emahdanbasakuat

Metil jingga tida dapat dig l ak gunakan, te etapi fenolfta alein beruba warna ah dengan tepat. d) Asam lemah vs basa lemah m b Kurv berikut a va adalah untu asam dan basa yang sama-sam bersifat uk g ma lemah. C Contohnya, a asam etano dan laru oat utan amonia , titik ekiv a valen akan terletak p pada pH ya lain. ang

Gb.7K Kurvatitrasiasamlemah hdanbasale emah Terlih bahwa kedua indikator tidak dapat dig hat k gunakan. F Fenolftalein akan be erakhir peru ubahannya sebelum te ercapai titik ekivalen, dan metil k jingga berada jauh di bawah Kesimpula h h. annya, kita tidak aka pernah a an dapat melakukan m titrasi a asam lema ah dan asam a basa a dengan menggun nakan indik kator. Kecur raman yang berkurang berarti bahwa sulit g g melakuk titrasi an kan ntara asam lemah vs ba lemah. asa

LARUT TAN STAN NDAR


1. Laruta baku pr an rimer

a. Bo oraks, Na2B4O7. 10 H2O Senyawa in berupa serbuk pu S ni utih, sanga stabil d at dan tidak higrosko opis. Oleh k karena itu d dapat langsung diguna akan setiap saat jika p diperluk kan. Kekura angannya s senyawa in agak lam ni mbat larut dalam air

sehingga dalam pelarutannya harus dibantu dengan pemanasan. Pada reaksinya dengan asam, setiap mol-nya sebanding dengan 2 mol H+ sehingga berat ekivalennya akan setengah Mr-nya. BE Boraks adalah 191. b. Asam Oksalat, H2C2O4.2 H2O Asam oksalat adalah zat padat, hablur, halus, putih, larut baik dalam air. Asam oksalat adalah asam divalent dan pada titrasinya selalu sampai terbentuk garam normalnya. Berat ekivalen asam oksalat adalah 63.
2. Larutan baku sekunder

a. Zat baku sekunder yang bersifat asam Zat baku yang biasa digunakan adalah HCl pekat. HCl pekat adalah zat cair, tidak berwarna, berasap putih karena terjadinya HCl.2H2O (Hidroklorida hidrat) dari gas HCl yang menguap dari HCl pekat tersebut dengan uap air yang ada di udara. Uap/gas HCl sangat berbahaya dan korosif karena itu membuka tutup botol HCl pekat menuangkan HCl pekat ini harus dilakukan dalam ruang asam.

b. Zat baku sekunder bersifat basa

Yang biasa digunakan adalah : NaOH padat p.a. NaOH adalah zat padat, putih, mudah larut dalam air dan pelarutan NaOH dalam air termasuk ke dalam peristiwa eksoterm. Berat ekivalen NaOH = 40.


PENDAHULUAN

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang

telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan,kadar garam dalam larutan dapat ditentukan. Contoh yang mudah adalah, AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3

Makin kecil kelarutan garam yang terbentuk, makin sempurna reaksinya.

PENENTUAN TITIK AKHIR TITRASI


Berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir dalam argentometri ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1) Cara Mohr (Pembentukan endapan berwarna) Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Apabila terlalu asam, maka ion CrO42- sebagian berubah menjadi Cr2O72- karena reaksi, 2H+ + 2CrO42Cr2O72- + H2O

Pengurangan konsentrasi ion kromat mengharuskan penambahan ion perak dalam jumlah berlebihan untuk membentuk endapan perak kromat, hal ini akan menyebabkan kesalahan yang besar. Dikromat pada umumnya cukup larut. Apabila terlalu basa, maka dapat terbentuk endapan AgOH yang selanjutnya teruarai menjadi Ag2O sehingga titran terlalu banyak terpakai. 2 Ag+ + 2OH- + 2 AgOH Ag2O + H2O

Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikorbonat atau kalsium karbonat. Larutan alkalis diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam borat sebelum dinetralkan dengan kalsium karbonat. Meskipun

menurut hasil kali kelarutan iodida dan tiosianat mungkin untuknditetapkan kadarnya dengan cara ini. Namun oleh karena perak lodida maupun tiosanat sangat kuat menyerang kromat, maka hasilnya tidak memuaskan. Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan titrasi menggunakan NaCl sebagai titran karena endapan perak kromat yang mula-mula terbentuk sukar bereaksi pada titik akhir. Larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak katalis dititrasi dengan larutan titer perak nitrat menggunakan indikator kromat. Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi membentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi. Sebagai indikator digunakan larutan kromat K2CrO4 0,003M atau 0,005M yang dengan ion perak akan membentuk endapan coklat merah dalam suasana netral atau agak alkalis. Kelebihan indikator yang berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl. Contoh : Perak kromat (8,4 x 10-5 mol/liter) lebih larut daripada perak klorida (1x 10-5 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan ke dalam suatu larutan yang mengandung konsentrasi besar ion klorida dan konsentrasi kecil ion kromat, maka perak klorida akan mengendap pertama, perak kromat baru akan terbentuk setelah konsentrasi ion perak meningkat. 2) Cara Volhard (Penentu zat warna yang mudah larut) Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br -, dan I- dengan penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KCNS, sedangkan indikator yang digunakan adalah ion Fe3+ dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk warna merah darah dari FeSCN. Karena titrannya SCN- dan reaksinya berlangsung dengan Ag+ maka dengan cara Volhard, titrasi langsung hanya dapat digunakan untuk penentuan Ag+ atau SCN-, sedangkan untuk anion-anion lain harus ditempuh

dengan cara titrasi kembali. Penerapan terpenting cara Volhard ialah untuk penentuan secara tidak langsung ion-ion halogenida. Keadaan larutan yang harus asam sebagai syarat titrasi Volhard merupakan keuntungan dibandingkan cara-cara lain penentuan ion halogenida, karena ion-ion karbonat, oksalat, dan arsenat tidak akan menganggu sebab garamnya larut dalam keadaan asam. 3) Cara Fajans (Indikator Adsorpsi) Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan indikator yang dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder. Kesulitan dalam menggunakan indikator adsorpsi ialah bahwa banyak di antara zat warna tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap cahaya (fotosensitifasi) dan menyebabkan endapan terurai. Titrasi menggunakan indikator adsorpsi biasanya cepat, akurat dan terpercaya. Contoh-contoh indikator adsorpsi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 2 indikator adsorpsi

CONTOH PERHITUNGAN
Sebuah contoh natrium klorida murni (BM = BE = 58,44) seberat 0,2286 gram dilarutkan dalam air dan tepat 50 mL larutan perak nitrat
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Indikator Diklorofluoresein Fluoresein Eosin Thorin Hijau Bromkresol Ungu Metil Rhodamin 6G Orthokrom T Biru Bromfenol Analit ClCl
-

Titran Ag+ Ag
+

Kondisi Reaksi pH = 4 pH = 7 - 8 pH = 2 pH = 1,5 3,5 pH = 4 - 5 Larutan Asam HNO3 s/d 0,3 M Larutan Netral 0,02 M Larutan 0,1 M

Br-, I-, SCNSO42SCN Ag+ Ag+ Pb


+ 2+ -

Ag+ Ba2+ Ag
+

ClBrCrO42Cl
-

Hg2

ditambahkan untuk mengendapkan AgCl. Kelebihan Ag+ dititrasi dengan 12,56 mL larutan KSCN dari 0,0986 N. Hitung normalitas larutan AgNO3. mek AgNO3 = mek NaCl + mek KSCN N AgNO3 = (massa / BE NaCl + mek KSCN)/ Volume AgNO3 = 0,1030 mek/ml

PENDAHULUAN

Titrasi Iodimetri dan Iodometri adalah metode penentuan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2, yang bereaksi dengan cuplikan atau terbentuk oleh cuplikan kalau direaksikan dengan ion I-. Jadi dasar reaksi yang digunakan pada Iodimetri dan iodometri adalah:

Kesetimbangan reaksi tersebut diatas dapat berjalan baik ke kanan maupun ke kiri. Pada reaksi 1 I2 bekerja/ bertindak sebagai oksidator, sedangkan pada reaksi 2 I2 bertindak sebagai reduktor. Karena harga E iodium berada pada daerah pertengahan maka sistem iodium dapat digunakan untuk oksidator maupun reduktor. I2 adalah oksidator lemah sedangkan iodida secara relatif merupakan reduktor lemah.

IODIMETRI atau PROSES LANGSUNG


Iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodin dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat. Reduktor + I2 2INa2S2O3 + I2 NaI +Na2S4O6 Larutan standar yang digunakan dalam iodimetri adalah larutan iod. Larutan ini harus disimpan dalam botol gelap untuk mencegah penguaraian HIO oleh cahaya matahari. I2 atau iodium adalah zat padat yang sangat mudah menguap, agak sukar larut dalam air. I2 ternyata jauh lebih mudah larut dalam larutan KI dan ini disebabkan oleh terjadinya reaksi: I2 + II3Karena itu larutan baku I2 dibuat dengan melarutkan I2 dalam larutan KI. Sebagai pengoksid larutan I2 yang sebenarnya adalah larutan I3akan mengalami reaksi reduksi :

IODOMETRI atau PROSES TIDAK LANGSUNG


Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat. Oksidator + KI I2 + 2e I2 + Na2S2O3 NaI + Na2S4O6 Larutan natrium tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama. Bakteri yang memakan belerang akhirnya masuk ke larutan itu, dan proses metaboliknya akan mengakibatkan pembentukan SO32-, SO42- dan belerang koloidal. Belerang ini yang menyebabkan kekeruhan, bila timbul kekeruhan larutan harus dibuang.

INDIKATOR
Baik pada iodimetri maupun iodometri, titrasinya selalu berkaitan dengan I2. Meskipun warna I2 (bentuk teroksidasi) berbeda dengan warna I(bentuk tereduksi), secara teoritis untuk titrasi ini tidak memerlukan indikator, tapi karena warnanya, dalam keadaan encer, sangat lemah, maka pada titrasi ini diperlukan indikator. Indikator yang digunakan adalah larutan kanji (amilum). Kanji atau amilum dengan I2 akan bereaksi dan reaksinya adalah reaksi yang dapat balik :

Kompleks iod-amilum ini adalah senyawa yang agak sukar larut dalam air sehingga kalau pada reaksi ini I2 tinggi, kesetimbangan akan terletak jauh di sebelah kanan, kompleks iod-amilum yang terbentuk banyak, akan terjadi endapan. Akibatnya kalau pada titrasi I2 hilang karena tereduksi, kesetimbangannya tidak segera kembali bergeser ke arah kiri, warna kompleks iod-amilum agak sukar hilang. Pemakaian larutan indikator ini:

1) Pada iodimetri Karena setiap saat sepanjang titrasi I2 dalam larutan reaksi kecil bahkan sebelum TE dicapai praktis = 0, maka larutan indikator dapat ditambahkan dari sejak awal titrasi artinya larutan indikator ditambahkan sebelum titrasinya dimulai. 2) Pada iodometri Pada iodometri, karena I2 di awal titrasi sangat besar, maka larutan indikator tidak dapat ditambahkan di awal titrasi. Larutan indikator ditambahkan pada saat-saat menjelang TE dicapai, yaitu pada saat I2 cukup kecil.

PENYEBAB KESALAHAN pada IODIMETRI dan IODOMETRI


a) Oksidasi dari Iodida dalam keadaan asam oleh O2 dari udara

Oksidasi ini berjalan lambat dalam keadaan netral, tetapi apabila keadaan asam bertambah, maka akan lebih cepat. Sinar matahari pun dapat mempercepat reaksi itu, oleh karena itu ion-ion Iodida yang diasamkan/tidak diasamkan harus segera dititrasi. b) Kecepatan menguap dari Iodium Agar penguapan larut Iodium tidak begitu besar, maka larutan itu harus dibubuhi KI hingga berlebih (Konsentrasi I- minimal 4%), dimana Iodida yang ditambahkan itu mengikat molekul-molekul Iodium menjadi ion triiodida,

Karena reaksi ini bolak balik maka suatu larutan tri iodida pada reaksireaksi kimia bereaksi sebagai Iodium murni.

CONTOH PERHITUNGAN IODO-IODIMETRI


Asam Askorbat atau vitamin C Mr-nya 176,126 yang merupakan zat pereduksi diteapkan dengan oksidasi menggunakan larutan standar I2. 200

ml air jeruk diasamkan dengan H2SO4 ditambah dengan 10 ml I2 0,04 M kelebihan I2 dititrasi dengan Tio 0,01 M ternyata dibutuhkan 30,23 ml Tio. Buatlah reaksi dan hitung berapa mg Asam Askorbat setiap ml Air jeruk tersebut ? Diketahui : Mr Asam Askorbat Volume I2 0,01 M Volume Tio 0,01 M Ditanya : a. Reaksi ? b. mg asam askorbat dalam air jeruk ? Jawab : a. C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2HI (berlebih) I2 + 2Na2S2O3 Na2S4O6 b. Cara I : mmol I2 berlebih = V I2 x M = 10 x 0,04 = 0,4 mmol mmol Tio = V tio x M = 30,23 x 0,01 = 0,3023 mmol mmol I2 (sisa) =
koef . I 2 x mmol Tio = x 0,3023 koef .Tio

: 176,126 : 10 ml : 30,23 ml

Volume Asam Askorbat : 200 ml

= 0,1512 mmol mmol I2 berlebih = mmol As. Askorbat + mmol I2 sisa mmol As. Askorbat = mmol I2 berlebih - mmol I2 sisa = 0,4000 - 0,1512 = 0,2488 mmol mg As. Askorbat = mmol x Mr = 0,2488 x 176,126 = 43,82015 mg/200ml Per ml As. Askorbat =
43,82015 = 0,2191 mg/ml 200

Cara 2 : Mgrek I2 ( berlebih) = volume I2 x N I2 = 10 x (2 x 0,04 ) = 0,8 mgrek mgrek Tio = volume tio x valensi x Mtio = 30,23 x 2 x 0,01 = 0,6046 mgrek

mgrek I2 (sisa) = ( koef. I2 / koef. Na2S2O3 ) x mgrek tio = x 0,6406 = 0,3023 mgrek mgrek vit. C = mgrek I2 - mgrek I2 sisa = 0,8 - 0,3023 = 0,4977 mgrek mg setiap ml = mgrek vit. C x Mr/ volume x valensi = 0,4977 x 176,126 / ( 200 x 2 ) = 0,2191 mg/ml

PENDAHULUAN
Kompleksometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif yang memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya. Ion logam dalam kompleks disebut atom pusat, dan gugus yang terikat pada atom pusat disebut ligan.

PERHITUNGAN DALAM TITRASI KOMPLEKSOMETRI dan KURVA TITRASI


Kesalahan titrasi kompleksometri tergantung pada cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir. Pada prinsipnya ada dua cara, yaitu kelebihan titran yang pertama ditunjukkan atau berkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai batas yang ditentukan, telah dideteksi. 1. 2. Kesalahan titrasi dihitung dengan cara yang sama pada titrasi pengendapan. Digunakan senyawa yang membentuk senyawa kompleks yang berwarna tajam dengan logam yang ditetapkan. Warna ini hilang atau berubah sewaktu logam telah diikat menjadi kompleks yang lebih stabil, misalnya EDTA.

LARUTAN BAKU EDTA


EDTA terdapat sebagai kristal H4Y dan kristal garam dinatriumnya, Na2H2Y.2H2O. Kristal H4Y sukar larut dalam air. Untuk melarutkannya harus digunakan NaOH yang cukup untuk pembentukan garam dinatrium tersebut yang sangat mudah larut dalam air. Nama resmi EDTA adalah Ethylenedinitrilotetraacetic acid. Sedangkan nama tak resminya seperti Complexon, komplexon, Nullapon, Sequestrene, Versene untuk garam dinatrium-EDTA.

titrimetrik adalah: b. Dengan ion logam selalu terbentuk kompleks 1:1(satu molekul EDTA dengan satu ion logam)
Gb. 8 struktur EDTA

Faktor-faktor yang membuat EDTA ampuh sebagai pereaksi

c. Konstan kestabilan kelatnya umumnya besar sekali sehingga reaksinya sempurna kecuali dengan logam alkali. d. Banyak ion logam yang bereaksi cepat.

INDIKATOR dalam TITRASI KOMPLEKSOMETRI


Titrasi kompleksometri menggunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator tersebut disebut Indikator Metalokromat. Contohnya: Enriochrome black T; pyrocatechol violet; xylenol

orange; calmagit; 1-(2-piridil-azonaftol), PAN, zincon, asam salisilat, metafalein, dan calcein blue. Keefektifan indikator tergantung pada kestabilannya.
Indikator dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan kesalahan titrasi. Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrom black T. Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan dari Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat dimasking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol.

KINETIKA TITRASI KOMPLEKSOMETRI


Beberapa ion seperti Cr3+, Co3+, Al3+, dan Zr4+ dan kadangkala Fe3+, Bi3+ terkomplekskan secara lambat dengan EDTA. Untuk ini titrasi dilakukan pada temperatur 40-60C. Lambatnya pembentukan kompleks ini dapat diatasi dengan titrasi balik seperti Cr(III) dititrasi dengan kelebihan EDTA pada pH 1,04,0 pada 40-50C. EDTA yang berlebih dititrasi kembali dengan garam Zn atau Mg. EDTA membentuk kompleks yang cukup cepat dengan Cr3+ bila Cr3+ dalam keadaan segar (baru dibuat dari Cr4+). Pada pH = 3, Fe(III) membentuk kompleks lebih cepat dengan EDTA daripada pH = 10. Untuk Al kompleks Al pada pH > 4,0 akan terjadi hidrolisis tetapi pada pH < 3,0, kompleks yang

terbentuk sangat stabil. Oleh karena itu dalam kasus penambahan reagen adallah sama pentingnya.

SELEKTIVITAS TITRASI KOMPLEKSOMETRI


Karena banyaknya logam yang dapat dititrasi dengan EDTA, maka masalah selektivitas menjadi masalah yang sangat penting. Selektivitasnya dapat diperbaiki dengan mengendalikan pH pemakaian pengompleks sekunder, pemilihan penitrannya dan pengendalian laju reaksi. Kompleks yang stabil biasanya terbentuk pada pH rendah seperti Fe (pH = 2), Al3+, Zr4+,B3+ semua dititrasi pada pH rendah untuk menghindarkan hidrolisis. Zn , Cd, dan Pb dititrasi pada pH = 5. Pada titrasi Ca untuk menghindarkan interferensi dari Zn, dan Cd, ion-ion ini dimasking dengan KCN.

KELEBIHAN TITRASI KOMPLEKSOMETRI


EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertentu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg, Cr, Ca dan Ba dapat dititrasi pada pH= 11, Mn2+, Fe, Co, Ni, Zn, Cd, Al, Pb, Cu,Ti dan V dapat dititrasi pada pH 4-7. Terakhir logam seperti Hg, Bi, Co, Fe, Cr, Ca, In, Sc, Ti, V, dan Th dapat dititrasi pada pH 1,0 4,0. EDTA sebagai garam natrium, Na2H2Y merupakan standar primer sehingga tidak perlu distandarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan. Suatu titik ekivalen segera tercapai dalam titrasi demikian dan akhirnya titrasi kompleksometri dapat digunakan untuk penentuan beberapa logam pada operasi skala semimikro.

Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L.(1998). Analisis Kimia Kuantitatif, 5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc. Dinda. 2008. Iodometri dan Iodimetri, (Online), (http://medicafarma.blogspot.com/2008/04/iodometri-daniodimetri.html, diakses tanggal 7 September 2009). Ekoph. 2008. Air Sadah, (Online), (http://rumahkimia.wordpress.com/, diakses tanggal 14 September 2009). Firdaus, Ikhsan. 2009. Beberapa Contoh Penetapan dalam Kompleksometri, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September 2009). Firdaus, I. 2009. Rangkuman Kompleksometri, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September 2009). Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia. Hadimoeljono, M.Ir, dan soetikno, Ir.1981. Petunjuk Praktek Kimia Analisa 2.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Khopkhar,S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Maryami, T. 2002. Penerapan Alat-Alat Ukur yang berhubungan dengan Analisis Volumetri. Malang : FMIPA UM. Septyaningrum, R. 2009. Contoh Perhitungan, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September 2009). Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida : Sounders College Publishing. Soetrisno. 2009. Titrasi tanpa kalibrasi, (Online), (http://www.chemis-try.org//, diakses tanggal 5 September 2009). Suharsini, M. dan Saptarini, D. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca exact.

Syabatini, A. 4 Januari 2009. Laporan Praktikum Kimia Analitik I Kompleksometri, (Online), (http: Annisanfushies Weblogdiakses tanggal 5 September 2009). Tim Dosen Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik. 2006.Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik. Malang: Depdiknas Universitas Negeri Malang FMIPA jurusan Kimia. ______. 2008. Titrasi Asam Basa, (Online), (http://www.chem-istry.org//, diakses tanggal 5 September 2009). ______. 2009. Asam Askorbat, (Online), (www.wikipedia.com, diakses tanggal 7 September 2009). ______. 2009. Beragam Manfaat Cuka, (Online), (http://www.kompas.com, diakses tanggal 14 September 2009).

SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMK Negeri 7 Malang


MATA DIKLAT KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI KODE KOMPETENSI ALOKASI WAKTU : Melakukan Analisis Titrimetri (ATT) : XI/3 : Melakukan Analisis titrimetri : KK.08.052 : 114 x 45 Menit ALOKASI WAKTU TM
- Tes tulis 14

KOMPETENSI DASAR
1. Menjelaskan dasar-dasar analisis titrimetri

INDIKATOR
- Titrimetri dan jenisjenis titrimetri diidentifikasi - Larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi serta kurva titrasi diidentifikasi - Analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan diidentifikasi reaksinya - Analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan ditentukan perhitungan nya - Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapa n diidentifikasi reaksinya - Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapa n ditentukan perhitungan nya

MATERI PEMBELAJARAN
- Titrimetri dan jenis-jenis titrimetri - Larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi dan titik akhir titrasi dan kurva titrasi

KEGIATAN PEMBELAJARAN
- Mendeskripsian pengertian titrasi dan mengidentifikasi jenis-jenis titrasi - Menentukan larutan baku standar, titik akhir titrasi dan kurva titrasi

PENILAIAN

PS
-

PI
-

SUMBER BELAJAR
- Penuntun Praktikum Kimia - Kimia Analitik

2. Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan

- Reaksi yang terjadi berdasarkan titrimetri reaksi penetralan - Perhitungan analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan

- Mengidentifikasi reaksi berdasar analisis titrimetri reaksi penetralan dan menentukan perhitungannya - Praktik analisis titrimetri reaksi penetralan

- Tes tulis - Observasi - Laporan kelompok

22

6 (3)

- Kimia Analitik

3. Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan

- Reaksi yang terjadi berdasarkan titrimetri reaksi pengendapan - Perhitungan analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan

- Mengidentifikasi reaksi berdasar analisis titrimetri reaksi pengendapan dan menentukan perhitungannya - Praktik analisis titrimetri reaksi pengendapan

- Tes tulis - Observasi - Laporan kelompok

22

6 (3)

- Kimia Analitik

265


KOMPETENSI DASAR
4. Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi

INDIKATOR
- Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi diidentifikasi reaksinya - Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi ditentukan perhitungan nya - Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentuka n senyawa kompleks diidentifikasi reaksinya - Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentuka n senyawa kompleks ditentukan perhitungan nya

MATERI PEMBELAJARAN
- Reaksi yang terjadi berdasarkan titrimetri reaksi reduksi oksidasi - Perhitungan analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi

KEGIATAN PEMBELAJARAN
- Mengidentifikasi reaksi berdasar analisis titrimetri reaksi reduksi oksidasi dan menentukan perhitungannya - Praktik analisis titrimetri reaksi reduksi oksidasi

PENILAIAN
- Tes tulis - Observasi - Laporan kelompok

ALOKASI WAKTU TM
22

PS
6 (3)

PI

SUMBER BELAJAR
- Kimia Analitik

5. Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks

- Reaksi yang terjadi berdasarkan titrimetri reaksi pembentukan senyawa kompleks - Perhitungan analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks

- Mengidentifikasi reaksi berdasar analisis titrimetri reaksi pembentukan senyawa kompleks dan menentukan perhitungannya - Praktik analisis titrimetri reaksi pembentukan senyawa kompleks

- Tes tulis - Observasi - Laporan kelompok

22

6 (3)

- Kimia Analitik

JUMLAH

102

24 (12)

(RPP)

ANALISIS VOLUMETRI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1


Nama Sekolah Kelas/Semester Program Keahlian Kompetensi Kode kompetensi Pertemuan : SMK Negeri 7 Malang : XI/3 : Analisis Kimia : Melakukan Analisis Titrimetri : KK.08.052 : 8 x 45 menit = 4 x pertemuan

` I. STANDAR KOMPETENSI
Melaksanakan Analisis Titrimetri

II.

KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan dasar-dasar analisis titrimetri

III. MATERI POKOK


Dasar-dasar Analisis Titrimetri

IV. INDIKATOR
Titrimetri dan jenis-jenis titrimetri diidentifikasi Larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi serta kurva titrasi diidentifikasi

V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif

o Siswa dapat mendeskripsikan titrimetri. o Siswa dapat menjelasan perbedaan titran dengan titrat. o Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara titik ekivalen dengan titik akhir
titrasi

o Siswa dapat menghitung berat ekivalen senyawa berdasarkan reaksi asambasa


Sikap :

o Siswa dapat menentukan peralatan analisis yang tepat. o Siswa dapat menggunakan peralatan analisis dengan baik, tepat, dan
cermat.

o Siswa dapat melaksanakan prosedur kerja pada praktikum dengan tepat. VI. MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E

VII. MEDIA PEMBELAJARAN


Buku Penunjang Kimia

VIII. URAIAN MATERI


Analisis volumetri merupakan analisis untuk menentukan jumlah zat yang tidak diketahui dengan mengukur volume larutan reaktan yang dibutuhkanagar bereaksi sempurna. Proses mengukur volume larutan di dalam buret (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan lain dan diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna disebut titrasi. Dahulu, orang mengenal analisis ini dengan nama analisis volumetri, sekarang, nama analisis volumetri digantikan dengan analisis titrimetri karena analisis titrimetri lebih tepat untuk menyatakan proses titrasi. Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat (ditampung dalam erlenmeyer), sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi disebut sebagai titran (dimasukkan ke dalam buret). Pada saat titran yang ditambahkan telah ekivalen dinamakan titik ekivalen (TE). Untuk mengetahui akhir penambahan titran digunakan suatu zat yang disebut indikator, yang menandai kelebihan titran dengan perubahan warna. Titik dalam titrasi pada saat indikator berubah warna disebut merupakan suatu kesalahan titrasi. Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Standarisasi adalah usaha untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari suatu titik akhir (TA). Selisih TA dan TE


larutan. Dikenal dua jenis larutan standar/baku yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Syarat-syarat yang diperlukan untuk membuat bahan baku primer, yakni: a. b. c. d. e. Sangat murni, atau mudah dimurnikan, mudah diperoleh dan dikeringkan Mudah diperiksa kemurniannya Stabil dalam keadaan biasa Mempunyai berat ekivalen yang tinggi Mampu bereaksi menurut syarat-syarat reaksi titrasi Larutan baku primer adalah larutan baku yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan jalan menghitung dari berat zat terlarut yang dilarutkan dengan tepat. Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan dengan cara titrasi terhadap larutan baku primer. Bobot ekuivalen adalah bobot satu ekuivalen suatu zat dalam gram.

Keterangan : BM = Berat molekul Ekivalensi = Jumlah mol ion hidrogen, elektron, atau kation univalen yang diberikan atau diikat oleh zat yang bereaksi.

IX. SKENARIO PEMBELAJARAN

- Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru Kegiatan Inti Engagement Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengingatkan siswa pada materi mengenai standarisasi larutan yang telah diajarkan. Guru menyampaikan bahwa pada hari ini akan mempelajari materi mengenai dasar-dasar analisis titrimetri. Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai titrimetri dan jenis-jenisnya dengan membentuk kelompok. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil yang diperoleh dalam kelompok.

Siswa menjawab pertanyaan guru

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

75
Siswa membentuk kelompok dan mencari data mengenai titrimetri dan jenis-jenisnya. Siswa melakukan diskusi kelompok

Penutup Siswa membuat Guru meminta salah satu siswa kesimpulan. untuk membacakan hasil yang diperoleh untuk dibuat kesimpulan dari pembelaran hari ini. Siswa memperhatikan Guru memberi tugas kepada penjelasan guru. masing-masing kelompok untuk mempersiapkan power point dari hasil pencarian di perpustakaan (bisa ditambah dari internet) untuk Siswa menjawab salam kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya. Guru mengucapkan salam.

10

Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru menyampaikan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab siswa satu per satu. pertanyaan guru Kegiatan Inti exploration Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrimetri dan jenisjenisnya di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk Penutup Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari dan mencari data mengenai syarat-syarat dalam pembuatan larutan standar. Guru mengucapkan salam.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya. Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengerjakan soal. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menjawab salam.

75

10

- Pertemuan III (2 x 45 menit)


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab siswa satu per satu. pertanyaan guru Kegiatan Inti explanation Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai syarat-syarat dari zat baku standar, cara pembuatannya di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk Penutup Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari dan mencari data mengenai perbedaan dari titik ekivalen dengan titik akhir dalam titrasi serta kurva titrasi. Guru mengucapkan salam.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.

75
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengerjakan soal. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menjawab salam.

10

- Pertemuan IV (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu. Guru memberikan soal pretes mengenai pembelajaran yang telah dipelajari mengenai titrimetri dan larutan standar. Kegiatan Inti Guru meminta siswa menjelaskan mengenai perbedaan antara titik ekivalen dengan titik akhir serta hubungannya dengan kesalahan titrasi juga mengenai pembuatan kurva titrasi. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. elaboration Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa. Penutup evaluation Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi mengenai dasar-dasar titrimetri untuk mempermudah pemahaman menuju konsep analisis titrimetri yang akan dibahas selanjutnya. Guru mengucapkan salam. Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab absensi guru Siswa mengerjakan soal

Alokasi Waktu

Siswa menjelaskan konsep.

Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengerjakan soal.

75

Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru

10

Siswa menjawab salam.

X. Sumber Belajar Buku Kimia 5th edition, New Delhi: Prentice-Hall, Inc. Harjadi,W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia. Khopkhar,SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Bahan ajar (Modul) Media Pembelajaran (alat-alat praktikum) Presentasi dan diskusi Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia Kuantitatif,

XI. Penilaian (instrumen terlampir) -

Malang, ........................... Guru Materi Analisis Volumetri Mengetahui, Kepala sekolah

(.............................................)

(..........................................)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2


Nama Sekolah Kelas/Semester Program Keahlian Kompetensi Kode kompetensi Pertemuan : SMK Negeri 7 Malang : XI/3 : Analisis Kimia : Melakukan Analisis Titrimetri : KK.08.052 : 18 x 45 menit = 7 x pertemuan

` I. STANDAR KOMPETENSI
Melaksanakan Analisis Titrimetri

II.

KOMPETENSI DASAR
Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan

III. MATERI POKOK


Titrasi Asidi-Alkalimetri

IV. INDIKATOR
Analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan diidentifikasi reaksinya. Analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan ditentukan perhitungannya

V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif

o Siswa dapat mendeskripsikan titrasi Asidi-Alkalimetri o Siswa dapat menghitung pH larutan dan kadar suatu zat dalam titrasi asidialkalimetri

o Siswa dapat Mendeskripsikan prosedur kerja dalam membuat larutan


standar, standarisasi larutan, dan penentuan kadar zat secara titrasi asidialkalimetri dalam laboratorium.


Sikap :

o Siswa dapat menentukan peralatan analisis yang tepat. o Siswa dapat menggunakan peralatan analisis dengan baik, tepat, dan
cermat.

o Siswa dapat melaksanakan prosedur kerja pada praktikum dengan tepat. o Siswa dapat menentukan bahan yang sesuai untuk titrasi asidi-alklaimetri
Keterampilan :

o Siswa dapat membuat larutan baku NaOH 0,1 N. o Siswa dapat menetapkan konsentrasi NaOH terhadap larutan baku primer
H2C2O4.2H2O.

o Siswa dapat menetapkan konsentrasi HCl terhadap larutan standar NaOH


0,1 N.

o Siswa dapat menetapkan titik akhir titrasi menggunakan indikator dengan


tepat.

o Siswa dapat menggunakan peralatan analisis. o Siswa dapat menentukan kadar asam cuka dagang dalam laboratorium VI. MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E

VII. MEDIA PEMBELAJARAN


Modul Analisis Volumetri dan Peralatan Titrasi.

VIII. URAIAN MATERI


Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Larutan yang dititrasi dalam asidimetri-alkalimetri mengalami perubahan pH, misalnya larutan asam dititrasi dengan basa, maka pH larutan yang mula-mula rendah selama titrasi terus menerus naik. Bila pH itu diukur dengan pengukur pH (pH meter) pada awal titrasi yaitu sebelum ditambah


basa dan pada waktu-waktu tertentu setelah titrasi dimulai, maka kalau pH larutan dialurkan lawan volume titran, kita peroleh grafik yang disebut kurva titrasi. Ada empat macam perhitungan jika asam dititrasi dengan basa. Penghitungannya sebagai berikut. e. f. g. h. Titik awal merupakan keadaan sebelum penambahan basa. Daerah antara (sebelum titik ekivalen) merupakan keadaaan yang menunjukkan larutan mengandung garam dan asam. Titik ekivalen merupakan keadaan yang menunjukkan larutan hanya mengandung garam. Setelah titik ekivalen merupakan keadaan yang menunjukkan larutan mengandung garam dan basa berlebih.

IX. SKENARIO PEMBELAJARAN

- Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru Kegiatan Inti Engagement Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: 1. Pernahkah kalian mendengar istilah tanah gambut?
Apakah manfaat dari tanah gambut? Bagaimanakah sifat dari tanah gambut? Mengapa para petani menggunakan pupuk yang bersifat basa pada lahan gambut? 2. Pernahkah kalian makan acar mentimun? Zat apa yang biasa ditambahkan dalam acar? Apakah tujuan penambahan cuka pada makanan? Apakah rumus kimia dari asam cuka? Pernahkah anda mengamati kadar dari asam cuka dalam botol cuka?

Siswa menjawab pertanyaan guru

1. - Ada sebagian yang menjawab pernah, ada yang menjawab belum pernah. - Manfaat lahan gambut berguna dalam bidang pertanian. - Ada sebagian yang menjawab asam, ada yang menjawab basa. - Ada sebagian yang menjawab tidak tahu, ada yang menjawab untuk menetralkan sifat asam. 2. - Ada sebagian yang menjawab pernah, ada yang menjawab belum pernah. - Ada sebagian yang menjawab cuka. - Ada sebagian yang menjawab agar bersifat asam. - Ada sebagian yang menjawab tidak tahu, ada yang menjawab CH3COOH. - Ada sebagian yang menjawab tidak pernah, ada yang menjawab pernah.

75


Bagaimanakah cara menghitung kadar dari asam cuka yang terkandung di dalamnya? Metode apa yang dapat digunakan untuk mengetahui keakuratan kadar dari asam cuka di laboratorium? Guru menyampaikan bahwa pada hari ini akan mempelajari materi mengenai titrasi asidi-alkalimetri. Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai asidialkalimetri dengan membentuk kelompok . Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai data asidi-alkalimetri yang telah diperoleh dari diskusi kelas. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan power point untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya. Guru mengucapkan salam. - Ada sebagian yang menjawab tidak tahu, ada yang menjawab menggunakan perhitungan asam basa. - Ada sebagian yang tidak menjawab, ada yang menjawab titrasi. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Siswa membentuk kelompok dan mencari data mengenai titrasi asidi-alkalimetri. Siswa membuat kesimpulan.

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

10

Siswa menjawab salam

Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru

Kegiatan Inti Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrasi asidi-alkalimetri di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk Penutup Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan kegiatan praktikum titrasi asidi-alkalimetri dengan membaca modul pada fase exploration. Guru mengucapkan salam.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.

75
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengerjakan soal. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru

10

Siswa menjawab salam.

- Pertemuan III (4 x 45 menit)


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab siswa satu per satu. pertanyaan guru Kegiatan Inti Exploration Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan untuk pembuatan larutan asam oksalat dan larutan NaOH sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration. Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk kegiatan praktikum standarisasi larutan dengan membaca modul pada fase exploration. Guru mengucapkan salam.

Siswa membentuk 5 kelompok dalam pembuatan larutan asam oksalat dan larutan NaOH.

Siswa mencatat data hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul. Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

165

10

Siswa menjawab salam

- Pertemuan IV (4 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru Kegiatan Inti Exploration Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan standarisasi larutan dan penetapan kadar asam cuka sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration. Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan mengenai percobaan-percobaan yang telah dilakukan hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Guru mengucapkan salam.

Siswa membentuk 5 kelompok dalam percobaan standarisasi larutan dan penetapan kadar asam cuka. Siswa mencatat data hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul. Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

165

10

Siswa menjawab salam

Pertemuan V (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum mengenai titrasi asidialkalimetri Kegiatan Inti Explanation Guru meminta siswa menjawab pertanyaan dalam modul dalam fase explanation secara berkelompok Guru meminta siswa mempresentasikan jawaban dalam diskusi kelas.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab absensi guru Siswa mengumpulkan laporan

Alokasi Waktu

10

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelompok.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya. Guru memberikan penguatan di Siswa memperhatikan akhir tiap presentasi. penjelasan dari guru. Guru memberi kesempatan kepada Siswa mengajukan siswa yang ingin bertanya beberapa pertanyaan. mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru meminta siswa menarik Siswa membuat kesimpulan pada pembelajaran kesimpulan. hari ini. Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam.

60

10

Pertemuan VI (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru Kegiatan Inti Elaboration Guru memberikan beberapa soal dari fase elaboration kepada siswa untuk menganalisisnya secara individual. Guru meminta siswa menukarkan jawabannya dengan teman sebangku dan saling mendiskusikan hasil jawaban. Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru memberikan kuis untuk lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual. Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru mengucapkan salam.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelompok. Siswa dengan teman sebangku melakukan diskusi. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.

60

Siswa mengerjakan soal kuis. Siswa membuat kesimpulan. Siswa menjawab salam.

25

Pertemuan VII (2 x 45 menit)


Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi asidialkalimetri yang telah dipelajari. Kegiatan Inti Evaluation Guru memberi latihan soal dari fase evaluation atau dari buku Kimia untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi titrasi asidi-alkalimetri. Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban pada fase evaluasi untuk dinilai berdasarkan sistem umpan balik. Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru memberikan postes untuk lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual. Guru mengingatkan siswa untuk lebih mempelajari materi titrasi asidi-alkalimetri serta perhitungannya. Guru mengucapkan salam. Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab absensi guru Siswa mengerjakan soal pretes

Alokasi Waktu

15

Siswa mengerjakan soal untuk mengetahui pemahaman siswa. Siswa mengumpulkan jawaban kepada guru Siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.

60

Siswa mengerjakan soal postes Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa menjawab salam.

25

X. Sumber Belajar Buku Kimia 5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc. Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia. Khopkhar,_SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Bahan ajar (Modul) Media Pembelajaran (alat-alat praktikum) Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia Kuantitatif,

XI. Penilaian (instrumen terlampir) Presentasi dan diskusi

Malang, ........................... Guru Materi Analisis Volumetri Mengetahui, Kepala sekolah

(.............................................)

(..........................................)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3


Nama Sekolah Kelas/Semester Program Keahlian Kompetensi Kode kompetensi Pertemuan : SMK Negeri 7 Malang : XI/3 : Analisis Kimia : Melakukan Analisis Titrimetri : KK.08.052 : 18 x 45 menit = 7 x pertemuan

` I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan Analisis Titrimetri

II.

KOMPETENSI DASAR
Melaksanakan Analisis Titrimetri berdasar Reaksi Pengendapan

III. INDIKATOR
Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan diidentifikasi reaksinya. Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan ditentukan perhitungannya.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


Kognitif : Siswa dapat Mendeskripsikan Titrasi Argentometri Siswa dapat Mendeskripsikan larutan baku AgNO3 Siswa dapat Mendeskripsikan larutan baku NH4CNS Siswa dapat Mendeskripsikan penetapan [AgNO3] Siswa dapat Mendeskripsikan penetapan [NH4CNS] Siswa dapat Mendeskripsikan teknik penyimpanan pereaksi Sikap : Siswa dapat Menentukan peralatan analisis yang tepat. Siswa dapat Menggunakan peralatan analisis dengan baik, tepat, dan cermat. Siswa dapat Melaksanakan instruksi kerja.


Ketrampilan : Siswa dapat Dapat membuat larutan baku AgNO3 0,1 N. Siswa dapat Dapat membuat larutan baku NH4CNS 0,1 N. Siswa dapat Melakukan standarisasi AgNO3 dengan NaCl. Siswa dapat Melakukan standarisasi NH4CNS dengan AgNO3 Siswa dapat Dapat menentukan klorida dalam garam dapur kasar Siswa dapat Dapat menentukan bromida dengan cara volhard Siswa dapat Menggunakan peralatan analisis.

V.

MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E

VI. MEDIA PEMBELAJARAN


Modul Analisis Volumetri.

VII. URAIAN MATERI


Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yangdigunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan,kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan. Contoh yang mudah adalah, AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3

Makin kecil kelarutan garam yang terbentuk, makin sempurna reaksinya. Berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir dalam argentometri ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu cara Mohr, Volhard dan Fajans. Kurva titrasi untuk reaksi pengendapan dapat dibuat dan seluruhnya analog dengan kurva titrasi asam basa.

VIII. SKENARIO PEMBELAJARAN

- Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru Kegiatan Inti Engagement Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: - Pernahkah kalian membantu ibu memasak di dapur? Pasti kalian tidak asing dengan zat yang bernama garam. - Tahukah kalian apa fungsi penambahan garam dalam masakan? - Tahukah kalian nama kimia dari garam?
Guru menyampaikan bahwa pada hari ini akan mempelajari materi mengenai analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan. Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai titrasi yang berhubungan dengan reaksi pengendapan terutama mengenai argentometri dengan membentuk kelompok .

Siswa menjawab pertanyaan guru

- Ada sebagian yang menjawab pernah, ada yang menjawab belum pernah. - Ada sebagian yang menjawab agar masakan mempunyai rasa asin. - Ada sebagian yang menjawab tidak tahu, ada yang menjawab NaCl. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Siswa membentuk kelompok dan mencari data mengenai titrasi asidi-alkalimetri.

75

Penutup Guru meminta salah satu siswa Siswa membuat untuk memberikan kesimpulan kesimpulan. mengenai data argentometri yang telah diperoleh dari diskusi kelas. Guru memberi tugas kepada Siswa memperhatikan masing-masing kelompok untuk penjelasan guru. mempersiapkan power point untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya. Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam

10

Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

Pendahuluan Guru menyampaikan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru

Kegiatan Inti Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrasi argentometri di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk Penutup Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan kegiatan praktikum titrasi argentometri dengan membaca modul pada fase exploration. Guru mengucapkan salam.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.

75
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengerjakan soal. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru

10

Siswa menjawab salam.

- Pertemuan III (4 x 45 menit)


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru Kegiatan Inti Exploration Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan untuk pembuatan larutan AgNO3, larutan NaCl, dan larutan NH4CNS sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration. Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk kegiatan praktikum standarisasi larutan dengan membaca modul pada fase exploration. Guru mengucapkan salam.

Siswa membentuk 5 kelompok dalam pembuatan larutan AgNO3, larutan NaCl, dan larutan NH4CNS.

Siswa mencatat data hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul. Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

75

10

Siswa menjawab salam

- Pertemuan IV (4 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru Kegiatan Inti Exploration Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan standarisasi larutan dengan metode Mohr, Fajans, Volhard dan penetapan kadar ion klorida dalam NaCl, serta penetapan kadar ion bromida dalam KBr sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration. Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan mengenai percobaan-percobaan yang telah dilakukan hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Guru mengucapkan salam.

Siswa membentuk 5 kelompok dalam percobaan standarisasi larutan dengan metode Mohr, Fajans, Volhard dan penetapan kadar ion klorida dalam NaCl, serta penetapan kadar ion bromida dalam KBr.

75
Siswa mencatat data hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul. Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

10

Siswa menjawab salam

Pertemuan V (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum mengenai titrasi argentometri Kegiatan Inti Explanation Guru meminta siswa menjawab pertanyaan dalam modul dalam fase explanation secara berkelompok Guru meminta siswa mempresentasikan jawaban dalam diskusi kelas.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab absensi guru Siswa mengumpulkan laporan

Alokasi Waktu

15

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelompok.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya. Guru memberikan penguatan di Siswa memperhatikan akhir tiap presentasi. penjelasan dari guru. Guru memberi kesempatan kepada Siswa mengajukan siswa yang ingin bertanya beberapa pertanyaan. mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru meminta siswa menarik Siswa membuat kesimpulan pada pembelajaran kesimpulan. hari ini. Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam.

65

20

Pertemuan VII (2 x 45 menit)


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru menyampaikan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab absensi siswa satu per satu. guru Kegiatan Inti Elaboration Guru memberikan beberapa soal dari fase elaboration kepada siswa untuk menganalisisnya secara individual. Guru meminta siswa menukarkan jawabannya dengan teman sebangku dan saling mendiskusikan hasil jawaban. Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru memberikan kuis untuk lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual. Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru mengucapkan salam.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelompok. Siswa dengan teman sebangku melakukan diskusi. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.

70

Siswa mengerjakan soal kuis. Siswa membuat kesimpulan. Siswa menjawab salam.

15

Pertemuan VIII (2 x 45 menit)


Kegiatan Guru Pendahuluan Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu. Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi argentometri yang telah dipelajari. Kegiatan Inti Evaluation Guru memberi latihan soal dari fase evaluasi atau dari buku Kimia untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi titrasi argentometri. Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban pada fase evaluasi untuk dinilai berdasarkan sistem umpan balik. Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru memberikan postes untuk lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual. Guru mengingatkan siswa untuk lebih mempelajari materi titrasi argentometri serta perhitungannya. Guru mengucapkan salam. Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab absensi guru Siswa mengerjakan soal pretes

Alokasi Waktu

15

Siswa mengerjakan soal untuk mengetahui pemahaman siswa. Siswa mengumpulkan jawaban kepada guru Siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.

60

Siswa mengerjakan soal postes Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa menjawab salam.

25

IX. Sumber Belajar Buku Kimia 5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc. Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia. Khopkhar,_SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Bahan ajar (Modul) Media Pembelajaran (alat-alat praktikum) Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia Kuantitatif,

X.

Penilaian (instrumen terlampir) Presentasi dan diskusi

Malang, ........................... Guru Materi Analisis Volumetri Mengetahui, Kepala sekolah

(.............................................)

(..........................................)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4


Nama Sekolah Kelas/Semester Program Keahlian Kompetensi Kode kompetensi Pertemuan : SMK Negeri 7 Malang : XI/3 : Analisis Kimia : Melakukan Analisis Titrimetri : KK.08.052 : 18 x 45 menit = 7 x pertemuan

` I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan Analisis Titrimetri

II.

KOMPETENSI DASAR
Melaksanakan Analisis Titrimetri berdasar Reaksi Reduksi Oksidasi

III. INDIKATOR
Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi diidentifikasi reaksinya. Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi ditentukan perhitungannya.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


Kognitif Siswa dapat mendeskripsikan pengelompokan Iodo-iodimetri Siswa dapat mendeskripsikan indikator yang digunakan dalam titrasi Iodoiodimetri Siswa dapat mendeskripsikan teknik analisis Iodo-iodimetri Siswa dapat menghitung kadar zat yang diukur Sikap Siswa dapat menerapkan teknik pengukuran analisis Iodo-iodimetri Siswa dapat menghitung kadar zat yang diukur dengan tepat dan teliti Keterampilan Siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip titrasi Iodo-iodimetri Siswa dapat memilih jenis titrasi Iodo-iodimetri


Siswa dapat melakukan pemilihan pelarut yang sesuai Siswa dapat memilih indikator yang tepat Siswa dapat menerapkan teknik analisis Iodo-iodimetri Siswa dapat menghitung kadar zat yang diukur

V.

MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E

VI. MEDIA PEMBELAJARAN


Modul Analisis Volumetri.

VII. URAIAN MATERI


Titrasi Iodimetri dan Iodometri adalah metode penentuan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2, yang bereaksi dengan cuplikan atau terbentuk oleh cuplikan kalau direaksikan dengan ion I-. Jadi dasar reaksi yang digunakan pada Iodimetri dan iodometri adalah:

Iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat. Reduktor + I2 2INa2S2O3 + I2 NaI +Na2S4O6 Larutan standar yang digunakan dalam iodimetri adalah larutan iod. Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukn dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat .


Oksidator + KI I2 + 2e I2 + Na2S2O3 NaI + Na2S4O6 Larutan natrium tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama. Indikator yang digunakan adalah larutan kanji (amilum). Kanji atau amilum dengan I2 akan bereaksi dan reaksinya adalah reaksi yang dapat balik :

Dua faktor penyebab kesalahan pada Iodimetri dan Iodometri adalah: a) Oksidasi dari Iodida dalam keadaan asam oleh O2 dari udara

Oksidasi ini berjalan lambat dalam keadaan netral, tetapi apabila keadaan asam bertambah, maka akan lebih cepat. Sinar matahari pun dapat mempercepat reaksi itu, oleh karena itu ion-ion Iodida yang diasamkan/tidak diasamkan harus segera dititrasi. b) Kecepatan menguap dari Iodium Agar penguapan larut Iodium tidak begitu besar, maka larutan itu harus dibubuhi KI hingga berlebih (Konsentrasi I- minimal 4%), dimana Iodida yang ditambahkan itu mengikat molekul-molekul Iodium menjadi ion triiodida,

Karena reaksi ini bolak balik maka suatu larutan tri iodida pada reaksi-reaksi kimia bereaksi sebagai Iodium murni.

VIII. SKENARIO PEMBELAJARAN

- Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
5

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan Siswa menjawab salam menanyakan kabar siswa Guru melakukan absensi terhadap Siswa menjawab siswa satu per satu. pertanyaan guru Kegiatan Inti Engagement Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: 1. Jeruk kaya akan vitamin C. Sebutkan manfaat dari vitamin C terhadap kesehatan tubuh?
Tahukah kalian senyawa yang terkandung dalam vitamin C?

Siswa menjawab pertanyaan guru

Bagaimanakah cara menganalisis kadar senyawa tersebut dalam laboratorium? 2. Pernahkah kalian mendengar istilah kaporit? Apakah rumus kimia dari kaporit?

Bagaimanakah cara menghitung kadar dari klor aktif yang terkandung di dalamnya?
Guru menyampaikan bahwa pada hari ini akan mempelajari materi mengenai titrasi iodo-iodimetri. Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai analisis titrimetri berdasarkan reaksi

1. - Ada sebagian yang menjawab mencegah sariawan, ada yang menjawab menjaga daya tahan tubuh. - Ada sebagian yang menjawab tidak tahu, ada yang menjawab asam askorbat. - Ada sebagian yang tidak menjawab, ada yang menjawab titrasi. 2. - Ada sebagian yang menjawab pernah, ada yang menjawab belum pernah. - Ada sebagian yang menjawab tidak tahu, ada yang menjawab CaOCl2. - Ada sebagian yang tidak menjawab, ada yang menjawab titrasi redoks. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Siswa membentuk kelompok dan mencari data mengenai analisis titrimetri berdasarkan

75


reduksi oksidasi terutama reaksi reduksi oksidasi mengenai iodo-iodimetri dengan terutama mengenai iodomembentuk kelompok . iodimetri. Penutup Guru meminta salah satu siswa Siswa membuat kesimpulan. untuk memberikan kesimpulan mengenai data iodo-iodimetri yang telah diperoleh dari diskusi kelas. Guru memberi tugas kepada Siswa memperhatikan masing-masing kelompok untuk penjelasan guru. mempersiapkan power point untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya. Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam

10

Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.

Alokasi Waktu
5

Kegiatan Inti Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrasi iodo-iodimetri di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk Penutup Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan kegiatan praktikum titrasi iodo-iodimetri dengan membaca modul pada fase explorasi. Guru mengucapkan salam.

75
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengerjakan soal. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru

10

Siswa menjawab salam.

- Pertemuan III (4 x 45 menit)


Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Kegiatan Inti Exploration Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan untuk pembuatan larutan natrium tiosulfat dan larutan I2 sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration. Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk kegiatan praktikum standarisasi larutan dengan membaca modul pada fase exploration. Guru mengucapkan salam.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru

Alokasi Waktu
5

Siswa membentuk 5 kelompok dalam pembuatan larutan natrium tiosulfat dan larutan I2.

Siswa mencatat data hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul. Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

165

10

Siswa menjawab salam

- Pertemuan IV (4 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Kegiatan Inti Exploration Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan standarisasi larutan dan penetapan kadar klor aktif dan kadar vitamin C sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration. Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan mengenai percobaan-percobaan yang telah dilakukan hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Guru mengucapkan salam.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru

Alokasi Waktu
5

Siswa membentuk 5 kelompok dalam percobaan standarisasi larutan dan penetapan kadar asam cuka.

Siswa mencatat data hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul. Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

165

10

Siswa menjawab salam

Pertemuan V (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum mengenai titrasi iodoiodimetri. Kegiatan Inti Explanation Guru meminta siswa menjawab pertanyaan dalam modul dalam fase explanation secara berkelompok Guru meminta siswa mempresentasikan jawaban dalam diskusi kelas.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa mengumpulkan laporan

Alokasi Waktu

15

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelompok.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya. Guru memberikan penguatan di Siswa memperhatikan akhir tiap presentasi. penjelasan dari guru. Guru memberi kesempatan kepada Siswa mengajukan siswa yang ingin bertanya beberapa pertanyaan. mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru meminta siswa menarik Siswa membuat kesimpulan pada pembelajaran kesimpulan. hari ini. Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam.

60

25

Pertemuan VI (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Kegiatan Inti Elaboration Guru memberikan beberapa soal dari fase elaboration kepada siswa untuk menganalisisnya secara individual. Guru meminta siswa menukarkan jawabannya dengan teman sebangku dan saling mendiskusikan hasil jawaban. Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru memberikan kuis untuk lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual. Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru mengucapkan salam. Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru

Alokasi Waktu
5

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelompok. Siswa dengan teman sebangku melakukan diskusi. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.

75

Siswa mengerjakan soal kuis. Siswa membuat kesimpulan. Siswa menjawab salam.

10

Pertemuan VII (2 x 45 menit)


Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi titrasi iodo-iodimetri yang telah dipelajari. Kegiatan Inti Evaluation Guru memberi latihan soal dari fase evaluation atau dari buku Kimia untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi titrasi iodo-iodimetri. Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban pada fase evaluation untuk dinilai berdasarkan sistem umpan balik. Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru memberikan postes untuk lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual. Guru mengingatkan siswa untuk lebih mempelajari materi titrasi iodo-iodimetri serta perhitungannya. Guru mengucapkan salam. Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa mengerjakan soal pretes

Alokasi Waktu

15

Siswa mengerjakan soal untuk mengetahui pemahaman siswa. Siswa mengumpulkan jawaban kepada guru Siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.

75

Siswa mengerjakan soal postes Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa menjawab salam.

10

IX. Sumber Belajar Buku Kimia 5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc. Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia. Khopkhar,_SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Bahan ajar (Modul) Media Pembelajaran (alat-alat praktikum) Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia Kuantitatif,

X.

Penilaian (instrumen terlampir) Presentasi dan diskusi

Malang, ........................... Guru Materi Analisis Volumetri Mengetahui, Kepala sekolah

(.............................................)

(..........................................)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5


Nama Sekolah Kelas/Semester Program Keahlian Kompetensi Kode kompetensi Pertemuan : SMK Negeri 7 Malang : XI/3 : Analisis Kimia : Melakukan Analisis Titrimetri : KK.08.052 : 18 x 45 menit = 7 x pertemuan

` I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan Analisis Titrimetri

II.

KOMPETENSI DASAR
Melaksanakan Analisis Titrimetri berdasar Reaksi Pembentukan Senyawa Kompleks

III. INDIKATOR
Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks diidentifikasi reaksinya. Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks ditentukan perhitungannya.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


Kognitif : Siswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian Titrasi Kompleksometri Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan kesadahan air Sikap : Siswa diharapkan dapat menentukan peralatan analisis yang tepat. Siswa diharapkan dapat menggunakan peralatan analisis dengan baik, tepat, dan cermat.


Ketrampilan : Siswa diharapkan dapat membuat larutan EDTA Siswa diharapkan dapat melakukan standarisasi EDTA dengan indikator EBT Siswa diharapkan dapat menetapkan kesadahan total dari sampel air

V.

MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E

VI. MEDIA PEMBELAJARAN


Modul Analisis Volumetri.

VII. URAIAN MATERI


Kompleksometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif yang memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya. Ion logam dalam kompleks disebut atom pusat, dan gugus yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Kesalahan titrasi kompleksometri tergantung pada cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir. Pada prinsipnya ada dua cara, yaitu kelebihan titran yang pertama ditunjukkan atau berkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai batas yang ditentukan, telah dideteksi. 1. 2. Kesalahan titrasi dihitung dengan cara yang sama pada titrasi pengendapan. Digunakan senyawa yang membentuk senyawa kompleks yang berwarna tajam dengan logam yang ditetapkan. Warna ini hilang atau berubah sewaktu logam telah diikat menjadi kompleks yang lebih stabil, misalnya EDTA. EDTA terdapat sebagai kristal H4Y dan kristal garam dinatriumnya, Na2H2Y.2H2O. Kristal H4Y sukar larut dalam air. Untuk melarutkannya harus digunakan NaOH yang cukup untuk pembentukan garam dinatrium tersebut yang sangat mudah larut dalam air.


Nama resmi EDTA adalah Ethylenedinitrilotetraacetic acid. Sedangkan nama tak resminya seperti Complexon, komplexon, Nullapon,
Sequestrene, Versene untuk garam dinatrium-EDTA.

Indikator dalam titrasi ini merupakan zat warna organik yang bersifat asam atau basa lemah, dan juga merupakan pengkelat yang dapat mengkompleks ion logam. Misalnya , Eriochrome Black T(EBT), Murexide,
Calmagite , Arsenazo I, NAS, Jingga xilenol, Pyrocatechol Violet, Calcon.

Penggunaan penting dari titrasi EDTA adalah penentuan kesadahan air. Kesadahan total air disebabkan oleh garam kalsium dan magnesium yang larut. Di samping itu, air biasanya mengandung sedikit ion besi atau logam lain yang larut, yang akan bereaksi secara irreversible dengan EBT, dan akan mencegah terjadinya titik akhir pada titrasi kalsium dan magnesium. Bila konsentrasinya rendah, buffer amonia akan membentuk kompleks hidrokso dengan besi dan tak akan terjadi gangguan. Natrium sianida dapat mencegah gangguan dari konsentrasi besi dan tembaga(II) yang lebih besar.

VIII. SKENARIO PEMBELAJARAN

- Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Kegiatan Inti Engagement Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: Pernahkah kalian mendengar istilah air sadah? Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa menjawab pertanyaan guru

Alokasi Waktu
5

- Ada sebagian yang menjawab pernah, ada yang menjawab belum pernah. - Ada sebagian yang Apakah pengertian dari kesadahan menjawab air yang air? mengandung ion-ion logam Ca atau Mg, ada yang tidak menjawab. - Ada sebagian yang Apakah kerugian yang menjawab tidak tahu, ditimbulkan dari air sadah? ada yang menjawab sabun tidak berbusa. Guru menyampaikan bahwa pada Siswa memperhatikan hari ini akan mempelajari materi penjelasan guru. mengenai titrasi kompleksometri. Guru meminta siswa untuk Siswa membentuk mencari bahan-bahan di kelompok dan mencari perpustakaan mengenai data mengenai titrasi kompleksometri dengan kompleksometri. membentuk kelompok .

75

Penutup Guru meminta salah satu siswa Siswa membuat untuk memberikan kesimpulan kesimpulan. mengenai data kompleksometri yang telah diperoleh dari diskusi kelas. Guru memberi tugas kepada Siswa memperhatikan masing-masing kelompok untuk penjelasan guru. mempersiapkan power point untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya. Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam

10

Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.

Alokasi Waktu

Kegiatan Inti Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrasi kompleksometri di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk Penutup Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan kegiatan praktikum titrasi kompleksometri dengan membaca modul pada fase exploration. Guru mengucapkan salam.

75
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengerjakan soal. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru

10

Siswa menjawab salam.

- Pertemuan III (4 x 45 menit)


Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Kegiatan Inti Exploration Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan untuk pembuatan larutan EDTA dan larutan standar kalsium sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration. Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk kegiatan praktikum standarisasi larutan dengan membaca modul pada fase exploration. Guru mengucapkan salam.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru

Alokasi Waktu
5

Siswa membentuk 5 kelompok dalam pembuatan larutan EDTA dan larutan standar kalsium.

Siswa mencatat data hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul. Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

165

10

Siswa menjawab salam

- Pertemuan IV (4 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Kegiatan Inti Exploration Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan standarisasi larutan dan penetapan kesadahan air sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration. Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas. Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. Penutup Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan mengenai percobaan-percobaan yang telah dilakukan hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Guru mengucapkan salam.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru

Alokasi Waktu
5

Siswa membentuk 5 kelompok dalam percobaan standarisasi larutan dan penetapan kesadahan. Siswa mencatat data hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul. Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa membuat kesimpulan. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

165

10

Siswa menjawab salam

Pertemuan V (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum mengenai titrasi kompleksometri Kegiatan Inti Explanation Guru meminta siswa menjawab pertanyaan dalam modul dalam fase explanation secara berkelompok Guru meminta siswa mempresentasikan jawaban dalam diskusi kelas.

Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa mengumpulkan laporan

Alokasi Waktu

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelompok.

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya. Guru memberikan penguatan di Siswa memperhatikan akhir tiap presentasi. penjelasan dari guru. Guru memberi kesempatan kepada Siswa mengajukan siswa yang ingin bertanya beberapa pertanyaan. mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru meminta siswa menarik Siswa membuat kesimpulan pada pembelajaran kesimpulan. hari ini. Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam.

75

10

Pertemuan VI (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Kegiatan Inti Elaboration Guru memberikan beberapa soal dari fase elaboration kepada siswa untuk menganalisisnya secara individual. Guru meminta siswa menukarkan jawabannya dengan teman sebangku dan saling mendiskusikan hasil jawaban. Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru memberikan kuis untuk lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual. Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini. Guru mengucapkan salam. Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru

Alokasi Waktu
5

Siswa dalam kelompok melakukan diskusi kelompok. Siswa dengan teman sebangku melakukan diskusi. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.

60

Siswa mengerjakan soal kuis. Siswa membuat kesimpulan. Siswa menjawab salam.

25

Pertemuan VII (2 x 45 menit)


Kegiatan Guru Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini. Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi kompleksometri yang telah dipelajari. Kegiatan Inti Evaluation Guru memberi latihan soal dari fase evaluation atau dari buku Kimia untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi titrasi kompleksometri. Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban pada fase evaluation untuk dinilai berdasarkan sistem umpan balik. Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penutup Guru memberikan postes untuk lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual. Guru mengingatkan siswa untuk lebih mempelajari materi titrasi kompleksometri serta perhitungannya. Guru mengucapkan salam. Kegiatan Siswa
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa mengerjakan soal pretes

Alokasi Waktu

15

Siswa mengerjakan soal untuk mengetahui pemahaman siswa. Siswa mengumpulkan jawaban kepada guru Siswa menuliskan jawaban di depan kelas. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.

50

Siswa mengerjakan soal postes Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa menjawab salam.

25

IX. Sumber Belajar X.


Buku Kimia Bahan ajar (Modul) Presentasi dan diskusi

Penilaian (instrumen terlampir) -

Malang,.......................... Guru Materi Analisis Volumetri Mengetahui, Kepala sekolah

(.............................................)
(..........................................)

SISTEM PENILAIAN
a. Penilaian individu meliputi Nilai tingkah laku Format Penulisan Laporan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tujuan Dasar Teori Alat dan Bahan Prosedur Percobaan Penyampaian Data Percobaan Analisis Data dan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka

b. Penilaian kelompok meliputi 1. 2. Nilai laporan praktikum Nilai kinerja dalam laboratorium

LEMBAR PENILAIAN TINGKAH LAKU


Indikator Keaktifan dalam kelas Perhatian/ keseriusan/ motivasi

TINGKAH LAKU

Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas

Tidak mengganggu teman lainnya

Kehadiran di kelas

Menghargai orang lain

No

Kerja sama dan tanggung jawab

Nama

Keterangan penilaian tingkah laku: Total skor maksimum: 28 Kriteria penilaian: 4 = baik sekali 3 = baik

2 = sedang 1 = buruk

Nilai=

skor yang diperoleh x 100 jumlah skor maksimal

Jumlah nilai

Jumlah skor

Rubrik :
No Skor Aspek Yang dinilai Kehadiran di kelas Keaktifan dalam kelas Perhatian/ keseriusan/ motivasi 4 Siswa hadir 3 Siswa terlambat Siswa kurang aktif Siswa kurang memperhatikan, serius, dan memiliki motivasi Mengumpulkan tugas tidak tepat waktu Bertanggung jawab Menghargai orang lain Tidak mengganggu teman lainnya 2 Siswa tidak masuk Siswa tidak aktif Siswa tidak memperhatikan, serius, dan memiliki motivasi Mengumpulkan tugas sangat terlambat Kurang bertanggung jawab Kurang menghargai orang lain Menganggu teman lainnya 1 Siswa membolos Diam saja dan pasif Siswa tidak memperhatikan, serius, dan tidak memiliki motivasi Tidak mengumpulkan tugas Tidak bertanggung jawab Tidak menghargai orang lain Sangat menganggu teman lainnya

1. 2. 3.

tepat waktu
Siswa aktif dalam kelas Siswa memperhatikan, serius, dan memiliki motivasi Mengumpulkan tugas tepat waktu Sangat bertanggung jawab Sangat menghargai orang lain Tenang dan memperhatikan guru, tidak mengganggu teman lainnya

4.

5. 6. 7.

Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas Kerjasama dan tanggung jawab Menghargai orang lain Tidak mengganggu teman lainnya

LEMBAR PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM


Kelompok Nama : .................................................. :1)................................................ 2)................................................ 3)................................................ 4)................................................ Kelas : .................................................. Hari/Tanggal : ..................................................

Aspek yang dinilai


Tujuan Dasar Teori Alat dan Bahan Prosedur Percobaan Penyampaian Data Percobaan Analisis dan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka Jumlah skor yang diperoleh Jumlah Nilai Skor: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang Total skor maksimum = 28

Skor

Nilai=

skor yang diperoleh x 100 jumlah skor maksimal

Rubrik :
No. 1. 2. 3. 3. 4. 5. Aspek yang dinilai Tujuan Dasar Teori Alat dan Bahan Prosedur Percobaan Penyampaian Data Percobaan Analisis dan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka Skor 4 ada pengembangan ada pengembangan Lengkap dan benar narasi langkah yang telah dilakukan sistematis, runtut mengulas data/ hasil berdasarkan teori ada, sesuai dengan yang dilakukan ada penambahan dari yang ada dalam petunjuk praktikum sebagian kecil salah 3 2 Ada sama dengan petunjuk praktikum Sama dengan petunjuk praktikum sama dengan petunjuk praktikum tidak sistematis ada, tetapi tidak mengulas data/hasil, hanya menyampaikan fakta ada, tidak sesuai dengan yang dilakukan sama dengan petunjuk praktikum 1 tidak ada tidak ada Tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada pembahasan tidak ada kesimpulan tidak ada

6. 7.

No.

I II III IV V VI

Keterangan penilaian tingkah laku: Total skor maksimum: 16

Mencuci dan melap alat-alat sebelum digunakan Ketepatan menggunakan pipet tetes Ketepatan dalam mengamati perubahan larutan Ketelitian dalam bekerja Kerjasama dengan anggota kelompok Ketepatan waktu dalam menyelesaikan praktikum Membersihkan peralatan yang telah digunakan Membersihkan meja dan merapikannya Jumlah Skor Nilai

Nama kelompok

LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR SISWA DI LABORATORIUM

Nilai=

skor yang diperoleh x 100 jumlah skor maksimal

Rubrik :

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

2 Mencuci dan melap alat-alat sebelum Mencuci dan melap semua alat-alat sebelum digunakan digunakan
Ketepatan menggunakan pipet tetes Ketepatan dalam mengamati perubahan larutan Ketelitian dalam bekerja Kerjasama dengan anggota kelompok Ketepatan waktu dalam menyelesaikan praktikum Membersihkan peralatan yang telah digunakan Membersihkan meja dan merapikannya Selalu menggunakan pipet tetes dengan benar Mengamati perubahan larutan dengan tepat Selalu teliti dalam bekerja Kekompakan dan kerjasama seluruh anggota kelompok Kegiatan praktikum sesuai dengan waktu yang ditetapkan Mencuci dan melap semua alat-alat yang telah digunakan Membersihkan meja dan merapikannya setelah selesai praktikum.

Aspek yang dinilai

Skor 1 Tidak mencuci atau melap alat-alat sebelum digunakan Tidak bisa menggunakan pipet tetes dengan benar
Mengamati perubahan larutan kurang tepat Kurang teliti dalam bekerja Kurang kompak antar anggota kelompok Terlambat sampai 15 menit dari waktu yang ditetapkan. Hanya mencuci atau melap saja alat-alat yang telah digunakan Hanya merapikan barang-barang yang ada di meja.

RIW WAYAT HID DUP

Tasri ifah dilahirk di Trengg kan galek, Jawa Timur pada tanggal 20 Februar 1987, anak ketiga dari tiga p l ri k bersaudara, p b pasangan Ba apak Alm. N Ngasito dan Ibu I Mukatini. Pe M endidikan da dan men asar nengah telah ditempuh h di d kampung halamannya yaitu di Tre a enggalek, Ja Timur. awa Pendidikan S P Sekolah Das diselesaik pada tah 1999 di sar kan hun SDN Gandu S usari II. Pend didikan selan njutnya ditem mpuh di MTsN Mode Trenggale selama 3 t M el ek tahun dan lu pada ulus tahun 2002. Pendidikan Menengah U t Umum ditem mpuh di Madrasah Aliyah Negeri I Trenggale dan lulus pada M i ek tahun 2005. t njutnya penu melanjut ulis tkan studiny di Univers ya sitas Negeri Malang Selan (UM) Jurusa Kimia, Pr ( an rogram Studi Pendidikan Kimia melalui jalur PM n MDK pada tahun 2005. Semasa men t njadi mahasi iswa, penulis berkesemp patan mengik salah kuti satu s Unit Ke egiatan Mahasiswa yaitu IPRI (Ikata Pecinta Re u an etorika Indonesia). Penulis juga berkesempa mengik Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di P a atan kuti P SMA Neger 9 Malang. S ri

Anda mungkin juga menyukai