Lingkungan Pemukiman adalah kawasan dimana sekelompok atau golongan warga masyarakat
menetapkan dan atau betempat tinggal.
Oleh sebab itu, dengan maraknya aksi teror bom di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, diharapkan peran serta masyarakat dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban
agar tetap kondusif yang dimulai dari keamanan lingkungan pemukiman masing-masing.
Koordinasi Pelaksanaan.
1) Kepolisian setempat (Babinkamtibmas Polsek). Merupakan inti Pembinaan dan karenanya
berkewajiban untuk mengkoordinasikan semua pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat formal dan
non formal bagi penyelenggara Siskamling.
2) Kedalam kesatuan Polri, atas nama Kapolsek, mengkoordinasikan peran-peran Intel, Samapta,
dan Reserse, dalam rangka Pembinaan kemampuan dan pengawasan serta pengendalian
pelaksanaan Siskamling yang dilakukan oleh masyarakat.
3) Aparat Pemerintah Daerah yang bersangkutan yang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku berkewajiban membantu kelancaran pengerahan kekuatan warga
masyarakat, pembiayaan dan pengadaan sarana/prasarana bagi penyelenggaraan Siskamling.
Aparat Teritorial TNI khususnya Babinsa sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
berhak dan wajib bersama-sama dengan Aparat Kepolisian melakukan berbagai usaha dalam
rangka kelancaraan dan kemanfaatan pelaksanaan Siskamling.
4) Forum LKMD berperan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang bersifat khusus pada
lingkungan desa yang bersangkutan, sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan Pemerintah
yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Siskamling, meliputi :
a) Penentuan cara-cara pengamanan yang tepat.
b) Pendanaan
c) Pengadaan sarana dan prasarana
d) Mekanisme pembinaan
e) Pengawasan dan pengendalian
g) Penyelesaian administrasi
Administrasi
1) Penyempurnaan administrasi kependudukan Sebagai bahan untuk pengaturan pengarahan
kekuatan masyarakat untuk melakukan tugas Siskamling dan penentuan objek-objek khusus
pengamanan.
2) Pendataan tentang jumlah menurut kondisinya untuk pengaturan objek-objek pengamanan.
3) Penyempurnaan administrasi keluar masuk tamu sebagai bahan pengawasan.
4) Penyempurnaan administrasi penyelenggaraan Siskamling.
a) Buku Penjagaan
b) Daftar jaga / Daftar Petugas ronda
c) Daftar Perlengkapan Infentaris/ ditempelkan pada dinding bagian dalam tiap pos/poskamling.
5) Peta dan lokasi kerawanan lingkungan yang bersangkutan.
Diposkan oleh Satuan Binmas Polres Pangkep at 7:21 PM
Penggolongan
1) Kebakaran/pembakaran rumah atau kawasan tempat tinggal.
2) Kebakaran/pembakaran pusat perbelanjaan.
3) Kebakaran/pembakaran kantor/perkantoran.
4) Kebakaran/pembakaran Pabrik/kawasan pabrik.
Upaya BHABINKAMTIBMAS
1) Perhatikan lingkungan pemukiman, pusat-pusat perbelanjaan, kantor-kantor atau perusahaan dan
kawasan-kawasan perusahaan yang diperkirakan rawan untuk menjadi sasaran kebakaran atau
pembakaran.
2) Upaya Binmas diserahkan kepada peningkatan kewaspadaan warga masyarakat atas bahaya dan
pembakaran.
3) Untuk itu dianjurkan, memberi penerangan dan bimbingan kepada masyarakat untuk :
a) Menggunakan bahan-bahan bangunan yang tidak mudah terbakar.
b) Menggunakan peralatan-peralatan bangunan dan peralatan-peralatan penerangan rumah atau
bahan-bahan yang memenuhi mutu standar, selalu menyimpan alat pemadam kebakaran sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
c) Selalu berhati-hati dan waspada dalam menggunakan peralatan-peralatan listrik, peralatan-
peralatan dapur, teliti dalam menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar.
d) Menyediakan alat-alat tanda peringatan bahaya pada setiap rumah dan bangunan.
4) Untuk itu dilakukan kegiatan-kegiatan :
a) Tatap muka
b) Sambutan atau kunjungan
c) Ceramah-ceramah
d) Penerangan cara-cara pemadam kebakaran.
e) Latihan penanggulangan bahaya kebakaran
f) Penerangan dan penyuluhan lewat spanduk / brosur
Tindakan pada waktu kejadian
1) Segera hubungi Dinas Kebakaran terdekat (kalau ada) dan rumah sakit/puskesmas terdekat.
2) Amankan daerah kebakaran, cegah orang-orang yang tidak kepentingan memasuki derah
kebakaran.
3) Selamatkan orang-orang yang ada dalam bangunan terbakar kemudian selamatkan harta benda
yang ada dalam bangunan/lingkungan terbakar.
4) Gunakanlah alat-alat pemadam kebakaran.
5) Bila dalam kebakaran itu ada aliran listrik segera putuskan arus listrik dari luar dan hubungi
PLN.
6) Segera usahakan pertolongan pada korban/penderita luka-luka akibat kebakaran tersebut, panggil
ambulance, kirim kerumah sakit/puskesmas.
7) Para penghuni dan harta benda yang dapat diselamatkan supaya dikumpulkan dalam satu tempat
dan dijaga jangan sampai barang-barang hilang.
8) Kerahkan petugas keamanan lain seperti Satpam, Linmas untuk membantupenjagaan tersebut.
9) Segera berikan laporan kejadian kebakaran tersebut kepada pihak Kepolisian terdekat dan
instansi-instansi yang berkepentingan.
10) Setelah api mulai reda, usahakan agar TKP tetap tidak boleh dimasuki orang-orang yang tidak
berkepentingan termasuk pemilik rumah yang terbakar, agar tidak merusak bekas-bekas
(khususnya yang diduga sebagai tempat yang mula-mula menimbulkan api) sampai petugas ahli
datang.
11) Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terutama tentang sebab terjadinya kebakaran
guna kepentingan penyelidikan selanjutnya
12) Buat laporan tertulis atas kejadian kebakaran dan segala tindakan yang telah dikerjakan untuk
pihak atasan (formulir laporan kejadian). Pembuatan laporan tersebut melalui prosedur yang
telah ditetapkan.
1. Percaya dan yakin sepenuhnya bahwa kejahatan hipnotis tidak akan mempan
kepada orang yang menolaknya, karena seluruh proses hipnotis adalah
proses “self hypnosis” (kita mensugesti diri sendiri) dimana rasa takut kita
dimanfaatkan oleh penggendam.
2. Curigalah pada orang yang baru anda kenal dan berusaha mendekati Anda,
karena seluruh proses hipnotis merupakan teknik komunikasi yang sangat
persuasif.
3. Waspadalah terhadap orang yang menepuk Anda dan hindari dari percakapan
yang mungkin terjadi. Ketika Anda fokus pada ucapannya, pada saat itulah
sugesti sedang dilontarkan. Segeralah pindah dari tempat itu dan alihkan
perhatian Anda ketempat lain.
4. Sibukkan pikiran Anda dan jangan biarkan pikiran kosong pada saat anda
sedang sendirian di tempat umum, karena pada saat pikiran kosong /
bengong, bawah sadar terbuka sangat lebar dan mudah untuk tersugesti.
5. Waspadalah terhadap rasa mengantuk, mual, pusing, atau dada terasa sesak
yang datang tiba-tiba secara tidak wajar, karena kemungkinan saat itu ada
seseorang yang berusaha melakukan telepathic forcing kepada Anda. Segera
niatkan untuk membuang seluruh energi negatif tersebut kebumi, cukup
dengan cara visualisasi dan berdoa menurut agama dan keyakinan Anda.
6. Bila ada orang yang memiliki kebiasaan “latah” usahakan agar kalau
bepergian ditemani oleh orang lain, karena latah adalah suatu kebiasaan
membuka bawah sadar untuk mengikuti perintah. Usahakanlah untuk
menghilangkan kebiasaan latah tersebut.
8. Jika Anda mulai merasa memasuki suatu kesadaran yang berbeda, segeralah
perintahkan diri Anda agar sadar dan normal kembali, dengan meniatkan,
“Saya sadar dan normal sepenuhnya! ” Dan Andapun akan sadar dan normal
kembali.
Pengertian
Bahaya Kebakaran adalah suatu musibah dari suatu peristiwa kebakaran baik karena perbuatan
tindak pidana (unsur sengaja atau karena kelalaian) maupun murni bukan perbuatan tindak
pidana.
Penggolongan
1) Kebakaran/pembakaran rumah atau kawasan tempat tinggal.
2) Kebakaran/pembakaran pusat perbelanjaan.
3) Kebakaran/pembakaran kantor/perkantoran.
4) Kebakaran/pembakaran Pabrik/kawasan pabrik.
Upaya BHABINKAMTIBMAS
1) Perhatikan lingkungan pemukiman, pusat-pusat perbelanjaan, kantor-kantor atau perusahaan dan
kawasan-kawasan perusahaan yang diperkirakan rawan untuk menjadi sasaran kebakaran atau
pembakaran.
2) Upaya Binmas diserahkan kepada peningkatan kewaspadaan warga masyarakat atas bahaya dan
pembakaran.
3) Untuk itu dianjurkan, memberi penerangan dan bimbingan kepada masyarakat untuk :
a) Menggunakan bahan-bahan bangunan yang tidak mudah terbakar.
b) Menggunakan peralatan-peralatan bangunan dan peralatan-peralatan penerangan rumah atau
bahan-bahan yang memenuhi mutu standar, selalu menyimpan alat pemadam kebakaran sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
c) Selalu berhati-hati dan waspada dalam menggunakan peralatan-peralatan listrik, peralatan-
peralatan dapur, teliti dalam menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar.
d) Menyediakan alat-alat tanda peringatan bahaya pada setiap rumah dan bangunan.
4) Untuk itu dilakukan kegiatan-kegiatan :
a) Tatap muka
b) Sambutan atau kunjungan
c) Ceramah-ceramah
d) Penerangan cara-cara pemadam kebakaran.
e) Latihan penanggulangan bahaya kebakaran
f) Penerangan dan penyuluhan lewat spanduk / brosur
c. Tehnik/cara-cara pembinaanya
1) Cata semua kelompok-kelompok remaja dan pemuda, yang ada diwilayah Kelurahan/desa,
jenis kelompok dan kegiatan serta jumlah anggotanya.
2) Koordinasikan pembinaannya dengan instansi-instansi lain
3) Padukan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pembiayaannya pada program-program karang
taruna, program pembinaan pramuk, program KNPI dan program Pemerintah Daerah.
4) Utamakan pembinaan yang berkaitan langsung dengan masalah Kamtibmas sebab maslah-
masalah yang menyangkut bidang kesejahteraan, agama, kesinian, kebudayaan, olah raga, tenaga
kerja dan lain-lain, sudah diprogramkan oleh instansi-instansi yang berwenang.
5) Terapkan sejumlah kegiatan dan tehnik-tehnik kegiatan Bimmas yang disebutkan diatas
secara selektif menurut urutan kepentingannya misalnya :
a) Sering-sering melakukan tatap muka dengan mereka.
b) Sering melakukan sambang atau kunjungan tempat mereka berkumpul.
c) Sekali-kali berikan ceramah-ceramah kepada mereka tentang masalah-masalah tertentu yang
berkaitan dengan kepentingannya.
d) Untuk saat-saat tertentu lakukan peragaan bagi mereka tentang masalah-masalah tertentu
serta cara-cara tertentu ataupun penampilan-penampilan tertentu.
e) Lakukan simulasi untuk mereka tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingannya
dan tentang tugas-tugas yang diharapkan partisipasinya misalnya :
1) Simulasi siskamling bagi kelompok-kelompok remaja dan pemuda.
2) Maslah narkoba
3) Kenakalan remaja
d. Laporan
Laporkan setiap kegiatan, berisi :
1) Waktu dan tempat
2) Kelompok yang dibina dan jumlah anggota
3) Bentuk dan kegiatan pembinaan yang dilakukan
4) Kesan dan hasil-hasil yang dicapai
2. Pembinaan Potensi Keamanan Lingkungan
a. Pengertian, Maksud dan Tujuan.
Pengertian Potensi keamanan lingkungan adalah kelompok masyarakat atau perorangan yang
secara tradisional ataupun merupakan bentuk-bentuk baru yang mengemban fungsi pengamanan
dan penertiban dalam lingkungan kehidupan tempat tinggal, tempat kerja dan pertemuan-
pertemuan umum.
Maksudnya adalah agar potensi-potensi keamanan masyarakat itu mengenal dan menghayati
secara baik tugas-tugasnya.
Tujuannya adalah agar didalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut disertai dengan kesadaran
dan rasa tanggung jawab, serta keterampilan yang memadai sehingga berhasil guna dan berdaya
guna, bagi pengamanan lingkungannya.
c. Tehnik/cara-cara pembinaanya
1) Catat semua kelompok masyarakat atau perorangan yang menjalankan tugas dan fungsi
pengamanan menurut bentuk dan jenisnya dan. Daerah tempat penugasannya.
2) Koordinasikan pembinaanya dengan unsur-unsur Polri lainnya (Samapta dan Reserse) serta
dengan instnasi-instansi lain yang berkepentingan bagi pengguna potensi tersebut.
3) Sering-sering melakukan tatap muka, Sambang (kunjungan) dengan atau kepada mereka
untuk membina hubungan baik, saling pengertian, memberi pengarahan, melakukan
pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugasnya.
4) Pada waktu-waktu tertentu unsur-unsur potensi keamanan itu dikumpulkan, untuk diberikan
ceramah dipertotonkan peragaan tentang tehnik-tehnik pengamanan dan setiap alat-alat yang
dipergunakan dalam melaksanakan tugas pengamanan.
5) Melaksanakan latihan-latihan baik yang bersifat pembentukan maupun yang bersifat
penyegaran secara berkala menurut kebutuhan.
6) Pada waktu-waktu tertentu (setahun sekali adakan perlombaan keterampilan pengamanan
unsur-unsur potensi keamanan masyarakat tersebut).
d. Laporan
Laporkan setiap kegiatan pembinaan tersebut, berisi :
1) Waktu dan tempat
2) Jenis kelompok yang dibina
3) Jenis kegiatan pembinaan
4) Kesan dan hasil dicapai
c. Tehnik/cara-cara pembinaannya
1) Sering-sering mengadakan tatap muka dengan mereka dan melakukan sambang/kunjungan
kepadanya.
2) Dalam hal-hal tertentu dan bila dianggap perlu dapat dilakukan rapat-rapat koordinasi dan
bantuan latihan penyegaran.
d. Laporan
kegiatan pembinaan segera dilaporkan, berisi :
1) Waktu dan tempat
2) Unsur alat-alat Kepolisian khusus yang dibina
3) Bentuk/kegiatan pembinaan
4) Kesan dan hasil yang dicapai
c. Tehnik/cara-cara pelaksanaan
1) Catat semua potensi Kamtib Lalu Lintas menurut wilayah tempat tinggalnya daerah
kegiatan/operasinya, kedudukannya dalam pelaksanaan tugas (pemilik, penyewa atau buruh)
2) Koordinasikan pembinaan potensi tersebut dengan unsur-unsur instansi diluat Polri.
3) Sering-sering mengadakan tatap muka dengan mereka, sambang/kunjungan ditempat-tempat
mereka berada atau ditempat-tempat berkumpul.
4) Pada waktu-waktu tertentu dapat dikumpulkan untuk diberikan ceramah dan peragaan untuk
memberikan informasi penerangan penyuluhan atau bimbingan pada mereka tentang :
a) Upaya menanggulangi kemacetan lalu lintas
b) Upaya mencegah pelanggaran lalu lintas
c) Upaya menanggulangi kecelakan lalu lintas
5) Latihan-latihan sesuai dengan kebutuhan dan jenis penugasannya atau jenis kegiatan
partisipasi yang digunakan oleh Polri/Polsek.
6) Dalam hal-hal tertentu berikan bantuan sesuai dengan kebutuhannya dalam batas-batas yang
dimungkinkan berdasarkan kemampuan Polsek.
d. Laporan
Laporkan kegiatan pembinaan, berisi :
1) Hasil inventaris
2) Tempat dan waktu pembinaan
3) Bentuk dan kegiatan pembinaan
4) Sasaran pembinaan (siapa dan berapa jumlahnya)
5) Kesan dan hasil yang dicapai
c. Tehnik/cara-cara pelaksanaan
1) Catat/Inventarisir tokoh/tokoh masyarakat tersebut lengkap dengan identitasnya menurut
daerah tempat tinggalnya dan bidang kegiatannya.
2) Koordinasikan pembinaan dengan unsur-unsur Polsek lainnya dan dengan instansi-instansi
diluar Polri.
3) Sering-sering mengadakan tatap muka dengan mereka, sambang/kunjungan kepada mereka.
4) Sampaikan/kirimkan ucapan-ucapan selamat dalam rangka hari-hari bersejarah bagi mereka
misalnya :
a) Ucapan selamat ulang tahun
b) Ucapan pernikahan selamat bahagia dalam hal dia melakukan pernikahan atau menikahkan
lagi keluarganya.
c) Ucapan atas kelahiran atas anggota keluarganya.
d) Ucapan turut berduka cita (bela sungkawa) dalam hal ia mengalami musibah.
e) Ucapan selamat hari-hari raya keagamaan mereka (Hari raya idul fitri, Hari natal dan tahun
baru, hari waisak).
5) Dalam hal-hal tertentu mereka dapat dikumpulkan untuk diberikan informasi, penerangan
atau penyuluhan tentang suatu masalah hal yang dianggap perlu.
6) Tawarkan atau berikan bantuan kepada mereka terutama apabila diketahui mereka
memerlukan bantuan Polisi.
d. Laporan
Laporkan kegiatan pembinaan, berisi :
1) Hasil inventaris
2) Tempat dan waktu pelaksananan pembinaan
3) Bentuk dan kegiatan pembinaan
4) Sasaran pembinaan (siapa dan berapa jumlahnya)
5) Kesan dan hasil yang dicapai
Satuan Binmas
Pembinaan masyarakat adalah segala upaya yang meliputi komunikasi, konsultasi, penyuluhan,
penerangan, pembinaan, pengembangan dan berbagai kegiatan lainnya dalam rangka
memberdayakan segenap potensi masyarakat guna menunjang keberhasilan tujuan terwujudnya
keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.
a. Pencurian Ternak;
b. Pencurian pada waktu terjadi kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau gempa laut, gunung meletus,
kapal karam, kapal tedampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahay perang;
c. Pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah atau di pekarangan tertutup yang ada rumahnya,
yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tanpa diketahui atau tanpa dikehendaki oleh yang berhak;
d. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;
e. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk dapat mengambil barang yang
hendak dicuri itu, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak
kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.
(2) Bila pencurian tersebut dalam nomor 3o disertai dengan salah satu hal dalam nomor 4o dan 5o, maka
perbuatan itu diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Penjelasan :
1. Pencurian dalam pasal ini dinamakan pencurian dengan pemberatan atau pencurian dengan kwalifikasi
dan diancam dengan hukuman yang lebih berat. Pencurian dengan pemberatan itu adalah pencurian
biasa (pasal 362) disertai dengan salah satu keadaan seperti berikut ;
a. bila barang yang dicuri itu adalah hewan yaitu semua macam binatang yang memamah biak (kerbau,
sapi, kambing dan lain sebagainya),binatang yang berkuku satu (kuda, keledai) dan babi. Anjing ,ayam,
bebek, angsa tidak termasuk disini karena tidak memamah biak dan tidak berkuku Satu
b. bila pencurian itu dilakukan pada waktu ada kejadian macam malapetaka , karena pada waktu
semacam itu orang-orang semua ribut dan barang-barang dalam keadaan tidak terjaga
c. apabila pencuria itu dilakukan pada waktu malam, dalam rumah atau pekarangan tertutup yang ada
dalam rumahnya ,,pekarangan tertutup’’ suatu pekarangan yang sekelilingnya ada tanda-tanda batas
yang kelihatan nyata seperti selokan, pagar bambu, pagr hidup, pagar kawat dll. Disini pencuri itu harus
betul-betul masuk kedalam rumah, dan melakukan pencurian disitu
d. apabila pencurian itu, dilakukan dua orang atau lebih. Supaya masuk disini, maka dua orang atau lebih
itu semua harus bertindak sebagai pembuat atau turut melakukan (pasal 55), bukan misalnya yang satu
sebagai pembuat (pasal 55) sedang yang lain hanya membantu saja (pasal 560)
e. apabila dalam pencurian itu, pencuri masuk ketempat kejahatan atau mencapai barang yang dicurinya
dengan jalan membongkar, memecah dll “Membongkar’’= merusak barang yang agak besar, misalnya
membongkar pintu jendela. Disini harus ada barang yang rusak, putus atau pecah. Pencuri yang
mengangkat pintu daru engselnya, sedang engsel itu tidak ada kerudakan sama sekali, tidak masuk
pengertian ,,membongkar’’. “Memecah’’= merusak barang yang agak kecil, misalnya memecah peti
kecil, memecah kaca jendela dll.
a. Si tersalah masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar dll, ini berarti bahwa
pembongkaran yang dilakukan itu, untuk masuk ketempat tersebut, jadi bukan untuk keluar atau
keperluan lain-lainnya. Misalnya seorang pencuri yang waktu sore masuk kedalam rumah orang dengan
melalui pintu yang sedang terbuka, lalu bersembunyi dalam rumah itu dan kemudian setelah malam
buta sedang orang yang punya tidur nyenyak, pencuri tersebut keluar dari sembunyinya, mengambil
barang dari dalam rumah itu, dan untuk dapat keluar dari dalam rumah tersebut ,,membongkar ‘’ pintu
rumah, maka peristiwa itu tidak masuk dalam golongan ini, oleh karena pembongkaran itu untuk
,,keluar’’ dan bukan untuk masuk kedalam tempat kejahatan
b. Si tersalah mencapai barang yang dicurinya’’ dengan jalan membongkar dll, mencapai artinya
memasukan kedalam kekuasaannya. Misalnya seorang mencopet uang didalam saku dengan
menggunting saku itu, atau pencuri uang dalam lemari atau peti besi didalam rumah dengan merusak
lemari atau peti tersebut. Akan tetapi menurut arrest hoge raad 27 januari 1896, mencopet arloji denga
menarik rantai arloji itu sampai putus atau mencuri hewan denga memotong tali ikatan hewan itu, tidak
masuk ,,membongkar’’ atau ,,memecah’’.