Anda di halaman 1dari 20

Pembinaan Sistem Keamanan Lingkungan Pemukiman

Pembinaan Terpadu Sistem Keamanan Lingkungan selanjutnya disingkat dengan Binsiskamling


adalah segala usaha dan kegiatan secara bersama antara aparat Keamanan, aparat Pemerintahan
lainnya, unsur-unsur swasta dan dengan warga masyarakat pada umumnya, yang berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian serta pedoman bagi
penyelenggaraan Sikamling yang diarahkan pada terwujudnya keadaan yang aman, tertib dan
tentram dalam suatu lingkungan.

Lingkungan Pemukiman adalah kawasan dimana sekelompok atau golongan warga masyarakat
menetapkan dan atau betempat tinggal.

Tujuan Penyelengaraan pengamanan lingkungan pemukiman adalah tercapainya kondisi


lingkungan pemukiman yang sehat dan kemantapan ketahanan lingkungan pemukiman dibidang
Kamtibmas yang ditandai ciri-ciri:
a. Norma-norma agama, hukum dan adat dihayati serta ditaati dan diamalkan dengan baik oleh
masyarakat.
b. Adanya mentalitas masyarakat yang mampu menjadi daya tangkai terhadap setiap ancaman,
gangguan dan hambatan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
c. Kepekaan masyarakat terhadap masalah-masalah Kamtibmas yang terjadi lingkungan disertai
response profesional sesuai norma-norma yang berlaku.
d. Masyarakat dapat menikmati rasa bebas dari gangguan maupun ancaman, rasa dilindungi dan
rasa ketentraman lahiriah dan batiniah sehingga masyarakat dapat melaksanaan segala kegiatan
usahanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan (Tata Tentram Karta Raharja).
e. Masyarakat dapat berperan aktif sesuai peran dan fungsunya masing-masing dalam
mengimplementasikan sistem Kamtibmas swakarsa dilingkungannya yang mencakup Informasi
maupun peng-Identifiksiksian masalah-masalah Kamtibmas yang terjadi dilingkungannya dan
paya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menyelesaikan melalui forum kemitraan Polisi
Masyarakat maupun kegiatan-kegiatan sistem keamanan Lingkungan (Siskamling).

Oleh sebab itu, dengan maraknya aksi teror bom di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, diharapkan peran serta masyarakat dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban
agar tetap kondusif yang dimulai dari keamanan lingkungan pemukiman masing-masing.

Cara Pengamanan Lingkungan Pemukiman secara fisik


1) Cara pengamanan lingkungan pemukimanfisik dimulai dengan pengamanan diri pribadi,
pengamanan keluarga/rumah tangga dan pengamanan lingkungan Pemukiman.
2) Cara pengamanan diri pribadi secara pribadi fisik
a) Kewaspadaan diwaktu meninggalkan rumah (tidak membawa barang-barang berharga, parkir
kendaraan pada tempatnya dan sebagainya ).
b) Kewaspadaan menerima tamu yang tidak dikenal
c) Kewaspadaan terhadap penggunaan alat-alat masak, listrik/api atau bahan bakar lainnya.
3) Cara pengamanan keluarga/rumah tinggal
a) Kewaspadaan seperti diuraikan diatas
b) Pemasangan lampu penerangan yang cukup
c) Pemasangan pagar secara baik dan tepat ( kokoh, kuat, dan tidak menutup pandangan dari luar (
dalam rumah ).
d) Pemasangan kunci-kunci
e) Bila mau meninggalkan rumah dalam keadaan kosong, lebih baik dititipkan kepada
keluarga/tetangga terdekat yang dapat dipercaya.
f) Memelihara anjing penjaga
g) Dan sebagainya.
4) Cara pengamanan fisik Lingkungan Pemukiman
a) Keberhasilan pengamanan fisik Lingkungan Pemukiman dipengaruhi oleh kepekaan dan rasa
gotong royong ( kebersaman ) antar sesama warga masyarakat.
b) Mengaktifkan pelaksanan ronda kampung, penjagaan tempat-tempat tertentu misalnya : gudang,
bangunan-bangunan serta selalu berupaya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan warga
masyarakat dalam biadang Kamtibmas.

Cara-cara pendekatan kepada masyarakat


Cara-cara pendekatan kepada masyarakat dalam rangka menanamkan pengertian, kesadaran
kemampuan untuk melakukan Siskamling, dilakukan sebagai berikut :
1) Kenalkan dirimu dan tugasmu secara lengka[ dan jelas menurut tata krama yang berlaku pada
masyarakat.
2) Berikan informasi yang jelas da jujur tentag arti, makna, maksud dan tujuan Siskamling (
Pemukiman ) dan kemungkinan yang terjadi apabila sistem pengamanan lingkungan tidak
dilaksanakan secara baik.
3) Berikan dorongan kepada warga masyakarat dengan contoh tauladan yang baik dan bangkitkan
harapan-harapannya agar dapat masyarakat mau, mengamankan kepentingannya sendiri dan
kepentingan orang lain dalam rangka kepentingan bersama bagi suatu kehidupan yang aman
tertib dan sejahtera.
4) Sadarkan masyarakat agar mereka mau melakukan hal-hal yang baik dan positif bagi
kepentingan keamanan dan ketertiban dirinya dan lingkungan sosialnya.
5) Berikan bimbingan dan penyuluhan secara teratur kepada warga masyarakat tentang cara-cara
mereka menanggulangi permasalahan yang dihadapinya, tentang cara-cara membina kerukunan
hidup bermasyarakat, tentang cara-cara menghindari dan mengambil tindakan-tindakan pertama
terhadap kasus-kasus kejahatan.
6) Didik dam latihkan masyarakat agar memperoleh penghayatan, pengetahuan yang lebih luas dan
kemampuan atau keterampilan yang memadai untuk mencegah dan menangulangi kejahatan
serta gangguan Kamtibmas lainnya terhadap dirinya dan lingkungannya.
7) Lakukan pengaturan dengan cara-cara yang baik apabila hal itu diperlukan sebagai kelanjutan
dari cara-cara pendekatan yang disebutkan diatas.
Instruksi atau perintah yang dikeluarkan harus tegas dan berwibawa tidak mengundang unsur-
unsur pemenuhan kepentingan pribadi atau kepentingan suatu golongan. Agar tidak disalah
tafsirkan sebaiknya instruksi itu dibuat secara tertulis dengan bahasa dan susunan kalimat yang
mudah dimengerti oleh yang bersangkutan.

Pengamanan fisik lingkungan type Desa


1) Untuk type perkampungan biasa dapat digunakan ronda kampung dengan perlengkapan-
perlengkapan pos tetap, pos keliling atau pos bergilir ( rumah-rumah tertentu dijadikan pos
secara bergilir ) dengan alat-alat antara lain :
a) Kentongan
b) Hewan ( anjing kampung, angsa )
c) Perlengkapan perorangan ( senter, kentongan, sempritan, borgol dan jas hujan )
d) Lampu jaga
2) Untuk type perkampungan yang penduduknya jarang , dapat digunakan pengamanan mandiri /
masing-masing dengan aklat bantu :
a) Kentongan
b) Hewan
c) Perlengkapan perorangan yang sesuai kebutuhan
3) Untuk type perkampungan nelayan, dapat digunakan rronda kampung terbatas dengan tenag-
tenaga remaja/pemuda dan wanita dinatu oleh sejumlah kecil nelayan laki-laki dewasa yang
pengaturannya turun ke laut memperoleh jaminan tepat dario mejikannya atau dari masyarakat
nelayan, dengan perlengkapan pos tetap, pos keliling, atau pos bergilir dengan alat-alat bantu
antara alin :
a) Kentongan
b) Hewan
c) Perlengkapan perorangan ( senter, kentongan, sempritan, borgol dan jas hujan )
d) Lampu jaga
Khusus untuk pengamanan di laut dilakukan dengan Patroli oleh warga nelayan dibantu oleh
Polri atau TNI setempat dengan pengamanan keselamatan para nelayan dan benda peralatan
nelayan.
4) Untuk Sub Urban/ Transisi
a) Dapat menggunakan ronda kampung dengan perlengkapan-perlengkapan seperti type desa seperti
tersebut diatas
b) Untuk wilayah tertentu yang sistem pemukilamnya merupakan komplek-komplek dapat
digunakan Kamra dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang tanggung jawab serta
jaminannya oleh penanunggung jawab kawasana pemukimanb tersebut
c) Selain pemilik-pemilik tersebut dapat saja menggunakan penjaga malam ( centeng ). Dengan
terlebih dahulu memperoleh ijin dari Pajabat Kepolisian terdekat.
5) Type Kota
a) Untuk kawasan bentuk kampung dalam kota dapat digunakan ronda kampung sdengan
menggunakan peralatam-peralatan seperti disebutkan diatas ( Type perkampungan biasa ).
b) Untuk bentuk Real estate, kawasan perumahan baru, rumah susun dan komplek-komplek
perumahan dapt digunakan unsur-usur satpam dengan penugasan yang terorganisir dengan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan warga kawasan pemukiman tersebut,
misalnya : sisten radio, sigyal. Sirene atau Hewan.
c) Untuk penginapan sementara secara bergantian (Hotel, Losmen, Penginapan dan sejenisnya
dapat digunakan tenega-tenaga Satpam atau penjaga malam yang telah memperoleh ijin dari
pejabat Kepolisian terdekat, dengan perlengkapan-perlengkapan kebutuhan.

Koordinasi Pelaksanaan.
1) Kepolisian setempat (Babinkamtibmas Polsek). Merupakan inti Pembinaan dan karenanya
berkewajiban untuk mengkoordinasikan semua pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat formal dan
non formal bagi penyelenggara Siskamling.
2) Kedalam kesatuan Polri, atas nama Kapolsek, mengkoordinasikan peran-peran Intel, Samapta,
dan Reserse, dalam rangka Pembinaan kemampuan dan pengawasan serta pengendalian
pelaksanaan Siskamling yang dilakukan oleh masyarakat.
3) Aparat Pemerintah Daerah yang bersangkutan yang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku berkewajiban membantu kelancaran pengerahan kekuatan warga
masyarakat, pembiayaan dan pengadaan sarana/prasarana bagi penyelenggaraan Siskamling.
Aparat Teritorial TNI khususnya Babinsa sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
berhak dan wajib bersama-sama dengan Aparat Kepolisian melakukan berbagai usaha dalam
rangka kelancaraan dan kemanfaatan pelaksanaan Siskamling.
4) Forum LKMD berperan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang bersifat khusus pada
lingkungan desa yang bersangkutan, sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan Pemerintah
yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Siskamling, meliputi :
a) Penentuan cara-cara pengamanan yang tepat.
b) Pendanaan
c) Pengadaan sarana dan prasarana
d) Mekanisme pembinaan
e) Pengawasan dan pengendalian
g) Penyelesaian administrasi

Administrasi
1) Penyempurnaan administrasi kependudukan Sebagai bahan untuk pengaturan pengarahan
kekuatan masyarakat untuk melakukan tugas Siskamling dan penentuan objek-objek khusus
pengamanan.
2) Pendataan tentang jumlah menurut kondisinya untuk pengaturan objek-objek pengamanan.
3) Penyempurnaan administrasi keluar masuk tamu sebagai bahan pengawasan.
4) Penyempurnaan administrasi penyelenggaraan Siskamling.
a) Buku Penjagaan
b) Daftar jaga / Daftar Petugas ronda
c) Daftar Perlengkapan Infentaris/ ditempelkan pada dinding bagian dalam tiap pos/poskamling.
5) Peta dan lokasi kerawanan lingkungan yang bersangkutan.
Diposkan oleh Satuan Binmas Polres Pangkep at 7:21 PM

Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Pengertian
Bahaya Kebakaran adalah suatu musibah dari suatu peristiwa kebakaran baik karena perbuatan
tindak pidana (unsur sengaja atau karena kelalaian) maupun murni bukan perbuatan tindak
pidana.

Penggolongan
1) Kebakaran/pembakaran rumah atau kawasan tempat tinggal.
2) Kebakaran/pembakaran pusat perbelanjaan.
3) Kebakaran/pembakaran kantor/perkantoran.
4) Kebakaran/pembakaran Pabrik/kawasan pabrik.

Upaya BHABINKAMTIBMAS
1) Perhatikan lingkungan pemukiman, pusat-pusat perbelanjaan, kantor-kantor atau perusahaan dan
kawasan-kawasan perusahaan yang diperkirakan rawan untuk menjadi sasaran kebakaran atau
pembakaran.
2) Upaya Binmas diserahkan kepada peningkatan kewaspadaan warga masyarakat atas bahaya dan
pembakaran.
3) Untuk itu dianjurkan, memberi penerangan dan bimbingan kepada masyarakat untuk :
a) Menggunakan bahan-bahan bangunan yang tidak mudah terbakar.
b) Menggunakan peralatan-peralatan bangunan dan peralatan-peralatan penerangan rumah atau
bahan-bahan yang memenuhi mutu standar, selalu menyimpan alat pemadam kebakaran sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
c) Selalu berhati-hati dan waspada dalam menggunakan peralatan-peralatan listrik, peralatan-
peralatan dapur, teliti dalam menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar.
d) Menyediakan alat-alat tanda peringatan bahaya pada setiap rumah dan bangunan.
4) Untuk itu dilakukan kegiatan-kegiatan :
a) Tatap muka
b) Sambutan atau kunjungan
c) Ceramah-ceramah
d) Penerangan cara-cara pemadam kebakaran.
e) Latihan penanggulangan bahaya kebakaran
f) Penerangan dan penyuluhan lewat spanduk / brosur
Tindakan pada waktu kejadian
1) Segera hubungi Dinas Kebakaran terdekat (kalau ada) dan rumah sakit/puskesmas terdekat.
2) Amankan daerah kebakaran, cegah orang-orang yang tidak kepentingan memasuki derah
kebakaran.
3) Selamatkan orang-orang yang ada dalam bangunan terbakar kemudian selamatkan harta benda
yang ada dalam bangunan/lingkungan terbakar.
4) Gunakanlah alat-alat pemadam kebakaran.
5) Bila dalam kebakaran itu ada aliran listrik segera putuskan arus listrik dari luar dan hubungi
PLN.
6) Segera usahakan pertolongan pada korban/penderita luka-luka akibat kebakaran tersebut, panggil
ambulance, kirim kerumah sakit/puskesmas.
7) Para penghuni dan harta benda yang dapat diselamatkan supaya dikumpulkan dalam satu tempat
dan dijaga jangan sampai barang-barang hilang.
8) Kerahkan petugas keamanan lain seperti Satpam, Linmas untuk membantupenjagaan tersebut.
9) Segera berikan laporan kejadian kebakaran tersebut kepada pihak Kepolisian terdekat dan
instansi-instansi yang berkepentingan.
10) Setelah api mulai reda, usahakan agar TKP tetap tidak boleh dimasuki orang-orang yang tidak
berkepentingan termasuk pemilik rumah yang terbakar, agar tidak merusak bekas-bekas
(khususnya yang diduga sebagai tempat yang mula-mula menimbulkan api) sampai petugas ahli
datang.
11) Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terutama tentang sebab terjadinya kebakaran
guna kepentingan penyelidikan selanjutnya
12) Buat laporan tertulis atas kejadian kebakaran dan segala tindakan yang telah dikerjakan untuk
pihak atasan (formulir laporan kejadian). Pembuatan laporan tersebut melalui prosedur yang
telah ditetapkan.

Tips dan Trik Menghindari Bahaya Kejahatan Hipnotis

Ada berbagai macam para pelaku kriminalitas untuk melakukan aksinya.


Salah satunya dengan menggunakan Hipnotis atau Gendam. Untuk itu perlu
kita waspadai dengan cara mengetahui tips dan trik agar terhindar dari
kejahatan yang menggunakan hipnotis.
Hipnotis / Gendam adalah kejahatan penipuan menggunakan metode
hipnotis, yang dipercaya menggunakan ilmu hitam atau magic atau sihir.
Padahal secara teknis hipnotis/gendam merupakan salah satu atau
gabungan dari teknik shock induction , Ericksonian Hypnosis, dan Mind
Control (telepati, magnetism) dan termasuk dalam metode hypnosis modern
yang sudah dikenal di dunia barat.

Secara teknis, untuk menghindari kejahatan hipnotis sangatlah mudah.


Berikut ini tips untuk menghindari kejahatan gendam / hipnotis jalanan:

1. Percaya dan yakin sepenuhnya bahwa kejahatan hipnotis tidak akan mempan
kepada orang yang menolaknya, karena seluruh proses hipnotis adalah
proses “self hypnosis” (kita mensugesti diri sendiri) dimana rasa takut kita
dimanfaatkan oleh penggendam.

2. Curigalah pada orang yang baru anda kenal dan berusaha mendekati Anda,
karena seluruh proses hipnotis merupakan teknik komunikasi yang sangat
persuasif.

3. Waspadalah terhadap orang yang menepuk Anda dan hindari dari percakapan
yang mungkin terjadi. Ketika Anda fokus pada ucapannya, pada saat itulah
sugesti sedang dilontarkan. Segeralah pindah dari tempat itu dan alihkan
perhatian Anda ketempat lain.

4. Sibukkan pikiran Anda dan jangan biarkan pikiran kosong pada saat anda
sedang sendirian di tempat umum, karena pada saat pikiran kosong /
bengong, bawah sadar terbuka sangat lebar dan mudah untuk tersugesti.

5. Waspadalah terhadap rasa mengantuk, mual, pusing, atau dada terasa sesak
yang datang tiba-tiba secara tidak wajar, karena kemungkinan saat itu ada
seseorang yang berusaha melakukan telepathic forcing kepada Anda. Segera
niatkan untuk membuang seluruh energi negatif tersebut kebumi, cukup
dengan cara visualisasi dan berdoa menurut agama dan keyakinan Anda.

6. Bila ada orang yang memiliki kebiasaan “latah” usahakan agar kalau
bepergian ditemani oleh orang lain, karena latah adalah suatu kebiasaan
membuka bawah sadar untuk mengikuti perintah. Usahakanlah untuk
menghilangkan kebiasaan latah tersebut.

7. Hati-hati terhadap beberapa orang yang tiba-tiba mengerumuni Anda tanpa


suatu hal yang jelas dan pergilah ketempat yang ramai atau laporkan
kepada petugas keamanan. Kadang penggendam melakukan hipnotis secara
berkelompok, seolah-olah saling tidak mengenal.

8. Jika Anda mulai merasa memasuki suatu kesadaran yang berbeda, segeralah
perintahkan diri Anda agar sadar dan normal kembali, dengan meniatkan,
“Saya sadar dan normal sepenuhnya! ” Dan Andapun akan sadar dan normal
kembali.

Semoga Anda terhindar dari kejahatan hipnotis / gendam yang dilakukan


oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Pengertian
Bahaya Kebakaran adalah suatu musibah dari suatu peristiwa kebakaran baik karena perbuatan
tindak pidana (unsur sengaja atau karena kelalaian) maupun murni bukan perbuatan tindak
pidana.

Penggolongan
1) Kebakaran/pembakaran rumah atau kawasan tempat tinggal.
2) Kebakaran/pembakaran pusat perbelanjaan.
3) Kebakaran/pembakaran kantor/perkantoran.
4) Kebakaran/pembakaran Pabrik/kawasan pabrik.

Upaya BHABINKAMTIBMAS
1) Perhatikan lingkungan pemukiman, pusat-pusat perbelanjaan, kantor-kantor atau perusahaan dan
kawasan-kawasan perusahaan yang diperkirakan rawan untuk menjadi sasaran kebakaran atau
pembakaran.
2) Upaya Binmas diserahkan kepada peningkatan kewaspadaan warga masyarakat atas bahaya dan
pembakaran.
3) Untuk itu dianjurkan, memberi penerangan dan bimbingan kepada masyarakat untuk :
a) Menggunakan bahan-bahan bangunan yang tidak mudah terbakar.
b) Menggunakan peralatan-peralatan bangunan dan peralatan-peralatan penerangan rumah atau
bahan-bahan yang memenuhi mutu standar, selalu menyimpan alat pemadam kebakaran sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
c) Selalu berhati-hati dan waspada dalam menggunakan peralatan-peralatan listrik, peralatan-
peralatan dapur, teliti dalam menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar.
d) Menyediakan alat-alat tanda peringatan bahaya pada setiap rumah dan bangunan.
4) Untuk itu dilakukan kegiatan-kegiatan :
a) Tatap muka
b) Sambutan atau kunjungan
c) Ceramah-ceramah
d) Penerangan cara-cara pemadam kebakaran.
e) Latihan penanggulangan bahaya kebakaran
f) Penerangan dan penyuluhan lewat spanduk / brosur

Tindakan pada waktu kejadian


1) Segera hubungi Dinas Kebakaran terdekat (kalau ada) dan rumah sakit/puskesmas terdekat.
2) Amankan daerah kebakaran, cegah orang-orang yang tidak kepentingan memasuki derah
kebakaran.
3) Selamatkan orang-orang yang ada dalam bangunan terbakar kemudian selamatkan harta benda
yang ada dalam bangunan/lingkungan terbakar.
4) Gunakanlah alat-alat pemadam kebakaran.
5) Bila dalam kebakaran itu ada aliran listrik segera putuskan arus listrik dari luar dan hubungi
PLN.
6) Segera usahakan pertolongan pada korban/penderita luka-luka akibat kebakaran tersebut, panggil
ambulance, kirim kerumah sakit/puskesmas.
7) Para penghuni dan harta benda yang dapat diselamatkan supaya dikumpulkan dalam satu tempat
dan dijaga jangan sampai barang-barang hilang.
8) Kerahkan petugas keamanan lain seperti Satpam, Linmas untuk membantupenjagaan tersebut.
9) Segera berikan laporan kejadian kebakaran tersebut kepada pihak Kepolisian terdekat dan
instansi-instansi yang berkepentingan.
10) Setelah api mulai reda, usahakan agar TKP tetap tidak boleh dimasuki orang-orang yang tidak
berkepentingan termasuk pemilik rumah yang terbakar, agar tidak merusak bekas-bekas
(khususnya yang diduga sebagai tempat yang mula-mula menimbulkan api) sampai petugas ahli
datang.
11) Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terutama tentang sebab terjadinya kebakaran
guna kepentingan penyelidikan selanjutnya
12) Buat laporan tertulis atas kejadian kebakaran dan segala tindakan yang telah dikerjakan untuk
pihak atasan (formulir laporan kejadian). Pembuatan laporan tersebut melalui prosedur yang
telah ditetapkan.

Pembinaan Potensi Kamtibmas

1. Kelompok Remaja dan Pemuda


a. Pengertian, Maksud dan Tujuan
Pengertian kelompok remaja dan pemuda adalah kumpulan-kumpulan warga masyarakat yang
berusia muda yang tersebardalam berbagai bentuk.
Maksudnya adalah agar kelompok-kelompok remaja dan pemuda ini pengenal dan dekat dengan
Polri, mengenal dan menghayati masalah-masalah Kamtibmas yang menyangkut dirinya.
Tujuannya adalah agar kelompok-kelompok remaja dan pemuda terhindar dari perilaku-perilaku
menyimpang, terhindar sebagai korban kejahatan terutama yang menyangkut Kenakalan Remaja,
Narkotika, Minuman Keras, Kesusilaan dan pengaruh Subversi serta dapat ikut serta berperan
aktif dalam pembinaan Kamtibmas.

b. Bentuk dan jenis kelompok-kelompok remaja dan pemuda :


1) Pramuka Saka Bhayangkara
2) Karang Taruna
3) KBP 3 (Keluarga Besar Putra-Putri Polri)
4) Kelompok-kelompok kesenian, Olah raga, remaja mesjid, pemuda tani
5) K.N.P.I
6) A.M.P.I
7) Pelajar dan lain-lain

c. Tehnik/cara-cara pembinaanya
1) Cata semua kelompok-kelompok remaja dan pemuda, yang ada diwilayah Kelurahan/desa,
jenis kelompok dan kegiatan serta jumlah anggotanya.
2) Koordinasikan pembinaannya dengan instansi-instansi lain
3) Padukan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pembiayaannya pada program-program karang
taruna, program pembinaan pramuk, program KNPI dan program Pemerintah Daerah.
4) Utamakan pembinaan yang berkaitan langsung dengan masalah Kamtibmas sebab maslah-
masalah yang menyangkut bidang kesejahteraan, agama, kesinian, kebudayaan, olah raga, tenaga
kerja dan lain-lain, sudah diprogramkan oleh instansi-instansi yang berwenang.
5) Terapkan sejumlah kegiatan dan tehnik-tehnik kegiatan Bimmas yang disebutkan diatas
secara selektif menurut urutan kepentingannya misalnya :
a) Sering-sering melakukan tatap muka dengan mereka.
b) Sering melakukan sambang atau kunjungan tempat mereka berkumpul.
c) Sekali-kali berikan ceramah-ceramah kepada mereka tentang masalah-masalah tertentu yang
berkaitan dengan kepentingannya.
d) Untuk saat-saat tertentu lakukan peragaan bagi mereka tentang masalah-masalah tertentu
serta cara-cara tertentu ataupun penampilan-penampilan tertentu.
e) Lakukan simulasi untuk mereka tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingannya
dan tentang tugas-tugas yang diharapkan partisipasinya misalnya :
1) Simulasi siskamling bagi kelompok-kelompok remaja dan pemuda.
2) Maslah narkoba
3) Kenakalan remaja

d. Laporan
Laporkan setiap kegiatan, berisi :
1) Waktu dan tempat
2) Kelompok yang dibina dan jumlah anggota
3) Bentuk dan kegiatan pembinaan yang dilakukan
4) Kesan dan hasil-hasil yang dicapai
2. Pembinaan Potensi Keamanan Lingkungan
a. Pengertian, Maksud dan Tujuan.
Pengertian Potensi keamanan lingkungan adalah kelompok masyarakat atau perorangan yang
secara tradisional ataupun merupakan bentuk-bentuk baru yang mengemban fungsi pengamanan
dan penertiban dalam lingkungan kehidupan tempat tinggal, tempat kerja dan pertemuan-
pertemuan umum.
Maksudnya adalah agar potensi-potensi keamanan masyarakat itu mengenal dan menghayati
secara baik tugas-tugasnya.
Tujuannya adalah agar didalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut disertai dengan kesadaran
dan rasa tanggung jawab, serta keterampilan yang memadai sehingga berhasil guna dan berdaya
guna, bagi pengamanan lingkungannya.

b. Bentuk dan jenis potensi


1) Satuan pengamanan (Satpam) satuan kelompok petugas pengamanan swakarsa yang
dibentuk oleh instansi/proyek/badan usaha untuk melaksanakan pengamanan dalam rangka
menyelenggarakan keamanan swakarsa dilingkungan/kawasan kerjanya.
2) Perlindungan masyarakat (Linmas)
Ialah komponen masyarakat yang siap melaksanakan tugas-tugas batuan kepada Polri dalam
rangka pembinaan keamanan dan ketertiban dilingkungan masyarakat (lingkungan tempat
tinggal dan lingkungan tempat pertemuan umum).
3) Ronda kampung ialah kelompok-kelompok masyarakat tertentu yang dibentuk oleh
masyarakat setempat untuk melaksanakan tugas-tugas pengamanan Lingkungan Pemukiman.
4) Unsur-unsur keamanan masyarakat tradisional yang bersifat perorangan dan kelembagaan
seperti ;
a) Sistem Banjar di Bali (mirip ronda kampung)
b) Jogoboyo di Jawa (penjaga bahaya)
c) Kebayan (perangkat desa di jawa yang bertugas menjaga keamanan desa)
d) Centeng (penjaga rumah, Gudang atau Toko).

c. Tehnik/cara-cara pembinaanya
1) Catat semua kelompok masyarakat atau perorangan yang menjalankan tugas dan fungsi
pengamanan menurut bentuk dan jenisnya dan. Daerah tempat penugasannya.
2) Koordinasikan pembinaanya dengan unsur-unsur Polri lainnya (Samapta dan Reserse) serta
dengan instnasi-instansi lain yang berkepentingan bagi pengguna potensi tersebut.
3) Sering-sering melakukan tatap muka, Sambang (kunjungan) dengan atau kepada mereka
untuk membina hubungan baik, saling pengertian, memberi pengarahan, melakukan
pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugasnya.
4) Pada waktu-waktu tertentu unsur-unsur potensi keamanan itu dikumpulkan, untuk diberikan
ceramah dipertotonkan peragaan tentang tehnik-tehnik pengamanan dan setiap alat-alat yang
dipergunakan dalam melaksanakan tugas pengamanan.
5) Melaksanakan latihan-latihan baik yang bersifat pembentukan maupun yang bersifat
penyegaran secara berkala menurut kebutuhan.
6) Pada waktu-waktu tertentu (setahun sekali adakan perlombaan keterampilan pengamanan
unsur-unsur potensi keamanan masyarakat tersebut).
d. Laporan
Laporkan setiap kegiatan pembinaan tersebut, berisi :
1) Waktu dan tempat
2) Jenis kelompok yang dibina
3) Jenis kegiatan pembinaan
4) Kesan dan hasil dicapai

3. Pembinaan Alat-alat kapolisian Khusus


a. Pengertian, Maksud dan Tujuan
Pengertian alat-alat Kepolisian khusus adalah alat-alat/badan-badan sipil pemerintah yang oleh
atau atas kuasa Undang-undang diberi wewenang untuk melaksanakan tugas Kepolisian
dibidangnya masing-masing (Keputusan presiden Republik Indonesia nomor 372 tahun 1962).
Maksudnya adalah agar petugas langan alat-alat Kepolisian khusus dari instansi-instansi tertentu
dengan Polri (Polsek) terjalin hubungan dan kerjasama yang baik dalam rangka penegakan
hukum.
Tujuannya agar dalam pelaksanaan tugas penegakkan hukum tertentu merupakan kewenangan
alat-alat Kepolisian khusus dapat berjalan lancar dan dapat mencapai hasil yang optimal.

b. Bentuk dan jenisnya


Bentuk dan jenis alat-alat Kepolisian khusus beraneka ragam sesuai yang tercantum pada
ketentuan perundang-undangan antara lain :
1) Alat-alat Kepolisian khusus kehutanan
2) Alat-alat Kepolisian khusus cagar budaya
3) Alat-alat Kepolisian khusus TERA
4) Alat-alat Kepolisian khusus kebersihan
5) Alat-alat Kepolisian khusus pamong praja
6) Alat-alat Kapolisian khusus imigrasi
7) Alat-alat Kapolisian khusus bea & cukai
8) Alat-alat Kapolisian khusus kereta api.

c. Tehnik/cara-cara pembinaannya
1) Sering-sering mengadakan tatap muka dengan mereka dan melakukan sambang/kunjungan
kepadanya.
2) Dalam hal-hal tertentu dan bila dianggap perlu dapat dilakukan rapat-rapat koordinasi dan
bantuan latihan penyegaran.

d. Laporan
kegiatan pembinaan segera dilaporkan, berisi :
1) Waktu dan tempat
2) Unsur alat-alat Kepolisian khusus yang dibina
3) Bentuk/kegiatan pembinaan
4) Kesan dan hasil yang dicapai

4. Potensi Kamtib Lalu Lintas


a. Pengertian, Maksud dan Tujuan
Pengertian, Potensi Kamtib Lalu Lintas adalah golongan atau masyarakat yang menjual jasanya
atau melaksanakan fungsi-fungsi pengangkutan orang dan barang membantu Polisi dalam
pengaturan Lalu Lintas dan perpakiran.
Maksudnya adalah agar terbina hubungan baik antara Polri dengan golongan/kelompok-
kelompok masyarakat dan agar kelompok-kelompok masyarakat itu mentaati peraturan-peraturan
hukum lalu lintas jalan darat dan air. Serta berpartisipasi aktif dalam pembinaan ketertiban lalu
lintas, perlindungan dan pengamanan kendaraan dan penumpang.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketertiban lalu lintas jalan dan air, mengurangi korban
dan kecelakaan dan kerugian-kerugian atas sarana dan prasarana angkutan.

b. Bentuk dan jenisnya


Golongan dan kelompok-kelompok itu adalah :
1) Pemilik-pemilik kendaraan umum darat dan air
2) Pengemudi-pengemudi dikendaraan umum (Sopir taksi, sopir bus, Ojeg, Perahu, Sampan,
Rakit dan lain-lain).
3) Tukang/juru parkir
4) Banppol lantas

c. Tehnik/cara-cara pelaksanaan
1) Catat semua potensi Kamtib Lalu Lintas menurut wilayah tempat tinggalnya daerah
kegiatan/operasinya, kedudukannya dalam pelaksanaan tugas (pemilik, penyewa atau buruh)
2) Koordinasikan pembinaan potensi tersebut dengan unsur-unsur instansi diluat Polri.
3) Sering-sering mengadakan tatap muka dengan mereka, sambang/kunjungan ditempat-tempat
mereka berada atau ditempat-tempat berkumpul.
4) Pada waktu-waktu tertentu dapat dikumpulkan untuk diberikan ceramah dan peragaan untuk
memberikan informasi penerangan penyuluhan atau bimbingan pada mereka tentang :
a) Upaya menanggulangi kemacetan lalu lintas
b) Upaya mencegah pelanggaran lalu lintas
c) Upaya menanggulangi kecelakan lalu lintas
5) Latihan-latihan sesuai dengan kebutuhan dan jenis penugasannya atau jenis kegiatan
partisipasi yang digunakan oleh Polri/Polsek.
6) Dalam hal-hal tertentu berikan bantuan sesuai dengan kebutuhannya dalam batas-batas yang
dimungkinkan berdasarkan kemampuan Polsek.

d. Laporan
Laporkan kegiatan pembinaan, berisi :
1) Hasil inventaris
2) Tempat dan waktu pembinaan
3) Bentuk dan kegiatan pembinaan
4) Sasaran pembinaan (siapa dan berapa jumlahnya)
5) Kesan dan hasil yang dicapai

5. Pembinaan Tokoh-tokoh masyarakat


a. Pengertian, Maksud dan Tujuan
Pengertian tokoh masyarakat adalah orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat baik
karena jabatannya maupun karena kedudukan sosialnya maupun karena keharusannya
(kewibawaan, daya tarik dan dihormati serta peranannya dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan)
Maksudnya adalah agar antar Polri dengan tokoh-tokoh masyarakat terjadi hubungan baik dan
mau membantu Polri didalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Tujuannya adalah agar pengaruh tokoh-tokoh masyarakat ini dapat dimanfaatkan secara baik
bagi kepentingan pembinaan kesadaran Hukum dan pengembangan partisipasinya masyarkat
dalam rangka Binkamtibmas.

b. Bentuk dan jenisnya


Tokoh-tokoh masyarakat digolongkan 2 bentuk yaitu :
1) Tokoh masyarakat formal yaitu pimpinan-pimpinan masyarakat yang secara resmi diangkat,
diberi tugas dan wewenang oleh pemerintah untuk mengemban suatu tugas dimasyarakat,
misalnya :
a) Camat
b) Lurah
c) Danramil
d) Bintara-bintara desa (teritorial)
e) Kepala-kepala sekolah
f) Unsur-unsur Instansi Pemerintah yang ada di Kecamatan (jupen, penyuluh pertanian dan
sebagainya)
2) Tokoh-tokoh masyarakat non-formal, yaitu pimpinan masyarakat yang ditunjuk atau dipilih
atau dipercayai oleh warga untuk mengemban suatu tugas dalam bidang-bidang kemasyarakatan,
agama, budaya, keamanan, kepemudaan, kewanitaan dan lain-lain.
a) PKK
b) Pemuda & Remaja
c) Tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh adat
d) Ketua-ketua perkumpulan organisasi olah raga, kesenian dan organisasi sosial lainnya.
e) Ketua Kelompok Pembina Lingkungan hidup
f) Pekerja-pekerja sosial lainnya
g) Dan Lain-lain.

c. Tehnik/cara-cara pelaksanaan
1) Catat/Inventarisir tokoh/tokoh masyarakat tersebut lengkap dengan identitasnya menurut
daerah tempat tinggalnya dan bidang kegiatannya.
2) Koordinasikan pembinaan dengan unsur-unsur Polsek lainnya dan dengan instansi-instansi
diluar Polri.
3) Sering-sering mengadakan tatap muka dengan mereka, sambang/kunjungan kepada mereka.
4) Sampaikan/kirimkan ucapan-ucapan selamat dalam rangka hari-hari bersejarah bagi mereka
misalnya :
a) Ucapan selamat ulang tahun
b) Ucapan pernikahan selamat bahagia dalam hal dia melakukan pernikahan atau menikahkan
lagi keluarganya.
c) Ucapan atas kelahiran atas anggota keluarganya.
d) Ucapan turut berduka cita (bela sungkawa) dalam hal ia mengalami musibah.
e) Ucapan selamat hari-hari raya keagamaan mereka (Hari raya idul fitri, Hari natal dan tahun
baru, hari waisak).
5) Dalam hal-hal tertentu mereka dapat dikumpulkan untuk diberikan informasi, penerangan
atau penyuluhan tentang suatu masalah hal yang dianggap perlu.
6) Tawarkan atau berikan bantuan kepada mereka terutama apabila diketahui mereka
memerlukan bantuan Polisi.

d. Laporan
Laporkan kegiatan pembinaan, berisi :
1) Hasil inventaris
2) Tempat dan waktu pelaksananan pembinaan
3) Bentuk dan kegiatan pembinaan
4) Sasaran pembinaan (siapa dan berapa jumlahnya)
5) Kesan dan hasil yang dicapai

Kemampuan Operasional Bhabinkamtibmas

Jenis – jenis kegiatan pembinaan masyarakat yang dilaksanakan (Kemampuan


Operasional Bhabinkamtibmas).

a. Melaksanakan Pembinaan Sistem Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Swakarsa :

1) Pembinaan Sistem Kamtibmas Swakarsa :

a) Melaksanakan Pembinaan Sistem Keamanan Lingkungan Pemukiman dengan sasaran :


(1) Individu/perorangan.
(2) Warga ( rukun warga/tetangga )
(3) Staf Kelurahan / Kades / Dewan Kelurahan / Dewan Pertimbangan Desa ( DPD )
(4) Keluarga
(5) Anggota Keamanan Lingkunga/Kamling.
b) Melaksanakan Pembinaan Sistem Keamanan Lingkungan Kerja dengan Sasaran :
(1) Karyawan
(2) Pimpinan Lingkungan Kerja
(3) Anggota Satuan Pengamanan
(4) Masyarakat sekitar.
c) Melaksanakan Pembinaan Sistem Keamanan Lingkungan Pendidikan dengan sasaran :
(1) Siswa/Mahasiswa
(2) Guru/Dosen
(3) Karyawan Sekolah/Perguruan Tinggi
(4) Anggota Satuan Pengamanan
(5) Anggota Pramuka dan Patroli Keamanan Sekolah / PKS.
d) Melaksanakan Pembinaan Sistem Keamanan Lingkungan Organisasi Massa/Organisasi
Politik/Lembaga Swadaya masyarakat dengan Sasaran:
(1) Pimpinan/Tokoh
(2) Anggota/Simpatisan
(3) Anggota satuan Tugas Pengamanan
2) Pembinaan Satuan Pengamanan.
a) Menjalankan hubungan timbal balik dengan anggot-anggota satuan Pengamanan Setempat.
b) Membantu Polres dalam pemeliharaan ketrampilan Satuan Pengamanan dengan berpedoman
pada petunjuk-petunjuk Pembinaan Satpam.
c) Membantu Satuan Pengamanan bila diperlukan, baik Satuan Pengamanan kawasan umum
maupun Satuan Pengamanan Kawasan Proyek.
b. Melaksanakan Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas) dengan melakukan upaya :
1) Pembinaan Potensi Masyarakat
a) Melakukan pendataan tentang organisasi-organisasi sosial, organisasi – organisasi Profesi dan
kelompok-kelompok masyarakat dalam wilayahnya.
b) Menjalin hubungan baik (Public Relation) dengan Pimpinan/pengurus dan sebanyak mungkin
anggota-anggota dari organisasi atau kelompok-kelompok masyarakat baik formal maupun
nonformal.
c) Menjalin kerja sama dengam kekuatan masyarakat dalam rangka pemeliharaan Kamtibmas.
2) Pembinaan Ketertiban Sosial
a) Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi masalah-masalah/PMKS (Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial) di wilayahnya yang dapat menjurus pada situasi konflik ).
b) Melakukan pendekatan-pendekatan dan bimbingan terhadap tokoh-tokoh masyarakat dan
anggota-anggota masyarakata yang mempunyai sikap dam perilaku menyimpang/fanatik
(cenderung ekstrim kanan / ekstrim kiri), dalam rangka membantu Polres melakukan
pembinaan/penggalangan tokoh-tokoh atau kelompok masyarakat yang bersikap atau berperilaku
menyimpang/fanatik tersebut.
c) Bersama Pimpinan Daerah dan tokoh-tokoh masyarakat setempat melakukan pembinaan
terhadap eks Narapidana.
3) Rehabilitasi
a) Bersama-sama dengan Instansi setempat melakukan upaya rehabilitasi sosial akibat bencana
alam, pencemaran lingkungan.
b) Membantu instansi yang berwenang dalam melakukan penyelenggaraan berbagai proyek-proyek
rehabilitasi sosial maupun rehabilitasi lingkungan.
Misalnya : Rahabilitasi masalah tuna karya, tuna wisma, proyek pemasyarakat suku terasing,
reboisasi dan sebagainya.
c. Melaksanakan Pembinaan Remaja, Anak, Mahasiswa, Pelajar, dan Pemuda
1) Pembinaan Remaja Anak dan Pemuda
a) Mengumpulkan data tentang Remaja. Anak dan Pemuda termasuk organisasinya.
b) Bersama Instansi dan tokoh-tokoh Formal dan nonformal melakukan pemecahan masalah
kenakalan remaja.
c) Membina kelompok Remaja dam Pemuda yang ada di wilahnya melalui kegiatan-kegiatan sosial
( Karang Taruna, Pramuka, Olahraga, Kesenian dan Ke-Agamaan ).
2) Pembinaan Mahasiswa dan Pelajar
a) Melakukan pendtaan tentang Lembaga Pendidikan Palajar dan Mahasiswa, Pramuka, saka
Bhayangkara.
b) Menjalin hubungan timbal balik ( komunikasi Sosial ) dengan pimpinan-pimpinan Organisasi
Pelajar dan Mahasiswa.
c) Membantu Polres Malakukan Pembinaan terhadap Pelajar dan Mahasiswa.
d. Melaksanakan Pembinaan alat-alat Kepolisian Khusus
1) Membantu instansi yang berdasarkan Undang-undang atau atas kuasa Undang-undang
mempunyai wewenang Kepolisian Khusus dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari atau tugas-
tugas yang bersifat khusus, dalam penegakan Peraturan-Peraturan Khusus yang menjadi
wewenang instansi tersebut.
2) Membantu Polres dalam Operasi Kepolisian bersama Polsus yang dilaksanakan di wilayahnya.
e. Melaksanakan Pembinaan Hukum
Memberikan petunjuk dan bimbingan kepada masyarakat dalam pengurusan masalah – masalah
yang berkaitan dengan hukum dan penegakan hukum.
f. Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat, koordinasi dengan instansi terkait.
1) Masyarakat terorganisir
2) Masyarakat biasa
g. Membantu Pemda/Camat dalam pembinaan Wilayah yaitu ikut memasyarakatkan program-
program Pemerintahan antara lain :
1) Mensukseskan progran Keluarga Berencana
2) Memasyarakatkan olahraga dan mengolah-ragakan masyarakat.
3) Penertiban ojek dan angkutan umum
4) Dan lain sebagainya.

Satuan Binmas

Pembinaan masyarakat adalah segala upaya yang meliputi komunikasi, konsultasi, penyuluhan,
penerangan, pembinaan, pengembangan dan berbagai kegiatan lainnya dalam rangka
memberdayakan segenap potensi masyarakat guna menunjang keberhasilan tujuan terwujudnya
keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.

Satuan Binmas bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan


penyuluhan masyarakat, pemberdayaan perpolisian masyarakat (Polmas), melaksanakan
koordinasi, pengawasan, dan pembinaan terhadap bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa (Pam
Swakarsa), kepolisian Khusus (polsus), serta kegiatan kerjasama dengan organisasi, lembaga,
instansi, dan/atau tokoh masyarakat guna peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat
terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta terpeliharanya keamanan
dan ketertiban masyarakat.

 Satbinmas dipimpin oleh KASATBINMAS yang bertanggung jawab kepada Kapolres,


dan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di bawah kendali Wakapolres.

 Satbinmas dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :

1. Urusan Pembinaan Operasional (Urbinopsnal), yang bertugas melakukan pembinaan


administrasi di bidang operasional kegiatan pembinaan keamanan, ketertiban masyarakat,
pam swkarsa dan Polmas serta melaksanakan anev atas pelaksanaan tugas pembinaan
masyarakat di lingkungan Polres.
2. Urusan Administrasi dan Ketatausahaan (Urmintu), yang bertugas
menyelenggarakan kegiatan administrasi dan ketatausahaan.
3. Unit Pembinaan Perpolisian Masyarakat (Unitbinpolmas), yang bertugas membina
dan mengembangkan kemampuan peran serta masyarakat melalui Polmas dalam rangka
penyelesaian masalah-masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
4. Unit Pembinaan Ketertiban Masyarakat (Unitbintibmas), yang bertugas melakukan
pembinaan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen masyarakat antara lain
remaja, pemuda, wanita, dan anak.
5. Unit Pembinaan Keamanan Swakarsa (Unitbinkamsa), yang bertugas melakukan
pembinaan dan mengembangkan bentuk-bentuk pamswakarsa dalam rangka
meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta melakukan pembinaan teknis, pengkoordinasian dan
pengawasan Polsus dan Satpam

Senin, 04 April 2011

Pasal 363 KUHP

(1) Diancam dengan Pidana paling lama tujuh tahun:

a. Pencurian Ternak;

b. Pencurian pada waktu terjadi kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau gempa laut, gunung meletus,
kapal karam, kapal tedampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahay perang;

c. Pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah atau di pekarangan tertutup yang ada rumahnya,
yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tanpa diketahui atau tanpa dikehendaki oleh yang berhak;

d. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;

e. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk dapat mengambil barang yang
hendak dicuri itu, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak
kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

(2) Bila pencurian tersebut dalam nomor 3o disertai dengan salah satu hal dalam nomor 4o dan 5o, maka
perbuatan itu diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Penjelasan :
1. Pencurian dalam pasal ini dinamakan pencurian dengan pemberatan atau pencurian dengan kwalifikasi
dan diancam dengan hukuman yang lebih berat. Pencurian dengan pemberatan itu adalah pencurian
biasa (pasal 362) disertai dengan salah satu keadaan seperti berikut ;

a. bila barang yang dicuri itu adalah hewan yaitu semua macam binatang yang memamah biak (kerbau,
sapi, kambing dan lain sebagainya),binatang yang berkuku satu (kuda, keledai) dan babi. Anjing ,ayam,
bebek, angsa tidak termasuk disini karena tidak memamah biak dan tidak berkuku Satu

b. bila pencurian itu dilakukan pada waktu ada kejadian macam malapetaka , karena pada waktu
semacam itu orang-orang semua ribut dan barang-barang dalam keadaan tidak terjaga

c. apabila pencuria itu dilakukan pada waktu malam, dalam rumah atau pekarangan tertutup yang ada
dalam rumahnya ,,pekarangan tertutup’’ suatu pekarangan yang sekelilingnya ada tanda-tanda batas
yang kelihatan nyata seperti selokan, pagar bambu, pagr hidup, pagar kawat dll. Disini pencuri itu harus
betul-betul masuk kedalam rumah, dan melakukan pencurian disitu

d. apabila pencurian itu, dilakukan dua orang atau lebih. Supaya masuk disini, maka dua orang atau lebih
itu semua harus bertindak sebagai pembuat atau turut melakukan (pasal 55), bukan misalnya yang satu
sebagai pembuat (pasal 55) sedang yang lain hanya membantu saja (pasal 560)

e. apabila dalam pencurian itu, pencuri masuk ketempat kejahatan atau mencapai barang yang dicurinya
dengan jalan membongkar, memecah dll “Membongkar’’= merusak barang yang agak besar, misalnya
membongkar pintu jendela. Disini harus ada barang yang rusak, putus atau pecah. Pencuri yang
mengangkat pintu daru engselnya, sedang engsel itu tidak ada kerudakan sama sekali, tidak masuk
pengertian ,,membongkar’’. “Memecah’’= merusak barang yang agak kecil, misalnya memecah peti
kecil, memecah kaca jendela dll.

2. Dalam pasal 363 sub 5 dikatakan

a. Si tersalah masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar dll, ini berarti bahwa
pembongkaran yang dilakukan itu, untuk masuk ketempat tersebut, jadi bukan untuk keluar atau
keperluan lain-lainnya. Misalnya seorang pencuri yang waktu sore masuk kedalam rumah orang dengan
melalui pintu yang sedang terbuka, lalu bersembunyi dalam rumah itu dan kemudian setelah malam
buta sedang orang yang punya tidur nyenyak, pencuri tersebut keluar dari sembunyinya, mengambil
barang dari dalam rumah itu, dan untuk dapat keluar dari dalam rumah tersebut ,,membongkar ‘’ pintu
rumah, maka peristiwa itu tidak masuk dalam golongan ini, oleh karena pembongkaran itu untuk
,,keluar’’ dan bukan untuk masuk kedalam tempat kejahatan

b. Si tersalah mencapai barang yang dicurinya’’ dengan jalan membongkar dll, mencapai artinya
memasukan kedalam kekuasaannya. Misalnya seorang mencopet uang didalam saku dengan
menggunting saku itu, atau pencuri uang dalam lemari atau peti besi didalam rumah dengan merusak
lemari atau peti tersebut. Akan tetapi menurut arrest hoge raad 27 januari 1896, mencopet arloji denga
menarik rantai arloji itu sampai putus atau mencuri hewan denga memotong tali ikatan hewan itu, tidak
masuk ,,membongkar’’ atau ,,memecah’’.

Anda mungkin juga menyukai