PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun 2010 diperkirakan 48% aliran FDI akan menuju Negara berkembang.
murah dalam upaya untuk mengurangi biaya produksi, penggunaan bahan baku
dekat dengan sumbernya dan sebagainya. Sementara bagi Negara tempat investasi
(host country), kehadiran investor asing dalam bentuk FDI memberikan beberapa
1
Upaya-upaya untuk menarik investor asing telah membuahkan hasil berupa
masuknya investor asing dalam jumlah yang cukup signifikan yang diharapkan
pajak. Banyak perusahaan asing yang tidak membayar pajak secara benar dalam
jangka waktu lama karena selalu melaporkan rugi dalam SPT PPh Wajib Pajak
pajak, sehingga penerimaan negara dari sektor perpajakan tidak sesuai dengan
B. RumusanMasalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianTreaty Shopping
atau tax treaty adalah untuk menghindari terjadinya pajak berganda antara 2 (dua)
negara. Akan tetapi, dalam praktiknya tax treaty mengakibatkan masalah baru,
salah satunya adalah penyalahgunaan manfaat tax treaty melalui skema treaty
shopping.
dilakukan oleh wajib pajak suatu negara yang tidak memiliki tax treaty dan
“the use of a tax treaty by a person who is not resident in neither of the treaty
countries, usually through the use of a conduit entity resident in one of the
countries”.
3
Dengan kata lain, bahwa treaty shopping dapat diartikan sebagai
penggunaan tax treaty oleh orang yang bukan resident (subjek pajak dalam
negeri) dari kedua negara mitra tax treaty, biasanya melalui pembentukan
perusahaan cangkang (conduit) di salah satu negara mitra tax treaty tersebut
shopping dapat digambarkan sebagai upaya dari wajib pajak yang sebenarnya
bukan wajib pajak dalam negeri dari negara yang mempunyai tax treaty dengan
sebenarnya tidak berhak untuk mendapatkan fasilitas tax treaty dari suatu negara,
Tujuan dari treaty shopping dalam konteks tax traty Indonesia agar
penghasilan yang berasal dari Indonesia itu dapat menikmati fasilitas yang
4
Badan hukum baru yang didirikan dengan tujuan semata-mata untuk menyalurkan
tidak sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya tax treaty, yaitu untuk
pajak, meskipun tujuan dari tax treaty pada hakekatnya adalah untuk mencegah
negara yang tidak memiliki tax treaty mendirikan anak perusahaan di negara yang
memiliki tax treaty dan melakukan kegiatan investasinya melalui anak perusahaan
tersebut, sehingga investor dapat menikmati tariff pajak rendah dan fasilitas-
dalam tax treaty (treaty benefit). Padahal treaty benefit hanya boleh dinikmati
oleh residen (subjek pajak dalam negeri) dari kedua negara yang mengikat
perajanjian. Untuk dapat memanfaatkan treaty benefit harus memenuhi dua syarat
(Mansury:1999):
5
perjanjian berupa Certificate of Residence yang diterbitkan oleh pejabat
diberlakukan dalam tax treaty antara India-US. Mahkamah Agung di India dalam
putusannya menyatakan bahwa jika otoritas pajak India ingin menyatakan bahwa
6
Indonesia, perjanjian penghindaran pajak berganda Indonesia saat ini hanya
memasukkan (renegosiasi) pasal tersebut dalam P3B yang masih berlaku saat ini
adalah sesuatu yang cukup sulit. Pasalnya, masa berlaku perjanjian penghindaran
kepentingan bersama dari dua negara yang mengadakan renegosiasi P3B tersebut.
dalam praktiknya. Adapun saat ini, upaya untuk memasukkan klasul tentang anti-
treaty abuse telah disarankan oleh OECD dan G20, dalamBase Erosion and Profit
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
disediakan oleh suatu perjanjian penghindaran pajak berganda, oleh subjek pajak
penghindaran pajak berganda yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan
berganda terdapat ketentuan tentang anti tax avoidance. Disamping itu, banyak
negara juga membuat suatu ketentuan tentang anti tax avoidance terhadap treaty
8
DAFTAR PUSTAKA