Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

TEKNIK OPTIMASI

DI SUSUN OLEH :
NAMA : PITRI HANDAYANI
NIM : 2015020127

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


UNIVERSITAS ISLAM BATIK
SURAKARTA
2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan
karunia-Nya karenanya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar. Makalah yang berjudul “ Teknik Optimasi “ dalam mata perkuliahan
Ekonomi Manejerial.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Manejerial. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya,
penyusun selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak. dan
tak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dr.Supawi
Pawenang,SE,MM selaku Dosen di mata kuliah ekonomi manajemen dan semua
pihak yang sudah mendukung hingga terselesainya makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Surakarta, 27 Desember 2017

( Pitri Handayani )

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1 . ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisam .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Alternatif Untuk Meningkatkan Laba .. .......................................... 3
2.2 Teknik Optimal Laba ...................................................................... 4
2.3 Analisis Optimasi ........................................................................... 6
2.4 Teknik Optimasi . ........................................................................... 7
2.5 Peralatan Manajemen Baru untuk Optimasi ................................... 11
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 12
DAFTAR PUSAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya (manusia, modal, metode, material,
mesin, jiwa kewirausahaan) untuk melakukan suatu usaha (baik itu produksi,
perdagangan, atau jasa) dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba dari
usahanya tersebut
Laba sangat penting bagi perusahaan karena laba merupakan pintu masuk
untuk terealisasinya maksimasasi peningkatan nilai perusahaan dan laba
mempunyai peran yang sangat penting yaitu laba sebagai sumber pembiayaan
seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, perluasan produk, perluasan
pasar dan sebagainya.
Dari sinilah seorang manejer harus membuat suatu pengambilan keputusan
yang terbaik dari berbagai alternatif solusi terhadap suatu masalah. Manejer
menggunkan alat ekonomi untuk membantu dalam proses pengambilan
keputusan yang tetap yaitu dengan menggunakan teknik optimasi.
Optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi
(nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk
mengoptimalkan sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat
sesusatu secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah cara meningkatkan Laba suatu perusahaan ?
2. Kapan laba atau keuntungan itu mencapai titik optimal ?
3. Apa saja macam-macam teknik optimasi ekonomi untuk menghitung laba ?
4. Apa saja Peralatan Manajemen Baru untuk Optimisasi ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami cara meningkatkan laba suatu
perusahaan.
2. Untuk mengetahui dan memahami laba mencapai titik optimal.
3. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam teknik optimasi.
4. Untuk mengetahui dan memahami peralatan manajemen baru untuk
optimisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Alternatif ntuk meningkatkan laba


1. TR ditingkatkan dan menjaga TC dalam kondisi tetap.
Artinya hasil penjualan harus diperbanyak. Untuk meningkatkan hasil
penjualan tersebut, maka dapat meningkatkan harga (P) atau meningkatkan
kuantitas (Q) atau kedua-duanya. Komposisinya dapat menjadi P
ditingkatkan sementara Q tetap, atau Q ditingkatkan sementara P tetap, atau
baik Q ataupun P dua-duanya dinaikkan.
2. TC diturunkan. Artinya, total pengeluaran diefisienkan yang dapat
dilakukan dengan pengefektifan penggunaan sumber daya.
3. memanfaatkan sumber daya seefektif mungkin atau memaksimalisasi
kapasitas. Ini terutama terkait dengan penggunaan biaya tetap (FC)
Jika penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya (mis: mesin) sesuai dengan
kapasitasnya maka akan efektif dan otomatis akan efisien.
Jika penggunaan sumberdaya melebihi kapasitas atau lebih rendah dari
kapasitas terpasang, maka akan menimbulkan ketidakefektifan dan
ketidakefisienan yang tentunya berkorelasi positif dengan biaya.
Pemakaian sumberdaya lebih kecil dari kapasitasnya akan menyebabkan
idlecapacity. Pemakaian melebihi kapasitas akan menimbulkan biaya-biaya
tambahan, biaya-biaya dampak, yang cenderung merugikan.
4. Menekan biaya variabel, dengan cara menghitung dengan cermat marginal
cost atas suatu produk yang dihasilkan. Marginal cost adalah biaya
tambahan akibat menghasilkan satu tambahan produk lagi.
MC = ΔP/ΔQ
Untuk mencari marginal cost, maka terkait dengan perhitungan biaya secara
keseluruhan, meliputi fixed cost (FC) dan variable cost (VC)

3
2.2 Titik Optimal Laba
Untuk menjelaskan titik optimal laba perusahaan, maka perlu untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan ekonomi ke dalam model yang biasa
digunakan dalam teori ekonomi, yaitu:
a. Model Matematika ( persamaan )
b. tabel
c. ataupun grafik
Tujuannya adalah untuk mempermudah penjelasan ( meliputi
penjelasan historik )
hubungan antara total revenue, total cost, dan profit :
Output Price Total Total Total
(Q) (P) Revenue Cost Keuntungan

(TR) (TC)

0 120 0 30 -30
1 100 100 80 20
2 90 180 120 60
3 50 240 150 90
4 70 280 175 105
5 60 300 195 105
6 50 300 220 80
7 40 280 280 20
8 30 240 310 -70
9 20 180 370 -190

Marginal Marginal Marginal


Revenue Cost Keuntungan
(MR) (MC) Mπ

100 50 50
80 40 40
60 30 30

4
40 25 15
20 20 0
0 25 -25
-20 40 -60
-40 50 -90
-60 60 -120

Average Average
cost profit
(AC) (Aπ)

- -
80.00 20.00
60.00 30.00
50.00 30.00
43.75 26.25
39.00 21.00
36.67 13.33
37.14 2.88
38.75 -8.75
41.11 -21.11

Penjelasan Tabel :
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada output produksi (Q)
sebanyak 4 unit dan 5 unit, ini terjadi MR sama dengan MC
Artinya, pada kondisi ini (MR=MC) diperoleh profit paling optimal. Ini
nampak dari penghitungan marginal profit (Mp) yang besarnya sama
dengan 0. Artinya, penambahan output produksi tidak menambah
keuntungan apapun. Argumen ini didukung oleh nilai total profit (Tp)
yang mencapai angka maksimal yaitu 105.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada kondisi MR=MC
maka terjadi keuntungan yang optimal.

5
2.3 Analisis Optimasi
Analisis optimasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses
perusahaan dalam menentukan tingkat output. yang mana memaksimalkan laba
total, dengan mempergunakan kurva penerimaan total dan biaya total dari bab
yang menentukan tahap analisis marjinal berikutnya yang merupakan perhatian
utama kita.
Optimasi Dengan Analisis Marijinal Sementara perusahaan
memaksimalkan laba yang ditentukan dengan kurva penerimaan total dan biaya
total. analisis marjinal, perusahaan memaksimumkan keuntungan bila
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal.
Analisis Marjinal merupakan salah satu konsep terpenting pada ekonomi
manajerial secara umum dan dalam analisa optimasi khususnya. Menurut
Menurut analisis marjinal, perusahaan memaksimumkan keuntungan bila
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal.
Contoh optimisasi :

6
Perusahaan memaksimumkan laba total pada Q = 3, dimana selisih positif
antar TR dan TC terbesar, MR = MC, dan fungs berada pada titik tertinggi.

2.4 Teknik Optimasi


Untuk menjawab pertanyaan berapa besarnya laba yang layak untuk
ditentukan oleh perusahaan
Teknik ini merupakan aplikasi dari teori ekonomi yang digunakan sebagai
ilmu pengambilan keputusan bagi manajer agar mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
Macam-macam Teknik Optimasi :
1. Optimasi dengan Kalkulus
Digunakan untuk:
 menentukan nilai maksimum atau minimum output produksi yang
dapat menciptakan laba maksimal. Caranya adalah menggunakan
turunan atau derivasi tingkat satu dari suatu fungsi,
 membedakan antara nilai maksimum dan minimum. Caranya adalah
dengan menggunakan turunan atau derivasi tingkat kedua.
Contoh :
Manajer suatu perusahaan ingin menghitung berapa laba
maksimal yang dapat dicapai. Untuk menentukan laba maksimum
tentu perlu menentukan berapa nilai revenue maksimum dan nilai
cost minimum. Misalnya suatu perusahaan mempunyai fungsi
permintaan
TR= 100Q – 10Q2 .
Caranya adalah menderivasi fungsi TR tersebut hingga nilai
derivasi atas fungsi tersebut sama dengan nol (0).
Jawab :
TR= 100Q – 10Q2  diserivasi menjadi
d (TR)
 100  20Q
d (Q)  turunan pertama karena syaratnya turunan
harus nol,

7
d (TR )
 0 maka :
d (Q)
0  100  20Q
20Q = 100
Q=5
Artinya, total penghasilan adalah 5 unit

Karena dihadapkan pada pertanyaan apakah laba sebesar 5 unit tersebut


merupakan nilai minimum atau maksimum, maka perlu mencari
jawabannya dengan meneruskan perhitungan hingga turunan kedua (second
derivative). Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa turunan kedua ini
berfungsi untuk membedakan antara nilai maksimum dan nilai minimum.
Jika, TR= 100Q – 10Q2 diturunkan I menjadi
à turunan I
maka perlu diturunkan lagi menjadi:
à turunan II
Ada ketentuan yang berkaitan dengan turunan kedua, yaitu jika nilai
turunannya bernilai positif (+) berarti nilai tersebut adalah nilai minimum.
Sebaliknya, jika nilai turunannya bernilai negatif (-) berarti nilai tersebut
adalah nilai maksimum. Karena nilai turunan kedua bertanda negatif (-20)
dan turunan pertamanya sebesar Q=5, maka berarti, atas fungsi tersebut laba
minimumnya berada pada 5 unit. Jika produksinya dikurangi hingga kurang
dari 5 unit maka perusahaan akan mengalami kerugian. Tentu saja produksi
harus ditentukan di atas 5 unit.
Contoh II
Jika fungsi TR = 45 Q – 0,5 Q2, Maka berapa tingkat labanya dapat
ditentukan, yaitu:
jadi, Q = 45
Artinya, laba maksimal berada pada nilai Q = 45. Dengan demikian,
jika perusahaan memproduksi melebihi 45 unit, perusahaan akan
mengalami laba yang semakin berkurang. Ini berarti berlaku law of
deminishing return.
Contoh lain: (dengan menggunakan fungsi marginal cost).
MC = 3Q2 –16Q + 57
jadi, Q = 2,66
Artinya, laba minimum dicapai pada Q = 2,66.

8
2. Optimisasi Multivariate ( Multivarite Optimization )
Optimisasi multivariate merupakan proses penentuan nilai
maksimum atau minimum atas suatu fungsi yang memiliki dua atau
lebih variabel. Langkah yang perlu ditempuh adalah terlebih dahulu
melakukan derivasi secara partial dan kemudian mengujinya dengan
melalui proses maksimisasi fungsi multivariabel. Oleh karena itu sering
disebut partial derivative.
Contoh-contoh yang di bahas di atas masih mengasumsikan variabel
dependen hanya dipengaruhi oleh satu variabel saja. Padahal dalam
realita, hubungan ekonomi seringkali menunjukkan bahwa satu variabel
dependen dapat dipengaruhi oleh dua variabel bebas sekaligus atau
bahkan lebih. Sebagai contoh, total revenue mungkin saja dipengaruhi
(atau fungsi dari) output dan advertising secara sekaligus. Total cost
dapat saja dipengaruhi oleh pengeluaran atas biaya tenaga kerja dan juga
kapital. Atau, total profit mungkin dipengaruhi oleh penjualan barang X
dan Y sekaligus.
Asumsi fungsi seperti itu penting sekali untuk menentukan efek
marginal pada variabel terikat. Efek marginal ini perlu diukur dengan
partial derivative. Yang disimbolkan dengan (untuk membedakan
dengan derivasi di atas yang disimbolkan dengan d). Pada partial
derivative ini yang diderivasikan adalah variabel terikat, bukan variabel
bebas.
Sebagai contoh, anggap saja total profit (π) merupakan fungsi dari
(dipengaruhi oleh komoditi X dan Y, yang dapat ditulis sebagai berikut:
π= f (X, Y) = 80X-2X2-XY-3Y2+100Y
untuk mendapat partial derivative dari π maka perlu diderifikasikan
dengan X (π/x) dan Y dianggap tetap.
Ini bertujuan untuk mengisolasi efek marjinal pada profit dari perubahan
jumlah penjualan komoditi X saja (makanya Y dianggap tetap).
Kemudian lakukan juga pengisolasian efek marginal profit atas Y.
Setelah tahapan itu selesai maka perlu dilanjutkan dengan
memaksimisasi atau meminimisasi fungsi multivariabel. Untuk
memaksimisasi atau meminimisasi fungsi multivariabel perlu masing-
masing partial derivative dipersamakan dengan nol (0) yang dilanjutkan
dengan mencari nilai masing-masing variabel.
π = 80X-2X2-XY-3Y2+100Y
=0
=0
disubstitusikan dengan model seperti ini:
80 - 4X – Y = 0
-X - 6Y + 100 = 0
agar nilai X dapat diketahui, maka persamaan yang atas dikalikan
dengan -6 menjadi:

9
-480 + 24X + 6 Y = 0
100 - X - 6Y = 0
-380 + 23 X =0
jadi X = 380/23 = 16,52. Nilai X ini disubstitusikan ke persamaan Y
hingga menjadi:
80 - 4(16,52)-Y = 0
jadi Y = 80 – 66.08 = 13,92
Dengan demikian, perusahaan akan mengalami profit maksimal ketika
menjual 16,52 unit komoditi X dan 13,92 unit komoditi Y. Besarnya
total maksimal profit dapat diketahui dengan mensubstitusikan nilai X
dan Y ke dalam persamaan profit.
π= 80(16,52) – 2(16,52)2- (16,52)(13,92) – 3(13,92)2 + 100(13,92)
π= 1.356,52
3. Optimisasi Terkendala (constrained optimization).
Dua teknik optimisasi yang telah di bahas di atas adalah menggunakan
asumsi tidak ada kendala. Padahal, dalam praktik manajerial sangat
mungkin untuk timbulnya kendala. Sehingga keinginan untuk
memaksimisasi profit juga tidak sesuai yang diharapkan. Kendala-
kendala tersebut dapat berupa terbatasnya kapasitas produksi, tidak
tersedianya tenaga terampil, kelangkaan bahan baku, adanya masalah
legal, konflik dengan lingkungan, dan sebagainya. Untuk menghitung
optimisasi profit dalam kondisi terkendala, maka dapat dilakukan
dengan menggunakan dua cara yaitu, dengan optimasi terkendala biasa
atau dengan metode lagrangian multiplier.
Misalnya, perusahaan ingin memaksimisasi profit dengan fungsi seperti
yang dibahas di atas
π= 80X-2X2-XY-3Y2+100Y
tetapi menghadapi kendala bahwa output komoditi X dan Y harus
berjumlah 12. Kalau ditulis dalam persamaan menjadi X+Y = 12
Menghadapi masalah seperti itu, maka perlu ditentukan dulu nilai salah
satu variabel, apakah X atau Y terlebih dulu. Anggap saja yang dicari
terlebih dulu adalah nilai X, maka:
X = 12-Y
Nilai ini kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan fungsi profit.
π= 80(12-Y)-2(12-Y)2-(12-Y)Y-3Y2+100Y
= 960 – 80Y – 2(144-24Y+Y2) – 12Y + Y2 – 3Y2 + 100Y
= 960 – 80Y – 288 + 48Y – 2Y2 – 12Y + Y2 – 3Y2 + 100Y
= -4Y2 + 56Y + 672
Untuk memaksimisasi fungsi profit terkendala di atas, maka hasil
tersebut diderivasi tingkat pertama, menjadi:
jadi nilai Y diketahui, yaitu Y = 7. Nilai Y ini di substitusikan ke dalam
kendala, sehingga nilai X diketahui, yaitu X = 5

10
X = 12 - 7 = 5. Artinya, perusahaan akan mengalami profit maksimum
ketika menjual komoditi X sebanyak 5 unit dan komoditi Y sebanyak 7
unit. Dengan demikian total profitnya akan dapat diketahui, yaitu:
π = 80(5) – 2(5)2 – (5)(7) – 3(7)2 + 100(7)
= 868
Apabila dibandingkan dengan kondisi tanpa kendala yang besarnya
mencapai 1.356,52, maka dengan kendala profitnya menjadi lebih kecil

2.5 Peralatan Manajemen Baru untuk Optimisasi


1. Benchmarking
Upaya mencari jalan bagaimana agar perusahaan dapat melakukan
operasional lebih baik melalui penginderaan perusahaan lain atau
mengkopy metode perusahaan lain, yang tentu saja bisa dilakukan
improvisasi yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Kata kunci: Komparasi, Adopsi, Improvisasi.
2. Total Quality Management
Upaya secara konstan untuk improvisasi pada ranah mutu produk dan
proses produksi. Upaya TQM dapat dilakukan melalui penerapan kerja tim
yang solid serta secara terus menerus melakukan pengawasan,
pengendalian, serta benchmarking.
3. Reenginering
Pendesainan ulang secara radikal seluruh proses perusahaan untuk meraih
keunggulan, kualitas, layanan, dan profitabilitas dengan cepat.
4. Learning Curve
Penganalisaan peningkatan pencapaian hasil secara kontinyu. Berdasarkan
tingkat pencapaian sebelumnya. Meningkatkan kepercayaan bahwa
keunggulan kompetitive dapat diperoleh melalui penguasaan informasi, dan
pembelajaran secara kontinyu.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan
atau laba yang tentu dapat dalam jangka waktu yang panjang dan dalam jumlah
sebanyak-banyaknya.
Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam rangka pencapaian laba
semaksimal mungkin sehingga di butuhkan alat bantu atau perlu melakukan
perhitungan yang tepat yang bisa disebut teknik optimisasi.
Teknik ini merupakan aplikasi dari teori ekonomi yang digunakan sebagai
ilmu pengambilan keputusan bagi manajer agar mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Macam-macam teknik optimasasi seperti Optimasi dengan
Kalkulus Optimisasi Multivariate dan Optimisasi Terkendala (constrained
optimization).

12
Daftar Pusaka
http://supawi-pawenang.blogspot.co.id/search/label/Ekonomi%20Manajerial

https://kamukitaaku.wordpress.com

http://gerryndr.blogspot.com/2013/11/optimasi-ekonomi.html

13

Anda mungkin juga menyukai