04 - 194cme-Pendekatan Klinis Dan Diagnosis Anemia
04 - 194cme-Pendekatan Klinis Dan Diagnosis Anemia
ABSTRA
K
Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit
atau jumlah sel darah merah. Anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada
wanita ( WHO). Anemia merupakan gejala dan tanda penyakit tertentu yang harus dicari penyebabnya agar dapat
diterapi dengan tepat. Anemia dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari 3 mekanisme independen yaitu berkurangnya
produksi sel darah merah, meningkatnya destruksi sel darah merah dan kehilangan darah. Gejala anemia disebabkan
karena berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan atau adanya hipovolemia. Berdasarkan pendekatan morfologi, anemia
diklasifikasikan menjadi anemia makrositik (mean corpuscular volume / MCV > 100 fL) , anemia mikrositik (MCV < 80 fL) dan
anemia normositik (MCV 80-100 fL) .Gejala klinis, parameter MCV, RDW (red cell distribution width), hitung retikulosit dan
morfologi apus darah tepi digunakan se- bagai petunjuk diagnosis penyebab anemia.
ABSTRA
CT
Anemia can be defined as reduction of one or more red blood cells parameter such as hemoglobin, hematocrit level or red
blood cells number. Anemia is characterized by hemoglobin level below 13 g% in men and below 12 g% in women (
WHO). Anemia can be caused by 1 or more of
3 independent mechanisms such as decreased red cells production, elevated red cells destruction or blood loss.
Symptoms of anemia are due to decreased tissue oxigen delivery or hypovolemia. Based on morphology approach,
anemia is classified as macrocytic anemia ( mean cor- puscular volume/MCV > 100 fL), microcytic anemia (MCV < 80
fL) and normocytic anemia ( MCV 80-100 fL). Clinical symptoms, MCV parameter, RDW ( red cell distribution width),
reticulocyte count and peripheral blood smear could be used to diagnose the etiology of anemia. Amaylia Oehadian.
Climical Approach and Diagnosis of Anemia.
Anemia yang
disebabkan perdarahan
akut berhubungan
dengan komplikasi
berkurang- nya volume
intraseluler dan
ekstraseluler. Keadaan
ini menimbulkan
gejala mudah lelah,
lassitude (tidak
bertenaga), dan kram
otot. Gejala dapat
berlanjut menjadi postural
dizzines, letargi, sinkop;
pada keadaan berat,
dapat terjadi hipotensi
persisten, syok, dan
kematian.1
Anemia
mikrositik
Anemia mikrositik merupakan
anemia de- ngan karakteristik sel
darah merah yang kecil (MCV
kurang dari 80 fL). Anemia
mikrositik biasanya disertai
penurunan hemoglobin da- lam
eritrosit. Dengan penurunan MCH (
mean concentration hemoglobin) dan
MCV, akan didapatkan
gambaran mikrositik hipokrom
pada apusan darah tepi.
Anemia
normositik
Anemia normositik adalah
anemia dengan MCV normal
(antara 80-100 fL). Keadaan ini
dapat disebabkan oleh1-3:
• Anemia pada penyakit
ginjal kronik.
• Sindrom anemia kardiorenal:
anemia, ga- gal jantung, dan
penyakit ginjal kronik.
• Anemia
hemolitik:
153 CDK-194/ vol. 39 no. 6,
th. 2012
giopati (purpura trombositopenia • Paparan zat kimia konjungtiva sebagai prediktor anemia bervariasi antara
trombotik, sindrom hemolitik uremik), dari pekerjaan atau 19-70% dan 70-100%.
infeksi (malaria), dan zat kimia (bisa ling- kungan. • ikterus: menunjukkan kemungkinan adanya
ular). • anemia hemolitik. Ikterus sering sulit dideteksi di
Penila ruangan dengan cahaya lampu artifisial. Pada
EVALUASI ian penelitian 62 tenaga medis, ik- terus ditemukan
PENDERITA status pada 58% penderita dengan bilirubin >2,5 mg/dL
Evaluasi penderita dengan anemia nutris
dan pada 68% penderita dengan bilirubin 3,1 mg/dL.
diarahkan untuk menjawab pertanyaan- i.
• penonjolan tulang frontoparietal, maksila
pertanyaan1: (facies rodent/chipmunk) pada talasemia.
• Apakah penderita mengalami P
• lidah licin (atrofi papil) pada anemia de- fisiensi
perdarah- an saat ini atau e
m Fe.
sebelumnya? • limfadenopati, hepatosplenomegali, nyeri tulang
e
• Apakah didapatkan adanya bukti (terutama di sternum); nyeri tulang dapat
r
pening- katan destruksi sel darah i disebabkan oleh adanya ekspansi ka- rena
merah (hemolisis)? k penyakit infiltratif (seperti pada leuke- mia mielositik
• Apakah terdapat supresi sumsum s kronik), lesi litik ( pada mieloma multipel atau
tulang? a metastasis kanker).
• Apakah terdapat defisiensi besi? a • petekhie, ekimosis, dan perdarahan lain.
Apakah penyebabnya? n • kuku rapuh, cekung (spoon nail) pada ane- mia
• Apakah terdapat defisiensi asam defisiensi Fe.
folat dan vitamin B12? Apakah f • Ulkus rekuren di kaki (penyakit sickle cell,
penyebabnya? i sferositosis herediter, anemia sideroblastik fa-
s milial).
Riwayat i • Infeksi rekuren karena neutropenia atau defisiensi
penyakit k
imun.
Beberapa komponen penting dalam Tujuan utamanya
riwayat penyakit yang berhubungan adalah menemukan
Pemeriksaan laboratorium
dengan anemia1: tanda keterlibatan
• Complete blood count (CBC)
• Riwayat atau kondisi medis organ atau
CBC terdiri dari pemeriksaan hemoglobin, he-
yang me- multisistem dan un-
matokrit, jumlah eritrosit, ukuran eritrosit, dan hitung
nyebabkan anemia (misalnya, tuk menilai beratnya
jumlah leukosit. Pada beberapa labo- ratorium,
melena pada penderita ulkus kondisi penderita.
pemeriksaan trombosit, hitung jenis, dan retikulosit
peptikum, artritis reumatoid, gagal harus ditambahkan dalam per- mintaan
ginjal). Pemeriksaan fisik
pemeriksaan (tidak rutin diperiksa). Pada banyak
• Waktu terjadinya anemia: baru, perlu
automated blood counter, didap- atkan parameter RDW
subakut, atau lifelong. Anemia yang memperhatikan1,4:
yang menggambarkan variasi ukuran sel.1
baru terjadi pada umumnya • adanya takikardia,
• Pemeriksaan morfologi apusan darah tepi Apusan
disebabkan penyakit yang didapat, dispnea, hipotensi
darah tepi harus dievaluasi de-ngan baik. Beberapa
sedangkan anemia yang berlangsung pos- tural.
kelainan darah tidak dapat di- deteksi dengan
lifelong, terutama dengan adanya • pucat: sensitivitas
automated blood counter.1
riwayat keluarga, pada umumnya dan spesifisitas
Sel darah merah berinti (normoblas)
merupakan kelainan heredi- ter untuk pucat pada
Pada keadaan normal, normoblas tidak
(hemoglobinopati, sferositosis telapak tangan, kuku,
ditemukan dalam sirkulasi. Normoblas dapat
herediter). wajah atau
ditemukan pada penderita dengan kelainan
• Etnis dan daerah asal penderita: hematologis (penyakit sickle cell, talasemia, anemia
talasemia dan hemoglobinopati hemolitik lain) atau merupakan bagian dari
terutama didapatkan pada penderita gambaran lekoeritroblastik pada pende-rita
dari Mediterania, Timur Te- ngah, dengan bone marrow replace- ment. Pada
Afrika sub-Sahara, dan Asia Tenggara. penderita tanpa kelainan he- matologis sebe-
• Obat-obatan. Obat-obatan harus lumnya, adanya normoblas dapat menunjukkan
dieva- luasi dengan rinci. Obat-obat adanya penyakit yang mengancam jiwa, seperti
tertentu, seperti alkohol, asam sepsis atau gagal jantung berat.1
asetilsalisilat, dan antiinflamasi
nonsteroid harus dievaluasi dengan
cermat.
• Riwayat
transfusi.
• Penyakit
hati.
• Pengobatan dengan
preparat Fe.
CDK-194/ vol. 39 no. 6, 153
th. 2012
sum tulang, hipersplenisme atau Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel darah merah (MCV ) dan RDW dapat dilihat pada tabel 2.
defisiensi Tabel 2 Klasifikasi anemia berdasarkan MCV dan RDW7
B12 atau asam
MCV Normal Peningkatan RDW
folat. RDW
Mikrositik Talasemia , anemia inflamasi, trait Defisiensi Fe, penyakit HbH, beberapa
Adanya leukositosis dapat (MCV <80 fL) hemoglobinopati kasus anemia inflamasi, beberapa
menunjukkan ada- nya infeksi, kasus talasemia, fragmentasi
inflamasi atau keganasan hema- Normositi Anemia inflamasi, sferositosis hemolisis
Awal atau partialy treated defisiensi Fe
tologi. Adanya kelainan tertentu pada k (MCV 80- herediter, trait hemoglobinopati, atau defisiensi vitamin, penyakit
hitung jenis dapat memberikan 100 fL) perdarahan akut sickle cell
petunjuk ke arah pe- nyakit tertentu1: Makrositik Anemia aplastik, mielodisplasia Defisiensi B12, folat, anemia
(MCV >100 fL) hemolitik autoimun, cold aglutinin
Peningkatan hitung neutrofil absolut
disease, penyakit tiroid, alkohol
pada infeksi
Peningkatan hitung monosit absolut
pada mielodisplasia Klasifikasi anemia makrositik berdasarkan hitung retikulosit dapat dilihat pada bagan 1.
Peningkatan eosinofil absolut pada
infeksi tertentu Anemia makrositik (MCV >
Penurunan nilai neutrofil absolut 100 fL)
setelah kemoterapi
Penurunan nilai limfosit absolut
pada in- feksi HIV atau pemberian
kortikosteroid
Hitung
Abnormalitas jumlah trombosit retikulosit
memberikan informasi penting untuk
diagnostik. Trombo- sitopenia
didapatkan pada beberapa keadaan Normal atau Meningkat
yang berhubungan dengan anemia, menurun
misalnya hipersplenisme, keterlibatan
keganasan pada sumsum tulang,
destruksi trombosit autoimun (idiopatik
atau karena obat), sepsis, defisiensi
folat atau B12. Peningkatan jumlah Makrositik berbentuk bulat, Anemia hemolitik, perdarahan,
trombosit dapat ditemukan pada tidak ada hipersegmentasi defisiensi B12 dan folat yang sedang
mendapat terapi
penyakit mielopro- liferatif, defisiensi
Fe, inflamasi, infeksi atau
keganasan. Perubahan morfologi
trombosit (trombosit raksasa, trombosit Pemeriksaan sumsum
tulang Perubahan
degranulasi) da- pat ditemukan pada megaloblastik
penyakit mieloproliferatif atau
mielodisplasia.1
• Non-megaloblastik: mielodisplasia,
Pansitopenia alkohol, obat, toksin, penyakit hati,
anemia aplastik Anemia
Pansitopenia merupakan kombinasi megaloblastik
anemia, trombositopenia dan (defisiensi folat dan
netropenia. Pansitopenia berat dapat B12)
ditemukan pada anemia aplastik,
defisiensi folat, vitamin B12, atau Bagan 1 Klasifikasi anemia makrositik berdasarkan hitung retikulosit7
keganasan hematologis (leukemia
akut). Pansitopenia ri- ngan dapat Klasifikasi anemia normositik atau makrositik dengan peningkatan hitung retikulosit
ditemukan pada penderita de- ngan dapat dilihat pada bagan 2.
splenomegali dan splenic trapping sel-sel
hematologis.1
Evaluasi adanya kehilangan darah
Penyebab anemia normositik normokrom tanpa peningkatan respons retikulosit Untuk membedakan anemia
dapat dilihat pada tabel 3. defisiensi Fe dengan anemia
Tabel 3 Anemia normokrom normositik tanpa peningkatan respons retikulosit7 inflamasi dapat dilihat pada bagan 4.
Gambaran morfologi apus darah Evaluas
tepi
Leukoeritroblastosis i
Proses mieloptisis: pemeriksaan sumsum tulang Indikasi pemeriksaan sumsum tulang
untuk space occupying lesion (metastasis tumor, pada penderita anemia7:
limfoma, mielofibrosis)
Leukosit abnormal
Leukemia, limfoma pemeriksaan sumsum tulang 1. Abnormalitas hitung sel darah
Rouleaux dan/atau morfologi darah tepi
Mieloma multipel: elektroforesis serum dan Sitopenia dengan penyebab tidak
urine, foto tulang (lesi litik), pemeriksaan diketa- hui
Tidak ada sel abnormal sumsum tulang
Leukositosis dengan penyebab tidak
Anemia inflamasi, anemia sideroblastik: evaluasi dike- tahui atau disertai leukosit
penyakit dasar, feritin, TIBC, saturasi transferin, abnormal
Sel teardrops atau
Klasifikasi anemia mikrositik dapat dilihat pada bagan 3.
leukoeritroblastosis
Pemeriksaan morfologi
(gambar 4 dan
apusan darah tepi, uji 5)
Coombs Rouleaux (gambar
6)
Tidak ada atau rendahnya respons
retiku- losit terhadap anemia
Rouleaux: peningkatan
globulin, penurunan
Evaluasi penyakit albumin
dasar
Talasemia B Analisis Hb
minor
Kadar
feritin
Elektroforesis
CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd Hb,
411 kadar 6/8/2012 2:33:29 PM
HbA2
Defisiensi Fe Pemeriksa aplastik, Pemeriksaan
an kegagalan iron binding
sumsum sumsum tulang capacity
tulang:
anemia
sideroblast
ik, anemia
Gambar 5 Sel teardrops
Feritin non-diagnostik
% saturasi transferin
Kemungkinan anemia
inflamasi
Tinggi 9- Rendah
(>15%) 15% (<9%) Gambar 6 Rouleaux
DAFTAR PUSTAKA
1. Schrier SL. Approach to the adult patient with anemia. January 2011. [cited 2011, June 9 ]. Available from: www.uptodate.com
2. Schrier SL. Approach to the diagnosis of hemolytic anemia in the adult. January 2011. [cited 2011, June 9 ]. Available from: www.uptodate.com
3. Tefferi A. Anemia in adults : A contemporary approach to diagnosis. Mayo Clin Proc. 2003;78:1274-80.
4. Mehta BC. Approach to a patient with anemia. Indian J Med Sci. 2004;58:26-9.
5. Karnath BM. Anemia in the adult patient. Hospital Physician 2004:32-6.
6. Schrier SL. Macrocytosis. January 2011. [cited 2011, June 9 ]. Available from: www.uptodate.com
7. Perkins S. Diagnosis of anemia. Sneek Peek Prac Diag of Hem Disorders, p : 3-16.