SARNITA (A1C414036)
ARMELIANAH (A1C414003)
A. Latar Belakang
makanan dan minuman saat ini sering ditemui. Bahan tambahan merupakan bahan
kualitas yang lebih baik. Bahan tambahan yang dikenal dengan zat adiktif pada
makanan atau minuman dapat berupa pewarna, penyedap rasa dan aroma,
(Wibowoutomo, 2008).
tambahan pangan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, yang hampir
atau tidak mempunyai nilai gizi. Kadar maksimum pengunaan siklamat untuk
jenis pangan dan minuman adalah 3 g/ kg berat bahan. Dari ketentuan diatas dapat
ppm), jadi dalam 1 g minuman serbuk instan harga ambang batas penggunaan
makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis. Rasa manis dihasilkan
oleh berbagai senyawa organik termasuk alkohol, glikol, gula dan turunan gula.
Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami dan
pemanis buatan (sintetis). Pada mulanya pemanis buatan diproduksi dengan tujuan
beragam produk, karena harganya yang lebih murah dan memiliki tingkat
kemanisan 30 kali dari gula. Pemanis buatan yang telah dikenal dan banyak
digunakan adalah sakarin dan siklamat. Pedagang kecil dan industri rumahan
berlebihan dan tanpa diimbangi dengan asupan gizi lainnya dapat menimbulkan
dalam takaran yang berlebih dapat menimbulkan efek samping yang merugikan
kesehatan manusia. Berdasarkan latar belakang ini maka penulis ingin mengetahui
C. Tujuan
A. Pemanis Buatan
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan
merupakan sumber kalori bagi tubuh. Rasa manis dapat dirasakan pada ujung
sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik
termasuk alkohol, glikol, gula dan turunan gula. (Handayani dan Agustina, 2015).
1. Berasal dari tanaman yaitu : gula tebu (sukrosa) yang diekstrak dari tebu
(Saccharum officinarum L.) dan gula bit (sukrosa) yang diekstrak dari Bit
(Beta vulgaris).
menyebabkan rasa manis pada pangan tetapi tidak memiliki nilai gizi.
banyak dipakai sebagai dasar pembuatan bahan pemanis sintetis seperti asam-
asam amino. Salah satu dipeptida seperti aspartam memiliki rasa manis
dengan mutu yang serupa dengan kelompok gula dan tidak memiliki rasa
pahit. Sedangkan pada sakarin dan siklamat menimbulkan rasa pahit yang
semakin terasa bila digunakan dalam jumlah banyak. Rasa pahit tersebut
kemanisan suatu bahan pemanis. Intensitas rasa manis berkaitan dengan nilai
relatif rasa manis yang sama maupun yang berbeda antara masing-masing
pemanis sintetis relatif terhadap sukrosa dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini:
pangan sehingga rasa manis yang timbul dapat meningkatkan kelezatan. Pada
pemanis sintetis seperti sakarin tidak dapat menimbulkan rasa nikmat dan
sakarin dan siklamat pada bahan pangan dapat menimbulkan rasa manis tanpa
pemanis pada pangan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
adalah sakarin, siklamat dan aspartame. Masih banyak pemanis sintetis yang
beredar dan digunakan sebagai pemanis dalam berbagai produk makanan dan
1. Sakarin
pada tahun 1897, digunakan sebagai antiseptik dan pengawet, namun sejak
biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, kalium, dan natrium sakarin.
Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Kombinasi
Intensitas rasa manis garam natrium sakarin cukup tinggi, yaitu kira-kira 200-
700 kali sukrosa 10 %. Di samping rasa manis, sakarin juga mempunyai rasa
pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintetis.
Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan
pelabelan pada produk pangan yang mengandung sakarin, dan 100 negara
berkisar antara 80 – 5.000 mg/kg produk. Saat ini, meskipun sakarin telah
Kesehatan RI No. 208 / Menkes / Per /IV/1985 tentang pemanis buatan dan
pangan dan minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan untuk
penderita penyakit diabetes mellitus kadar maksimum sakarin yang
a) Struktur Kimia
b) Sifat Kimia
Pemerian : Berupa serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau berbau
terhadap lakmus.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter,
larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol, mudah larut dalam
larutan amonia encer, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali
2. Siklamat
Sveda pada tahun 1937. Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan ke dalam
pangan dan minuman. Siklamat (C6H11NHSO3Na) umumnya dalam bentuk
kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan
pangan yang diproses dalam suhu tinggi misalnya pangan dalam kaleng.
Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rasanya enak (tanpa
kemih.
a) Struktur kimia
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,etanol, dan praktis tidak larut
3. Aspartam
tahun 1965, ketika mensintesis obat-obat untuk bisul atau borok. Aspartam
putih, sedikit larut dalam air, dan berasa manis. Aspartam tidak cocok untuk
memberikan suasana asam cukup besar. Rasa manisnya 150-200 x gula, hal
ini mengherankan karena baik L- aspartil maupun Lfenilalanin tidak ada yang
fenilalanin dalam darah. Oleh karena itu, pada label perlu dicantumkan
ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kerusakan otak dan pada akhirnya
sensitif. Penggunaan aspartam sesuai dengan petunjuk FDA dinilai aman bagi
wanita hamil. FDA menerbitkan ADI (Acceptable Daily Intake) atau batas
sachet gula meja pemanis untuk mencapai tingkat ADI. Sementara CAC
a) Struktur kimia
b) Sifat Fisika
putih
Kelarutan : Sedikit larut dalam air dan etanol
1. Sakarin
a) Analisis Kualitatif
larutan akan terbentuk 3 lapis, lapis pertama adalah sirup lapis ke dua adalah
b) Analisis Kuantitatif
al., 2015).
pisah.
perbandingan 9:1,
kemudian diuapkan.
2. Siklamat
a) Analisis Kualitatif
b) Analisis Kuantitatif
dikeringkan pada suhu 1050C selama 4 jam. Larutkan dengan air sampai
selama 2 jam memakai penangas air dan terlindung dari cahaya matahari.
ukur 250 mL. Sisa cuci dengan 40 mL air, masukkan kedalam labu ukur
absolut. Panaskan pada suhu 600C selama 2 jam memakai penangas air
maksimum siklamat.
3. Aspartam
a) Analisis Kualitatif.
tipis. Fase diam untuk penentuan aspartam adalah silica gel 60 GF 254,
(noda) dapat digunakan larutan ninhidrin 0,2 % dalam air yang dipanaskan
selama 30 menit dan larutan brom 1% dalam CCl4. Noda dilihat di bawah
lampu UV pada panjang gelombang 254 nm. Warna total coklat kemerahan
b) Analisis Kuantitatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. .
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Siti., Desto Arisandi., Deni Yunanto. 2015. Penetapan Kadar Sakarin
Minuman Ringan Gelas Plastik Yang Dijual Di Pasar Beringharjo,
Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Kimia, Industri Pangan.
Handayani, Tutut dan Agustina Anita. 2015. Penetapan Kadar Pemanis Buatan
(Nasiklamat) Pada Minuman Serbuk Instan Dengan Metode Alkalimetri.
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, Vol I ( 1)
Rasyid, Roslinda., Melly Yohana R., Mahyuddin. 2011. Analisis Pemanis Sintesis
Natrium Sakarin Dan Natrium Siklamat Dalam Teh Kemasan. Jurnal
Farmasi Higea, Vol. 3(1)
Setiawan, Egi. A. Moh. Nur I., Djukrana.W. 2016. Analisis Kandungan Zat
Pemanis Sakarin Dan Siklamat Pada Minuman Yang Di Perdagangkan Di
Sekolah Dasar Di Kelurahan Wua-Wua Kota Kendari. J. Sains dan
Teknologi Pangan. Vol. 1(1)
Yusuf, Yusnidar dan Fatimah Nisma. 2016. Analisa Pemanis Buatan (Sakarin,
Siklamat Dan Aspartam) Secara Kromatografi Lapis Tipis Pada Jamu
Gendong Kunyit Asam Di Wilayah Kelapa Dua Wetan Jakarta Timur.
Jurnal Lemlit UHAMKA.