Referat Delayed Speech
Referat Delayed Speech
Referat Delayed Speech
PENDAHULUAN
bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik.
orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak semakin
meningkat pesat.(1)
hampir dua kali lebih banyak daripada wanita. Menurut penelitian anak
bicara dan bahasa yang lebih tinggi daripada anak dengan riwayat sosial
bicara, bahasa dan gabungan keduanya pada anak usia prasekolah dan usia
1
anak usia 2 sampai 4,5 tahun adalah 5-8%, prevalensi keterlambatan
Medik RSCM tahun 2006, dari 1125 jumlah kunjungan pasien anak
B. Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fisiologi Bicara
rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan
pengeluaran suara.
bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif
3
Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42
B. Fisiologi Pendengaran
mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area
suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru, sedangkan bunyi
4
untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan
batang otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas
dan rangsang mana yang akan diterima otak. Rangsang tersebut ditangkap
girus Heschls, dimana sebagian besar signal yang diterima oleh girus ini
Proses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur
untuk pesan yang masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan
5
verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks motorik
Transmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar. Proses
C. Etiologi
hasa bilingual
6
b.Gangguan serius pada orang tua perkembangan bahasa
perkembangan bahasa
3. Masalah pendengaran
nen
nen
4.Perkembangan terlambat
5. Cacat bawaan
bicara
6. Kerusakan otak
tria
7
b. Kelainan sensorimotor b.Mempengaruhi kemampuan me
erti dispraksia
di sekolah
8
Penyebab Bahasa Bahasa Kemampuan Pola perkembangan
reseptif ekspresif pemecahan
masalah visuo-
motor
Keterlambatan Normal Kurang normal Normal Hanya ekspresif yang
fungsional terganggu
Gangguan Kurang Kurang normal normal Disosiasi
pendengaran normal
Redartasi mental Kurang Kurang normal Kurang normal Keterlambatan global
normal
Gangguan Kurang Kurang normal normal Disosiasi, deviansi
komunikasi sentral normal
Kesulitan belajar normal, Normal normal, Disosiasi
kurang kurang normal
normal
Autis Kurang normal, Tampaknya Deviansi, disosiasi
normal kurang normal normal, normal,
selalu lebih baik
dari bahasa
Mutisme elektif Normal Normal normal,
kurang normal
A. Pemeriksaan Penunjang
luar) sampai ke otak. Cara kerjanya dengan memberikan bunyik klik pada
hasilnya menyeluruh. Tes ini adalah tes paling umum dalam mendeteksi
gangguan pendengaran.
9
b. TES OAE (Oto Acoustic Emission).
Menguji kinerja alat pendengaran dari gendang sampai rumah siput tetapi
telinga. Tesnya juga tidak menyakitkan dan tidak memerlukan respon aktif
c. TES TYMPANOMETRI
menyakitkan, obyektif dan tidak perlu respon aktif dari pasien. Biasanya
d. TES AUDIOMETRI
* audiometri tutur
10
melalui sebuah headphone atau ear phone. Intensitas nada berangsur-
angsur dikurangi sampai ambang dengar, titik dimana suara terkecil yang
(direct to ear) ataupun speaker (free field test) dan meminta respon balik
dari pasien apakah bunyi terdengar atau tidak. Tesnya tidak menyakitkan
namun agak subyektif dan memerlukan respon aktif dari pasien. Cukup
pasien pada stimulus nada murni. Nilai ambang diukur dengan frkwensi
Bila terjadi air bone gap maka mengindikasikan adanya CHL. Turunnya
gangguan pendengaran.(8)
11
dari sejumlah kata-kata tertentu yang diberikan melalui headphone atau
pengeras suara free field. Kata-kata tersebut harus diulangi oleh orang
yang dites. Setelah selesai, persentase berapa kata yang dapat diulang
12
e. TES ASSR (Auditory Steady State Response).
otak. Cara kerjanya seperti BERA tapi yang diberikan adalah nada murni
dari pasien karena respon langsung dicatat oleh sensor yang menangkap
aktifitas otak. Tes ini tidak menyakitkan dan tidak memerlukan respon
aktif namun pasien harus diam dan tenang dalam waktu yang cukup
jika memang sulit, diminta untuk tetap tenang dan diam. Digunakan
diketahui penyebab gangguan bicara dan bahasa pada maka semakin cepat
stimulasi dan intervensi dapat dilakukan pada anak tersebut. Deteksi dini
gangguan bicara dan bahsa ini harus dilakukan oleh semua individu yang
terlibat dalam penanganan anak ini, mulai dari orang tua, keluarga, dokter
kandungan yang merawat sejak kehamilan dan dokter anak yang merawat
anak tersebut.(3)
13
Ada beberapa tahap bicara yang sebaiknya diperhatikan orangtua,
Usia Kemampuan
0-1 bulan Respons bayi saat mendengar suara dengan
dipanggil
6-9 bulan Babbling (mengucapkan satu suku kata), mengerti
pada saya"
13-15 bulan Perbendaharaan 4-7 kata, 20% bicara mulai
14
2-3 kata, mengerti 2 perintah sederhana sekaligus
3-4 tahun Kalimat dengan 3-6 kata ; bertanya, bercerita,
menghitung sampai 10
Untuk memudahkan orangtua ada beberapa tahap bicara yang dapat dijadikan
• Pada usia 6 bulan, bayi tidak melirik atau menoleh pada sumber suara
• Pada usia 15 bulan, anak tidak mengerti atau merespons terhadap kata
• Pada usia 24 bulan, anak tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian
15
BAB III
KESIMPULAN
1. Proses terjadinya bicara ada dua, yaitu proses sensoris dan motoris.
4. Deteksi dini delayed speech sangat penting agar stimulasi dan intervensi
16
DAFTAR PUSTAKA
17