Anda di halaman 1dari 12

“ Indeks dan Analisis Kewirausahaan ”

Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Kewirausahaan


Pengampu: Tjokorda Gde Raka Sukawati

KELOMPOK 2

Ketut Ita Diantari 1506305043

Pande Putu Biantari Darmayanti 1506305052

Ni Luh Ayounik Mahasabha 1506305057

Made Linda Lestari 1506305078

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
RahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Indeks dan Analisis
Kewirausahaan” dengan baik dan tepat waktu. Penulisan paper ini merupakan salah satu
tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kewirausahaan di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Penyusunan paper ini dapat terlaksana dengan
baik berkat kerja sama yang dimiliki seluruh anggota kelompok dua.
Dalam penyusunan paper ini, kami anggota kelompok dua selaku penulis menyadari
bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, dan tidak jauh dari kekurangan. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penulisan dan
penyusunan paper ini.
Sebagai akhir kata, kami harapkan bimbingan, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi penyempurnaan paper ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1.Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3.Tujuan...............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

2.1. Indeks Kewirausahaan.....................................................................................................2

2.2. Analisis Industri, Karir, dan Pekerjaan Wirausaha..........................................................2

2.3. Analisis SWOT Diri Sendiri............................................................................................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................................8

3.1.Kesimpulan.......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kapasitas untuk menemukan inovasi, memperkuat kerjasama jaringan dengan


konsumen dan memproduksi generasi baru dari produk dan pelayanan pada sebuah langkah
yang cepat akan menjadi penentu utama dari kesuksesan. Jenis lingkungan kompetitif ini
memberikan banyak kesempatan bagi para eksekutif wirausaha di perusahaan kecil yang
sedang berkembang. Menurut psikolog dan konsultan manajemen Harry Levinson, pengusaha
bekerja dengan intensitas pemikiran tunggal karena secara psikologis dipaksa untuk
melakukannya.
Peneliti lain berpendapat bahwa dengan tanpa menghiraukan jenis kelamin, perusahaan
seringkali menemui gangguan psikis yang serius. Penulis George Gilder menyatakan,
”Sungguh sulit menjadi pengusaha. Anda harus berkomitmen pada diri sendiri secara obsesif
pada suatu proyek yang mungkin akan gagal dan Anda harus siap menanggung gratifikasi dan
mengerjakan semua hal yang orang lain tidak ingin melakukan. Hal ini mungkin membuat
beberapa pengusaha sulit untuk memperjuangkannya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis dapat merumuskan


masalah sebagai berikut.
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Indeks Kewirausahaan?
1.2.2. Bagaimana Cara Menganalisis Industri, Karir, dan Pekerjaan Wirausaha?
1.2.3. Bagaimana Cara Menganalisis SWOT dalam diri Sendiri?

1.3.Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan paper ini adalah
sebagai berikut.
1.3.1. Untuk Mengetahui yang dimaksud dengan Indeks Kewirausahaan.
1.3.2. Untuk Mengetahui Cara Menganalisis Industri, Karir, dan Pekerjaan Wirausaha.
1.3.3. Untuk Mengetahui Cara Menganalisis SWOT dalam diri Sendiri.
1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Indeks Kewirausahaan

Dalam satu penelitiannya, B Subrahmanyeswari, K Veeraraghava Reddy dan B


Sudhakar Rao (2007; dalam entrepreneurical behavior of rural women farmers in dairying: a
multidimensional analysis. Livestock Research for Rural Development 19 (1) 2007); tingkat
kewirausahaan seseorang dapat diukur dengan 15 komponen yaitu :
1. Innovativeness, tingkat keinovatifan
2. Risk Orientation, seberapa jauh ia cukup berani menantang resiko
3. Decision making ability, kemampuan membuat keputusan
4. Achievment motivation, seberapa tingginya motivasi untuk mencapai
keberhasilan
5. Information seeking behavior, perilakunya atau seberapa kekeh usahanya
dalam mencari informasi
6. Knowledge of the enterprise, pengetahuannya tentang hal-hal berkaitan
tentang perusahaan
7. Utilization of assistance, seberapa cerdik ia memanfaatkan berbagai dukungan
yang ada, baik yang gratis maupun berbayar
8. Cosmopolitness, level kepekaan ia terhadap lingkungan, apakah ia cukup luas
atau sempit
9. Market orientation, orientasinya pada pasar
10. Result orientedness, orientasinya pada hasil
11. Managerial assistance
12. Ability to coordinate activities, kemampuan mengkoordinasikan berbagai
aktivitas
13. Leadership ability, kemampuan kepemimpinan
14. Self-confidence, level kepercayadirian
15. Scientific orientation, penghargaannya pada hal-hal yang bersifat keilmiahan,
bagaimanapun ilmu mendorong kemajuan dalam berbagai sisi kehidupan

2
2.2. Analisis Industri, Karir, dan Pekerjaan Wirausaha

Kata Karier berasal dari bahasa Belanda yaitu carriere yang berarti perkembangan dan
kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan
tertentu. Karier merupakan istilah yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia
sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang.
Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji
maupun uang.
Dalam hal ini jika dihubungkan dengan karir wirausaha berarti suatu perkembangan dan
kemajuan pada usaha atau pekerjaan seorang wirausaha. Bagaimana wirausaha dapat
bersaing secara efektif dalam beberapa tahun ke depan yang merupakan tantangan bagi
wirausahawan, mengingat era globalisasi yang terus meningkat dan persaingan yang terus
menguat baik dalam rangka mencari kerja atau membuat lapangan pekerjaan. Seorang
wirausaha harus benar-benar menjalani usahanya dengan ketulusan hati dilengkapi dengan
kerja keras dan memiliki tujuan yang jelas serta alternatif dan cara yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Seorang wirausaha harus memiliki mental yang kuat dan tahan banting atas
segala kejadian yang menimpa usahanya untuk terus meningkatkan karir usahanya.
Pada umumnya terdapat dua penyebab utama dari kegagalan bisnis adalah karena
sistem keuangan yang kurang baik dan sistem manajemen yang buruk. Namun Menurut
Zimmerer (dalam Suryana, 2003: 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha
gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman.
Kurang berpengalaman yaitu dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas
menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.

3
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha.
Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan
mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal
menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.

Untuk menghadapi persaingan yang semakin lama semakin meningkat maka hal
pertama yang perlu diperhatikan oleh seorang wirausaha ialah menguatkan sisi internal
perusahaan yaitu dengan pandai-pandai mengatur sistem keuangan dan menyiasati agar
sistem manajemen perusahaaan berjalan dengan baik. Selain itu, pertumbuhan yang terus
meningkat mengisyaratkan bahwa kompetisi di tahun selanjutnya akan didasarkan pada
waktu dan fleksibilitas. Kapasitas untuk menemukan inovasi, memperkuat kerjasama jaringan
dengan konsumen dan memproduksi generasi baru dari produk dan pelayanan pada sebuah
langkah yang cepat akan menjadi penentu utama dari kesuksesan.
Kesuksesan yang diraih oleh seorang wirausaha bukanlah sesuatu yang diperolehnya
dengan mudah. Perlu kerja keras dan kegigihan dalam meraihnya. Di bawah ini merupakan
beberapa tahap yang dialui oleh seorang wirausaha dalam menjalani karir kewirausahaannya
dan mencapai kesuksesan. Tahap-tahapnya yaitu:
1. Tahap Memulai.
Tahap ini merupakan tahap seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, yaitu diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin ataukah membuka usaha baru, melakukan
akuisisi, atau melakukan franchising. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan
dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa sesuai dengan minat dan
kemampuan yang dimiliki.

4
2. Tahap Melaksanakan Usaha.
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek pembiayaan, tenaga kerja, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, serta melakukan evaluasi.
3. Tahap Mempertahankan Usaha.
Tahap selanjutnya yaitu tahap wirausahawan melakukan analisis perkembangan
yang dicapai berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi.
4. Tahap Mengembangkan Usaha.
Pada tahap ini, jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan
yang mungkin diambil dan perlu dilakukan untuk meningkatkan karirnya dan
meraih kesuksesan.

Selain kerja keras dan kegigihan yang harus dimiliki oleh seoarang wirausaha, yang
perlu dimiliki oleh wirausaha yang ingin meniti karir agar mencapai kesuksesan yaitu harus
memiliki paradigma atau pola pikir yang baik. Alejandrino berkata setidaknya ada empat
paradigma yang dapat membuat seorang wirausaha menjadi sukses atau superior di tingkat
persaingan usaha yang semakin ketat.
1. Pertama, harus mampu memprediksi kemungkinan dimasa mendatang.
Seorang wirausaha itu harus sarat ide-ide, seolah hanya melihat peluang dan
kepuasan pelanggan. Sedangkan eksekutif, adalah seorang yang senantiasa
menyelesaikan masalah yang timbul di perusahaan.
2. Kedua, fleksibilitas dari sang wirausaha.
Seorang wirausaha harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja
maupun lingkungan usaha. Nah, hal ini diyakini akan membawa perusahaan untuk
terus bisa bertahan.
3. Ketiga, rule of the game yang dinamis.
Rule of the game harus dinamis dalam mengantisipasi berbagai macam
kemungkinan sebagai kemampuan mengubah aturan main. Hal ini berkaitan erat
dengan inovasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis.
4. Keempat, kemampuan melanjutkan perubahan.
Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan
atau bentuk yang telah ada sebelumnya. Inovasi yang dibuat dalam beberapa masa

5
ke depan akan selalu tertinggal. Kemampuan memperbaharui produk dan aturan
main inilah yang dapat membuat seorang wirausaha menjadi superior.

Menurut Alma Buchari, selain empat paradigma di atas, ada delapan sikap yang
menunjang usaha wirausaha menuju puncak karir berwirausahanya, yaitu terdiri atas:
1. Mau kerja keras (capacity for hard work)
2. Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
3. Penampilan yang baik (good appearance)
4. Yakin ( self-confidence )
5. Pandai membuat keputusan (making good decision)
6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. Ambisi untuk maju (ambition drive)
8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)
Untuk dapat terus meningkatkan perkembangan dan kemajuan usahanya, seorang
wirausaha setidaknya memiliki delapan sikap dan empat paradigma diatas. Delapan sikap dan
empat paradigma tersebut nantinya yang akan menuntun karir wirausaha agar terus
mengalami peningkatan dan mencapai puncak karir dalam berwirausaha.

2.3. Analisis SWOT Diri Sendiri

SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),


Opportunity (kesempatan) dan Threat (hambatan/ancaman). Analisis SWOT adalah sebuah
analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisis SWOT
digunakan untuk menghadapi segala ancaman dan hambatan di masa yang akan datang serta
untuk mempersiapkan diri dari berbagai perubahan sosial yang ada agar sesuai dengan
harapan dan cita-cita kita. Secara ilmiah analisis SWOT juga diartikan sebagai metode atau
cara untuk menggambarkan kondisi atau mengidentifikasi masalah berdasarkan
factor internal maupun faktor eksternal.
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi diri sendiri dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, di mana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportunities)

6
yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan
dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru. Sehingga analisis ini akan memberi manfaat untuk
membantu melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini sebagai dan juga
sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau
organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi

Penilaian terhadap diri sendiri.


1. Melankolis
Seseorang yang berorientasi pada kesempurnaan dan keteraturan. Ciri-ciri orang
dengan kecerdasan kepribadian. Melankolis ini antara lain adalah sikapnya yang
serius dan cenderung tertutup. Orang ini juga suka memperhatikan atau
menanyakan hal-hal yang detil. Secara penampilan, orang ini biasanya memakai
baju dengan model yang konservatif misalnya kemeja dan dasi dengan pola yang
teratur, misalnya kotak-kotak atau garis-garis teratur, dan sebagainya.
2. Introvert
Introvert adalah sebuah sifat dan karakter yang cenderung menyendiri. Pribadi yang
tertutup dan mengesampingkan kehidupan sosial yang terlalu acak. Introvert lebih
membutuhkan sebuah teh hangat dan berkumpul bersama beberapa teman dekat
saja daripada pergi ke tempat yang penuh dengan orang asing. Introvert membenci
basa-basi, oleh sebab itu mereka senang dengan perbincangan yang padat dan
bersifat informatif.
3. Mandiri
Mandiri adalah sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain.
Seorang yang menjalankan wirausaha harus mampu hidup mandiri tidak bergantung
dengan orang lain, mampu memberikan keputusan terhadap suatu masalah dalam
usahanya.

BAB III

PENUTUP

7
3.1.Kesimpulan

Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan
hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.Untuk membawa sebuah usaha pada
kesuksesan, seorang wirausaha harus memiliki beberapa syarat sebagaimana yang telah
tercantum dalam landasan teori.Wirausaha berperan penting dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan besarnya
usaha yang dijalankan.Setiap usaha memiliki rintangannya sendiri dan cara penyelesaian
yang berbeda. Seorang wirausaha harus memiliki jiwa wirausaha yang kuat sehingga
perencanaan hingga pelaksanaan usaha dapat terlaksana dengan baik dan usaha dapat
berkembang.Menyeimbangkan antara dunia dan akhirat sehingga terhindar dari hal-hal kotor
seperti korupsi.Berwirausaha tidak harus dengan modal keuangan yang besar.Modal yang
dibutuhkan adalah semangat, ketekunan, dan keikhlasan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Zimmerer, Thomas W. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usah Kecil Edisi 5. Jaakarta:
Salemba Empat.

Alma, Buchari. 2000. Kewirausahaan. Jakarta: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai