Anda di halaman 1dari 7

1 PENUNTUN PRAKTIKUM HISTOLOGI

1. Epitel selapis gepeng Sediaan : Ginjal Pewarnaan : PAS No. preparat : G – 70 epitel
selapis gepeng pada lamina parietalis kapsula Bowman di ginjal (kiri) dan endotel pada
pembuluh darah (kanan).

2. Epitel selapis kuboid Sediaan : plexus choredus (di otak) dan Glandula thyroidea
Pewarnaan : HE No. preparat : P-90 dan Epitel selapis kuboid disekeliling folikel pada
glandula thyroid

3. Epitel selapis silindris Sediaan : Vesica fellea Pewarnaan : H.E. No. preparat : 208 Epitel
selapis silindris dengan microvilli pada vesica fellea dan duodenum.

4. Epitel berlapis gepeng tidak bertanduk Sediaan : oesophagus Pewarnaan : H.E. No.
preparat : 48

5. Epitel silindris bertingkat / epitel silindris berlapis semu

6. Epitel transitional

5 EPITEL KELENJAR

1. Kelenjar merokrin Sediaan : Kulit tebal Pewarnaan : H.E No. Preparat : 108

2. Kelenjar apokrin Sediaan : Kulit axilla Pewarnaan : H.E. No.Preparat :6

3. Kelenjar holokrin Sediaan : Folikel rambut, Pewarnaan : H.E. No. preparat : 93 4. Kelenjar
mukosa Sediaan : Pewarnaan : H.E No. preparat :7

5. Kelenjar serosa Sediaan : Kelenjar parotis Pewarnaan : HE No. preparat : 47

6. Kelenjar campuran (mukoserosa / seromukosa) Sediaan : Kelenjar submandibularis dan


sublingualis Pewarnaan : HE No. preparat : 46 dan 203 Kelenjar campuran (Serosa di bagian
luar)

8 JARINGAN PENGIKAT I. JARINGAN PENGIKAT MESENKIM Sediaan : Embrio tikus Pewarnaan


: Hematoxylin Eosin (H.E.) No. Sediaan : 12 sel mesenkim pembuluh darah serabut retikuler
pulau pembentukan cartilago

9 II. JARINGAN PENGIKAT MUKOSA /MUCOUS = J. P. GELATINOSA Sediaan : Funniculus


umbilicalis Homo Pewarnaan : H.E. No. Sediaan : 25 dinding vena umbilikalis serabut
kolagen dinding arteri umbilikalis sel fibroblast

10 III. JARINGAN PENGIKAT LONGGAR (Loose/Areolar Connective Tissue ) Sediaan : Tela


subcutanea Tikus Pewarnaan : H.E. No. Sediaan : 101 pembuluh darah makrofag mast sel sel
plasma limfosit sel eosinofil sel fibroblast sel lemak unilokular

11 Sel-sel di Jaringan Pengikat Longgar: - Fibroblas dan Fibrosit


12 - Sel Mast - Plasma cells - Sel Limfosit Sel Mast

13 JARINGAN PENGIKAT PADAT IRREGULAR

14 IV. JARINGAN PENGIKAT RETIKULER Sediaan : Lymphonodus Maccacus / kera Pewarnaan


: H.E. dan AgNO3 ( Bielschowsky) No. Sediaan : 13 sel retikuler sel limfosit serabut retikuler

15 V. JARINGAN PENGIKAT PADAT ELASTIS Sediaan : Pot. memanjang ligamentum nuchae


sapi Pewarnaan : H.E. No. Sediaan : 11 VI. JARINGAN PENGIKAT PADAT ELASTIS Sediaan :
Pot. melintang ligamentum nuchae sapi Pewarnaan : H.E. No. Sediaan : 11 A inti fibroblas
serabut elastis serabut kolagen sel fibroblas serabut elastis inti fibroblas

16 VII. JARINGAN PENGIKAT PADAT KOLAGEN Sediaan : Potongan memanjang tendo


Pewarnaan : H.E. No. Sediaan : 9 . serabut kolagen Jaringan ikat longgar (pembuluh darah +
inti fibroblas) inti fibroblas

17 VIII. JARINGAN PENGIKAT PADAT KOLAGEN Sediaan : Potongan melintang tendo


Pewarnaan : H.E. paratendineum peritendineum eksternum peritendineum internum
pembuluh darah sel sayap (fibrosit) serabut kolagen

18 IX. JARINGAN LEMAK MULTIVACUOLAR / MULTILOCULAR / COKLAT Sediaan : Tunika


adiposa interscapularis Felis Pewarnaan : H.E. No. Sediaan : 18A sel lemak monovacuolar
(mono) vakuola jar. ikat fibrosa + pembuluh darah sel lemak multivacuolar (multiple)
vakuola

19 X. JARINGAN LEMAK MONOVACUOLAR / UNILOCULAR / PUTIH Sediaan : Tela subcutanea


Felis Pewarnaan : H.E. No. Sediaan : 18 pembuluh darah + serabut kolagen + serabut
retikuler + fibroblas sel lemak monovakuolar (“signet ring appearance―) pembuluh
darah
Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :

1. Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).

Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan.
Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat,
misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani,
Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa,
endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-
paru.

2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).

Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat
ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel
glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium
pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.

3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).

Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang
berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada
permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan
ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada
permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai
pada permukaan uterus dan bronchiolus.

Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sekresi
karena diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa
tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk
sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel Piala.
4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).

Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini hanyalah sel-sel
yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam
bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris
melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang
berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.

Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada
permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal dari
epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.

Epitel jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

v Epitel gepeng berlapis tanpa keratin

Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris, oesophagus,
cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.

v Epitel gepeng berlapis berkeratin

Struktur jenis ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, tetapi terdapat
perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan yang mati dan tidak jelas
lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel
ini dapat ditemukan pada epidermis kulit.

Lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :

a. Stratum basale

Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapisan paling bawah.
Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin.
b. Stratum spinosum

Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan
dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri (spina)
yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome. Adanya
desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel.

c. Stratum granulosum

Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya
sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh karena mulai
lapisan ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis.

d. Stratum lucidum

Lapisan ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen.
Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan mengandung zat
eleidin dalam sitoplasmanya.

e. Stratum corneum

Merupakan lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi
keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian epidermis yang dilepaskan
sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut dengan Stratum disjunctum.

5. Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).

Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris
dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel
silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis
epitel ini dapat ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra
pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu
permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis
palatum molle, laring dan oesophagus dari fetus.

6. Epitel cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex ).


Merupakan epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis
epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius glandula parotis
dan dinding anthrum folliculi ovarii.

7. Epitel silindris bertingkat (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis


semu).

Pada jenis epitel ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. Tinggi
sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau
berlapis. Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi sebagai
penyokong.

Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang
berukuran tinggi, sehingga epitel ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat bersilia. Epitel
ini dapat ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan ductus deferens. Pada trachea
sel-sel yang mencapai permukaan terdapat dua jenis yaitu sel bersilia dan sel piala (Goblet
cell) sebagai sel kelenjar.

8. Epitel transisional (Transisional epithelium ).

Epitel ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang
dibatasi. Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu
mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari
calyces renales sampai sebagian dari urethra.

Sel-sel paling basal dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. Sel-sel yang terdapat
diatas lapisan basal terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral yang kemudian dilanjutkan
dengan sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian bulat
menuju ke arah permukaan. Sel-sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel
permukaan yang dapat berubah. Pada lapisan teratas, bentuk selnya cembung dan
berukuran besar mirip payung tanpa tangkai sehingga dinamakan Sel Payung. Bagian bawah
dari sel payung bentuknya cekung sesuai dengan permukaan bulat dari sel berbentuk labu.
Permukaan sel payung dilengkapi dengan crusta yang dapat berfungsi untuk melindungi
terhadap cairan kemih yang berada dalam rongga.

Anda mungkin juga menyukai