Mutiara 10
Mutiara 10
[100] Yusuf bin al-Husain rahimahullah berkata, “Sesuatu yang paling sulit di dunia ini adalah
ikhlas.” (lihat Adab al-'Alim wa al-Muta'allim, hal. 8)
[101] Sufyan ats-Tsauri rahimahullah mengatakan, “Tidaklah aku mengobati suatu penyakit
yang lebih sulit daripada masalah niatku. Karena ia sering berbolak-balik.” (lihat Adab
al-'Alim wa al-Muta'allim, hal. 8)
Berintrospeksi Diri
[102] Yunus bin 'Ubaid rahimahullah berkata, “Sungguh aku pernah menghitung-hitung
seratus sifat kebaikan dan aku merasa bahwa pada diriku tidak ada satu pun darinya.” (lihat
Muhasabat an-Nafs wa al-Izra' 'alaiha, hal. 80)
[103] Muhammad bin Wasi' rahimahullah mengatakan, “Kalau seandainya dosa-dosa itu
mengeluarkan bau busuk niscaya tidak ada seorang pun yang sanggup untuk duduk
bersamaku.” (lihat Muhasabat an-Nafs wa al-Izra' 'alaiha, hal. 82)
[104] Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah berkata, “Dahulu dikatakan: Bahwa seorang hamba
akan senantiasa berada dalam kebaikan, selama jika dia berkata maka dia berkata karena
Allah, dan apabila dia beramal maka dia pun beramal karena Allah.” (lihat Ta'thir al-Anfas
min Hadits al-Ikhlas, hal. 592)
[105] Seorang lelaki berkata kepada Muhammad bin Nadhr rahimahullah, “Dimanakah aku
bisa beribadah kepada Allah?” Maka beliau menjawab, “Perbaikilah hatimu, dan
beribadahlah kepada-Nya di mana pun kamu berada.” (lihat Ta'thir al-Anfas, hal. 594)
Kelezatan Amal
[106] Abu Turab rahimahullah mengatakan, “Apabila seorang hamba bersikap tulus/jujur
dalam amalannya niscaya dia akan merasakan kelezatan amal itu sebelum melakukannya.
Dan apabila seorang hamba ikhlas dalam beramal, niscaya dia akan merasakan kelezatan
amal itu di saat sedang melakukannya.” (lihat Ta'thir al-Anfas, hal. 594)
[107] Sebagian tabi'in mengatakan, “Barangsiapa yang banyak dosanya hendaklah dia suka
memberikan minum. Apabila dosa-dosa orang yang memberikan minum kepada seekor
anjing bisa terampuni, maka bagaimana menurut kalian mengenai orang yang memberikan
minum kepada seorang beriman lagi bertauhid sehingga hal itu membuatnya tetap
bertahan hidup!” (lihat Syarh Shahih al-Adab al-Mufrad [1/500])
[109] ar-Rabi' mengatakan: Aku mendengar Syafi'i mengatakan, “Apabila kalian mendapati
di dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam, maka ikutilah hal itu dan tinggalkan pendapatku.” (lihat Tarajim al-A'immah al-
Kibar, hal. 55)
[110] ar-Rabi' berkata: Aku mendengar beliau -Imam Syafi'i- mengatakan, “Langit manakah
yang akan menaungiku. Bumi manakah yang akan menjadi tempat berpijak bagiku. Jika aku
meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian aku tidak
berpendapat sebagaimana kandungan hadits tersebut.” (lihat Tarajim al-A'immah al-Kibar,
hal. 56)