fil fiqhil islamiy, masa'ilul ijma' fith thoharoh 1/539-541 liy asy-syaikh
air menurut nash ( dalil al-Qur’an dan as-sunnah ) dan ijma' ." [ Lihat:
Dalilnya firman Allah ‘Azza wa Jalla : ... وأنزلنا من السماء ماء طهورا
“dan KAMI telah menurunkan dari langit ( yaitu ) air yang sangat suci"
dasar hukum asal dalam bersuci dengan air". [ Lihat: Mahasinut ta'wil
1
Jadi, ayat ini ialah landasan dasar mengenai hukum asal dalam
menghilangkan najis itu ialah dengan air. [ Lihat: al-Ayaat allatiy qola
nya telah sepakat para ulama’ bahwa najis di hilangkan dengan air"
umat ini bahwasanya air itu adalah penyuci bagi najis". [ At-tamhid lil
dan pakaian dengan air" ,dan hal ini berdasarkan kesepakatan ulama"
Dan, berkata syaikhul islam Ibnu taimiyah: “Bersucinya Nabi dan para
sahabat beliau dengan air adalah perkara yang masyhur, dan ulama
2
umat ini telah sepakat atas yang demikian itu". [ Lihatlah: Syarhul
air itu secara hissi dan syar'i, dan hal itu ialah perkara yang di ketahui
secara pasti dari agama ini ( dhoruriy ) berdasarkan nash dan ijma’ ..."
[ Lihat: Hasyiyatur roudhil murbi' 1/338 lil imam ibni qosim an-najdi ].
Maka, air itu adalah asal dzat yang di gunakan untuk menghilangkan
Dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat sebagai berikut: [ Lihat:
1).Najis itu tidak bisa di hilangkan kecuali dengan air. Inilah madzhab
3
1/16 dan, Asy-syarhul kabir, 1/138 ]. Inilah pendapat yang di kuatkan
oleh imam Ibnu baaz dan imam al-Albaniy. [ Lihat: al-Fawa'idul jaliyah
lil imam Ibni baaz, hal.49 dan, Fatawa Nuur 'alad darb, 2/659 Lil imam
Lihat: al-iJaaz fii ba'dhi maa ikhtalafa fiih al-Albaniy wa Ibni 'utsaimin
2).Najis bisa di hilangkan dengan benda suci selain dari air, baik itu
Dan pendapat inilah yang di kuatkan oleh imam Ibnu taimiyah, beliau
tersebut".[ Majmu'ul fatawa 21/475 lil imam ibni Taimiyah, dan Lihat:
Taisirul fiqhil jaami' lil ikhtiyarotil fiqhiyyah Liy ibni taimiyah, 1/132 ].
4
Dan, pendapat ini pula yang di kuatkan oleh imam Muhammad ibnu
dari najis, maka bisa di lakukan dengan air dan selainnya. Sehingga,
( bagi najis tersebut ).Sama aja baik ia adalah air atau bensin maupun
[ Fathu dzil jalaali wal ikroom, 1/47 lil imam Muhammad ibni sholih
al-'utsaimin, dan Al-ijaz fii ba'dhi maa ikhtalafa fiihi al-Albaniy wa Ibni
Dan di antara dalil yang menunjukkan bahwasanya selain dari air itu
5
1).Membersihkan najis yang ada di sendal, dengan menggosokkannya
terkena kotoran atau najis, maka tanah lain yang ia injak setelahnya,
6
( Allah ﷻdan Rosul-NYA ) ﷻmemerintahkan untuk menghilangkan
Maka, kapan saja najis itu hilang dengan cara apapun itu, maka hilang
-lah hukum najis tersebut. Sebab, sesungguhnya suatu hukum itu, jika
"Di katakan air itu sebagai asal dzat ( benda ) untuk bersuci, bukanlah
7
setelah najis itu hilang dengan cara apapun itu,maka hukum najis pun
‘illat tersebut. Dan di dalam hukum syar'i, najis itu dapat di hilangkan
3).Jika pakaian wanita yang terjulur dan terseret di tanah yang ada
tersebut.
Pendapat inilah yang di anggap kuat oleh syaikhul islam ibnu taimiyah
8
Perlu di ketahui bahwasanya tidaklah mengapa menggunakan sabun
dan dzat kimia yang lainnya untuk menghilangkan najis, karena bisa
dan bagaimanapun itu, baik berupa benda yang padat maupun yang
Maka, tatkala bekas atau pengaruh najis itu hilang dari pakaian atau
tempat maupun yang selainnya, baik warnanya dan baunya dari najis
[ Lihat: Tashilul fiqh al-jami' lil masa'ilil fiqhil qodimah wal mu'ashiroh
9
Atas dasar ini, maka hukum menghilangkan najis dengan tisu
toilet ialah boleh. Sehingga,apabila bekas atau pengaruh dari najis itu
Doni wee
10