Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN AIR MUTHLAQ,

AIR MUSTA’MAL, AIR MUSYAMAS DAN AIR NAJIS.


Jika pada pembahasan yang lalu kita mengkaji jenis-jenis air, maka dalam
kesempatan ini kita akan mengkaji hukum menggunakan air. Dilihat dari segi
hukumnya, maka air dibagi menjadi empat jenis yaitu Air Mutlak, Musta’mal.
Musyamas dan Air Najis. 

Apa Itu Air Mutlak

Ada dua definisi Air Mutlak yang diberikan oleh ulama. Menurut pendapat yang
shohih Air Mutlak adalah air yang tidak memiliki nama yang tetap. {Kifayatul Akhyar
1/12;}. Pendapat lain mengatakan bahwa Air Mutlak adalah air yang tetap pada sifat
penciptaannya. {Al-Fiqhul Minhaji Ala Madzhabi Imam Syafi’i 1/20}.

Dalil bahwa bersesuci harus menggunakan Air Mutlak adalah sebuah hadits yang


diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan yang lainnya dari Abu Huoiroh Ra sebagai
berikut:

:‫ فقال النبي صلى هللا عليه وسلم‬،‫إليه الناس ليقعوا به‬ ‫ فقام‬،‫قام أعرابي فبال في المسجد‬
- ‫ َذنوبا ِمنْ َما ْء‬:‫ أو‬- ‫و َهريقوا َعلى َب ْولِه َسجْ الً مِن َماء‬ ُ‫َدعُوه‬
Artinya: Seorang a’robi (orang kampung) berdiri dan kencing di dalam masjid.
Kemudian orang-orang berdiri dan mencegahnya. (melihat kejadian itu) Nabi SAW
bersabda: “Biarkanlah orang itu dan siramlah air kencingnya menggunakan ember
yang penuh dengan air...” (HR. Bukhori 1/54 {220}; Sunan Nasa’i 1/48 {56} ; Musnad
Ahmad 2/282 {7799} ; Sunan Baihaqi 2/268 {4410}.

Apa Itu Air Musta’mal

Air Musta’mal adalah  air yang telah digunakan untuk bersesuci; baik mensucikan
najis maupun hadats. Air Musta’mal itu suci namun tidak bisa mensucikan.
Karenanya kita boleh meminum Air Musta’mal namun kita tidak boleh wudu atau
membersihkan najis menggunakan Air Musta’mal. 

Dalil bahwa air  Air Musta’mal itu suci adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
imam bukhori dengan redaksi sebagai berikut:

‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ِ ‫ت َج ِابرً ا َيقُو ُل َجا َء َرسُو ُل هَّللا‬
ُ ْ‫ْن ْال ُم ْن َكد ِِر َقا َل َس ِمع‬
ِ ‫َعنْ م َُح َّم ِد ب‬
‫صبَّ َع َليَّ ِمنْ َوضُو ِئ ِه‬ َ ‫َيعُو ُدنِي َوأَ َنا َم ِريضٌ اَل أَعْ ِق ُل َف َت َوضَّأ َ َو‬
Artinya: “Dari Muhammad Bin Munkadir dia berkata saya mendengar Jabir berkata :
Rosululloh SAW menjenguk ku saat aku sakit kemudian beliau wudhu dan
menyiramkan air wudhunya pada ku.” (Bukhori 1/113 {194} ; Baghowi; Syarah Sunah
8/336 {2219}).

Seandainya air Air Musta’mal niscaya Rosululloh SAW tidak akan menyiramkan air


bekas wudhu beliau.

Dalil bahwa Air Musta’mal tidak mensucikan adalah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari Abu Huroiroh dengan redaksi sebagaberikut:
» ٌ‫ « الَ َي ْغ َتسِ ُل أَ َح ُد ُك ْم فِى ْال َما ِء ال َّدائ ِِم َوه َُو ُج ُنب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬

Artinya: Rosululloh SAW bersabda janganlah salah satu kalian mandi di air yang diam
dalam keadaan junub. (HR. Muslim 1/163 {684} ; Sunan Ibnu Majjah 1/382 {608} ;
Ibnu Hibban 4/62 {1252} ; Nasa’i 1/124 {220).

Larangan ini menunjukan bahwa Air Musta’mal tidak bisa mensucikan. Sebab


seandainya air musta’mal mensucikan niscaya Rosululloh SAW tidak melarang.

Apa Itu Air Musyamas

Air Musyamas Adalah air yang panas sebab terkena sinar matahari. Hukum
menggunakan Air Musyamas adalah makruh. Kemakruhan tersebut memiliki dua
syarat yaitu digunakan untuk badan di daerah beriklim panas. {Busyro Karim 1/75; Al-
Iqna’ 1/22} 

Dalil kemakruhan Air Musyamas adalah sebuah riwayat dari Umar ra yang dinukil
oleh Imam Syafii dalam kitab Al-Umm sebagai berikut:

َ ‫ث ْال َب َر‬
‫ص‬ ُ ‫ُور‬
ِ ‫َّس وقال إ َّن ُه ي‬ ِ ‫أَنَّ ُع َم َر كان َي ْك َرهُ ا‬
ِ ‫ال ْغ ِت َسا َل ِب ْال َما ِء ْال ُم َشم‬
Artinya: “Sesungguhnya Umar memakruhkan mandi menggunakan Air Musyamas
dan dia berkata sesungguhnya Air Musyamas dapat mengakibatkan pernyakit baros.”
{Al-Umm 1/3}.

Apa Itu Air Najis

Sebenarnya Air Najis dalam bab ini lebih tepat disebut dengan air mutanajis. Namun
orang-orang pada umumnya menyebut air yang terkena najis dengan sebutan Air
Najis. Air mutanajis adalah air sedikit yang terkena najis sekalipun tiga sifatnya tidak
berubah yakni warnanya, rasanya dan baunya atau air banyak yang terkena najis
kemudian salah satu dari sifatnya berubah. 

Dalil bahwa air sedikit menjadi najis bila terkena najis adalah sebuah hadits dari Ibn
Umar bahwa Rosululloh SAW bersabda:
‫إذا كان الماء قلتين لم يحمل الخبث‬
Artinya: “Apabila air mencapai dua kullah maka ia tidak najis.” (Sunan Abu Dawud
1/23 {63} ; Sunan Nasa’i 1/91 {50} ; Sunan Kubro 1/261; Tirmidzi 1/123 {67})

Mafhum mukholafahnya nya, jika air kurang dari dua kullah maka menjadi mutanajis.
Sementara dalil bahwa air banyak tidak najis ketika terkena najis apabila tidak
berubah adalah ijma. Ibn Mandzur berkata:

‫ فهو نجس‬،ً‫ فغيرت طعما ً أو لونا ً أو ريحا‬،‫ إذا وقعت فيه نجاسة‬،‫أجمعوا أن الماء القليل أو الكثير‬
Artinya: Ulama sepakat bahwa air sedikit atau air banyak apabila kejatuhan najis
kemudian rasanya, warnanya dan baunya berubah maka air tersebut menjadi najis

Anda mungkin juga menyukai