Salam
Secara syari’at wudhu’ ialah menggunakan air yang suci untuk mencuci anggota-anggota
tertentu yang sudah diterangkan dan disyari’at kan Allah subhanahu wata’ala. Allah
memerintahkan:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan , kedua mata-kaki (Al-Maaidah:6).
Maka wajiblah bagi segenap kaum muslimin untuk mencontoh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam dalam segala hal, lebih-lebih dalam berwudhu’. Al-Hujjah kali ini
memaparkan secara ringkas tentang tatacara wudhu’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Salam melakukan wudhu’:
Niat artinya menyengaja dengan kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu’ karena
melaksanakan perintah Allah subhanahu wata’ala dan mengikuti perintah Rasul-Nya
Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Tidak sah/sempurna wudhu’ sesorang jika tidak menyebut nama Allah, (yakni
bismillah) (HR. Ibnu Majah, 339; Tirmidzi, 26; Abu Dawud, 101. Hadits ini
Shahih, lihat Shahih Jami’u ash-Shaghir, no. 744).
Abu Bakar, Hasan Al-Bashri dan Ishak bin Raahawaih mewajibkan membaca
bismillah saat berwudhu’.
Pendapat ini diikuti pula oleh Imam Ahmad, Ibnu Qudamah serta imam-imam
yang lain, dengan berpegang pada hadits dari Anas tentang perintah Rasulullah
untuk membaca bismillah saat berwudhu’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
bersabda: “Berwudhu’lah kalian dengan membaca bismillah!” (HSR. Bukhari, I:
236, Muslim, 8: 441 dan Nasa’i, no. 78)
Adapun bagi orang yang lupa hendaknya dia membaca bismillah ketika dia ingat.
Wallahu a’lam.
Yaitu mengambil air sepenuh telapak tangan kanan lalu memasukkan air
kedalam hidung dengan cara menghirupnya dengan sekali nafas sampai air itu
masuk ke dalam hidung yang paling ujung, kemudian menyemburkannya dengan
cara memencet hidung dengan tangan kiri. Beliau melakukan perbuatan ini
dengan tiga kali cidukan air. (HR. Bukhari-Muslim. Abu Dawud no. 140)
Imam Nawawi berkata: “Dalam hadits ini ada penunjukkan yang jelas bagi
pendapat yang shahih dan terpilih, yaitu bahwasanya berkumur dengan
menghirup air ke hidung dari tiga cidukan dan setiap cidukan ia berkumur dan
menghirup air ke hidung, adalah sunnah. (Syarah Muslim, 3/122).
Yakni mengalirkan air keseluruh bagian muka. Batas muka itu adalah dari tumbuhnya
rambut di kening sampai jenggot dan dagu, dan kedua pipi hingga pinggir telinga.
Sedangkan Allah memerintahkan kita:
”Dan basuhlah muka-muka kamu.” (Al-Maidah: 6)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Humran bin Abaan, bahwa cara
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam membasuh mukanya saat wudhu’ sebanyak tiga
kali”. (HR Bukhari, I/48), Fathul Bari, I/259. no.159 dan Muslim I/14)
Menyiram air pada tangan sampai membasahi kedua siku, Allah subhanahu wata’ala
berfirman:
Rasulullah juga menyarankan agar melebihkan basuhan air dari batas wudhu’ pada wajah,
tangan dan kaki agar kecemerlangan bagian-bagian itu lebih panjang dan cemerlang pada
hari kiamat (HR. Muslim I/149)
Mengusap kepala, haruslah dibedakan dengan mengusap dahi atau sebagian kepala. Sebab
Allah subhanahu wata’ala memerintahkan:
Setelah itu tanpa mengambil air baru Rasulullah langsung mengusap kedua
telingannya. Dengan cara memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian
ibu jari mengusap-usap kedua daun telinga. Karena Rasulullah bersabda: ”Dua
telinga itu termasuk kepala.”(HSR. Tirmidzi, no. 37, Ibnu Majah, no. 442 dan
444, Abu Dawud no. 134 dan 135, Nasa’i no. 140)
Dalam mengusap kepala Rasulullah melakukannya satu kali, bukan dua kali dan
bukan tiga kali. Berkata Ali bin Abi Thalib ra : “Aku melihat Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Salam mengusap kepalanya satu kali. (lihat _Shahih Abu Dawud, no.
106). Kata Rubayyi bin Muawwidz: “Aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam berwudhu’, lalu ia mengusap kepalanya yaitu mengusap bagian
depan dan belakang darinya, kedua pelipisnya, dan kedua telinganya satu kali.“
(HSR Tirmidzi, no. 34 dan Shahih Tirmidzi no. 31)
Beliau memerintahkan agar membasuh kaki sampai kena mata kaki bahkan
beliau mencontohkan sampai membasahi betisnya.
Beliau mendahulukan kaki kanan dibasuh hingga tiga kali kemudian kaki kiri juga
demikian. Saat membasuh kaki Rasulullah menggosok-gosokan jari
kelingkingnya pada sela-sela jari kaki. (HSR. Bukhari; Fathul Baari, I/232 dan
Muslim, I/149, 3/128)
Imam Nawawi di dalam Syarh Muslim berkata. “Maksud Imam Muslim berdalil
dari hadits ini menunjukkan wajibnya membasuh kedua kaki, serta tidak cukup
jika dengan cara mengusap saja.”
Sedangkan pendapat menyela-nyela jari kaki dengan jari kelingking tidak ada keterangan di
dalam hadits. Ini hanyalah pendapat dari Imam Ghazali karena ia mengqiyaskannya dengan
istinja’.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “…barangsiapa diantara kalian yang
sanggup, maka hendaklahnya ia memanjangkan kecermerlangan muka, dua tangan dan
kakinya.” (HSR. Muslim, 1/149 atau Syarah Shahih Muslim no. 246)
9. Tertib
Dalam penggunaan air hendaknya secukupnya dan tidak berlebihan, sebab Rasulullah
pernah mengerjakan dengan sekali basuhan, dua kali basuhan atau tiga kali basuhan
[Bukhari]
10. Berdoa
Dan ada beberapa bacaan lain yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Semoga tulisan ini menjadi risalah dalam berwudhu’ yang benar serta merupakan pedoman
kita sehari-hari.
Maraji’:
1. Sifat Wudhu’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, Syaikh Fadh asy Syuwaib.
2. At-Tadzkirah, Syaikh Ali Hasan al-Halabi al-Atsari
sumber : http://ummusalma.wordpress.com/2007/04/09/sifat-wudhu-nabi/