Rahimahullāh berkata :
Ini adalah pendapat madzhab Syāfi’ī dan juga pendapat madzhab jumhūr ulama bahwa hukumnya mustahāb
(sunnah) dan sangat dianjurkan.
Bersiwak termasuk sunnah yang sangat disukai dan sering dilakukan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Bahkan tatkala menjelang wafat Beliau, Beliau masih memiliki keinginan untuk bersiwak sehingga
mengisyaratkan kepada ‘Āisyah bahwasanya Beliau ingin bersiwak.
Dalam hadits yang lain, Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga mengatakan :
ُ ُ َْ
اك ِعند ك ِّل ُوض ْوء َ ِّ ْ ُُ ََ َّ ُ َ َ َّ ُ َ ْ َ َ ْ َ
ِ لوَل أن أشق عَل أم ِ يت ألم ْرتهم ِبالسو
“ Seandainya tidak memberatkan umatku maka niscaya sudah aku perintahkan mereka untuk bersiwak
pada saat setiap akan berwudhū’.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bagaimana Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sangat menekankan pentingnya untuk
bersiwak dan membersihkan mulut dari kotoran dan bau. Karena kata Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa
sallam, seandainya tidak memberatkan maka Beliau akan wajibkan.