Anda di halaman 1dari 3

SHALAT ADALAH SEBAIK-BAIK AMALAN SETELAH DUA KALIMAT

SYAHADAT.

Dari Abdullah bin Masud, ia berkata, Aku pernah bertanya pada


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling
afdhol? Jawab beliau, Shalat pada waktunya. Lalu aku bertanya
lagi, Terus apa? Berbakti pada orang tua, jawab Nabi shallallahu
alaihi wa sallam. Lalu apa lagi, aku bertanya kembali. Jihad di jalan
Allah, jawab beliau. (HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85)

SHALAT LIMA WAKTU MENCUCI DOSA

Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah


seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima
kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit? Para sahabat
menjawab, Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya. Beliau berkata,
Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya
Allah menghapuskan dosa. (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no.
667)

SHALAT ADALAH CAHAYA DI DUNIA DAN AKHIRAT

Siapa yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan
keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka
ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat
keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Firaun, Haman,
dan Ubay bin Kholaf. (HR. Ahmad 2: 169. Syaikh Syuaib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan ke masjid dalam


keadaan gelap bahwasanya kelak ia akan mendapatkan cahaya
sempurna pada hari kiamat. (HR. Abu Daud no. 561 dan Tirmidzi
no. 223. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
ORANG BUTA SAJA DISURUH PERGI KE MESJID

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam kedatangan
seorang lelaki yang buta. Ia berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki
seorang penuntun yang menuntunku ke masjid. Maka ia meminta kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk memberinya keringanan sehingga dapat
shalat di rumahnya. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberinya
keringanan tersebut. Namun ketika orang itu berbalik, beliau memanggilnya, lalu
berkata kepadanya, Apakah engkau mendengar panggilan shalat? Ia
menjawab, Ya. Beliau bersabda, Maka penuhilah panggilan azan tersebut.
(HR. Muslim, no. 503)

SHALAT DI MESJID WAJIB (APABILA TIDAK ADA UZUR)

Ibnu Masud mengatakan, Kami memandang orang yang enggan


shalat berjamaah adalah orang munafik yang jelas
kemunafikannya. (Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha, hlm. 124).

Ibnu Masud, juga dari Abu Musa Al-Asyari dan Ibnu Abbas menyatakan
hal yang sama, Siapa yang mendengar seruan azan lantas ia tidak
mendatanginya padahal tidak ada uzur, maka tidak ada shalat
untuknya. (Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha, hlm. 124-125)

Ali mengatakan, Tidak ada shalat bagi tetangga masjid kecuali di


masjid. Ada yang bertanya, Siapa itu tetangga masjid? Ali
menjawab, Siapa saja yang mendengar azan. (Ash-Shalah wa
Hukmu Tarikiha, hlm. 125)

Ummul Mukminin Aisyah mengatakan, Siapa yang mendengar azan


kemudian ia tidak memenuhi panggilan azan tersebut, ia tidak
mendapatkan kebaikan. (Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha, hlm. 125)

Imam Syafii sebagaimana disebutkan dalam Mukhtashar Al-Muzani


mengatakan, Adapun shalat jamaah, aku tidaklah memberikan
keringanan untuk ditinggalkan kecuali ada uzur. (Ash-Shalah wa
Hukmu Tarikiha, hlm. 107)

DOA MALAIKAT BAGI YANG BERJAMAAH DI MESJID


Shalat seseorang dengan berjamaah dilipatgandakan daripada shalatnya
di rumah dan di pasarnya dua puluh lima kali lipat. Dan hal itu
apabila ia berwudhu lalu memperbagus wudhunya kemudian keluar ke masjid
dengan tujuan hanya untuk shalat. Tiap ia melangkah satu langkah
maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu
dosanya. Lalu apabila ia shalat, para malaikat akan terus
mendoakannya selama ia berada di tempat shalatnya, selama ia
tidak berhadats. Malaikat akan mendoakan, Ya Allah, sejahterakanlah ia. Ya
Allah, rahmatilah dia. Dan ia dianggap terus menerus shalat selama ia
menunggu shalat. (HR. Bukhari, no. 647 dan Muslim, no. 649).

PAHALA SHALAT BERJAMAAH

Shalat jamaah LEBIH BAIK 27 DERAJAT dibanding shalat


sendirian. (HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650)

Dari Abu Hurairah berkata , bersabda Rasulullah s.a.w. Di dalam surga


ada seratus derajat, apa-apa (jarak) di antara derajat satu dan
lainnya adalah seratus tahun perjalanan.
[H.R. Tirmidzi no.67414]

Anda mungkin juga menyukai