LANDASAN TEORI
Buku bergambar adalah buku cerita yang disajikan dengan menggunakan teks dan
ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya ditujukan pada anak-anak. Untuk anak usia
SD kelas rendah, gambar berperan penting dalam proses belajar membaca dan
menulis. Buku bergambar lebih dapat memotivasi mereka untuk belajar. Dengan
buku bergambar yang baik, anak-anak akan terbantu dalam proses memahami dan
memperkaya pengalaman dari cerita (Rothlein, L., & Meinbach, A. M., 1991:132).
Dengan demikian buku-buku anak-anak sebaiknya diperkaya dengan gambar, baik
gambar sebagai alat penceritaan maupun sebagai ilustrasi.
Buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan gambar.
Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi gambar.
Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong ke arah apresiasi
dan kecintaan terhadap buku. Selain ceritanya secara verbal harus menarik, buku
harus mengandung gambar sehingga mempengaruhi minat siswa untuk membaca
(Stewing, 1980:57)
Buku bergambar dapat digunakan untuk membantu anak mengenal lingkungan dan
situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Dengan buku bergambar siswa
dapat mengenal karakteristik pelaku, latar, yakni waktu dan tempat terjadinya
cerita,serta situasi. Di samping itu ada tiga manfaat buku bergambar:
(1) memberikan masukan bahasa kepada anak-anak,
(2) memberikan masukan visual bagi anak-anak, dan
(3) menstimulasi kemampuan visual dan verbal anak-anak.
Dengan demikian, melalui buku bergambar siswa dapat memberikan komentar atau
reaksi terhadap gambar, misalnya orang, benda, dan tempat (setting): warna yang
ditampilkan; ilustrasi/gambar serta karakter dan perubahan objek termasuk
perkembangan cerita dari awal hingga akhir. Dengan mengajukan dan menggali
komentar anak, guru dapat memahami suatu bahasa mereka dan kebiasaan anak
dalam bereaksi terhadap buku. Selanjutnya guru dapat membantu anak
6
mempertajam kemampuan anak untuk mengekspresikan apa yang mereka
perhatikan dan juga membantu cara mereka beraksi terhadap buku bergambar.
Cerita dapat membantu anak memahami dunianya dan kemudian membicarakannya
dengan pihak lain. Cerita dapat memotivasi, memperkaya perbendaharaan kata dan
mudah diperoleh. Dengan demikian membaca cerita diharapkan dapat
meningkatkan potensi mengapresiasi karya sastra (Wright, A., 1995:84). Dengan
demikian buku pelajaran yang dilegkapi dengan cerita dan ilustrasi yang menarik
tentu akan mendapatkan perhatian yang lebih banyak dari anak-anak usia Sekolah
Dasar.
II.1.1 Jenis
Pada prinsipnya tampilan atau perwujudan picture books berusaha menampilkan
teks dan gambar yang mampu mempengaruhi anak-anak untuk terlibat,
mengundang mereka untuk berpetualang di dalam gambarnya. Ada beberapa jenis
buku bergambar (Karpetbiru.multiply.com, 12-01-2009)
Buku Abjad
Dalam buku alfabet, setiap huruf alfabet dikaitkan dengan suatu ilustrasi objek
yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus jelas berkaitan dengan huruf-huruf kunci
dan gambar objek dan mudah teridentifikasi. Beberapa buku alfabet diorganisasi
pada sekitar tema khusus, seperti peternakan dan transportasi. Buku alfabet
berfungsi untuk membantu siswa, menstimulasi, dan membantu pengembangan
kosakata.
Buku Mainan
Buku-buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak biasa. Buku mainan
terdiri dari buku kartu papan, buku pakaian, dan buku pipet tangan. Buku mainan
ini mengarahkan anak-anak untuk lebih memahami teks, dapat mengeksplorasi
konsep nomor, kata bersajak dan alur cerita. Buku mainan membantu anak-anak
untuk mengembangkan keterampilan kognitif, meningkatkan kemampuan bahasa
dan sosialnya, dan mencintai buku. Sikap positif terhadap membaca dapat
ditumbuhkan dengan buku ini.
Yang termasuk kedalam jenis Buku Mainan adalah:
- Buku bergambar berlubang
- Buku bergambar pop-ups
- Buku bergambar berlipat
7
- Buku bergambar bersampul tebal
- Buku bergambar bersampul bantal (untuk bayi) / buku mainan
Buku Konsep
Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan menggunakan satu atau
lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep yang sedang dikembangkan.
Konsep-konsep yang ditekankan diajarkan melalui alur cerita atau dijelaskan
melalui repetisi dan perbandingan. Melalui berbagai konsep seperti warna, bentuk,
ukuran, dapat didemonstrasikan sendiri dengan konsep yang lainnya.
Yang termasuk kedalam jenis Buku Konsep adalah Buku bergambar bertekstur
8
perubahan gaya, latar, dan tema yang menarik. Buku ini dapat menimbulkan
imajinatif orisional dan mempersiapkan stimulus berpikir kreatif. Buku cerita
bergambar dapat memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkan komunikasi
lisan, mengembangkan proses berpikir kognitif, ungkapan perasaan, dan
meningkatkan kepekaan seni.
Yang termasuk ke dalam jenis buku cerita bergambar adalah:
- Buku bergambar dengan teks panjang
- Buku bergambar dengan teks pendek
Semua jenis-jenis tersebut bisa diminati dengan tema apapun apakah jenis buku
fiksi maupun non fiksi, karena hanya bersifat medium.
Buku cerita anak-anak memiliki definisi sebuah bentuk buku yang ilustrasinya
berperan penting dalam keseluruhan alur cerita. Sebuah buku cerita anak
dikatakan bagus apabila mampu menarik minat seorang anak untuk membaca dan
membuat mereka membacanya kembali
(http://www.rif.org/parents/goodbooks/default.mspx,12 des 2003). Dalam dunia
buku cerita anak-anak terdapat beberapa genre yang perlu untuk diperhatikan,
karena kesalahan pemilihan dapat mengakibatkan dampak yang negatif pada minat
anak untuk membaca dan upaya penanaman budaya cinta buku secara umum.
Berikut merupakan beberapa genre buku cerita anak menurut usia, jumlah kata,
9
serta kompleksitas cerita dan topik yang dikembangkan
(http://www.vision.net.id/newsdetail, 12 des 2003):
• Baby books
Berisi tentang pantun dan nyanyian sederhana (lullabies and nursery rhymes),
permainan dengan jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali
(sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan anak untuk
berimajinasi). Buku dengan genre ini ditujukan untuk bayi dan batita (bawah
tiga tahun). Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi
materi.
Akan tetapi buku - buku untuk batita biasanya berupa cerita sederhana berisi
kurang dari 300 kata dan juga ceritanya terkait erat dengan keseharian anak,
atau bermuatan edukatif tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dan lain-
lain.
Jumlah halaman sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books (buku yang
kertasnya sangat tebal, seperti karton), pop-ups (buku yang halamannya
berbentuk tiga dimensi), lift-the flaps atau buku - buku khusus (buku - buku
yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur tertentu).
• Picture books
Dapat menjangkau kelas usia 4-10 tahun dalam bentuk buku setebal kurang
lebih 32 halaman. Naskahnya bisa mencapai 1.500 kata, namun rata-rata 1.000
kata saja. Plotnya masih sederhana, dengan satu karakter utama yang
seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola
pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam
penyampaian cerita.
10
• Easy readers
Juga dikenal dengan sebutan easy-to-read, buku - buku genre ini biasanya untuk
anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (usia 6-8 tahun). Masih tetap ada
ilustrasi berwarna di setiap halamannya, tapi dengan format yang sedikit lebih
dewasa ukuran trim per halaman bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi
dalam bab-bab pendek. Tebal buku biasanya 32-64 halaman dan panjang
teksnya beragam antara 200-1.500 kata atau paling banyak 2.000 kata. Cerita
disampaikan dalam bentuk aksi dan percakapan interaktif, menggunakan
kalimat-kalimat sederhana (satu gagasan per kalimat).
• Transition books
Kadang disebut juga sebagai chapter books tahap awal, untuk anak usia 6-9
tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genre easy readers dan chapter
books. Gaya penulisannya persis seperti easy readers, namun lebih panjang
(naskah biasanya sebanyak 30 halaman, dipecah menjadi 2-3 halaman per bab),
ukuran trim per halamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi
hitam-putih di beberapa halaman.
• Chapter books
Untuk usia 7-10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45-60 halaman yang dibagi
dalam tiga hingga empat halaman per bab. Kisahnya lebih padat dibanding
genre transition books, walaupun tetap memakai banyak ramuan aksi
petualangan. Kalimat-kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang
dipakai pendek (rata-rata 2-4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita di
akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah kejadian agar
pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus membuka bab-bab
selanjutnya.
• Middle grade
Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca. Naskahnya
lebih panjang (100-150 halaman), ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian sub-
plot menampilkan banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam
jalinan cerita), dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini mulai
tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Kelompok fiksinya beragam
mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga science-fiction atau petualangan
11
fantasi. Sementara yang masuk kelompok nonfiksi antara lain biografi, iptek,
dan topik-topik multibudaya.
• Young adult
Naskahnya antara 130-200 halaman, genre ini untuk anak usia 12 tahun ke atas.
Plot ceritanya bisa sangat rumit dengan banyak karakter utama, meskipun tetap
ada satu karakter yang difokuskan. Tema-tema yang diangkat seringnya relevan
dengan kehidupan remaja saat ini. Kategori new age (usia 10-14 tahun) perlu
diperhatikan, terutama untuk buku - buku kelompok nonfiksi remaja. Buku-
buku di kelompok ini sedikit lebih pendek dibanding untuk kelompok usia 12
tahun ke atas, serta topiknya (fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk anak-anak
yang telah melewati buku genre middle grade, tetapi belum siap membaca
buku - buku fiksi atau belum mempelajari subjek nonfiksi yang materinya
ditujukan untuk pembaca di kelas sekolah menengah. Dalam hubungannya
dengan teori multiple intelligence, buku cerita berperan besar dalam proses
pengajaran untuk anak-anak yang unggul dalam kecerdasan spasial. Melalui
pendekatan terhadap materi belajar dengan cara melihat gambar dan
visualisasi seorang anak dengan kecerdasan spasial dapat lebih terbantu
II.2 Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan,
fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek
dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk
menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis
lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.
Selain itu tujuan ilustrasi juga adalah untuk memperjelas tulisan atau teks seperti
pada artikel koran atau media-media lainnya representatif.
Ilustrasi adalah lukisan atau gambar yang memiliki fungsi memperjelas atau
memperindah sesuatu, tampil secara visual dalam bentuk individu, baik itu warna
ataupun hitam putih, selalu membangkitkan rasa keingintahuan, menyentuh
perasaan manusia, mengundang opini dan perdebatan dan terkadang memunculkan
aksi atau tindakan. (Robert Ross, Illustration Today)
12
II.2.1 Sejarah Ilustrasi
Ilustrasi berawal dari adanya lukisan-lukisan gua jaman prasejarah seperti Gua
Altamira dan Lascaux. Setelah itu ilustrasi berkembang menjadi ilustrasi yang
dibentuk menggunakan teknik cukil. Teknik ini muncul dan populer di Jepang dan
China pada abad ke-8. Pada abad ke-15 ditemukan mesin cetak Guttenberg yang
membuat ilustrasi diproduksi secara massal. Kemudian ilustrasi semakin baik
mutunya ketika ditemukan teknik cukil kayu dan ukir kayu pada abad ke-16 sampai
abad ke-17.
Masa keemasan ilustrasi Amerika Serikat berlangsung pada abad ke-18 atau
tepatnya sekitar tahun 1880, setelah perang dunia I. Hal ini terjadi seiring dengan
populernya surat kabar, majalah, dan buku berilustrasi yang memungkinkan adanya
eksperimen teknik oleh senimannya. Pada saat inilah banyak ilustrator yang
menjadi kaya dan terkenal. Tema yang banyak muncul adalah aspirasi bangsa
Amerika saat itu.
Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan banyak software
pembantu seperti Adobe Illustrator, Photoshop, CorelDraw, dan CAD. Namun
ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang tinggi.
Di Indonesia, sejarah tradisi ilustrasi dapat merujuk kepada lukisan gua yang
terdapat di Kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan dan di pulau Papua. Jejak
ilustrasi yang berumur hampir 5000 tahun itu menggambarkan tumpukan jari
tangan berwarna merah terakota. Selain lukisan gua, wayang beber dalam hiburan
tradisional Jawa dan Bali dilihat sebagai ilustrasi yang merepresentasikan alur
cerita kisah Mahabarata, tradisi yang kira-kira muncul bersamaan dengan
berdirinya kerajaan Sriwijaya yang menganut agama Hindu di Pulau Sumatera
bagian Selatan.
13
II.2.2 Fungsi Ilustrasi
Fungsi Ilustrasi secara umum adalah:
1. Memberi wajah atau rupa pada karakter dalam cerita
2. Menampilkan contoh dari hal yang sedang digambarkan atau dijelaskan pada
buku teks
3. Memvisualisasikan langkah-langkah pada instruksi-instruksi dalam pedoman
teknis atau manual
4. Menyampaikan pesan atau pengertian dari tema dalam sebuah narasi
5. Menghubungkan citra atau image pada ekspresi manusia, individualitas dan
kreatifitas
6. Menginspirasi khalayak untuk lebih merasakan emosi dari aspek linguistik
dalam sebuah tulisan atau narasi.
14
Ilustrasi Sugestif
Yaitu ilustrasi yang membantu membangun mood atau suasana yang mendukung
pemahaman dan mengartikan isi suatu artikel atau teks.
15
II.2.5 Komponen-Komponen Ilustrasi
Layout
Dalam ilustrasi layout yang baik hendaknya memiliki kualitas kekuatan visual (vocal
point) untuk menarik perhatian, harus ada alur untuk menuntun mata menyusuri
seluruh komposisi yang harmonis tampa menghilangkan inti dari maknanya.
Faktor-faktor fisik yang ada di dalam layout adalah ukuran, bentuk dan elemen.
Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Kontras:
- Kontras adalah kondisi dimana suatu elemen memiliki dua karakteristik yang
berlawanan yang dapat dihasilkan dari value (gelap-terang), warna dan
bentuk.
- Perasaan monoton sangat dihindari dari sebuah ilustrasi, disinilah sebuah
kontras dibutuhkan, untuk memisahkan antara elemen utama dan elemen
pendukung.
2. Keseimbangan:
Keseimbangan adalah pengaturan bentuk, garis, ukuran, tipografi, dan
warna untuk menghasilkan sesuatu yang enak dilihat dalam satu
harmonisasi. Dengan mempertimbangkan harmonisasi antara latar belakang
dan gambar depan.
3. Proporsi:
Proporsi adalah suatu prinsip berkaitan dengan perbandingan ukuran dan
bentuk antara image yang satu dengan yang lain, untuk menghasilkan
harmoni antara satu dengan yang lain.
Tipografi
Beberapa ilustrasi menggunakan tipografi sebagai salah satu elemen di
dalamnya. Tipografi adalah pengaturan komposisi antara huruf-huruf yang
membentuk suatu kata atau kalimat untuk menimbulkan efek atau kesan tertentu.
16
Teknik
Seiring dengan munculnya teknik digital dengan program-program
pendukung yang semakin marak, misalnya adobe photoshop, adobe illustrator,
Corel Draw. Sehingga gaya ilustrasi dan pengaplikasiannya semakin tidak terbatas.
Teknik ilustrasi terbagi menjadi 3 kelompok besar:
- Manual: Teknik ilustrasi dengan unsur gambaran tangan sebagai elemen
utamanya.
- Digital: Teknik pembuatan ilustrasi menggunakan program komputer berupa
data digital.
- Penggabungan manual dan digital.
Desain
Aspek desain dalam ilustrasi meliputi:
- Fisik: berkaitan dengan bentuk ilustrasi secara visual, disebut juga dengan
gaya visual
- Psikologis: berkaitan dengan impresi, dan kekuatan ilustrasi tersebut untuk
diingat. Misalnya, pemilihan gaya visual yang digunakan harus tepat untuk
sebuah maksud, ditujukan untuk anak-anak agar menimbulkan impresi dan
diingat oleh yang melihatnya.
Warna
Warna merupakan metode bagi seorang seniman untuk memperindah
karyanya. Warna juga merupakan media untuk mengekspresikan emosi. Pada
dasarnya warna merupakan salah satu sarana untuk komunikasi. Warna bersifat
nonverbal dan universal. Dengan melihat warna kita dapat langsung menangkap
kesan dan makna tertentu. Namun makna dari warna juga tetap tidak terlepas dari
latar belakang kebudayaan suatu masyarakat dan sistem kepercayaannya.
Warna pokok terdiri dari warna primer dan warna sekunder. Yang termasuk ke
dalam warna primer adalah merah, kuning dan biru. Sedangkan yang termasuk
warna sekunder adalah ungu, jingga dan hijau.
Karakteristik warna:
Beberapa kesan akan muncul dari sebuah warna tergantung dari komposisi dan
penempatannya, misalnya dinamis, agresif, mewah, tradisional, menggugah,
maskulin, feminin, modern dan lain-lain. Karakter yang akan muncul adalah:
- Kuning: warna yang hangat dan terang, biasanya akan menciptakan kesan
ceria
17
- Biru: warna yang memberikan ketenangan dan kesejukan. Biru juga sering
diidentikkan dengan perasaan yang melankolis.
- Merah: warna yang menimbulkan semangat, antusiasme dan menstimulasi
energi
- Hijau: warna yang menggambarkan alam. Hijau memberi kesan tenang
damai dan sejuk.
- Jingga: menimbulkan kesan ceria dan riang.
- Ungu: warna yang melambangkan kekayaan dan kebanggaan.
- Abu-abu: warna yang terkesan sopan dan bersahaja. Dilambangkan untuk
kearifan dan kebijaksanaan,
- Hitam: warna ini melambangkan kegelapan, kejahatan dan misteri. Namun
hitam juga melambangkan kesan yang tegas dan juga elegan.
18