Temuan Audit
Temuan Audit
TM 6
TEMUAN AUDIT
Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-temuan
tersebui dapat menggambarkan:
Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk klaim
asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan
signifikansinya.
Standar
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam Standar 2310
menyatakan:
“Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal, relevan, dan
untuk mencapai tujuan penugasan”.
Practice Advisory 2410-1 dari Standar, "Kriteria Komunikasi," memperluas arahan mjd:
1. Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan ringkasan. Inf latar
belakang bisa mengidentifikasi unit-unit organisasional dan aktivitas-aktivitas yang serta
memberikan informasi penjelasan yang relevan. Informasi ini juga bisa mencakup pengamatan,
kesimpulan, dan rekomendasi dari laporan-laporan sebelumnya. Juga bisa terdapat indikasi
mengenai apakah laporan tersebut mencakup penugasan yang dijadwalkan atau tanggapan
atas suatu permintaan. Ringkasan, jika tercakup, harus menjadi representasi penyeimbang dari
isi komunikasi penugasan.
4. Observasi dan rekomendasi penugasan timbul dari proses perbandingan apa yang
seharusnya dengan apa yang terjadi. Ada atau tidak ada perbedaan, auditor internal memiliki
fondasi untuk membangun laporan. jika kondisi memenuhi kriteria, pengakuan atas kinerja
yang memuaskan ini bisa dimasukan dalam komunikasi penugasan. Observasi dan
rekomendasi harus didasarkan pada atribut-atribut berikut ini:
Kriteria: Standar, ukuran, atau ekspektasi yang digunakan dalam melakukan
evaluasi atau verifikasi (apa yang seharusnya ada).
Kondisi: Bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat pengujian (apa yang
ada).
Penyebab: Alasan perbedaan antara apa yang diharapkan dan kondisi aktual
(mengapa ada perbedaan).
Dampak: Risiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan/atau yang lainnya
karena kondisi tidak sama dengan kriteria (dampak perbedaan). Dalam menentukan
tingkat risiko atau eksposur, auditor internal harus mempertimbangkan dampak
observasi dan rekomendasi penugasan mereka terhadap laporan keuangan
organisasi.
Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-
hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan manapun.
Sehubungan dengan pelaporan aktual, Practice Advisory 2420-1 dari Standar, "Kualitas Kriteria
Komunikasi” menyatakan:
1. Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias, dan bebas dari distorsi. Observasi,
kesimpulan, dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa prasangka.
2. Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bisa ditingkatkan
dengan menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan memberikan informasi
pendukung yang memadai.
3. Komunikasi ringkas langsung ke sasaran dan menghindari rincian yang tidak perlu.
Komunikasi seperti ini mengemukakan pikiran secara lengkap dalam kata-kata yang
sesedikit mungkin.
4. Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya membantu klien
dan organisasi menuju perbaikan jika diperlukan.
5. Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa penundaan dan
memungkinkan efektif segera.
Saran-saran Perbaikan
Auditor juga menghadapi transaksi atau kondisi yang mungkin secara intrinsik tidak salah, tetapi
bisa ditingkatkan.Misalnya membayar produk yang tidak pernah diterima jelas adalah kesalahan.
Jika cukup uang banyak uang yang terlibat, maka jelas hal ini merupakan temuan audit yang
dapat dilaporkan.
Manajer operasi akan merasa sulit untuk menentang pendapat auditor bahwa pembayaran atas
barang diterima merupakan temuan audit yang valid. Namun akan tidak adil untuk menerapkan
label yang sama ke saran-saran untuk menyederhanakan memo penerimaan yang tidak
menyebabkan kesalahan. Perbaikan-perbaikan untuk hal-hal seperti ini harus dipisahkan.
Tidak setiap kelemahaan yang ditemukan auditor internal harus dilaporkan. Beberapa bersifat
kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang bisi haruslah:
• Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan dapat
dilaporkan membutuhkan keahlian. Hal ini membutuhkan perbedaan berdasarkan pengalaman.
Apa yang dianggap kelemahan serius bagi orang awam bisa jadi merupakan hal sepele bagi
seorang auditor internal yang professional.
• Auditor internal harus realistis dan adil dalam pertimbangan dan kesimpulan mereka.
Mereka harus memiliki naluri bisnis yang baik untuk mengembangkan temuan-temuan mereka.
Karena mereka membuat dan melaporkan temuan audit, auditor internal harus
mempertimbangkan faktor-faktor ini :
• Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor internal harus
rnempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada saat kelemahan terjadi. Keputusan
nanajemen didasarkan pada fakta-fakta yang tersedia saat ini. Auditor internal seharusnya tidak
mengkritik suatu kebijakan hanya karena mereka tidak setuju atau karena mereka memilik
informasi baru yang tidak tersedia bagi pengambil keputusan. Auditor internal seharusnya tidak
mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen.
Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika sebuah
temuan audit belum dibuktikan secara mendalam untuk memuaskan seseorang yang objektif
dan wajar maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.
Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak mutlak harus
dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa dengan teliti
untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan. Auditor internal, seperti halnya
pendukung pernyataan lainnya, akan tergoda untuk merasionalkan interpretasi untuk mendukung
temuan mereka. Setelah menghabiskan banyak waktu dan tenaga, auditor cenderung
melindungi & dan mempertahankan temuan mereka menghadapi pertanyaan-pertanyaan
sempurna yang logis. Akan tetapi, temuan-temuan tersebut mungkin tidak dapat dipertahankan
dengan berjalannya waktu atau bila dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang lengkap.
Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat kerugin
risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Menempatkan penekanan yang sama pada
kelebihan sebesar $100.000 jelas tidak logis. Jadi auditor harus mempertimbangkan tingkat
kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu kelemahan sebelum
mengomunikasikannya dengan manajemen. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-temuan audit
bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.
Seorang pegawai yang telah mencampuradukan kas kecil pribadi dengan milik organisasi melanggar
aturan organisasi dan pihak praktik bisnis yang baik. Tentu hal ini harus dilaporkan dan diperbaiki,
kalau tidak, maka akan terus berlanjut atau menyebar.
Temuan-temuan Besar
Temuan-temuan besar (mayor findings) adalah temuan yang akan menghalangi pencapain tujuan
utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. Misalnya salah satu tujuan utama
departemen utang usaha adalah hanya membayar utang-utang yang benar-benar syah.
Kelayakan tindakan yang mereka lakukan paling baik diukur dengan membandingkannya
beberapa kreteria. Sama halnya dengan pengembangan temuan audit. Jika temuan yang dikemb
memenuhi semua standar audit yang dapat diterima, maka temuan tersebut akan menjadi logli
dan meyakinkan. Temuan tersebut akan memberikan stimulus untuk memotivasi tindakan per Jika
ada yang hilang dari temuan yang dilaporkan, maka temuan tersebut bisa dipertentang berakibat
pada tindakan yang tidak menyenangkan atau bahkan tidak ada tindakan sama sekali.
Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk latar belakang,
kreteria kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan audit yang
mencakup ele elemen ini, baik eksplisit maupun implisit, akan menjadi arg-umen yang kuat untuk
dilaku tindakan perbaikan. Temuan tersebut akan menunjuldcan bahwa tidak ada rintangan yang
dibiarkan dalam menyajikan masalah dan solusinya. Pada beberapa kasus yang unik, elemen
"penyebab" mungkin tidak tepat. Suatu masalah mungkin diakibatkan oleh kondisi tertentu.
Kesimpulan
Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta; namun harus merupakan pertimbangam
profesional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam membuat kesimpulan, auditor
internal jelas memiliki peluang untuk memberikan kontribusi kepada organisasi. Jika auditor
internal secara konsisten menyajikan kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru
dan tingkatan kinerja yang lebih tinggi, mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produksi,
menghilangkan pekerjaan yang tidak dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan teknologi,
meningkatkan kepuasan pelanggar. meningkatkan jasa, dan meningkatkan posisi kompetitif
organisasi, maka audit internal jelas bernilai.
Kesimpulan dapat menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hubungan fungsi
yang diaudit terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Kesimpulan dapat dan seharusnya menyajikan tindakan potensial dan menunjukkan bahwa
manfaat memperbaiki kesalahan akan melebihi biayanya. Besarnya kerugian yang ditunjukkan
pada bagian dampak merupakan dasar dibutuhkannya tindakan perbaikan. Misalnya:
Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal (Internal Audit Activity Record of Audit Findings)
ditunjukkan pada form catatan audit internal sebagai suatu contoh laporan tersebut. Laporan
tersebut dengan tujuan yang telah dijelaskan dan memberi ruang untuk:
Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit Findings—RAF) memberikan fleksibiliti RAF bisa
diurutkan atau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal. Laporan tersebut memberikan acuan
untuk pembahasan, karena mencakup kebanyakan informasi yang dil dalam satu lembar untuk
menjelaskan masalah.
Laporan tersebut juga berfungsi sebagai untuk mengingatkan auditor semua yang diperlukan untuk
memperoleh informasi untuk tern dibuat secara mendalam. RAF juga harus diselesaikan di lapangan
sehingga setiap elemen ya atau tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa membutuhkan kunjungan ulang
ke tempat yang diaudit.
Melaporkan Temuan Audit
Record of Audit Findings-RAF, dan abstraksi telah digunakan lebih dari sekadar sebagai
pencatatan temuan atau klien. Laporan tersebut telah diakumulasikan berurutan secara logis
berdasarkan pengelompokan menurut subjek, lokasi, atau unit yang diaudit dan kemudian
diserahkan manajemen melalui ringkasan eksekutif satu halaman. Ringkasan ini menjelaskan
lingkup audit, menyajikan opini audit secara keseluruhan, dan menyajikan penilaian auditor atas
operasi yang diaudit.
Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan-kelemahan. Pelaporan ini menawarkan dari
pelaporan segera setelah pekerjaan lapangan diselesaikan, tetapi apa yang diperoleh clan yang
cepat bisa jadi sia-sia bila hubungan auditor-klien tidak menguntungkan. Auditor bisa posisi
memberikan kritik atau celaan, bukan sebagai pengamat objektif yang memerha maupun sisi
buruk. Dampak yang tidak menguntungkan ini dapat diseimbangkan oleh tanggapan yang objektif
pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut juga dapat dinetralkan pembahasan interim mengenai
RAF dengan klien.