Anda di halaman 1dari 4

kubuka album biru..

penuh debu dan usang..


kupandangi semua gambar diri..
kecil, bersih,belum ternoda..
pikirku pun melayang..
Dahulu penuh kasih..
teringat semua cerita orang tentang riwayatku..

Bisma mengalunkan sebuah lagu yang berjudul "IBU". Pandangannya menerawang jauh, dimana saat-saat ia
masih bisa merasakan kehangatan dan belaian dari sang Bunda tercinta. Namun, kini ia merasa kehilangan
sosok sang Bunda. Bunda yang selalu merawatnya dengan cinta kasihnya. Bunda yang selalu ada disaat ia
membutuhkannya. dan Bunda yang selalu sabar menghadapi segala tingkah lakunya.

Airmata pun menetes di pipi Bisma. Ia sangat merindukan momen-momen indah saat ia masihkecil dulu.
Merindukan kasih sayang dan cinta kasih dari seseorang yang disebutnya BUNDA.

"Bisma kangen sama Bunda..." lirih Bisma sambil mengelus foto sang Bunda yang tengah menggendongnya.
Foto yang diambil pada saat Bisma berusia 5 tahun. Lagi-lagi airmata menetes hingga mengenai foto tersebut.

"Kapan Bunda punya waktu lagi untuk Bisma? Bagi Bisma, cukup Bisma kehilangan Ayah. Bisma gamau
kehilangan Bunda. Tapi, kenapa sekarang Bunda berubah? kenapa sekarang Bunda seakan ga peduli sama
keberadaan Bisma? Bunda yang sekarang selalu sibuk dengan pekerjaan! Bisma cuma mau Bunda yang dulu,
Bunda yang selalu ada buat Bisma." Ujar Bisma. Airmatanya semakin menderas. Bisma semakin terisak dan
membuat dadanya serasa sangat sesak.

"Besok adalah hari ibu, aku harus beliin sesuatu buat Bunda." Bisma pun bangkit dan berjalan pergi
meninggalkan kamarnya.

***
Bisma sedang berada disebuah mall. Ia sedang sibuk mencari hadiah untuk sang Bunda tercinta. Ia bingung
ingin membelikan hadiah apa yang tepat untuk sang Bunda. Setelah lebih dari satu jam berkeliling mall yang
besar itu. Akhirnya Bisma melihat sebuah mukena yang amat cantik, Bisma memutuskan untuk membeli
mukena itu dan dijadikannya sebagai hadiah untuk sang Bunda dihari Ibu besok.

Bisma melangkahkan kakinya menuju toko yang menjual mukena itu. Bisma langsung membeli mukena itu
dan membayarnya. Kemudian, ia melangkahkan kakinya meninggalkan toko itu dengan senyuman menghiasi
wajah manisnya.

"Mudah-mudahan Bunda suka." Ujar Bisma tersenyum senang. Ia rasanya sudah tidak sabar untuk
memberikan hadiah itu untuk Bunda-nya dan melihat bagaimana reaksi sang Bunda ketika ia memberikan
hadiahnya itu.

***
Bisma tengah sibuk membungkus mukena itu kedalam kotak persegi yang ia sudah hias dengan pita berwarna
merah dan menulis surat untuk sang Bunda. Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Itu artinya sebentar lagi
sang Bunda pulang. Bisma sudah menyelesaikan tugasnya membungkus mukena itu. Tak berapa lama, ia
mendengar suara pintu dibuka. Bisma segera turun dari kamarnya dan melihat sang Bunda tengah duduk disofa
ruang tamu.

"Bunda udah pulang?" Tanya Bisma memperhatikan wajah lelah sang Bunda tercinta. Tante Casma atau
Bunda Bisma hanya melirik Bisma sekilas dan kembali memijat-mijati kepalanya yang mungkin agak terasa
sedikit berat.

"Bunda cape pasti ya? Bisma buatin teh ya, Bun?" Tanya Bisma lagi.

"Gausah! Bunda cape, Bisma. Bunda langsung mau tidur!" Ujar Tante Casma dan pergi meninggalkan Bisma
yang masih mematung, memandang kepergiannya dengan nanar.

"Bisma ga yakin kalau besok Bunda mau nerima hadiah Bisma yang ga seberapa itu."Batin Bisma lirih. Ia pun
kembali naik ke kamarnya yang berada dilantai 2.

***
keesokanharinya...

Bisma tengah memandangi kotak persegi dengan hiasan pita merah diatas itu dengan tatapan sedih. Saat ini, ia
sedang berada disebuah taman. Taman yang dulu biasa ia datangi bersama dengan Sang Ayah dan Bundanya.
Ia memang sering kesini untuk mengenang masa-masa indah itu.

"Buat mamah kamu ya?" suara lembut itu membuyarkan lamunan Bisma. Ia menengok ke samping kiri-nya
dan dilihatnya seorang gadis manis tengah menatap hadiah yang ada ditangan Bisma.

"Iya."Jawab Bisma singkat. Gadis itu mengalihkan pandangannya kearah depan dan tersenyum tipis.

"Beruntung banget ya kamu. Masih bisa merayakan hari Ibu." Ucap gadis berambut hitam kecoklatan itu
dengan lirih. Bisma menatap wajah gadis itu, tersirat raut wajah yang sedih.

"Iya. Tapi,aku ga merasa merayakan Hari Ibu itu. Ibu aku terlalu sibuk akan pekerjaannya.Bahkan, aku sempat
bingung mau memberikan hadiah ini atau tidak ke Ibuku sendiri." Jawab Bisma.

"Kenapa?Harusnya kamu bersyukur. Ibu kamu masih ada disisi kamu, kamu masih bisa melihatnya,
mendengar suaranya, bahkan membelai wajah Ibu kamu. Berbeda denganku." Gadis manis itu membuat Bisma
lagi-lagi menatap kearahnya. Namun, dia masih saja fokus menatap kedepan.

"Memangnya kemana ibumu? Hmm?" Tanya Bisma penasaran. Gadis itu menatap Bisma yang tengah
menatapnya. Beberapa saat mata mereka saling bertemu.

"Ibuku sudah dipanggil oleh yang maha kuasa. Mungkin dia lebih sayang sama ibuku." ujar gadis itu. Matanya
mulai memerah menahan tangis. Bisma pun juga ikut bersedih mendengar penuturan gadis itu.

"Maaf..."Sesal Bisma.

"Hmm.. Tidak apa-apa. Aku hanya mengingatkan, bersyukurlah karena Ibumu masih ada. Walaupunia sibuk
namun itu juga demi kamu! Demi untuk membuat kamu bahagia. Jadi jangan pernah mengeluh, BISMA." ujar
gadis itu tersenyum. Bisma heran darimana ia tau namanya? padahal sedaritadi ia tidak pernah memberitahu
namanya kepada gadis itu.

"Kamu tau darimana namaku?"

"Itu tidak penting. Emm.. sudah jam 6 sore, aku harus buru-buru pulang. Adikku sudah menunggu dirumah."
setelah melihat jam tangan yang ada ditangannya, gadis itu pun pergi dari hadapan Bisma.

"Hey tunggu!Siapa namamu?" Teriak Bisma.


"DINA"teriak gadis itu yang ternyata bernama Dina. Bisma tersenyum. Kata-katanya Dina memang ada
benarnya juga. Dan itu membuat Bisma sadar. Kalau Bundanya melakukan semua ini untuk dirinya. Hanya
untuk dirinya.

***
Bisma sedang berada diruang tamu. Ia sedang menunggu sang Bunda pulang dari kantornya.Matanya melirik
kearah jam dinding disamping kanannya. Sudah jam 10 malam.Bisma sangat khawatir, Biasanya jam segini
Bunda-nya sudah ada dirumah. Bisma mengambil handphone-nya dan menelpon sang Bunda. Namun, telepon
Bisma tidak pernah diangkat.

"Ya Allah Bunda... jangan bikin Bisma khawatir." Bisma menaruh kembali handphone-nya dan mengambil
kotak hadiahnya. Bisma mendekap kotak itu didekapannya. Tidak berapa lama ia pun tertidur.

Jam menunjukkan setengah 12 malam. Tante Casma baru pulang dari kantornya karena ada rapat mendadak
dikantornya. Ia membuka pintu dan berjalan menuju ruang tamu,bermaksud ingin beristirahat sejenak.
Langkahnya terhenti melihat sang anak tengah tertidur di sofa sambil memegang sebuah kotak persegi dengan
hiasan pita merah diatasnya.

Tante Casma mendekati Bisma yang tertidur dengan wajah polosnya. Tante Casma menyingkirkantangan
Bisma dan mengambil kotak persegi itu. Terdapat tulisan diatasnya.

-UNTUK BUNDA-NYA BISMA-

Tante Casma dengan perlahan membuka kotak persegi itu dan dilihatnya sebuah mukena cantik
didalamnya.Mata Tante Casma berkaca-kaca melihat hadiah dari sang anak tercinta. Tante Casma pun
menemukan surat didalam kotak itu. Ia membuka dan membacanya.

Untuk Bunda :)
Hari Ini adalah hari Ibu..
Terimakasih Bunda..
Bunda adalah malaikatnya Bisma..
Malaikat yang Allah kirimkan untuk Bisma..
Bunda..
Bisma sangat menyayangi, Bunda..
Bisma juga kangen banget sama Bunda..
Terimakasih Bunda..
Semoga ALLAH selalu melindungi Bunda dalamkeadaan apapun dan dimanapun..

Bunda..
Jangan lupa dipakai ya mukena-nya. Itu Bisma yang beli loh buat Bunda. Maaf kalo Bisma Cuma bisa kasih
itu, tapi Bisma sangat sangat Berharap Bunda suka dan memakainya. Hehehe.

Oiya Bunda.. selamat hari Ibu ya :) makasih buat semua yang Bunda udah kasih ke Bisma. sayang dan cinta
Bunda buat Bisma ga akan pernah ada yang bisa menggantikannya. Makasih juga karena Bunda udah ngerawat
Bisma sampai Bisma sebesar ini. Walaupun, tanpa adanya Ayah disisi Bunda. Bisma bangga banget punya
orangtua seperti Bunda. Bunda adalah sosok terhebat yang pernah Bisma temui.
BISMA SAYANG BUNDA :*

Tante Casma menutup surat dari Bisma.airmata-nya sudah mengalir dengan derasnya. Dia mendekati Bisma,
mengelusrambut sang anak yang saat ini masih berada dialam mimpinya dan mencium kening Bisma dengan
penuh cinta.

“Maafkan Bunda,Sayang.” Lirih Tante Casma dengan suara yang bergetar. Bisma mendengar suara seseorang
menangis didekatnya. Dia pun membuka matanya dan melihat sang Bunda tengah menangis.

“Bunda? Bunda kenapa nang..” Belum sempat Bisma melanjutkan perkataannya. Tante Casma sudah
memeluknya dengan erat. Bisma pun bingung namun ia membalas pelukan sang Bunda.Pelukkan yang amat
dia rindukan.

“Maafkan Bunda,sayang. Karena Bunda terlalu sibuk dan tidak pernah memikirkan Bisma. Maafkan Bunda,
kalau Bunda belum bisa menjadi Bunda yang terbaik buat kamu.. hikss..”tante Casma terisak. Hati Bisma pun
mencelos mendengar perkataan sang Bunda. Iajuga menangis.

“Ga! Bunda adalah Bunda yang terbaik buat Bisma. Bisma bangga punya Bunda.” Bisma menangis sejadi-
jadinya dipelukkan sang Bunda.

“Terimakasih, Nak.bunda suka sama mukena-nya.” Bisma melepaskan pelukkan sang Bunda. Bisma baru
sadar ternyata kotak hadiahnya telah tidak ada.

“Bunda udah liat hadiahnya?” Tanya Bisma. tante Casma hanya mengangguk sambil membelai rambut sang
anak yang kini telah beranjak remaja.

“Sudah sayang.Bunda nanti pakai kalau mau solat.” Tante casma tersenyum dan membuat Bisma ikut
tersenyum. Bisma sangat senang karena Bunda-nya suka akan hadiah yang ia berikan.

“sekali lagi selamat Hari Ibu, Bunda. Bisma sayang Bunda.” Lagi-lagi Bisma memeluk erat sangBunda dan
mendaratkan ciumannya kekedua pipi putih sang Bunda.

“Bunda juga sayang sama Bisma.” tante casma pun membalas pelukkan Bisma.

Anda mungkin juga menyukai