Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi

otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer

& Bare, 2002). Stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh

sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis

atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang

timbulnya secara mendadak.

Pada 1053 kasus stroke di 5 rumah sakit di Yogyakarta angka kematian

tercatat sebesar 28.3%; sedangkan pada 780 kasus stroke iskemik adalah

20,4%, lebih banyak pada laki-laki. Mortalitas pasien stroke di RSUP Dr

Sardjito Yogyakarta menduduki peringkat ketiga setelah penyakit jantung

koroner dan kanker, 51,58% akibat stroke hemoragik, 47,37% akibat stroke

iskemik, dan 1,05% akibat perdarahan subaraknoid (Setyopranoto, 2011).

Computerized Tomography Scanner (CT Scan) merupakan

pemeriksaan khusus mutakhir, tidak berbahaya, sederhana, cepat dikerjakan

dan banyak memberikan informasi yang dapat diandalkan. CT Scan dapat

memberikan gambaran kepala yang sangat jelas tentang proses desak ruang

intrakranial, misalnya tumor otak, infark otak, abses otak, hidrosefalus,

hematoma epidural dan hematoma subdural. Pada penyakit stroke, CT Scan


merupakan pemeriksaan baku emas untuk membedakan infark dengan

perdarahan (Parinding, 2015).

Pada hasil pemeriksaan CT scan, lesi iskemik atau infark menunjukkan

kelainan hipodens dengan batas kurang tegas pada fase awal, kemudia menjadi

semakin tegas sedangkan lesi hemoragi (perdarahan) akut terlihat hiperdens

dengan batas tegas dan makin lama densitasnya semakin turun (Parinding,

2015).

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mempelajari kelainan

hasil CT scan kepala pada penderita stroke. Ditinja juga hubungan gejala-

gejala klinis yang terjadi dengan kelaian CT scannya pada sarian bagian otak

Anda mungkin juga menyukai