Anda di halaman 1dari 19

FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 1

KOMPETENSI : Memahami prinsip – prinsip mengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak
langsung dengan cermat, teliti dan objektif

Indikator : membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan
memperhatikan angka penting

ALAT UKUR

MIKROMETER SKRUP (nst = 0,01 mm) JANGKA SORONG (nst = 0,01 mm)

NERACA O ‘ HAUS
SU + (0,01 X SN) + 0,005
JUMLAHKAN SAJA TIAP
LENGAN—INGAT SATUAN

MIKROMETER SKRUP JANGKA SORONG

ATURAN ANGKA PENTING


1. Angka nol berderet dibelakang tanpa decimal bukan Angka Penting (AP)
2. Angka nol koma nol nol bukan angka penting (AP)
Oprasi angka penting
1. Jumlah atau kurang, hasilnya angka taksiran (angka dibelakang koma yang terkecil)
2. Kali atau bagi, hasilnya angka penting yang terkecil

Indikator : menentukan resultan vector dengan berbagai cara


Perpindahan : perubahan posisi dari keadaan awal ke keadaan akhir (awal – akhir)
Besar dan nilai vector
∑ 𝐹2
FR = √∑ 𝐹𝑥2 + ∑ 𝐹𝑦2 dan arahnya 𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ∑ 𝐹𝑦2
𝑥

Uraikan, jumlahkan kemudian phytagoraskan


Dengan arah keatas dan kekanan positif (+) ke bawah dan kekiri (-)
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 2

Sudut di x jika terhadap horizontal (T atau B) ,


sudut di y jika terhadap vertikal (U atau S), jika
belok dari U ke T maka sudut dari U

KOMPETENSI : Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik, benda
tegar usaha, kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum, dan masalah fluida
Indikator : menentukan besaran – besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan dan gerak
parabola
GERAK

LURUS MELINGKAR PARABOLA

GLB GLBB Periode (T)


𝑡
T=
Gerak lurus Gerak Lurus 𝑛
Frekuensi (f)
v tetap v berubah 𝑛
a=0 a tetap f=
𝑡
1
Dipercepat (a+) Jadi f =
s s v 𝑇
v>0
v s
Kecepatan anguler /
t v<0 t t t t kecepatan sudut
2𝜋
S = v.t Diperlambat (a-)  = 2.f = 𝑇
v s
Kecepatan linier/kecepatan
1
singgung
v ( ms )
vt v = .R
t t
percepatan sentripetal
v0 vt = v0 + at berarah kepusat
t (s ) vt2 = v02 + 2as 𝑣2
1 as = 2.R = 𝑅
t S = v0.t + 2 at2
∆𝑣 𝑣2 − 𝑣1 gaya sentripetal (Fs)
Jarak = luas arsiran; a = 𝑡 = 𝑡 Fs = m.as
Catatan
Vertikal 2𝜋
1 RPM atau 1 ppm = rad/s
Ke atas ( a = -g ; s = h) 60
 Setali / menyinggung Untuk
Ke bawah (a = g; s =h) 2ℎ
Ketinggian maksimum vt = 0 V1 = V2 t=√𝑔 vx
1.R1 = 2.R2
XAB = vx.t
Jatuh bebas (vo = 0)  Seporos/sepusat
vt = gt 1 = 2
vt2 =2gh 𝑉1 𝑉2
1 =
h =2 gt2 𝑅1 𝑅2
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 3

Indikator : menentukan berbagai besaran dalam hukum newton dan penerapan dalam kehidupan sehari
– hari
Bidang Datar
DINAMIKA N
PARTIKEL

Gaya normal (N)


Gaya berat (w = m.g)
w = m.g

Bidang Miring
Gaya Gesek : arahnya selalu N
berlawanan dengan gerak benda
Statis : keadaan diam dan sesaat
akan mulai bergerak (μs)
Kinetis : saat bergerak (μk) W sin θ w cos θ
fg = μ. N w

Hukum newton Faksi = - Freaksi

Hk. I Newton ∑𝐹
𝑎= ; untuk katrol dg massa
F = 0 (kelembaman) ∑𝑚 Lift (N) atau tegangan tali (T)
gantung maka F = w = m.g; jika ada 2 N – W = m.a (a+) : keatas
Diam dan GLB (v : tetap) T – W = m.a (a-) : kebawah
maka W 2 – W 1; jika ada 1 maka W yg
gantung aja

Menentukan besaran – besaran fisis dinamika rotasi (torsi, momentum sudut, momentum inersia, atau
titik berat) dan penerapannya berdasarkan hukum II Newton dalam massalah benda tegar.

Torsi F Titik Berat


τ = F.d sin θ bernilai +
τ = I. θ 𝑥1 𝐿1 ± 𝑥2 𝐿2 ± . .
+ : searah jarum jam d 𝑥=
𝐿1 ± 𝐿2 ± . .
Dinamika - : berlawanan jarum jam
rotasi 𝑦1 𝐿1 ± 𝑦2 𝐿2 ± . .
Inersia Batang pejal 𝑦=
1 𝐿1 ± 𝐿2 ± . .
I = k MR2 Ujung : k = 3
1 + : terarsir keseluruhan
Tengah-tengah : k = 12
- : terarsir sebagian
Silinder pejal
1 2
Atau katrol ; K = 2 Bola K = 5 Segitiga
Persegi/persegi panjang
∑𝐹
a = ∑ 𝑀+𝑘𝑀 l
𝑘 2.𝑔.ℎ t
𝑣 = √ 𝐾+1 ; a
p 1
Ektot = (k+1) ½ m.v2 panjang lintasan =
ℎ 1 1 x=2 𝑎
sin 𝜃 x= 2
𝑃 y=2 𝑙 1
y = 3𝑡
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 4

Indikator : menentukan hubungan usaha dan perubahan energy dalam kehidupan sehari – hari atau
menentukan besaran – besaran terkait.

F sin  F w = F. ∆S = F cos. ∆S

F cos F searah dengan perpindahan


(∆S)
USAHA ∆S
Besaran skalar
Perubahan energy kinetic
1
W = ∆Ek = 2 𝑚 (𝑣22 − 𝑣12 )
V2 = v1 + a.t
Usaha adalah
perubahan energi Perubahan energy potensial
W = ∆Ep = 𝑚. 𝑔 (ℎ2 − ℎ1 )

Indicator : pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan atau menentukan besaran – besaran terkait pada
konsep elastisitas
Regangan (strain)
∆𝑋 Modulus elastic/young
e=𝑋
1
𝜎 𝐹.𝑋1
E=𝑒 = 𝐴.∆𝑋
Tegangan (stress)
𝐹
Elastisitas σ=𝐴

Hukum hooke
F = k . ∆X
1 1
Susunan Ep = 2 𝑘. ∆𝑋 2 = 2
. 𝐹. ∆𝑋
pegas
F F F = KTOTAL . ∆XTOTAL
k = tan 

x Ep = Luas x

Susunan Seri Susunan paralel


1 1 1 1 Kp = K1 + K 2 + … K n
𝐾𝑠
= 𝐾1
+ 𝐾2
+ … 𝐾𝑛

= w = m.g
= w = m.g
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 5

Indikator : menentukan besaran – besaaran fisis yang terkait dengan hukum kekekalan energy mekanik

Energi besaran yang dimiliki benda


untuk melakukan usaha.

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda
benda yang bergerak (memiliki kecepatan) karena kedudukannya dari suatu acuan (memiliki
1
Ek = 2 𝑚. 𝑣 2 ketinggian)
Ep = m.g.h

HUKUM KEKEKALAN ENERGI


Energi mekanik v1
EP1 + EK1 = EP2 + EK2 Em = Ep + Ek
1 1
m.g.h1 + 2 𝑚. 𝑣12 = m.g.h2 + 2 𝑚. 𝑣22 h1

h2 v2

Indikator : menentukan besaran fisis yang terkait dengan tumbukan impuls atau hukum kekekalan
momentum

Impuls, hukum kekekalan momentum dan tumbukan

Impuls adalah Hukum kekekalan Tumbukan


perubahan momentum momentum
I = ∆P = P2 – P1 mv1 + mv2 = mv1’ + mv2’ Hukum kekekalan momentum
I = m (v2 – v1) mv1 + mv2 = mv1’ + mv2’
arah vektor kecepatan [(+) ke
F. ∆t = m (v2 – v1) kanan; (–) ke kiri arah vektor kecepatan [(+) ke kanan; (–) ke kiri
arah vektor kecepatan [(+) ke
kanan; (–) ke kiri
koefesien restitusi (e)
𝑣1′ − 𝑣2′
Jika tumbukan tidak lenting sama -e =
𝑣1 − 𝑣2
sekali (menyatu) maka
lenting sempurna e = 1
lenting sebagian 0 < e < 1
mv1 + mv2 = v’(m1 + m2) tidak lenting sama sekali e = 0

ℎ2 ℎ3
V = √2. 𝑔. ℎ -------- e = =
ℎ1 ℎ2
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 6

Indicator : menjelaskan hukum – hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan fluida dinamis dan
penerapan dalam kehidupan sehari – hari.

Fluida adalah zat yang dapat


mengalir dan memberikan sedikit
hambatan terhadap perubahan
bentuk ketika ditekan

Statis Dinamis

Persamaan Tabung bocor


Hukum pascal kontinuitas
Hukum
𝐹1 𝐹2 v1.A1 = v2.A2 v  2 gh
= Archimedes
𝐴1 𝐴2 v1.R12 = v2.R22
FA = cair . g.VT
atau W’ = w - Fa x  2 hH  h

x
𝐹1 𝐹2 t
𝑅12
= 𝑅22
v

h
H v
Hukum hidrostatis
x

Pipa venturi h
2 g h
v1  A2
 A1  A2  A1  A2  A1 v1 v2 A
2

1 . h1 = 2 . h2 Gaya angkat peasawat Patas


Vatas
Terbang : PB > PA dan VB < VA
Mendarat : PB < PA dan VB > VA
Vbawah
Pbawah

Kompetensi : memahami konsep kalor dan prinsip konservasi kalor, serta sifat gas ideal dan perubahan
yang menyangkut hukum termodinamika dalam penerapannya pada mesin kalor.
Indicator : menentukan pengaruh kalor terhadap suatu zat perpindahan kalor atau asas black dalam
pemecahan masalah
KALOR Lebur ; Q = m.L Uap; Q = m.U

Perubahan suhu ; Q = m.c.∆T


PERPINDAHAN KALOR

KONDUKSI KONVEKSI RADIASI Asas Black


𝑄 𝑘.𝐴.∆𝑇 𝑄 𝑄
H= 𝑡 = 𝑙 H = 𝑡 = ℎ. 𝐴. ∆𝑇 H = 𝑡 = 𝑃 = 𝑒. 𝜎. 𝐴. 𝑇 4 QLepas = QTerima
Hlogam 1 = Hlogam 2  = 5,67. 10-8 T(dlm K)

Volume ∆V = V1 . 3α. ∆T Luas ∆A = A1 . 2α. ∆T


∆V = V1 . ( - 3α). ∆T Panjang ∆l = l1 . α. ∆T
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 7

Indikator : menjelaskan persamaan umum gas ideal pada berbagai proses termodinamika dan
penerapannya.

GAS IDEAL

Hukum boyle – Energi kinetic Gas ideal


PERSAMAAN UMUM
2 1 Gay lussac Hanya bergantung pada suhu saja
PV = n.RT=NKT=3 . 𝑁𝐸𝑘 = 𝑁. 𝑚𝑣 2 𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2 3
𝜌.𝑅𝑇
3
= Ek = 2 . 𝑘𝑇 jadi Ek  T
P=
𝑀𝑟
𝑇1 𝑇2
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑁
n = 𝑀𝑟 = 6,23.1023
R = 8,314
T (dalam K jd T = Tc + 273) Kecepatan efektif gas idel v  √𝑇
K = 1,38.10-23 3𝑅𝑇 3𝐾𝑇 1
v= √
𝑚𝑟
= √
𝑚 v  √𝑚

Ciri – ciri gas ideal : partikel bergerak sembarang (acak-brown), berlaku hukum newton tentang gerak,
jarak antar partikel >ukuran partikel, tidak ada gaya antar partikel, tumbukan lenting sempurna

Indicator : menentukan besaran fisis yang berkaitan dengan proses termodinamika pada mesin kalor

TERMODINAMIKA

USAHA
PROSES TERMODINAMIKA MESIN CARNOT
W = P.∆V P.(V2 – V1) P Reservoir Suhu
a Q1 Tinggi (T1)
P Q1
W = luas b
T1
W
V
d Q2
T2
P Q2 c Reservoir
W = luas V
Suhu Rendah (T2)
siklus
proses isotermik (ab & cd) proses
V
adiabatik (bc & da)
𝑄1 𝑇1
=
𝑄2 𝑇2
W = Q 1 – Q2
Jika efisiensi () Effisiensi mesin
𝑤 𝑄 −𝑄
berubah menjadi ’  = 𝑄 𝑥 100% = 1𝑄 2 𝑥 100%
1 1
Maka 𝑇1 − 𝑇2
Catatan: = 𝑥 100%
T1 (1-) = T1’ (1-’) 𝑇1
T dalam bentuk Kelvin jadi TK = TC + 273
Q1 (1-) = Q1’ (1-’)

Kompetensi : menganalisis konsep dan prinsip gelombang, optic dan bunyi dalam berbagai penyelesaian
masalah dan produk teknologi.
Indicator : menentukan ciri – ciri dan besaran fisis pada gelombang
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 8

GELOMBANG

Gelombang stasioner
GELOMBANG BERJALAN
Persamaan umum simpangan
gelombang berjalan
𝑥
Y = + A sin (t + kx) = + A sin 2(ft + 𝜆)
𝑡 𝑥
Y = + A sin 2(𝑇 + 𝜆)

A 
P
xp
yp
sumber

 V _
arah rambat
A
2𝜋
 = 2.f =
𝑇
2𝜋
k=
𝜆

Cepat Rambat
𝜆 𝜔
v = .f = 𝑇 = 𝑘

Indicator : Menjelaskan berbagai jenis gelombang elektromagnet serta manfaat atau bahayanya dalam
kehidupan sehari-hari.
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium perantara.

Spektrum Manfaat dalam kehidupan


Urutan gelombang elektromagnetik: Gelombang Frekuensi sehari-hari
GRUTI Rada TeleR Gelombang sebagai media komunikasi
hanya  semakin besar, lainnya (f, E) radio 106 Hz audio
mengecil sebagai media komunikasi
(“Gamma, Rontgen, Ultraviolet, Gelombang TV 107 – 108 Hz audio video
cahaya sistem radar / pendeteksi
Microwave / gel. pesawat / masak
Tampak (u-ni-bi-hi-ku-ji-me),
Pendek 109 – 1010 Hz cepat/mencari jejak
Inframerah, fotografi dan remote control
Radar, Televisi, Radio.”) 1011 – 1013 dan transfer data dan night
Infra merah Hz vision
Cahaya yang dapat ditangkap
Gel. Cahaya : gelombang elektromagnetik Cahaya tampak 1014 Hz mata
(tidak membutuhkan medium untuk
perunut dengan metode
merambat), sifatnya : refleksi, refraksi,
difraksi, interferensi dan polarisasi (gel. spektroskopi; kanker kulit dan
Transversal) Ultraviolet 1015 Hz berguna pada fotosintesis
1016 – 1019 rongent / foto bagian dalam
Gel. Bunyi : gelombang mekanik Sinar x Hz tubuh
(membutuhkan medium untuk merambat) ; rekayasa genetik / radiasi;
longitudinal (rapatan dan regangan) sifat seterilisasi alat –alat kedoktera
yang tidak dimiliki adalah polarisasi Sinar gamma () 1020 Hz dan kanker
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 9

Indicator : Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan pengamatan pada mikroskop atau
teropong.
Pada objektif (ob) berlaku : Pada okuler (ok) berlaku :
komponen : 2 lensa positif
1 1 1 s' ob s' ok
objektif & okuler (fob < fok)   dan M ob  d  f ob  sok dan M ok 
f ob sob s'ob s ob s ok
lensa okuler berfungsi
sebagai lup sifat bayangan objektif : nyata, terbalik, sifat bayangan okuler : maya, tegak,
diperbesar diperbesar

Kondisi mata akomodasi maksimum ( s'ok  s n ) tak akomodasi ( s' ok   )


Alat Optik

perbesaran total s' ob  s  s' ob s n


M   n  1 M 
M  M ob  M ok s ob  f ok  s ob f ok

panjang mikroskop
d  s'ob  sok d  s'ob  f ok
(jarak objektif dan okuler)
Sifat bayangan total maya, terbalik, diperbesar

Jenis Teropong Bintang Bumi Panggung


2 lensa positif 2 lensa
3 lensa positif
komponen objektif & okuler objektif (+) dan okuler
objektif, pembalik & okuler
(fob > fok) (–)
1 1 1
berlaku sob   ; s' ob  f ob ;  
f ok sok s' ok

akomodasi f ob
f ob f ob M dan
maksimum M dan d  f ob  s ok M dan d  f ob  4 f P  s ok s ok
s ok s ok
s' ok  s n d  f ob  s ok

f ob
tak berakomodasi f f M dan
M  ob dan d  f ob  f ok M  ob dan d  f ob  4 f P  f ok f ok
s' ok   f ok f ok
d  f ob  f ok
Sifat batangan
maya, terbalik, diperbesar maya, tegak, diperbesar maya, tegak, diperbesar
total

Tak berakomodasi , letak benda sangat jauh (tak terhingga) dan sinar pantulnya sejajar
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 10

Indicator : Menentukan besaran-besaran fisis pada peristiwa interferensi dan difraksi.

OPTIK FISIS

Celah ganda (Young) Celah tunggal Celah banyak (Kisi)

Pipa terang (interferensi maksimum / konstruktif)


 
d sin   2m  1  2m  1
p p 1 1 p
d sin   m d  m d sin   m  m
 2  2 N N 
Pita gelap (interferensi minimum / destruktif)
   
d sin   2m  1  2m  1 sin   2m  1  2m  1
p p 1 1 p
d d sin   m d  m
2  2  N 2 N  2
m = nomor pita / orde (pusat m = 0; pita/orde ke-satu m = 1; pita/orde ke-dua m = 2; pita/orde ke-tiga m = 3 ...dst...)
 = jarak layar dari celah; p = jarak pita ke-m dari pusat;  = panjang gelombang
d = jarak pisah dua celah d = lebar celah N = kostanta kisi (garis/cm)

Indikator : Menentukan besaran-besaran fisis yang berkaitan dengan peristiwa efek Doppler.

Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi


bunyi yang terdengar akibat adanya kecepatan relatif
antara sumber bunyi dan pendengar.
𝑓𝑝 𝑣 ± 𝑣𝑝
=
𝑓𝑠 𝑣 ± 𝑣𝑠

Catat: pendengar sebelah kiri dan sumber sebelah kanan

Indicator : Menentukan intensitas atau taraf intensitas bunyi pada berbagai kondisi yang berbeda.
INTENSITAS BUNYI
𝑃 𝑃 1
I = 𝐴 = 4𝜋𝑟2 jadi I ~ 𝑟2

Taraf intensitas dengan intensitas Taraf intensitas dengan Taraf intensitas dengan
𝐼 jumlah mesin (n) perubahan jarak (r)
TI = 10 log (𝐼1 ) dengan I0 = 10-12
𝑜 𝑛 𝑟
TIn2 =TIn1 + 10 log (𝑛2) dengan I n TI2 = TI1 – 20 log (𝑟2 )
1 1
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 11

SKL : Memahami konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan dan penerapannya dalam berbagai
penyelesaian masalah.
Indikator : Menentukan besaran-besaran fisis yang mempengaruhi medan listrik dan hukum Coulomb.

Listrik statis

Hukum couloumb Medan listrik

𝑄 .𝑄 𝑄
F = k 1𝑟2 2 E = k 𝑟2
F  Q1 . Q 2
+: keluar
1
F 𝑟2
– : masuk

Muatan berbeda tarik-menarik


Muatan sama tolak menolak

Untuk gaya couloumb dan medan listrik = 0


Gaya couloumb dan medan listrik Letaknya titik
merupakan besaran vector (nilai dan arah)  jika muatan sama  terletak di antara kedua muatan
Searah  dijumlahkan  jika muatan berbeda  terletak di garis perpanjangan
Berlawanan  dikurangi kedua muatan (di luar sebelah kanan / kiri) dekat dengan
Tegak lurus  phytagoras muatan yang lebih kecil
Membentuk sudut θ  𝑄1 𝑟2 2
FR = √𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 . 𝐹2 . cos 𝜃 =( )
𝑄2 𝑟1
Indicator : menentukan besaran fisis fluks, potensial listrik atau energi potensial listrik serta
penerapannya pada kapasitas keping sejajar atau pada rangkaian kapasitor.

Potensial listrik (V) merupakan besaran Kapasitansi kapasitor keping sejajar


skalar 𝐴
C = 𝑘. 𝜀𝑜 .
𝑞 𝑑
V=𝑘 (jika q + tulis +) (jika q – tulis -) 1
𝑅 C  k.𝜀𝑜  A 
𝑑
V = V1 + V2 + V…
Potensial listrik
R < RBola (titik A &B)
𝑄 V = E.d
VA = VB = K
Kapasior

𝑅𝐵𝑜𝑙𝑎 Energi potensial


Ep = q.V
(titik C)
R > RBola Rangkaian kapasitor
𝑄 1
VC = K Q = C.V  W = 2 . 𝐶. 𝑉 2
(𝑅𝐵𝑜𝑙𝑎 + ℎ)
SERI PARALEL
VA = VB > VC

1 1 1 1
Hukum Gauss = 𝐶 + 𝐶 +. . + 𝐶 CP = C1+ C2+ … +Cn
𝑞 𝐶𝑆 1 2 𝑛
∅ = 𝐸. 𝐴. cos 𝜃 = Qs = Q1 = Q2 = …Qn Qs = Q1 + Q2 +..+ Qn
𝜀𝑜
Indikator : Menentukan besaran-besaran listrik pada suatu rangkaian berdasarkan hukum Kirchoff.
Vs = V1 + V2 + … + Vn Vs = V1 = V2 = ...= V3
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 12

LISTRIK DINAMIS

Pembaca Alat ukur Hukum ohm Hukum Khircoff II Daya dan Energi
𝐽𝑇 V= I.R
Hasil pembacaan = 𝑆𝑇 . 𝐵𝑈 Khirchoff  + IR = 0
P = V.I = I2.R
Khircoff I W = E = P.t
Rangkaian seri Rangkaian parallel IMASUK = IKELUAR

Rangkaian majemuk
A

-  jika sama-sama
1 1 1 1 R1 R2 R3
RS = R1 + R2 + .. +Rn = + +⋯ + atau – maka 
𝑅𝑃 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛 1 2 3
VT = V1 + V2 + …+ Vn  tersebut sama -sama
B
IT = I1 = I2 = … = In VT = V1 = V2 = …= Vn 1 1 1 1 ditambah atau
IT = I1 + I2 + … + In    
RP R1 R2 R3 dikurang
   
 V AB  RP  1  2  3  VAB =  + IR
 R1 R2 R3 

Indicator : Menentukan induksi magnetik di sekitar kawat berarus listrik.

Induksi magnet pada kawat lurus berarus listrik


Induksi magnetic disekitar

𝜇𝑜𝐼
BP = 2𝜋𝑎
kawat berarus listrik

Induksi magnet (B)


Arah :  keluar bidang gambar
merupakan besaran vekor
Ar  masuk bidang
(nilai dan arah)
Searah  dijumlahkan
Induksi magnet pada kawat melingkar berarus Berlawanan  dikurangin
listrik
𝜇𝑜 𝐼 𝛼
BP = 2𝑎 . 𝑁. 360

Indicator : Menentukan arah dan besar gaya magnetic (gaya Lorentz) pada kawat berarus listrik atau
muatan listrik yang bergerak dalam medan magnet homogen.

Gaya lorenz

Pada sebuah kawat Pada dua buah kawat berarus Muatan yang
berarus bergerak
F = B.i.l sin θ 𝐹 𝜇𝑜 .𝐼1 .𝐼2 F = B.q.v sin θ
𝑙
= 2𝜋𝑎
F Fq
I v
B Arus searah tarik menarik B

Arus berlawanan tolak menolak


Fq
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 13

Indikator : Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi GGL induksi atau prinsip kerja transformator .

GGL induksi

Percobaan Faraday Fluks magnet GGl induksi (hukum Faraday)


Φ = B.A. cos θ ∆∅
 = N ∆𝑡

Perubahan fluk magnet pada Perubahan arus pada


kawat bergerak lurus inductor
∆𝐼
     = L ∆𝑡
 = B.l.v    
R
   v 
 B  
   
V arahnya berlawanan dengan F 𝜀
𝑖=
(kaedah tangan kanan) 𝑅

TRANSFORMATOR (TRAFO)

STEP UP (MENAIKAN TEGANGAN)


VP < VS STEP DOWN (MENURUNKAN
NP < NS TEGANGAN)
IP > IS VP > VS
Efisisensi  = 100% NP > NS
PP = PS IP <IS
𝑁𝑃 𝑉𝑃 𝐼𝑆 Efisisensi  < 100%
= = PP >PS
𝑁𝑆 𝑉𝑆 𝐼𝑃 𝑃 𝑉 𝐼
 = 𝑃𝑆 .100% = 𝑉 𝑆. 𝐼𝑆 . 100%
𝑃 𝑃. 𝑃
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 14

Indikator : Menjelaskan besaran-besaran fisis pada rangkaian arus bolak-balik yang mengandung
resistor, induktor, dan kapasitor .

Rangkaian arus bolak - balik

Resistif atau Resonansi Rangkaian RLC dikatakan Rangkaian RLC dikatakan


(XL = XC) bersifat induktif jika bersifat kapasitif jika
impedansi rangkaian bernilai X L  XC X L  XC
minimum  Z  R 1 1
XC  atau X C 
arus pada rangkaian bernilai X L  L atau X L  2fL C 2fC
maksimum  I  V
R
V  I XL V  I XC
besar frekuensi rangkaian 
1
f 
2 LC

VR = I.R
Rangkaian R-L-C
XL
R L C Impedansi Z
XL  XC

Z  R 2   X L  X C 2 
XL XC
XC R
VR VL Vc
Tegangan total VL V
V; 
~
I V L  VC
V  V R 2  V L  VC 2

VC VR

Kompetansi : Memahami konsep dan prinsip kuantum, relativitas, fisika inti dan radioaktivitas dalam
kehidupan sehari-hari.
Indikator : Menjelaskan berbagai teori atom.

 Teori Atom Dalton  dua buah atom atau lebih dapat bergabung
Dalton menyatakan bahwa : membentuk molekul
 atom merupakan bagian terkecil dari suatu Kelemahan teori Dalton adalah tidak dapat
materi yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. menjelaskan sumber muatan listrik pada atom
 atom-atom suatu unsur memiliki padahal menurut Dalton atom merupakan
karakteristik yang sama satu sama lain partikel yang netral.
namun berbeda dengan unsur lainnya.
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 15

Kelemahan teori Rutherford adalah


 Teori Atom Thomson  elektron bergerak sambil memancarkan
Menurut Thomson, atom energi sehingga energi totalnya akan
merupakan bola pejal bermuatan berkurang dan jari-jarinya akan mengecil
positif dengan elektron yang sampai akhirnya menabrak inti (tidak dapat
bermuatan negatif tersebar menjelaskan kestabilan atom).
merata di permukaannya dan  spektrum atom hidrogen yang dihasilkan
jumlah elektron (muatan negatif) berupa spektrum kontinu (tidak dapat
sedemikian hingga sama dengan mnjelaskan spektrum atom hidrogen yang
muatan positif atom. Model berupa spektrum diskret / garis)
atom Thomson disebut dengan
model roti kismis (plum pudding  Teori Atom Neils–Bohr
model). Neils-Bohr
Thomson menyatakan, muatan spesifik menyempurnakan teori atom
elektron (perbandingan antara muatan dan Rutherford dengan
massa elektron) sebesar : menambahkan teori
e kuantum Planck. Teori atom
 1,7588  1011 C/kg
m Neils-Bohr didasari dua
Sedangkan besar muatan dan massa elektron postulat, yaitu :
berhasil ditentukan melalui percobaan tetes 1). Elektron berputar
minyak Milikan, yaitu : mengelilingi inti atom
 muatan elektron  e = –1,602  10–19 C pada lintasan-lintasan
 massa elektron  m = 9,109  10–31 kg tertentu (disebut
Kelemahan teori Thomson adalah tidak dapat lintasan stationer)
menjelaskan bagaimana susunan elektron dan tanpa membebaskan
muatan positif di dalam atom. energi dan memiliki
momentum sudut.
 Teori Atom Rutherford
 jari-jari lintasan / kulit ke – n  rn  n2r1
Untuk mengetahui kebenaran teori
Thomson, Rutherford melakukan percobaan r1 = jari-jari lintasan/kulit pertama (0,53
yang dikenal dengan percobaan hamburan sinar Å)
alfa. Dari percobaan tersebut, Rutherford  energi elektron pada lintasan ke – n 
E1
menyimpulkan bahwa : En 
n2
 atom terdiri atas inti yang bermuatan positif
dimana inti mengandung sebagian massa E1 = energi elektron pada lintasan
atom. pertama (–13,6 eV)
 inti atom dikelilingi oleh elektron (muatan  momentum sudut elektron pada
negatif) yang bergerak mengelilingi inti lintasan ke – n
h
seperti planet mengelilingi matahari. mvr  n
2
 atom secara keseluruhan bersifat netral
dengan n = tingkat energi / lintasan / kulit
sehingga jumlah muatan inti sama dengan
2). Elektron akan menyerap energi jika
jumlah muatan elektron yang mengitarinya.
berpindah ke tingkat energi lebih besar
 inti atom dan elektron tarik-menarik (terjadi (dari kulit dalam ke kulit luar) dan
gaya elektrostatis) sehingga menyebabkan elektron akan memancarkan energi jika
adanya gaya sentripetal. berpindah ke tingkat energi lebih rendah
v2 q q (dari kulit luar ke kulit dalam). Besarnya
Fsp  FCoulomb  m  k elektron2 int i
r r
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 16

energi yang diserap atau dipancarkan Kelemahan teori Bohr adalah tidak dapat
elektron tereksitasi memenuhi: menjelaskan spektrum warna pada atom
E  E A  EB berelektron banyak.
EA dan EB = energi pada lintasan setelah
berpindah (after) dan sebelum berpindah
(before)

Indicator : Menjelaskan besaran-besaran fisis terkait dengan peristiwa efek foto listrik/efek Compton.

Dualisme Gelombang

Efek foto listrik adalah gejala terlepasnya Efek Compton adalah


elektron dari permukaan logam karena logam disinari oleh gelombang terhamburnya foton setelah
elektromagnetik pada frekuensi tertentu. ditumbukkan pada elektron.
Ek maks

fo f
W
syarat terjadinya efek foto listrik
adalah:
1. Frekuensi cahaya harus lebih besar dari frekuensi ambang logam (f > fo) E’foton < Efoton
2. Panjang gelombang cahaya harus lebih kecil dari panjang gelombang f’<f
ambang logam (<o) ’>
3. Energi foton sinar harus lebih besar dari fungsi kerja logam (EFoton >Wo)
4. intensitas cahaya hanya berpengaruh pada banyaknya electron yang
 ' 
h
1  cos 
terlepas dari logam (arus listrik) bukan pada energy kinetic m0 c

Ek = hf – WO = h (f-f0)
1 1
Ek = hc ( − )
𝜆 𝜆𝑜

Indicator : Menentukan besaran-besaran fisis terkait dengan teori relativitas .

Teori relativitas

Kecepatan relative Besaran – besaran dalam realtivitas Einstein

𝑣𝐴 ± 𝑣𝐵
𝑣𝐴𝐵 = 𝑣 .𝑣
1± 𝐴 2𝐵
𝑐
+ : kecepatan pesawat saling mendekat
- : kecepatan pesawat saling menjauhi
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 17

Indicator : Menentukan besaran-besaran fisis pada reaksi inti atom.

Reaksi inti atom

Indicator : Menjelaskan macam – macam zat radioaktif dan pemanfaatan.


Beberapa jenis radioisotop dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
Radioisotop Manfaat
Co-60  Kedokteran : sumber radiasi gamma pada terapi tumor, kanker, dan untuk
sterilisasi
 Industri : mengetahui cacat / kerusakan cacat pada bahan tanpa merusaknya
I-131  Kedokteran : diagnosa kelenjar gondok/tiroid
 Sains : mempelajari kesetimbangan dinamis
Ti-201  Kedokteran : diagnosa kerusakan jantung
Xe-133  Kedokteran : diagnosa penyakit paru-paru
P-32  Kedokteran : diagnosa penyakit mata dan penyembuhan leukimia
Sr-85  Kedokteran : diagnosa penyakit tulang
Se-75  Kedokteran : diagnosa penyakit pancreas
Na-24  Hidrologi : diagnosa kebocoran pipa air bawah tanah, mempelajari kecepatan
aliran air, mengukur kadar lumpur dan mengukur ketinggian air dalam tabung.
O-18  Sains : studi mengenai reaksi esterifikasi
C-14  Sains : studi mekanisme reaksi fotosintesis dan menentukan umur fosil
Cs-137  Kedokteran : sterilisasi

Reaksi inti : 𝑡
- Memenuhi : A1 + A2 = A3 + A4 dan Z1 + Z2 = Z3 + Z4 1 𝑇 𝑃𝐴𝑅𝑈𝐻
𝑁=( ) 𝑁0
𝐴1 𝐴2 𝐴3
2
𝑍1𝑋 + 𝑍2𝑌 → 𝑍3𝑋 + 𝑍4𝑋 𝐴4
FOKUS UN FISIKA Sudrajat College - 18

Anda mungkin juga menyukai