Anda di halaman 1dari 10

BIOGRAFI PARA ILMUAN MATEMATIKA

1. JOHANN KEPLER (1571-1630).

Copernicus, Tycho Brahe, Galileo dan Kepler adalah peletak dasar astronomi modern.
Copernicus adalah seorang biarawan (Katolik). Galileo adalah juga seorang Kristen (Katolik)
yang sungguh-sungguh walaupun pernah ada masalah soal "Teori Heliosentris versus Teori
Geosentris". Kepler telah mendapatkan rumus-rumus yang masih dipakai sampai sekarang
untuk meramalkan gerakan planet-planet. Kepler mula-mula belajar teologi. Tetapi setelah 2
tahun ia pindah jurusan dan mempelajari astronomi. Pengaruh studi teologinya besar dalam
pernyataan- pernyataannya dibidang astronomi. Ia berkata bahwa ia selalu berusaha
memikirkan "Pikiran Allah" ("thinking God's thoughts after Him"). Ia percaya secara harafiah
Kitab Kejadian 1,2 mengenai Penciptaan alam semesta dalam waktu enam hari. Dalam salah
satu bukunya ia menulis : "Since we astronomers are priests of the highest God in regard to
the book of nature, it befit us to be thoughtful, not of the glory of our own minds, but rather,
above all else, of the glory of God."( Terjemahan bebasnya adalah sbb : "Karena kami, ahli
astronomi adalah imam Allah yang Maha Tinggi tentang buku alam semesta, sepatutnyalah
kami memuliakan Allah, dan bukan pikiran kami sendiri".)

2. FRANCIS BACON (1561-1626)

Bacon peletak dasar "metode ilmiah" modern yang pertama. Ia tekankan percobaan
(experiments) dan metode induksi. Hal ini berlawanan dengan metode deduksi Aristoteles.
Bacon percaya betul akan Alkitab. Ia menulis :"There are two books laid before us to study,
to prevent our falling into error ; first, the volume of the Scriptures, which reveal the will of
God ; then the volume of the Creatures, which express His power."("Dihadapan kita ada dua
buku yang harus kita pelajari, untuk mencegah kita jatuh dalam kesalahan ; pertama Alkitab,
yang menunjukkan kehendak Allah ; lalu buku alam semesta, yang menunjukkan
KuasaNya.")

3. LOUIS AGASSIZ (1807-1873).

Agassiz adalah seorang akhli biologi (palaentology) dan akhli geologi yang kenamaan. Pada
tahun 1860, satu tahun setelah Darwin menulis bukunya : "On the origin of species", Agassiz
telah menunjukkan sifat spekulatip dari buku Darwin. Data yang betul-betul ilmiah tidak
mendukung teori evolusi. Sepanjang hidupnya Agassiz menentang teori evolusi.

4. WERNHER VON BRAUN (1912-1977).

Von Braun mengembangkan rocket V-2 sewaktu perang dunia ke-II. Pada tahun 1945 ia
beremigrasi ke-Amerika Serikat. Pada tahun 1960 ia menjadi direktur NASA. Ia sangat
berjasa akan kemajuan Amerika Serikat dibidang satelit dan teknologi ruang angkasa.Von
Braun adalah anggota gereja Lutheran yang aktip. Ia menulis :"Manned space flight is an
amazing achievement, but it has opened for mankind thus far only a tiny door for viewing the
awesome reaches of space. An outlook through this peephole at the vast mysteries of the
universe should only confirm our belief in the certainty of its Creator. I find it as difficult to
understand a scientist who does not acknowledge the presence of a superior rationality behind
the existence of the universe as it is to comprehend a theologian who would deny the
advances of science."("Penerbangan ruang angkasa yang berawak adalah suatu prestasi yang
menakjubkan, tetapi sampai sekarang ia hanya membuka pintu yang kecil untuk melihat
ruang angkasa yang sangat luas. Suatu pengamatan dari lubang intip ini, seharusnya
meneguhkan iman kita akan kepastian ada nya Penciptanya. Saya merasa sama sulitnya untuk
mengerti seorang ilmuwan yang tidak mengakui adanya Allah yang Maha Tahu dibelakang
alam semesta ini, seperti seorang teolog yang menyangkal adanya kema juan dalam ilmu
pengetahuan alam.)

5. THALES (Yunani, 624-546 SM)

Thales adalah seorang ahli filsafat. Pada zamannya seorang ahli filsafat mempelajari
matematika, astronomi, fisika dan ilmu pengetahuan alam. Thales lahir di Yunani kemudian
pergi ke Mesir untuk belajar. Ia mengukur tinggi piramida dengan menggunakan pengertian
kesebangunan dan meramalkan waktu peredaran matahari. Tak heran jika ia disebut sebagai
Bapak Awal Ilmu Matematika dan Astronomi. Dalam sebuah cerita, di suatu malam ia
berjalan sambil menatap bintang di langit. Tiba-tiba ia terperosok masuk selokan. Seorang
wanita budak yang sudah tua melihat kejadian itu berkata kepadanya, "Tuanku, bila anda
tidak dapat melihat jalan bagaimana anda dapat menceritakan sesuatu tentang bintang-
bintang?"
6. PHYTAGORAS (Yunani, 582-493 SM)

Meskipun Phytagoras adalah seorang ahli filsafat namun ia juga mempelajari musik dan
ilmu-ilmu lain. Ia lahir di Yunani dan kemudian ke Mesir dan Babylonia untuk
belajar.Phytagoras terkenal dengan dalilnya yang menerangkan bahwa dalam suatu segitiga
siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya. Segitiga siku-siku
yang sisi-sisinya berbanding 3 : 4 : 5 merupakan dasar dari dalil matematika untuk
perhitungan sudut-sudut dalam segitiga a2 + b2 = c2 dan pertama kali digunakan oleh para
perentang tali di Mesir untuk tanah dengan tali-tali bersimpul. Menurut hikayat, ia
menemukan dalil itu ketika ia sedang mengamati susunan lantai bersegitiga di rumah salah
seorang temannya.
Di lain cerita, ketika ia sedang melewati bengkel pandai besi ia mendapat ide dari berbagai
jenis suara yang dihasilkan oleh pukulan martil. Bahwa semakin pendek pegangan martil
semakin tinggi frekuensi nada yang dihasilkan. Dengan menggunakan ide ini ia menciptakan
jenis-jenis kecapi dan seruling.

7. EUCLIDES (Yunani, Kira-kira 300 SM)

Euclides menulis 13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia menyatakan


aksioma (pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun semua dalil tentang geometri
berdasarkan aksioma-aksioma tersebut. Contoh dari aksioma Euclides adalah, "Ada satu dan
hanya satu garis lurus garis lurus, di mana garis lurus tersebut melewati dua titik". Buku-buku
karangannya menjadi hasil karya yang sangat penting dan menjadi acuan dalam pembelajaran
Ilmu Geometri.
Bagi Euclides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan sekedar alat untuk
mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada raja, baginda bertanya, "Tak adakah
cara yang lebih mudah bagi saya untuk mengerti dalam mempelajari geometri?". Euclides
menjawab, "Bagi raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang harus
berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar".

8. ARCHIMEDES (Yunani, 287-212 SM)

Archimedes mempelajari matematika, fisika dan membuat banyak penemuan. Ia menemukan


prinsip tuas yang dapat menggerakkan benda berat hanya dengan sedikit usaha. Ia
memperagakan prinsip ini dengan menggerakkan kapal dengan memakai tuas. Eucildes pun
berkata, "Bila saya diberi sebuah tuas yang cukup panjang dan titik penumpu, saya dapat
menggerakkan bumi".
Euclides menggunakan pengetahuan tentang kepadatan untuk menemukan bahwa mahkota
yang dibuat untuk raja tak dibuat dengan emas murni. Ia juga mempelajari lingkaran dan
menemukan rumus untuk keliling lingkaran (2πr) dan luas lingkaran (πr^2).
Dalam hikayat ketika Archimedes sudah tua, Yunani dikalahkan oleh Romawi. Sewaktu
serdadu musuh masuk ke dalam rumahnya dan di kamar ia sedang mempelajari sebuah
lingkaran yang digambarnya di lantai, ia berteriak, "Jangan injak lingkaran saya!" Tapi
serdadu itu tak memperdulikan teriakan Archimedes malah menikammya sampai mati.

9. ALI BIN ABI THALIB (Arab Saudi, 658-695 Masehi)


Sejak kecil Ali bin Abi Thalib menyukai berbagai ilmu dan ikut dengan Nabi Muhammad
SAW. Kelak Ali dinikahkan dengan putri Rasul, Fatimah R.A. dan hidup dalam
kesederhanaan yang teramat sangat. Meskipun hidup dalam kesederhanaan Ali tidak surut
dalam mencari ilmu pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda, "Apabila aku kota
ilmu maka Ali adalah gerbangnya".
Ketika awal lambang bilangan dalam matematika menggunakan huruf-huruf seperti yang
pernah diajarkan oleh bangsa Romawi tergolong rumit, Ali mempopulerkan lambang
bilangan dalam huruf Arab dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0. Ali juga yang
menyederhanakan penulisan lambang bilangan Romawi di mana sepuluh dengan "X", seratus
dengan "C", seribu dengan "M" dan seterusnya dipermudah dengan menambahkan angka nol
di belakang angka puluhan, ribuan dan satuan dengan bilangan 10, 100, 1000 dan seterusnya,
di mana angka "0" dalam bilangan Arab diwakili dengan titik.

10. LEONARDI DA VINCI (Italia, 1452-1519)

Sejak kecil Leonardi Da Vinci telah memperlihatkan kemampuan khusus dalam bidang
matematika, musik, seni lukis dan bidang-bidang lain. Secara khusus ia mencintai lukisan dan
mengikuti pelajaran tentang seni. Sebagai pelukis dan pemahat ia banyak menghasilkan karya
agung, salah satunya yang terkenal adalah lukisan Monalisa. Sebagai sebagai arsitek
terkemuka ia juga banyak meninggalkan karya-karya besar dan monumental.
Leonardo Da Vinci juga mempelajari geometri dan menggunakan metode membuat bagian-
bagian pokok suatu lukisan jatuh di atas segitiga khayal. Metode ini disebut komposisi
piramida. Untuk melukis gambar ruang pada kanvas datar ia menggunakan metode semua
garis sejajar yang horizontal kelihatan menuju titik tertentu. Metode ini dikenal dengan nama
perspektif. Contoh lukisannya yang menggunakan metode ini adalah lukisan Perjamuan
Malam Terakhir.

11. COPERNICUS (Polandia, 1473-1543)

Copernicus mempelajari astronomi, matematika, fisika, ilmu hukum dan kedokteran. Pada
zamannya secara umum orang percaya bahwa matahari, bulan dan bintang bergerak
mengelilingi bumi karena saat itu bumi dianggap sebgai pusat tata surya. Akan tetapi
Copernicus yakin bahwa pusat alam semesta bukanlah bumi, melainkan matahari di mana
seluruh benda-benda langit berputar mengelilingi matahari. Pikiran Copernicus ini menentang
filsafat tradisional dan agama.
Teorinya yang terkenal dikemukakan dalam bukunya yang berjudul "Perputaran Benda-
Benda Langit". Di mana pada waktu itu ia takut menerbitkan bukunya karena adanya
ancaman hukuman mati dari pihak gereja terhadap doktrin keilmuan yang menentang dogma-
dogma yang dikeluarkan pihak gereja. Hanya karena desakan rekan-rekannya Copernicus
setuju untuk menerbitkan buku itu sepenuhnya. Tetapi sayang, buku itu baru dicetak setelah
pengarangnya meninggal dunia.

12. GALILEO GALILEI (Italia, 1564-1642)

Galileo mempelajari matematika, fisika dan astronomi. Dulu orang percaya bahwa kecepatan
benda jatuh tergantung pada bobot benda yang dijatuhkan tersebut. Dalam teori tersebut
disebutkan bahwa jatuhnya benda yang lebih berat akan lebih cepat daripada benda yang
lebih ringan. Galileo membantah teori tersebut dengan dasar keyakinan bahwa kecepatan
jatuhnya sebuah benda tidak tergantung pada bobotnya. Ia membuktikannya dengan
menjatuhkan dua buah logam yang satu lebih berat dari yang lain dari atas Menara Pisa yang
miring. Biarpun pada saat ini setiap orang menyetujui teorinya adalah benar, namun pada
zamannya teori dengan pembuktiannya itu diterima orang dengan keheranan yang besar.
Sewaktu-waktu ketika ia sedang mengamati tempat lilin yang berayun-ayun di gereja, ia
mencatat bahwa berapapun jauhnya benda itu berayun ke samping, waktu yang diperlukan
untuk setiap 1 gerakan bolak-balik (1 getaran) adalah sama. Di kemudian hari ia menemukan
bahwa hukum ini adalah suatu hal yang umum yang akhirnya hukum ini disebut dengan
hukum isokhronisme suatu bandul.
Di akhir hidupnya Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh gereja karena mendukung ide
Copernicus yakni bumi berputar mengelilingi matahari.

13. RENE DESCARTES (Perancis, 1596-1650)

Descartes mempelajari Matematika, Fisika, Politik dan Filsafat. Ia adalah orang yang pertama
kali menggunakan sistem dua atau tiga bilangan seperti (A, B) atau (A, B, C) sebagai
koordinat untuk menggambarkan titik-titik pada suatu bidang atau dalam ruang. Dengan cara
ini pernyataan-pernyataan mengenai gambar-gambar dalam geometri tentang titik yang
dijabarkan oleh Euclides dapat diterjemahkan menjadi pernyataan-pernyataan yang
menyangkut bilangan.
Menurut hikayat, Descartes mendapat ide itu ketika sedang terbaring sakit di tempat tidur. Ia
mengamati laba-laba yang berjalan di langit-langit dan kemudian turun dengan benangnya.
Hal ini memberikan ide kepadanya untuk menyatakan titik-titik dalam ruangan dengan (A, B,
C).
Ia juga orang pertama kali yang menggunakan huruf-huruf abjad seperti a, b, c, ... , x, y, z
untuk mewakili bilangan-bilangan. Ia pula orang pertama kali yang mengemukakan ide
tentang bilangan negatif.

14. BLAISE PASCAL (Perancis, 1623-1662)

Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika, fisika, teologi sekaligus pujangga. Pascal
menjadi sangat tertarik pada matematika khususnya geometri ketika berumur 6 atau 7 tahun.
Ketika itu ayahnya menyingkirkan buku-buku matematikanya karena ia percaya bahwa anak
kecil seharusnya tidak mempelajari buku yang sedemikian sukar. Namun Pascal tetap saja
mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi.
Saat berusia 12 tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain ia menemukan bahwa jumlah
semua sudut-sudut pada suatu segitiga selalu 180º. Ia memperlihatkan hal tersebut kepada
ayahnya dan menerangkannya dengan jelas. Ayahnya demikian tertegun sampai akhirnya
mengizinkan anaknya terus belajar matematika dengan bebas. Di saat berusia 19 tahun Pascal
sudah menemukan suatu mesin hitung yang menggunakan roda-roda gigi. Dalam bidang
fisika ia menemukan prinsip tentang tekanan dalam zat cair yang kemudian prinsip ini
diabadikan sesuai dengan namanya. Ia juga meninggalkan suatu ungkapan yang terkenal,
"Manusia adalah lalang yang lemah, akan tetapi ia adalah lalang yang berpikir".

15. SEKI TAKAKAZU (Jepang, 1642-1708)

Pada zaman hidupnya, Jepang menggunakan sistem lambang bilangan Cina yang berbelit-
belit daripada sistem angka Arab untuk melambangkan bilangan. Mereka juga menggunakan
alat-alat yang terbuat dari kayu (yang disebut Sangi) yang mula-mula dikembangkan di
Tiongkok kuno untuk metode pengukuran luas bangunan. Di masa itu Seki menemukan
metode mengukur luas suatu bangunan yang dibatasi oleh kurva-kurva atau volume benda-
benda ruang yang tak teratur dengan metode yang sekarang dikenal dengan nama "integral".
Matematika bangsa Jepang ini sebut Wasan. Sampai saat matematika Barat diperkenalkan di
Jepang menjelang akhir abad ke-19, Wasan-lah yang lebih dahulu populer di Jepang. Seki
Takakazu adalah salah seorang dari pengajar Wasan yang terkenal.
16. ISAAC NEWTON (Perancis, 1642-1727)

Isaac Newton adalah salah seorang di antara ahli matematika besar dan juga mempelajari
fisika. Ia menemukan hukum gravitasi dan menyimpulkan teori bahwa gravitasi adalah gaya
tarik suatu benda terhadap benda lainnya. Semakin jauh jarak antara dua benda semakin
lemahlah gaya gravitasi di antara kedua benda tersebut. Gerak bulan mengelilingi bumi dapat
diterangkan dengan hukum gravitasi ini.
Newton juga menemukan hukum gerak yang merupakan dasar dinamika. Ia tertarik dengan
astronomi dan menemukan suatu jenis teleskop pemantul yang akhirnya diabadikan dengan
namanya.

Anda mungkin juga menyukai