Anda di halaman 1dari 78

Mengenal Jenis Burung Lovebird dan Perawatannya

Burung Lovebird atau Burung cinta adalah satu burung dari sembilan jenis spesies genus
Agapornis (dari bahasa Yunani "agape" yang berarti "cinta" dan "ornis" yang bearti
"burung"). Mereka adalah burung yang berukuran kecil, antara 13 sampai 17 cm dengan berat
40 hingga 60 gram, dan bersifat sosial (koloni). Delapan dari spesies ini berasal dari Afrika,
sementara spesies "burung cinta kepala abu-abu" berasal dari Madagaskar. Nama mereka
berasal dari kelakuan yang umum diamati bahwa sepasang burung cinta akan duduk
berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain. Sifat pasangan burung cinta adalah
monogami di alam bebas.

Jenis LoveBird Ring Eye (Klep)


 Berdasarkan warna paruh dibagi menjadi 3 jenis :

1. Green Series (GS) atau Paruh merah.


2. Blue Series (BS) atau Paruh Putih atau Merah Muda.
3. Parblue (PB) atau Paruh Orange atau Yellow Face atau muka kuning.

 Berdasarkan bentuk warna di kepala dibedakan menjadi 4 jenis :

1. Agapornis Fischeri.
2. Agapornis Personata atau Masked Lovebird.
3. Agapornis lilliane atau Nyasa Lovebird.
4. Agaporis nigrigenis atau black-checked Lovebird (BC).

 Berdasarkan warna mata Love Bird

1. Hitam (manik merah dan mata air termasuk didalamnya).

2. Ino eyes.
3. Fallow eyes.

 Berdasarkan genetika warna dibagi menjadi 3:

1. Domiant.
2. Resesif.
3. Incomplete Dominan / co dominant.
4. Sex-linked (Biola).
5. Multifactorial.

Yang dimaksud Genetika warna adalah warna yang terlihat secara visual di warna bulu
punggung, sayap, dada, Rum (Rawis/tungkir) dan ekor.
Warna kaki dan kuku tidak berpengaruh pada Genetika warna.

Di bawah ini adalah daftar mutasi warna secara genetika yang di buat tahun 2014 dan di
setujui oleh pakar LB dunia (international Agreements). Termasuk didalamnya NoN klep.
Kalkulator Genetik Lovebird
Induk atau pasangan lovebird saya akan keluar mutasi warna apa ???

Pertanyaan di atas sangat sering dijumpai. Untuk menyelesaikan masalah tersebut Genetic
calculator 1.3 White eye-ring Group lovebird akan sangat membantu. Dengan Kalkulator genetik
akan bisa diketahui hasil anak yang akan diproduksi Sehingga bisa menghasilkan mutasi warna
yang diharapkan.
Ada beberapa ketentuan yang harus diketahui seperti :
1. Dasar Bahasa Inggris.
2. Mengenal mutasi warna.
3. Lihat Warna paruh burung sebagai dasar Mutasinya.
4. 1.0 Jantan dan 0.1 betina untuk Opalaine (biola) Wajib tidak boleh dibolak balik.
5. Visual = mutasi yang Tampak.
6. Split to = jika Ada splitnya.
7. Sf = single Factor Df= double Factor

Cara mengoperasikannya:
1. Lihat Warna paruh burung Untuk Paruh merah (GS) tidak perlu menekan Tombol, Untuk paruh
Putih (BS) tekan Visual blue dan Induk paruh orange (PB) tekan Visual Turquoise.
2. Kemudian tekan mutasi Warnanya.
3. Tekan Generate. Hasil akan Tampak.
4. Reset untuk menghapus Dan mulai baru kembali.
Untuk mencoba kalkulator genetik tersebut bisa klik KALKULATOR GENETIK .
http://www.gencalc.com/gen/eng_genc.php?sp=0LBmaskGr

Bagaimana Mutasi Warna Tercipta ?


Berdasarkan genetika warna dibagi menjadi 5:
1. Domiant
2. Resesif
3. Incomplete Dominan / co dominant.
4. Sex-linked (Biola).
5. Multifactorial.
1. Gen Dominant
Gen Dominan adalah Gen yang tampak dalam bentuk yang nyata (visual) dan bisa menutupi Gen
ekspresi lainnya (Gen Resesif dalam istilah Lovebird Split).Gen ini mempunyai Factor penurun
sifat. Single Factor dan Double Factor. Tidak ada Split Dominant.
2. Gen Resesif
Gen Resesif adalah gen yang tidak tampak secara visual jika dipasangkan dengan Gen Dominant
biasanya di sebut SPLIT. Namun bisa menjadi visual jika dipasangkan dengan Gen resesif yang
sama. Split biasanya diberi kode "I" atau "/".
3. Incomplete Dominant
Gen Incomplete Dominant adalah Gen yang bisa menindih atau menimpa pada Gen lainnya. Gen ini
akan selalu tampak secara Visual di semua warna burung. Gen ini mempunyai Factor penurun sifat.
Single Factor dan Double Factor. Tidak ada Split incomplete Dominant.
4. Sex-Linked
Sex-linked adalah Gen yang mempunyai Penentu Kelamin (Sex-Liked) dan RESESIF. Artinya jenis
kelamin burung bisa ditentukan dari induk yang dipasangkan.
5. Multifactorial
Adalah Gen yang terbentuk secara tidak diduga dan tidak bisa dicetak secara sengaja. Terjadi
begitu saja. Induk dapat menurunkan Gen Multifactorial tetapi Gen Multifactorial itu sendiri tidak bisa
menurunkan keanaknya.

Bagaimana persilangannya mutasinya???


Ilustrasi :

1. Dominant x Dominant anak 100% Dominant


Green x Green anak 100% Green

2. Dominant x Resesif
Green x Blue maka anak 100% Green split blue (Green/Blue)
Warna yang muncul adalah Green warna biru tertutup.
3. Resesif x Resesif Anak100% resesive
Blue x Blue anak 100% Blue.

4. Incomplete dominant.
Persilangan dengan incomplete dominant :
A. Non Factor x Single Factor = 50% Non Factor dan 50% SF
B. Single Factor x Single Factor = 25% Non factor, 50% Single Factor dan 25% Double Factor
C. Single Factor x Double Factor = 50% Single Factor dan 50% Double Factor
D. Non Factor x Double Factor = 100% Single Factor
E. Double Factor x Double Factor = 100% Double Factor.

5 Sex-linked
Persilangan Sex-linked sama denga Opaline dan persilangan mutasi warnanya sama dengan Gen
resesif.

## Tidak ada Split Dominant dan split Incomplete Dominant ##

Selamat Berkarya dan Semoga Sukses 😀😀😀

Dibawah ini ada tabel mutasi warna dan persilangan Opaline

Apa itu Split ???

Arti kata Split adalah membelah atau memisahkan. Dalam mutasi warna split berarti membelah atau
memisahkan mutasi warna antara Gen Dominant dengan Gen Resesif.

Mutasi warna Resesif yang menjadi split tidak tampak secara visual dan tidak terdapat ciri khusus
untuk membedakannya. Hanya tampak dari hasil anak yang diciptakan atau diketahui induknya.

Ilustrasi

1. Green x Blue
Green = Dominant
Blue = Resesif

Hasil anak
100% Green split Blue (visual burung Green Dan tidak berbeda dengan Green-Green yang lainnya)

2. Green split blue x Blue

Hasil anak
Green split blue 50% (Visual Green)
Blue 50% (visual Blue)

Dari hasil anak muncul blue menyatakan bahwa induk Green adalah split blue

3. Green split Blue x Green split Blue

Anak akan
25% Green
50% Green split Blue (visual Green)
25% Blue.

Dari hasil anak keluar blue maka kedua induk adalah split Blue.

4. Green split Blue x Green Pastel

Anak akan
50% Green split Pastel (visual Green)
50% Green split Blue Pastel (visual Green).

Di sini tampak bahwa split tidak hanya 1 saja bisa terjadi lebih dari 1 split. Banyak split bisa menjadi
baik juga bisa menjadi kesulitan tergantung tujaannya.

Dari ilustrasi di atas dapat memberikan gambaran bagaimana mutasi warna Resesif ketika menjadi
split.

Split tidak dapat bertukar posisi dalam mutasi warna Dan tidak bisa terjadi pada jenis mutasi warna
yang sama.

Split dapat terjadi pada semua mutasi warna tanpa terkecuali termasuk Biola.

Penulisan split bisa disingkat untuk memperpendek kata saja.

Ilustrasi
Green split to blue to Pastel

Jika diterjemahkan hijau split kepada biru kepada Pastel. Hal ini akan kelihatan panjang dan ribet.
Jika splitnya 4 akan semakin panjang. Jadi bisa disingkat Green split Blue pastel atau hijau split biru
Pastel.

Selamat berkarya dan Semoga Sukses =D =D


Di bawah ini ada tabel Dominant Dan Resesif pada mutasi warna Lovebird

Single Factor dan Double Factor


Factor adalah penurun sifat tertentu pada Love bird.

Hanya burung bergenetika Dominant dan Incomplete Dominant yang mempunyai FACTOR.

Untuk beberapa jenis burung bisa Secara visual bisa dibedakan antara Non factor dan Single
Factor/Double Factor seperti misty, euwing, dll. Untuk jenis Dom.Pied (blorok) tidak bisa dibedakan
secara kasat mata.
Ada 3 kriteria Factor(penurun sifat) sebagai berikut :
1. Non Factor (NF)
2. Single Factor (SF)
3. Double Factor (DF).

Persilangan antar Factor :

1. NF x NF anak 100% NF
2. NF x SF anak 50% NF 50% SF

3. SF x SF anak 25% NF 50% SF 25% DF


4. SF x DF anak 50% SF 50% DF

5. NF x DF anak 100% SF
6. DF x DF anak 100% DF

Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa DOUBLE FACTOR (DF) 100% menurunkan Gen
pada anaknya.

Implementasi Single Factor dan Double Factor pada Dark Factor (Incomplete Dominant)
Dark Factor atau Gen Gelap adalah Gen yang menurunkan warna Gelap (Dark) pada bulu burung
karena Eumilamin berpendar keluar sehingga warna bulu lebih gelap atau Kehitaman.
Dark factor adalah Incomplete Dominant yang muncul secara nyata (visual) pada warna bulu burung
kecuali untuk beberapa jenis burung seperti Ino dan Albino. Karena bergentika incomplete dominant
maka Dark factor tidak ada istilah "split".
Dark factor dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan kegelapan bulu burung :
1. Non Dark Factor (NDF) adalah burung yang tidak mempunyai Faktor gelap atau Dark Factor.
Jenis burung ini adalah BLUE dan GREEN.
2. Single Dark Factor (SDF) adalah burung yang mempunyai 1 factor gelap. Jenis burung ini adalah
D BLUE/Dark Blue (Mangsi) dan D GREEN/DARK GREEN.
3. Double Dark Factor (DDF) adalah burung yang mempunyai 2 factor gelap. Jenis burung ini adalah
DD BLUE/DARK DARK BLUE (Mauve/Betman) dan DD GREEN/DARK DARK GREEN (Olive).

Persilangan di Dark Factor

1. NDF x NDF anak 100% NDF.


2. NDF x SDF anak 50% NDF 50% SDF.

3. SDF x SDF anak 25% NDF, 50% SDF dan 25% DDF.
4. SDF x DDF anak 50% SDF dan 50% DDF.

5. DDF x DDF anak 100% DDF.


6. NDF x DDF anak 100% SDF.

Pasangan DD x DD sebaiknya dihindari karena anak yang dihasilkan akan mempunyai


kecenderungan berbulu kusut (tidak rapi).
Ilustrasi

Biru Mangsi x Biru Mangsi = SDF x SDF


Anak yang akan tercipta Blue (SDF) 25% , D Blue (Mangsi ) 50% dan DD blue (Mauve/Betman)
25%

Dari mutasi itu kebanyakan warna yang di hasilkan begitu bermacam macam. sebagai contoh Dari
lovebird muka salem bisa di hasilkan lovebird albino ( warna putih dan juga mata merah ), (
lutino warna kuning dan juga mata merah ), cinnamon ( warna kecokelatan ), golden cherry (
warna kuning dan juga menghasilkan mata gelap ), juga pied ( warna bercak-bercak
). berlainan juga dengan mutasi dari Love Bird kacamata fischer rata-rata dapat menghasilkan serta
menimbulkan lovebird bersama warna kuning.

lovebird lutino,
Cara menelurkan love bird yang bermutasi sebenarnya tidaklah mudah.
Induk, misalnya, perlumengambil gen mutasi. System memperoleh induk sama seperti itu dan juga
perlu waktubertahun-tahun melintasi serangkaian penangkaran. Oleh sebab lama para pehobi di
tanah air lebih memastikan induk pembawa gen mutasi yang sudah ada pada Burung love bird
tersebut. dan untuk menyilangkan lovebird lutino, misalnya, peluang paling besar adalah untuk cara
mengawinkan jantan hijau normal bersama betina lutino. dengan cara itu kita akan mendapatkan
peluang untuk memperoleh anak lutino yang di cirikan dengan warna mata merah pada
masa generasi pertama dan kita akan mendapatkan 40–50%.
love bird albino
Dari beberapa persilangan tersebut kita akan memperoleh love bird albino tambah lebih
sukar meski resepnya sudah ada merupakan mengawinkan betina lutino yang kelihatan dari
silangan betina warna biru dengan jantan lutino dan juga jantan dari persilangan betina lutinodan
juga jantan biru atau lutino. dan dari Persilangan tersebut dapat membuahkan dan menghasilkan
timbulnya lovebird albino se besar 25%.

lovebird biru

Dan gimana untuk cara membuahkan serta menghasilkan lovebird biru atau hijau dengan cara
mengawinkan induk berbulu normal bersama biru atau hijau. Namun perlu kelihatan di saat dan juga
di dapatkan anakan berwarna hijau mengambil gen biru, peluang anakan tersebut
dikawinkan dengan sesamanya akan membuahkan lovebird hijau pun biru denganperbandingan 3 :
1.

Kunci utamanya merupakan pastikan induk sehat tidak dengan cacat, berbulu
mengkilap,juga memiliki kloaka bersih. dan apabila anda membeli induk dari bakul yakinkan, calon
induk tersebut bertengger, bukan cuma di dasar sangkar. Burung yang bertengger
menunjukkanmemiliki cengkramannya kuat, tandanya keadaannya sehat. Nah
yakinkan serta usia calon induk lovebird minimal 2 - 3 tahun supaya mapan.

Cara menyilang lovebird agar beranak lutino atau albino

Posted by Om Kicau in Arsip lama, BURUNG LOVEBIRD, BURUNG LOVEBIRD DAN PARUH BENGKOK, TIPS
DAN REFERENSI
CARI ARTIKEL KLIK DI SINI

Salah satu daya tarik lovebird adalah karena warnanya yang indah. Oleh karena itu,
dalam pengembangbiakan lovebird biasanya direncanakan suatu pengembangbiakan lovebird dengan
pola warna tertentu. Hal ini memang memungkinkan dan sudah banyak yang berhasil
mengembangbiakkan lovebird dengan warna-warna tertentu. Biasanya warna-warna yang langka akan
membuat harga lovebird menjadi sangat tinggi.

Dalam merencanakan warna bulu pada pengembangbiakan lovebird tidak dapat dilepaskan dari hukum
genetik. Secara umum, demikian disebutkan Siti Nuramaliati Prijono dalam buku
berjudul Lovebird, telah diketahui bahwa dari pasangan yang dikawinkan maka sifat anak-anak 50%
meniru induk betina dan 50% meniru induk jantan. Dengan kata lain sifat anak merupakan perpaduan
setengah sifat induk jantan dan setengah sifat induk betina. Sifat-sifat yang diturunkan ini pun masih
dipengaruhi oleh sifat resesif dan sifat dominan yang dimiliki oleh pasangan yang dikawinkan.

Untuk menentukan sifat resesif dan dominan ini dapat diperkirakan setelah suatu pasangan yang
berlainan sifatnya (dalam hal ini warna bulu) menurunkan dua-tiga periode keturunan. Bila keturunan
pada periode-periode tersebut cenderung mempunyai hasil yang relatif sama maka dapat diperkirakan
sifat dominan dan resesif yang ada pada induk jantan dan atau induk betina. Berdasarkan pengalaman-
pengalaman inilah kemudian dapat disusun program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari
pasangan-pasangan yang dipelihara.

Berkaitan dengan pengembangbiakan lovebird untuk mendapatkan warna bulu yang berbeda maka
pengetahuan dasar mengenai genetik sangat penting diketahui oleh penangkar. Dengan pengetahuan
dasar genetik tersebut memungkinkan penangkar untuk mengawinsilangkan lovebird sehingga dapat
diperoleh anak lovebird dengan warna bulu yang diinginkan.

A. Genetika sebagai Pengetahuan Dasar Pengembangbiakan Lovebird

Genetika adalah ilmu tentang keturunan atau asal-usul makhluk hidup. Dalam ilmu ini dipelajari cara
suatu sifat (karakter) diturunkan kepada keturunannya.

Unit terkecil bahan sifat keturunan adalah gen. Gen terletak pada kromosom dan tersusun secara linear.
Dalam setiap sel tubuh terdapat sepasang kromosom. Dengan sendirinya gen-gen pada kromosom
berpasangan dan pasangan gen tersebut terletak pada lokus yang sama. Gen-gen yang terletak pada
lokus yang sama memiliki pekerjaan yang sama, hampir sama, atau berlawanan, tetapi untuk satu tugas
tertentu. Sebagai contoh, gen G bersama alelnya g bekerja untuk menumbuhkan pigmentasi warna bulu.
Gen G mampu untuk berpigmentasi, sedangkan gen g tidak mampu berpigmentasi. Tugas gen tersebut
berlawanan, tetapi untuk tugas yang sama yaitu pigmentasi warna bulu.
Selama proses reproduksi, satu set kromosom diturunkan dari setiap induknya kepada anaknya. Sperma
dan sel telur hanya berisi setengah dari jumlah kromosom yang ada di sel lainnya pada tubuh. Jadi,
ketika dua dari “setengah kelompok” bersatu pada waktu proses pembuahan telur oleh sperma
terbentuk suatu gabungan yang diturunkan pada anaknya.

Dalam genetika, bentuk luar atau kenyataan karakter yang dimiliki suatu individu (misalnya: warna hijau
pada bulu) dikenal dengan istilah fenotip. Sementara bentuk susunan genetik suatu karakter yang
dimiliki suatu individu dan ditulis dengan simbol gen dikenal dengan istilah genotip. Simbol gen untuk
lovebird yang bulunya berwarna normal (hijau) ditulis GG. Lovebird yang berbulu lutino, biru, dan warna
mutasi lainnya ditulis gg. Lovebird yang memiliki simbol gen yang sama (pasangan kedua alel pada suatu
individu sama), misalnya GG dan gg, disebut homozigot.

GG adalah pasangan homozigot yang bersifat dominan, sedangkan gg adalah pasangan homozigot yang
bersifat resesif. Hal ini berarti bahwa warna lovebird yang normal (hijau) adalah dominan terhadap
warna mutasi. Apabila lovebird memiliki simbol gen yang berbeda (pasangan kedua alel pada suatu
individu tak sama), misalnya Gg, disebut heterozigot. Lovebird yang memiliki genotip yang heterozigot
(Gg) maka akan menunjukkan warna bulu hijau. Warna hijau adalah dominan terhadap warna mutasi
dan warna mutasi tersebut tertutup oleh warna hijau sehingga tidak terlihat dari penampilannya.

B. Program Persilangan untuk Menghasilkan Warna Mutasi Bulu

Gen dapat mengalami mutasi lebih dari sekali sehingga dapat terbentuk 2 atau lebih macam alel bagi
suatu gen. Gen G berperan untuk menumbuhkan warna bulu secara normal lalu gen G mengalami
mutasi. Dengan demikian, gen G tidak mampu mengadakan warna bulu secara normal sehingga akan
menghasilkan warna bulu lainnya, seperti albino dan lutino. Gen G yang bermutasi itu diberi simbol g.
Gen yang mengalami mutasi tersebut ditulis dengan huruf kecil karena karakter yang ditumbuhkan
bersifat resesif.

Artinya, bila gen g terdapat pada satu tubuh dengan gen G maka gen g akan ditutupi atau dikalahkan.
Kejadian mutasi gen ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangbiakan lovebird sehingga
dihasilkan lovebird dengan warna bulu yang diharapkan, yaitu sama atau berbeda dengan induk jantan
dan betinanya. Untuk tujuan komersial, cara ini cukup menguntungkan karena lovebird dengan warna
mutasi mempunyai daya jual yang lebih mahal.

Jenis lovebird yang banyak dijual di pasar burung di Indonesia adalah lovebird ‘muka salem’, lovebird
kacamata ‘fischer’, lovebird kacamata ‘topeng’, dan lovebird hasil mutasi. Ketiga jenis lovebird tersebut
dapat mudah dikembangbiakkan untuk menghasilkan lovebird warna mutasi. Di antara ketiga jenis
lovebird komersial tersebut, lovebird ‘muka salem’ dapat menghasilkan banyak warna mutasi,
seperti lutino (kuning, mata merah), golden cherry(kuning), cinnamon (cokelat kekuningan), biru
pastel, pied (bercak warna), dan albino (putih, mata merah). Warna mutasi dari lovebird kacamata
‘topeng’ yang terkenal adalah biru.

Untuk mendapatkan anakan dengan warna mutasi, penangkar harus mempunyai induk dengan warna
mutasi. Apabila ingin diperoleh anak dengan warna mutasi dari kedua induk yang berbulu normal maka
caranya sangat rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Berikut ini contoh-contoh program
perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.

1. Lutino dan albino


Lutino dan albirto pada lovebird ‘muka salem’ adalah bentuk dari mutasi rangkai kelamin resesif.
Gen lutino dan albino terletak pada kromosom kelamin. Oleh karena itu, karakter yang ditimbulkan gen
ini diturunkan bersama dengan karakter kelamin. Selain kedua bentuk mutasi tersebut, bentuk mutasi
bulu lain yang melibatkan rangkai kelamin resesif adalah cinnamonmurni atau hasil mutasi yang bermata
merah.

Perhatikan digram di bawah ini:

Pada burung, kromosom kelamin betina adalah ZW dan kromosom jantan adalah ZZ (pada binatang
mamalia kromosom kelamin betina adalah XX dan kromosom jantan adalah XY). Hal ini berarti bahwa
lovebird betina menghasilkan telur yang membawa Z dan W, sedangkan lovebird jantan menghasilkan
sperma yang hanya membawa Z. Jika resesif gen mutan terjadi pada kromosom Z yang tidak ada
pasangannya dengan kromosom W yang lebih pendek maka tidak terjadi pindah silang gen mutan
tersebut.
Dengan demikian, lovebird betina hanya memerlukan satu gen resesif (contoh: g) untuk memperlihatkan
adanya mutasi dalam penampilannya, sedangkan lovebird jantan memerlukan dua resesif gen (contoh:
gg). Oleh karena keturunan yang berupa ZW adalah betina dan ZZ adalah jantan, pewarisan kromosom Z
akan mengikuti pola khas: induk betina akan meneruskan kromosom Z hanya kepada keturunan
jantannya, sedangkan induk jantan akan meneruskan kromosom Z kepada keturunan jantan dan betina.
Itulah sebabnya anak betina akan selalu mewarisi kromosom Z dari induk jantan karena induk betina
pasti telah menyumbangkan kromosom W. Lagi pula, induk betina dapat meneruskan informasi pada
kromosom Z kepada cucunya hanya melalui anak-anak jantannya. Sifat genetik yang dilanjutkan dengan
pola khas ini disebut rangkai kelamin.

Untuk memperoleh bentuk lutino dari lovebird ‘muka salem’ dapat dilihat pada Tabel 1. Gen dominan
untuk warna hijau normal menggunakan simbol G.
Tabel 1:

Dengan demikian, pejantan warna hijau normal memiliki genotip GG, betina hijau normal adalah G-,
jantan lutino adalah gg, jantan hijau normal atau pembawa sifat lutino adalah Gg, dan
betina lutino adalah g-.

Apabila ingin diperoleh cukup banyak anak lovebird berbentuk lutino dari sepasang lovebird yang
ditangkarkan maka sebaiknya kegiatan penangkaran dimulai dengan menangkarkan sepa-sang lovebird
yang terdiri dari betina normal dan jantan lutino (Diagram l).

Diagram 1:
Dengan cara ini dapat diharapkan diperoleh 50% anak lutino pada generasi pertama. Hal ini tidak
mungkin terjadi bila sepasang lovebird yang dikawinkan adalah betina lutino dengan jantan normal
homozigot (Diagram 2).

Diagram 2:
Keuntungan lain dari penggunaan pasangan betina normal dengan jantan lutino adalah dapat
diketahuinya jenis kelamin anak ketika berada di sarang, yaitu sebelum bulunya muncul. Anak yang
betina (lutino) mempunyai mata berwarna merah, sedangkan anak jantan (normal) mempunyai mata
berwarna gelap.

Untuk menghasilkan anak lovebird albino maka perlu dimulai dengan menyilangkan lovebird betina
warna biru (BBb-) dengan lovebird jantan lutino (BBll). Persilangan kedua induk lovebird tersebut
menghasilkan keturunan pertama (F1) anak betina lutino atau biru (Bbl-). Selain itu, diperlukan juga
pejantan dengan genotip yang sama (Bbll) yang diperoleh dari hasil perkawinan induk betina lutino (BBl-
) dengan induk jantan biru atau lutino (Bbll). Perkawinan antara kedua keturunan F1 (Bbl- x Bbll)
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Program persilangan untuk memperoleh anak bentuk albino dan lutino di atas dapat diterapkan untuk
lovebird jenis lain yang mempunyai kedua bentuk mutasi tersebut.

2. Warna biru dan warna mutasi lainnya

Perkawinan antara lovebird kacamata ‘topeng’ yang berbulu normal (hijau) dengan yang berbulu biru
merupakan salah satu contoh dari pasangan resesif yang melibatkan otosom (Tabel 3). Otosom
merupakan kromosom yang tak menentukan jenis kelamin.

Tabel 3:
Warna hijau dominan terhadap warna biru. Bentuk genotip warna hijau adalah GG, sedangkan warna
biru adalah resesif dengan genotip gg. Jadi, semua sel kelamin dari induk yang dominan akan
mengandung satu gen G, sedangkan induk yang resesif akan mengandung satu gen g. Berarti semua
anak akan menerima satu gen G dan satu gen g dari setiap induknya. Hal ini jelas terlihat bahwa semua
anak pada generasi pertama (F1) akan mempunyai genotip Gg (Diagram 3).

Diagram 3:
Hal ini berarti secara fenotip anak lovebird tersebut berwarna hijau, tetapi anak lovebird tersebut
membawa gen warna biru pada genotipnya. Jadi, anak lovebird tersebut bersifat heterozigot.

Ketika lovebird heterozigot tersebut dikawinkan maka pasangan lovebird tersobut akan menghasilkan
anak yang berwarna hijau dan berwarna biru pada generasi kedua (F2). Perbandingan harapan dari anak
lovebird warna hijau terhadap biru adalah 3 : 1 dengan satu pertiga anak lovebird berwarna hijau
homozigot (GG), dua pertiga warna hijau heterozigot dan pembawa sifat warna biru (Gg), serta satu
pertiga warna biru (gg).

Tips dari Om Kicau: Burung tidak cepat jodoh bisa Anda pacu kematangan organ reproduksinya
dengan BirdHormon. Jika pasangan terlalu lama tidak produksi atau macet produksi, Anda bisa
gunakan BirdMature. Mau pesan? Klik di sini.

Pasangan otosom resesif lainnya antara lain adalah perkawinan antara lovebird ‘muka salem’ yang
berbulu normal dengan yang berbulu biru pastel, dan perkawinan antara jenis lovebird berbulu normal
dengan lovebird warna mutasi lainnya.
Warna bulu mutasi lainnya pada lovebird yang melibatkan pasangan otosom resesif
adalahpied dan golden cherry. Pada prinsipnya, untuk mendapatkan bulu dengan warna mutasi tersebut
hampir sama dengan program persilangan untuk memperoleh bulu warna biru. (Sumber: Lovebird
oleh Siti Nuramaliati Prijono)

Mutasi warna lovebird (1): Pemahaman awal genetika dasar

Posted by Dudung Abdul Muslim in BURUNG LOVEBIRD, BURUNG LOVEBIRD DAN PARUH
BENGKOK,PENANGKARAN

CARI ARTIKEL KLIK DI SINI

Memenuhi permintaan beberapa penangkar lovebird, omkicau.com akan memberikan panduan berseri
mengenai mutasi warna pada lovebird. Panduan ini juga bisa digunakan untuk penangkaran burung
paruh bengkok lainnya, seperti nuri, cockatiel, parkit, dan macaw, karena pola pewarisan gen terkait
warna memiliki prinsip yang sama dengan lovebird. Panduan ini disusun berdasarkan Ilmu Genetika yang
saya peroleh dari Fakultas Peternakan UGM, artikel para ahli lovebird, dan beberapa website lovebird
mancanegara yang saya cantumkan di setiap akhir tulisan. Selamat menikmati.

Selama ini, sebagian besar penangkar lovebird di Indonesia lebih sering melakukan trial and error dalam
mencetak anakan untuk menghasilkan warna-warna tertentu. Modus yang dilakukan bermacam-
macam. Ada yang memelihara beberapa ekor burung jantan dan beberapa ekor burung betina dalam
kandang koloni. Mereka dibiarkan memilih pasangan sendiri, kemudian melihat warna dari anakan yang
dihasilkan. Metode ini antara lain diterapkan Om Agus (ABS Bird Farm Jakarta).

Ada juga yang menjodohkan induk jantan warna A dan induk betina warna B dalam kandang soliter. Jika
anakan yang dihasilkan memiliki warna unik, dan jarang dimiliki penangkar lain, maka pasangan ini akan
dijadikan penghuni tetap di penangkarannya. Jika hasilnya biasa-biasa saja, mungkin dia akan mengganti
salah satu induk dengan induk lain, sampai menghasilkan anakan dengan warna yang diharapkan.

Tidak apa-apa, dan tidak ada salahnya terus mencoba. Namanya juga belum tahu, nanti lama-lama juga
akan tahu. Tetapi kalau ada cara lain yang lebih praktis, tanpa harus membuang waktu, tenaga, maupun
biaya yang tidak sedikit, mengapa tidak mempelajarinya?

Modalnya tidak ribet: mau belajar sebentar mengenai dasar-dasar mutasi warna pada lovebird. Mungkin
ada beberapa istilah genetika yang memusingkan, tetapi itulah bagian dari perjuangan Anda. Om Kicau
juga berusaha menyederhanakan beberapa istilah genetika, meski sebagian istilah tetap dibiarkan apa
adanya.

Jika sudah memahami dasar-dasar mutasi warna, Anda sejak awal bisa menggunakan induk jantan A dan
induk betina B untuk menghasilkan anakan dengan warna tertentu. Bisa seperti induk A, induk B, atau
bahkan muncul warna baru yang berbeda dari kedua induknya. Bahkan warna anakan sudah bisa Anda
prediksi sebelum telur menetas.

Ok, sudah siap? Kita mulai tahap demi tahap yang akan membangun pemahaman Anda mengenai ilmu
genetika terapan, khususnya mutasi warna pada lovebird.
GENETIKA DASAR

Karena bukan dosen, bukan pula pengajar yang baik, saya akan memberikan
pemahaman tentang genetika dasar dengan cara yang mudah dipahami orang. Sekarang perhatikan
gambar di samping.

Ya, ilustrasi sebuah rumah yang semua dindingnya dibangun dari batu bata, disusun bertumpuk dan
berjejer, direkatkan dengan semen. Dinding-dinding dari batu bata inilah yang membentuk ruangan-
ruangan seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur, dan sebagainya. Jadi,
rumah tersusun atas ribuan batu bata.

Sekarang lihat di bawah ini:

Jika burung diibaratkan rumah, maka batu bata dapat diibaratkan sebagai sel. Jadi burung pun terbentuk
dari ribuan sel. Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan bagi semua makhluk
hidup, termasuk burung. Semua fungsi kehidupan burung diatur dan berlangsung di dalam sel.

Burung memiliki paruh yang bisa digunakan untuk makan, minum, atau senjata berkelahi. Tetapi paruh
pun tersusun oleh sel. Burung bisa bernafas, karena memiliki organ pernafasan mulai dari lubang
hidung (nares), tenggorokan, hingga paru-paru. Tetapi semua organ itu juga tersusun oleh sel.

Burung mempunyai sistem peredaran darah seperti pembuluh darah dan jantung, tetapi semuanya juga
tersusun oleh sel. Burung dapat berkembang biak, karena memiliki organ reproduksi yang tersusun oleh
sel. Begitu pula dengan sistem saraf, bulu, sayap, ekor, dan sebagainya, semua tersusun oleh sel.

Semua organ tubuh maupun sistem di dalam tubuh burung bisa diibaratkan sebagai ruangan-ruangan di
dalam rumah. Semuanya tersusun dari “batu bata” alias sel. Nah, sekarang kita ambil 1 sel saja. Setiap
sel memiliki struktur yang rumit, seperti gambar di bawah ini:
ANATOMI SEL

Rumit? Ya! Saya pun dulu butuh waktu lama untuk menghafal bagian-bagian dari sel (dan sekarang
sudah banyak yang lupa, he..he..). Dalam panduan ini, saya tidak meminta Anda untuk menghafalkan.
Cukup dipahami saja, betapa kompleks bagian terkecil dari tubuh burung yang bernama sel itu.

Pada gambar di atas terdapat istilah yang saya tulis dengan warna merah: nucleus, ataunukleus / inti
sel. Ini yang perlu diingat. Setiap sel pasti memiliki inti sel. Saya meminta Anda untuk mengingatnya,
karena di dalam inti sel inilah terdapat kromosom.
ILUSTRASI SEL DAN INTI SEL

Kromosom merupakan tempat penyimpanan semua file dari setiap individu burung. Di sini tersimpan
semua informasi dasar mengenai burung, mulai dari warna bulu kepala, warna buluekor, warna bulu
sayap, warna iris mata, warna paruh, warna kaki, panjang tubuh, karakter, serta sifat atau data penting
lainnya. Inilah sebabnya saya perlu menjelaskan masalah ini, agar Anda tahu dari mana mutasi warna
pada lovebird bekerja.

Seluruh informasi dalam kromosom ini tersimpan dalam paket lebih kecil yang disebut gen. Jadi, dalam
kromosom terdapat beberapa gen. Di sinilah ditemukan sifat-sifat atau karakter yang diwarisi individu
burung dari bapak dan ibunya, dan nantinya akan diwariskan pula kepada anak atau keturunannya.
DI DALAM KROMOSOM TERDAPAT GEN

Jika Anda pernah mendengar tes DNA (deoxy-ribo nucleid acid) untuk mengetahui identitas seseorang,
itu karena setiap orang memiliki seperangkat informasi yang khas dalam gennya, dan selalu dapat
ditemukan pada setiap sel dalam tubuh orang tersebut, mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. Hal
ini juga berlaku pada burung, satwa lain, dan tanaman.

Jenis-jenis kromosom

Kromosom dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kromosom tubuh / autosom (autosomal chromosome), yaitu kromosom yang ada di dalam
tubuh burung, misalnya paruh, kepala, bulu, kaki, dan sebagainya.

2. Kromosom seks (sex-chromosome), yaitu kromosom yang akan menentukan jenis kelamin
burung: apakah jantan atau betina.

Kromosom seks pada burung

Kromosom dalam setiap sel makhluk hidup selalu dalam keadaan berpasangan. Ini berlaku untuk
kromosom tubuh maupun kromosom seks. Kromosom seks pada burung serta unggas lainnya memiliki
keunikan tersendiri, karena yang menentukan jenis kelamin anaknya bukan induk jantan, melainkan
induk betina.

Burung jantan mempunyai kromosom ZZ, sedangkan burung betina memiliki kromosom ZW. Seperti
dijelaskan sebelumnya, kromosom dalam sel selalu dalam keadaan berpasangan. Pada burung jantan, ZZ
adalah pasangan kromosom yang terdiri atas 2 kromosom Z. Pada burung betina, ZW adalah pasangan
kromosom yang terdiri atas 1 kromosom Z dan 1 kromosom W. Jadi yang menentukan jenis kelamin
anaknya adalah kromosom W yang hanya dimiliki oleh burung betina.
Susunan kromosom ini berbeda dari manusia dan binatang mamalia, di mana laki-laki / jantan memiliki
pasangan kromosom yang berbeda (XY), sedangkan perempuan / betina XX. Pada manusia dan mamalia,
yang menentukan jenis kelamin anaknya adalah laki-laki / jantan, yang memiliki kromosom Y.

Nah, jika induk betina menghasilkan telur fertil (telur subur / telur yang dibuahi sel sperma), maka 1
kromosom induk jantan akan bertemu dengan 1 kromosom induk betina. Dengan demikian, anakan
yang dihasilkan akan memiliki empat kemungkinan berikut ini:

 Anakan akan memperoleh 1 kromosom ibunya (Z) dan 1 kromosom bapaknya (Z), sehingga
memiliki kromosom seks ZZ dan berjenis kelamin jantan.

 Anakan akan memperoleh 1 kromosom ibunya (Z) dan 1 kromosom bapaknya (Z yang satu lagi),
sehingga memiliki kromosom ZZ dan berjenis kelamin jantan.

 Anakan akan memperoleh 1 kromosom ibunya dan 1 kromosom bapaknya (Z), sehingga
memiliki kromosom seks ZW dan berjenis kelamin betina.

 Anakan akan memperoleh 1 kromosom ibunya dan 1 kromosom bapaknya (Z yang satu lagi),
sehingga memiliki kromosom ZW dan berjenis kelamin betina.

Dari keempat kemungkinan tersebut, ada dua kemungkinan anakan berjenis kelamin jantan dan dua
kemungkinan lagi betina. Dengan demikian, probabilitas (teori kemungkinan) mengenai jenis kelamin
anaknya adalah 50% jantan dan 50% betina.
Probabilitas jenis kelamin pada anakan lovebird.

Saya akan menyederhanakan gambar di atas, dengan gambar di bawah ini:

Kartu distribusi kromosom seks pada anakan lovebird.

Sudah paham?

Ketika telur lovebird sudah dibuahi sel sperma, dan siap untuk dierami induknya atau menggunakan
mesin tetas, maka susunan kromosom ini sudah lengkap, tetap, dan tidak akan berubah. Gen-gen yang
ada di dalam kromosom sudah membawa data-data penting, seperti warna bulu pada kepala, warna
bulu punggung, warna bulu sayap, warna bulu kaki, warna iris mata, warna paruh, warna kaki, mental
kuat atau tidak, dan sebagainya. (bersambung ke seri 2)

Mutasi warna lovebird (2): Apa untungnya mutasi?

Posted by Dudung Abdul Muslim in BURUNG LOVEBIRD, BURUNG LOVEBIRD DAN PARUH
BENGKOK,PENANGKARAN

CARI ARTIKEL KLIK DI SINI

Popularitas lovebird terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Om Kicau bahkan pernah
memprediksi lovebird bakal makin moncer di tahun 2013. Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi
juga sebagian besar negara di dunia. Makin moncernya lovebird, selain burungnya memang cantik, juga
karena ragam warna yang sangat luas akibat perencanaan genetika melalui mutasi warna. Karena itu,
jika Anda bisa merencanakan anakan dengan warna tertentu, makin laris produk breeding Anda, meski
mau tak mau harus memahami mutasi warna pada lovebird.

Untuk memudahkan pemahaman tentang mutasi, saya akan memberi ilustrasi mengenai beragam jenis
ayam yang ada saat ini. Ada ayam kampung, ayam cemani, maupun ayam hias seperti ayam ketawa,
serama, dan sebagainya. Dulu, ribuan atau jutaan tahun lalu, ayam-ayam ini tidak pernah ada. Yang ada
hanya ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam hutan abu-abu (Gallus sonneratii), ayam hutan Ceylon
(Gallus layayettii), dan ayam hutan hijau (Gallus varius).

Faktor iklim, lingkungan, domestifikasi (penjinakan), dan perkawinan silang menjadi penyebab terjadinya
mutasi alam, sehingga muncul beragam jenis ayam seperti disebutkan di atas. Mutasi alam? Ya, karena
memang tidak direncanakan.

Tetapi mutasi juga bisa direncanakan, sebagaimana terjadi pada bekisar, tiktok, blacken, mozken, dan
sebagainya. Bekisar merupakan hasil perkawinan tak lazim (perselingkuhan gitu, he.. he..) antara ayam
hutan jantan dan ayam kampung betina. Tiktok (mule duck) adalah persilangan antara mentok jantan
dan itik jawa betina. Jika dibalik, mentok betina dan itik jantan, hasilnya adalah itik serati atau di Brebes
disebut itik blengong.

Blacken dan mozken, ah… pasti Anda sudah tahu, masing-masing hasil persilangan antara blackthroat
dan kenari, serta mozambik dan kenari. Perkawinan antara dua burung yang berbeda spesies hanya bisa
menghasilkan keturunan (dan biasanya berbeda bentuk dari kedua induknya) jika kedua spesies ini
masih satu genus (bisa juga subfamily / subkeluarga), dengan syarat harus memiliki persamaan jumlah
kromosom dalam setiap selnya.

Hal serupa juga dijumpai pada lovebird. Dulu, lovebird hanya terdiri atas 9 spesies murni (silakan
cek Halaman Loverbird). Dalam perkembangannya, setiiap spesies bisa memiliki varian-varian baru
akibat mutasi warna, terutama yang direncanakan.

Sejarah mutasi warna pada lovebird

Sejarah mutasi warna pada lovebird terjadi di Becky Anderson Bird Farm, Michigan, AS, pada tanggal 18
Januari 1997, ketika anakan menetas dengan warna berbeda dari kedua induknya yang sama-sama jenis
muka salem atau peach-faced lovebird (Agapornis roceicollis).
GREEN OPALINE DAN MUKA SALEM

Meski warnanya tetap hijau, namun hijaunya jauh lebih terang daripada induknya. Yang menyolok,
anakan ini memiliki tudung / kerudung berwarna merah oranye mulai dari bagian muka / wajah, kepala,
hingga dada. Sedangkan kedua induknya, sesuai dengan namanya, memiliki warna merah-oranye hanya
pada bagian muka dan separo kepalanya.

Anakan inilah yang kemudian disebut green opaline, yang kemudian dikawin silang dengan berbagai
jenis lovebird lainnya sehingga menghasilkan belasan variasi warna baru. Kisah lengkap mengenai green
opaline bisa dibaca kembali pada artikel ini.

Dalam beberapa dekade terakhir, mutasi warna pada lovebird lebih didominasi oleh mutasi buatan atau
mutasi yang direncanakan, yang sebagian materinya akan dikupas dalam artikel berseri ini. Keragaman
warna dan banyaknya spesies membuat lovebird menjadi salah satu burung peliharaan yang paling
leluasa dieksplorasi dalam hal mutasi warna. Mutasi warna juga sering dilakukan para penangkar burung
paruh bengkok (parrot) lainnya, gelatik jawa, kenari dan burung finch lainnya seperti gould amadine.

Pemahaman mengenai mutasi

Semoga dua ilustrasi di atas, yaitu mutasi gen pada beberapa jenis unggas serta sejarah mutasi warna
lovebird, mulai membuka pemahaman sobat-sobat kicaumania khususnya para penangkar lovebird. Tapi
apa sih yang dimaksud dengan mutasi?

Mutasi berasal dari kata mutatus yang berarti perubahan. Mutasi bisa diartikan sebagai perubahan
materi genetik (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis kepada keturunannya. Makhluk hidup yang
mengalami mutasi disebut mutan.

Mutasi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan variasi genetik, sehingga bisa diperoleh organisme yang
unggul. Dalam konteks lovebird, mutasi khususnya mutasi warna sangat penting untuk menghasilkan
puluhan varian warna baru, sebagaimana dijumpai saat ini.

Ruang untuk mencetak varian warna baru pada lovebird paling luas dibandingkan dengan jenis burung
lainnya. Sebab ketika semua hasil mutasi warna lovebird disilangkan satu sama lain, termasuk dengan
spesies asli seperti lovebird muka salem, maka dapat dihasilkan sekitar 100.000 varian baru dengan
kombinasi warna tertentu. Inilah yang akan membuat lovebird akan tetap disukai para penggemarnya.
Siapa tahu, kelak Anda akan menghasilkan lovebird dengan kombinasi warna baru yang belum pernah
ada sebelumnya.

Jenis-jenis mutasi pada lovebird

Jika dipetakan lebih rinci, ada empat metode pewarisan gen dalam mutasi lovebird, yaitu:

 Mutasi dominan autosomal

 Mutasi resesif autosomal

 Mutasi dominan sex-linked (rangkai-kelamin)

 Mutasi resesif sex-linked

Masalah ini akan saya jelaskan sebagian saja pada Seri 2, sifatnya yang ringan-ringan dulu, sekadar
memudahkan pemahaman dulu. Selebihnya, akan dikupas lebih detail pada seri-seri berikutnya.

Beberapa istilah genetika terkait mutasi warna

Sekarang kita pahami dulu beberapa istilah genetika yang berkaitan dengan mutasi warna lovebird,
seperti normal, visual, single factor, double factor, fenotip, dan genotip. Karena hal ini akan sering
muncul dalam pembahasan artikel ini.

1. Normal

Istilah normal akan sering muncul ketika kita menyebutkan tipe induk jantan atau betina yang akan
dijodohkan dalam rangka memperoleh anakan hasil mutasi warna dengan tipe yang diinginkan.
Apa artinya normal? Normal adalah tipe asli, original, atau tipe burung ketika masih di alam liar. Sebagai
contoh, untuk lovebird muka salem atau peach-faced(Agapornis roseicollis), yang disebut normal adalah
warna hijau (green). Setiap jenis lovebird memiliki tipe normal yang berbeda-beda.

Tipe normal pada umumnya bersifat dominan. Jadi, jika induk jantan tipe normal dikawinkan dengan
induk betina bukan normal (misalnya lutino, albino, opaline, dll), maka gen induk jantan bersifat
dominan. Sehingga gen induk betina akan tertutupi (resesif) oleh gen normal yang dominan. Ada
beberapa kasus tertentu di mana gen normal tidak bersifat dominan (tapi akan dijelaskan pada seri
yang lain, biar nggak bingung).

2. Visual

Istilah ini kalau diterjemahkan agak rumit. Visual adalah tipe individu lovebird yang secara fenotip
(terlihat mata kita) seperti tipe normal. Tetapi secara genetik (melalui pemeriksaan DNA), sebenarnya
mengandung dua gen: normal dan gen resesif. Hal ini biasa terjadi pada perkawinan induk A tipe normal
dan induk B resesif. Karena normal bersifat dominan, dia menutupi gen resesif.

Visual juga bisa terjadi antara dua induk yang semuanya bukan tipe normal. Misal induk jantan dengan
gen A yang bersifat dominan dikawinkan dengan induk betina dengan gen B yang resesif. Anaknya
secara visual terlihat sebagai gen A, meski dalam darahnya terdapat juga gen B.

Dalam ilmu genetika, visual adalah individu carrier atau (pembawa sifat / gen tertentu, tapi tak muncul
dalam penglihatan manusia. Dalam perkawinan silang lovebird atau burung parrot lainnya, istilah visual
biasanya diikuti dengan kata “split” atau “split to”. Misalnya normal split blue . Itu berarti anakan
memiliki warna normal, tetapi sebenarnya secara genetik juga mengandung gen tipe biru.

3. Factor

Factor adalah istilah untuk gen atau pasangan gen (alel) yang membawa sifat-sifat tertentu. Ada dua
jenis factor di sini, yaitu single factor dan double factor.

Jika alel terdiri atas dua gen yang berbeda (heterozigot), maka yang muncul adalah single factor.
Misalnya 50% normal dan 50% biru. Maka normal termasuk dalam single factor. Jika alel terdiri atas dua
gen yang sama, atau homozigot, maka akan muncul double factor. Single factor dan double factor ini
nantinya juga banyak digunakan dalam mutasi dominan.

4. Fenotip dan Genotip

Dalam bahasa Inggris, kedua istilah ini ditulis dengan phenotype dan genotype. Gen yang diwariskan
induk jantan dan induk betina kepada anaknya bisa muncul dalam dua bentuk: fenotip dan genotip.

Fenotip adalah penampilan lovebird seperti yang terlihat oleh mata kita (sama seperti penjelasan
visual). Peach-faced lovebird tipe normal ketika dikawinkan dengan lutino, misalnya, menghasilkan
anakan yang terlihat hijau alias normal. Jadi, apa yang terlihat itu adalah fenotip.

Tetapi tidak semua anakan yang terlihat hijau itu hanya mewarisi gen hijau. Sebagian juga mewarisi gen
lutino, hanya saja tidak terlihat (karena bersifat resesif terhadap normal yang dominan). Keberadaan
gen lutino baru bisa diketahui melalui pemeriksaan DNA. Ini yang disebut genotip. Tetapi, dengan ilmu
genetika terapan seperti yang sedang kita pelajari, kita bisa memastikan kalau sebagian anaknya ada
yang mengandung gen lutino.
Sekilas mengenai dominan dan resesif

Seperti dijanjikan, pada Seri 2 akan saya jelaskan masalah mutasi dominan dan resesif yang bersifat
ringan-ringan dulu, untuk membangkitkan minat belajar Anda. Kita ambil beberapa contoh kasus dalam
bentuk pertanyaan.

Sebagian materi saya ambil dari artikel David Britton, Parrot Genetics in Color Mutations for Novice Pet
Bird Breeders (birdpets.onenessbecomesus.com). Tetapi karena ada beberapa hal yang agak rancu, dan
dikhawatirkan membingungkan pembaca, sebagian materi mengalami editing yang mungkin berbeda
dari materi sebenarnya.

Berikut ini beberapa kasus yang diangkat dalam bentuk pertanyaan untuk menggambarkan metode
pewarisan gen dominan dan resesif.

Pertanyaan 1:

Saya memiliki sepasang lovebird hijau, kok anaknya bisa biru?

Jawab:

Meski kedua orangtuanya terlihat hijau, sebenarnya secara genetik tidak murni hijau. Anaknya bisa
menjadi biru, karena dia menerima gen biru dari bapak dan ibunya. Itu berarti bapak dan ibunya tidak
hijau murni, tetapi hijau split biru. Dalam pandangan manusia, hijau split biru terlihat hijau. Tapi secara
genetik mewarisi 50% hijau dan 50% biru. Silakan lihat gambar di bawah ini :

Peluang untuk mendapatkan anakan yang berwarna biru adalah 25%. Pada gambar di atas, anakan
berwarna biru diberi kode 2-4. Yang 25% normal (1-3). Selebihnya normal split biru, yaitu 1-4 dan 2-
3. Karena tidak terkait dengan jenis kelamin, maka warna biru bisa terjadi pada anaknya yang jantan
maupun betina.

Pertanyaan 2 :

Saya menjodohkan lovebird biru dan normal hijau. Mengapa anaknya tidak ada yang biru?

Jawab:

Hijau bersifat dominan terhadap biru. Jadi, sebagian anaknya normal split biru, namun secara visual
terlihat hijau. Syarat agar anakan berwarna biru, ia harus memiliki satu set dari dua gen biru, masing-
masing dari kedua orangtuanya.

Jika induk yang normal hijau bersifat visual (normal split biru), pasti anaknya ada yang berwarna biru.
Lihat gambar di bawah ini :

Pada gambar di atas, terlihat bahwa 50% anaknya berwarna biru, dan 50% lagi normal split biru (secara
visual terlihat normal alias hijau). Hal ini juga berlaku untuk induk jantan biru ketika dikawinkan dengan
induk betina normal.

Sebaliknya, jika induk yang normal itu murni (100% normal), semua anaknya tidak ada yang berwarna
biru, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Ketentuan mutasi dominan dan resesif

Berikut ini beberapa ketentuan mengenai mutasi dominan dan resesif:

1. Sifat dominan selalu menutupi resesif. Jika burung yang memiliki gen dominan dijodohkan
dengan burung dengan gen resesif, maka semua anaknya terlihat dengan warna gen dominan.
Meski demikian, sebagian anaknya mewarisi gen resesif, namun secara visual tidak muncul.
Biasanya ditulis dengan A split B. A adalah gen dominan, B adalah gen resesif.

2. Untuk bisa memunculkan sifat resesif, sehingga terlihat oleh mata manusia, maka induk jantan
dan induk betina yang mau dikawinkan harus memiliki sifat resesif. Jadi kedua induk harus
memiliki gen A split B. Contoh sudah dijelaskan pada gambar normal spit biru.

Telur yang sudah dibuahi sel sperma akan menerima 1 kromosom dari bapak dan 1 kromosom dari ibu
(lihat kembali Seri 1). Agar mutasi resesif bisa muncul dan terlihat mata manusia, maka telur itu harus
mewarisi 2 gen resesif. Jika hanya menerima 1 gen resesif, maka akan tertutupi gen dominan sehingga
yang terlihat mata kita tetap gen dominan.

Sekilas mengenai sex-linked (rangkai kelamin)

Mutasi dominan sex-linked dan mutasi resesif sex-linked hanya terjadi pada jenis kelamin tertentu
(jantan saja, atau betina saja). Setiap jenis gen mutasi sex-linked memiliki sasaran pada jenis kelamin
yang berbeda-beda. Misalnya, loverbird jenis pearl adalah mutasi resesif yang hanya muncul pada
burung betina.

Saya tidak akan menjelaskan lebih detail dulu, tetapi langsung mengarah ke beberapa aplikasi, untuk
membangun pemahaman awal mengenai mutasi yang berkaitan dengan jenis kelamin.

Pertanyaan 1:

Seorang penangkar ingin menjodohkan lovebird normal jantan dan pearl betina. Apakah perkawinan itu
bisa menghasilkan anakan pearl?

Jawab:

Mungkin saja, tetapi itu tergantung apakah induk jantan merupakan carrier (membawa sifat pearl).

Jika induk jantan merupakan carrier pearl, misalnya darahnya 50% normal dan 50% pearl (secara visual
terlihat normal), maka semua anaknya akan pearl. Tetapi kalau darahnya 100% normal, maka anaknya
50% normal dan 50% pearl.

Pertanyaan 2:

Saya memiliki sepasang lovebird muka salem normal. Tetapi mengapa anaknya ada yang lutino?

Jawab:

Sederhana saja. Induk yang jantan terlihat normal, tetapi itu hanya secara visual. Secara genetis, dia juga
memiliki gen lutino (50% normal dan 50% lutino). Karena gen lutino bersifat mutasi resesif sex-linked,
dan hanya bisa muncul pada betina, maka burung jantan hanya terlihat normal.

Nah, ketika burung jantan yang memiliki gen 50% normal dan 50% lutino dikawinkan dengan induk
betina yang memiliki gen 100% normal, silakan lihat gambar di bawah ini :

Jadi, hasil perkawinan di atas akan menghasilkan anakan dengan kriteria berikut ini :

 25% anak jantan memiliki gen 100% normal (pada gambar saya tulis dengan angka 1-3)

 25% anak betina memiliki gen 100% normal (1-4)

 25% anak jantan memiliki gen 50% normal dan 50% lutino (2-3). INGAT: secara visual tetap
terlihat normal, karena gen lutino merupakan mutasi resesif sex-linked yang hanya muncul pada
betina.

 25% anak betina memiliki gen 50% normal dan 50% lutino (2-4). INGAT: anakan ini lutino,
karena lutino merupakan mutasi resesif sex-linked yang hanya muncul pada betina.

Jadi, menjawab pertanyaan di atas, meski induk jantan dan betina sama-sama lovebird muka salem
normal, tetapi jika induk jantan membawa sifat (carrier) lutino, ada kemungkinan anaknya lutino
(kemungkinan 25%, dan hanya terjadi pada anakan yang berjenis kelamin betina).

Ketentuan mengenai mutasi sex-linked

Berikut ini beberapa ketentuan yang berkaitan dengan sex-linked:

1. Burung betina tidak dapat “split to” atau carrier (pembawa sifat) dari gen yang bersifat sex-
linked. Jadi pilihannya hanya ada dua. Pertama, gen itu muncul (terlihat oleh mata manusia).
Kedua, betina secara genetik sama sekali tidak mewarisi gen yang bersifat sex-linked.
2. Semua burung betina mewarisi gen sex-linked dari bapaknya. Burung jantan yang bersifat visual
memiliki 2 alel, adapun burung betina hanya memiliki 1 alel. Karena itu, anakan betina hanya
akan menerima 1 alel pada kromosom seks tunggal dari bapaknya. Jika anakan mendapatkan 2
alel, masing-masing satu dari bapak dan ibunya, dipastikan jenis kelaminnya jantan.
Dapat disimpulkan, burung jantan secara visual memiliki double factor (dalam contoh gambar di
atas adalah normal dan lutino). Jika dipasangkan dengan betina normal, maka anaknya yang
betina dan menerima gen lutino akan mengalami mutasi menjadi lutino. Hal ini tidak akan
pernah terjadi pada anakan jantan. Anakan jantan hanya bersifatcarrier alias normal split lutino,
namun secara visual terlihat normal.
Hal ini sekaligus bisa digunakan untuk membedakan jenis kelamin (sexing) anakan lovebird hasil
mutasi warna yang bersifat sex-linked, dari perkawinan antara jantan visual dan betina normal.

3. Burung jantan bisa bersifat visual atau split. Ingat, sifat visual atau split hanya berlaku untuk
burung jantan.

Ok, sementara itu dulu.Seri 2, sekali lagi, langsung masuk ke aplikasi ringan untuk membangkitkan
gairah Anda. Dalam seri berikutnya, kita mulai mengarah ke pembahasan lebih serius. Ini sekaligus untuk
menyeleksi mana penangkar yang berminat belajar mutasi warna lovebird, dan mana yang sudah pusing
pada Seri 2 ini (he.. he.. he…).

lovebird blorok
Posted on 12.52 by dhe imam

Dalam merencanakan warna bulu pada pengembangbiakan lovebird tidak dapat dilepaskan dari
hukum genetik. Secara umum, telah diketahui bahwa dari pasangan yang dikawinkan maka sifat
anak-anak 50% meniru induk betina dan 50% meniru induk jantan. Dengan kata lain sifat anak
merupakan perpaduan setengah sifat induk jantan dan setengah sifat induk betina. Sifat-sifat
yang diturunkan ini pun masih dipengaruhi oleh sifat resesif dan sifat dominan yang dimiliki
oleh pasangan yang dikawinkan.

Untuk menentukan sifat resesif dan dominan ini dapat diperkirakan setelah suatu pasangan yang berlainan
sifatnya (dalam hal ini warna bulu) menurunkan dua-tiga periode keturunan. Bila keturunan pada periode-
periode tersebut cenderung mempunyai hasil yang relatif sama maka dapat diperkirakan sifat dominan dan
resesif yang ada pada induk jantan dan atau induk betina. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah
kemudian dapat disusun program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang
dipelihara.

Jenis blorok pada burung lovebird

1. Dompied yang dimaksud adalah blorok yang mempunyai sifat gen dominan artinya gen blorok akan
diturunkan kepada anaknya, nah untuk dompied bisa bersifat DF(double faktor/gen blorok kuat sekali)ato
bisa SF (single factor/ gen blorok kurang kuat).

2. Pied Resessive ato sering disebut blorok mutasi, pola blorok makin lama makin hilang seiring proses
pergantian bulu, ato lb asalnya tidak blorok lama2 bisa blorok karena adanya pengaruh suhu kandang dan
pergantian bulu. Pied resessive tidak diturunkan kepada anaknya.

3. Mottle, ini juga disebut blorok, justru pola blorok kadang2 lebih tegas dan Cantik dibanding yang
dompied, akan tetapi gen bloroknya juga tidak diturunkan ke anaknya..biasanya pada sayap warna hitamnya
ada selap putih pada beberapa helai sayapnya

Memunculkan pola blorok pada warna love bird diakui sangat susah oleh banyak orang, tapi
bukan berarti tidak mungkin. Modal utamanya adalah kesabaran dan ketelitian di samping
kerelaan untuk menyisihkan love bird galur murni yang dimiliki.Dari love bird galur murni inilah
penangkar bisa mengupayakan munculnya warna blorok, meskipun tidak ada jaminan bisa
berhasil. “Blorok itu awalnya terjadi dari perkawinan silang dua pasang atau lebih baik lagi empat
pasang. Yang dikawinkan silang ini harus galur murni,” kata salah satu penangkar love bird asal
Debegan, Mojosongno, Solo, saat menjelaskan pengalamannya.Dia mencontohkan, persilangan
ini diawali dengan perkawinan empat pasang love bird warna kuning dan dua pasang hijau. Dari
persilangan pertama ini, keempat pasangan menghasilkan empat keturunan pertama.
Selanjutnya keempat anakan ini dijadikan dua pasang induk dan masing-masing menghasilkan
keturunan kedua. Dua ekor anakan keturunan kedua ini kemudian dikawinkan lagi dan
menghasilkan keturunan ketiga. Jika masih ada materi lagi, keturunan ketiga ini bisa dikawinkan
lagi dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan keempat atau seterusnya.

Menurut peternak, setiap tahap keturunan ini memiliki kemungkinan munculnya blorok yang berbeda-beda.
Semakin ke bawah (keturunan ketiga, keempat dan kelima) kemungkinan munculnya blorok semakin besar.
Blorok yang muncul di bulu pun semakin banyak. “Turunan pertama biasanya kemungkinannya kecil jadi
blorok, turunan kedua ada bloroknya. Yang ketiga blorok sudah agak banyak dan yang keempat dan kelima
lebih banyak lagi bloroknya,” terang peternak.
Butuh Waktu
Karena mencakup empat sampai lima generasi, proses persilangan untuk menghasilkan warna blorok ini
butuh waktu empat hingga lima tahun. Untuk menjalani seluruh proses ini diakui tidak mudah. Sejak awal,
tidak semua penangkar mau merelakan love bird galur murni mereka dijadikan sebagai bahan percobaan.
Mereka yang punya love bird kuning, hijau, kepala hitam galur murni, biasanya enggan melakukan
persilangan. Maklum, love bird galur murni saat ini sudah sulit didapat.“Sekarang love bird hijau kepala
hitam yang banyak diimpor itu, hitamnya sudah abu-abu. Susah banget mencari yang kepalanya hitam.”
kata peternak sendiri sudah mencoba melakukan proses persilangan ini untuk mencari love bird blorok
beberapa waktu lalu.

Sayangnya proses persilangan itu harus berhenti di keturunan ketiga karena salah satu induknya sudah mati.
“Masih ada bloroknya, tapi hanya jantan.” Namun bagi yang enggan melakukan persilangan dalam waktu
lama, sebenarnya ada cara instan yang membutuhkan waktu jauh lebih singkat. Caranya adalah dengan
membeli seekor love bird blorok dan menyilangkannya dengan love bird warna apa saja.”Sebaiknya blorok
yang dipilih berwarna gelap. Tapi ini butuh dana yang lumayan.

Sekarang muncul hibrid baru yaitu blorok bermata biru, mungkin ini hal yang belum pernah terjadi pada
peternak lovebird. Namun kini anda jenis baru yaitu bermata biru. Kalau lovebird mata merah sudah banyak
beredar seperti lutino mata merah maupun albino mata merah. Salah satu peternak di jogja telah
mendapatakan hasil dari beternak lovebird yaitu blorok yang bermata biru. Ini di dapat dari indukan blorok
violet (peied vio) dengan pa stel biru. mungkin anda tidak percaya jika belum melihat penampakannya.

PEROLEHAN WARNA TERNAK LOVEBIRD

Tulisan ini saya buat sebatas pengalaman pribadi selama ternak LB.

INDUK BETINA + PEJANTAN = WARNA ANAKAN YANG DI HASILKAN

1. Hijau standart + hijau standart = 1. Hijau standart (mayoritas), 2.


Pastel hijau.
2. Hijau standart + biru dakocan = 1. hijau standart
(mayoritas), 2. Hijau dakocan, 3. pastel hijau.
3. Hijau standart + Hijau Dakocan = 1. Hijau standart
(mayoritas), 2. Hijau dakocan.
4. Hijau standart + pastel kuning = 1. Hijau standart (mayoritas) 2.
pastel hijau.
5. Biru dakocan + Biru dakocan = 1. Biru dakocan ( mayoritas ), 2. Pastel biru, 3.
Pastel putih.
6. Biru dakocan + Hijau standart = 1. Hijau standart (mayoritas), 2. Pastel hijau 3.
Pastel hijau kepala emas, 4. Hijau dakocan.
7. Biru dakocan + hijau kepala emas = 1.
Hijau standart, 2. Hijau kepala emas, 3. hijau dakocan.
8. Biru dakocan + Hijau Dakocan = 1. Biru dakocan, 2. Hijau dakocan
9. Biru dakocan + Pastel Hijau = 1.
Hijau standart, 2. biru dakocan, 3. pastel hijau, 4. hijau dakocan.
10. Biru dakocan + pastel kuning = 1. Hijau standart, 2. Hijau dakocan.
11. Biru dakocan + violet = 1. Biru dakocan, 2. violet
12. Violet + Biru dakocan = 1. violet, 2. Biru dakocan.
13. Biru kepala elang + Pastel Hijau = 1. Biru, 2. pastel hijau
14. Hijau dakocan + hijau standart = 1. hijau standart, 2. hijau dakocan.
15. Hijau dakocan + Biru dakocan = 1. Biru dakocan, 2. Hijau dakocan, 3.
Pastel Kuning, 4. Pastel hijau, 5. Pastel Biru, 6. Pastel Putih.
16. Hijau dakocan + Hijau dakocan = 1. Hijau dakocan, 2. Biru dakocan, 3.
Pastel hijau, 4. Pastel biru, 5. biru dakocan.
17. Hijau dakocan + pastel Hijau = 1. Hijau standart, 2. Pastel hijau, 3.
Hijau dakocan.
18. Pastel Hijau + Pastel biru = 1. Pastel Hijau, 2. Pastel biru.
19. Pastel kuning + Pastel kuning = 1. Pastel kuning (mayoritas ), 2.
Pastel hijau, 3. Hijau standart, 4. LUTINO, 5. Biru dakocan. 6. Pastel Putih.
20. Pastel kuning + Pastel Hijau = 1. Pastel kuning, 2. Pastel hijau, 3.
hijau standart, 4. Biru dakocan 5. hijau dakocan, 6. Hitam 7. Pastel Putih, 8.
Pastel Biru.
21. Pastel kuning + Biru Dakocan = 1. Biru dakocan, 2. hijau dakocan.
22. Pastel kuning + hijau standart = 1. Hijau standart
23. Hitam + hitam = Hitam
24. Hitam + Hijau standart = 1. Hijau standart, 2. Hijau dakocan.
25. Hitam + Pastel Hijau = Pastel hijau
26. Hitam + Pastel Putih = Violet
27. Hitam + Biru dakocan = masih dalam proses ( he he he )
28. Pastel Putih + Hijau standart = 1. Pastel kuning, 2. Pastel Hijau, 3.
Hijau standart.
29. Pastel Putih + pastel putih = 1. Pastel putih, 2. Pastel kuning, 3.
Pastel hijau, 4. biru dakocan.
Berikut adalah kemungkinan dari hasil dari crossing :
Green x lutino Green/ino x green
100% green/ino 50% green, 50% green/ino
Green/ino x green/ino Green/ino x lutino
25% green 50% green/ino
50% green/ino 50% lutino
25% lutino
Lutino x blue Albino x green
100% green/ino/blue 100% green/ino/blue
Green/ino/blue x green/ino/blue Lutino/blue x lutino/blue
6.25% green 25% lutino
12.5% grenn/ino 50% lutino/blue
12.5% green/blue 25% albino
25% green/ino/blue
6.25% lutino
12.5% lutino/blue
6.25% blue
12.5% blue/ino
6.25% albino
Lutino/blue x green/blue/ino Lutino x green/ino/blue
12.5% green/ino 25% green/ino/blue
25% green/ino/blue 25% green/ino
12.5% lutino 25% lutino/blue
25% lutino/blue 25% lutino
12.5% blue/ino
12.5% albino
Albino x green/ino/blue Albino x blue
25% green/ino/blue 100% blue/ino
25% blue/ino
25% lutino/blue
25% albino
Blue/ino x blue/ino Albino x blue/ino
25% blue 50% blue/ino
50% blue/ino 50% albino
25% albino
Mutasi Warna
Mutasi warna pada Lovebird bisa mencapai ratusan ragam. Berikut adalah beberapa
jenis mutasi warna yang telah dikenal secara international. Untuk istilah mutasi, tetap
mengunakan Bahasa Inggris.
AQUA (Parblue) = atau Dutch Blue, Blue, DB
TURQUOISE (Parblue) = atau Whitefaced Blue, WF
AQUATURQUOISE = atau Seagreen, SG
PIED
ORANGEFACED
DILUTE
EDGED DILUTE = atau American Yellow, Silver, American Silver, American White
INO = atau Lutino, Creamino
CINNAMON = atau America Cinnamon
PALLID = atau Australian Cinnamon
OPALINE = atau Roseheaded
PALE FALLOW
BRONZE FALLOW
PALE HEADED
VIOLET FACTOR
DARK FACTOR

Perkawinan Terlarang Bagi Aliran Love Bird Warna


Dahulu awal mula belajar Love Bird sama sekali tidak tahu akan hal ini namun Alhamdulilah beberapa
ilmu dari para senior membuat saya tahu mana perkawinan yang Halal dan Haram bagi penghobi
yang beraliran warna

Burung Love Bird memiliki sembilan spesies :


1. Agapornis canus ( Love Bird Madagaskar – Tidak Berkacamata )
2. Agapornis pullarius ( Love Bird Muka Merah – Tidak Berkacamata )
3. Agapornis Taranta ( Love Bird Abisina – Tidak Berkacamata )
4. Agapornis swindernianus ( Love Bird Kerah Hitam – Tidak Berkacamata )
5. Agapornis roseicollis ( Love Bird Muka Salem – Tidak Berkacamata )
6. Agapornis personatus ( Love Bird Kaca Mata Topeng )
7. Agapornis fischeri ( Love Bird Kaca Mata Ficher )
8. Agapornis nigrigenis ( Love Bird Kaca Mata Pipi Hitam )
9. Agapornis lilianae ( Love Bird Kaca Mata Nyasa )

Pada kesempatan kali ini kita akan fokus Membahas Love Bird
yang bayank di kembangkan di Indonesia , antara lain :
1.Agapornis Roseicollis ( Love Bird Muka Salem – Tidak Berkacamata )

2.Agapornis Personatus ( Love Bird Kaca Mata Topeng )

3.Agapornis Fischeri ( Love Bird Kaca Mata Ficher )

4.Agapornis Nigrigenis ( Love Bird Kaca Mata Pipi Hitam )

5.Agapornis Lilianae ( Love Bird Kaca Mata Nyasa )

Khusus pada Ras / Spesies Love Bird berkacamata di bagi menjadi tiga Golongan , antara lain

1. Love Bird Green Series

2. Love Bird Blue Series

3. Love Bird Par Blue

Kaidah Perkawinan yang baik dan benar menurut Aliran Warna :

1. Usahakan mengetahui Pedegree System pasangan Lovebird yang akan kita breeding .
Dengan mengetahui Pedegree System maka sejarah Parental ( Kedua Orang Tua ) akan tampak jelas ,
hal ini sangatlah penting guna mengetahui program breeding kita .
2. Perkawinan memiliki visi dan misi yang jelas . Ada beberapa aturan tak tertulis yang sifatnya
himbauan ,Misalnya Golongan Par Blue sebaiknya di kawinsilangkan dengan Golongan Blue Series
asal kedua nya satu Ras / Spesies .

Agapornis Fischeri ( Love Bird Kaca Mata Ficher ) Golongan Par Blue

Di Anjurkan kawin dengan Burung Blue Series


Agapornis Fischeri ( Love Bird Kaca Mata Ficher ) Golongan Blue Series warna Albino MM

atau

Agapornis Fischeri ( Love Bird Kaca Mata Ficher ) Golongan Blue Series warna Pied
3. Perkawinan antar Golongan di perbolehkan asalkan masih satu Ras / Spesies .

Pasangan satu Ras / Spesies Agapornis Fischeri ( Love Bird Kaca Mata Ficher ) DARI
Golongan Green Series ( Lutino MM ) dan Golongan Blue Series ( Albino MM )

4. Perkawinan antar Warna di perbolehkan asalkan masih satu Ras / Spesies walaupun beda Golongan
.

Agapornis Personatus ( Love Bird Kaca Mata Topeng ) Blue Series Warna Violet

BOLEH DI KAWINKAN DENGAN


Agapornis Personatus ( Love Bird Kaca Mata Topeng ) Green Series Warna Hijau Standart

Beberapa Contoh Perkawinan Haram :

1 . Walau dua burung Lovebird ini sama sama berwarna Hijau Standart ( Wildcolour ) namun mereka
berbeda Ras / Spesies sehingga perkawinan kedua nya akan menghasilkan generasi burung Hybrid

Agapornis Fischeri ( Love Bird Kaca Mata Ficher ) = 62 Kromosom


Agapornis Personatus ( Love Bird Kaca Mata Topeng ) = 62 Kromosom

HASILNYA BURUNG HYBRID


Dengan Jumlah Kromosom 62 , artinya burung Hybrid ini fertil

Silahkan diperhatikan
2 . Perkawinan berbeda Ras / Spesies antara Lovebird Ficheri dan Roseicolis akan menghasilakn Burung
Lovebird Hybrid yang bersifat Infertil ( Mandul ) dengan jumlah Kromosom 63.Lovebird Ficheri
mempunyai jomlah kromosom 62 sedangkan Lovebird Roseicolis mempunyai jumlah kromosom 64 .

Agapornis Fischeri ( Love Bird Kaca Mata Ficher ) = 62 Kromosom


Agapornis Roseicollis ( Love Bird Muka Salem – Tidak Berkacamata ) = 64 Kromosom

HASILNYA BURUNG HYBRID


Dengan Jumlah Kromosom 63 , artinya burung Hybrid ini Infertil (Mandul)

Silahkan diperhatikan
Apabila berkenan sambung silahturahmi bisa hubungi saya

"MENCETAK HASIL LOVEBIRD OPALINE"

Lovebird muka salem atau peachfaced lovebird (Agapornis roceicollis), yang kemudian dikenal
sebagai opaline. Karena tubuhnya masih didominasi warna hijau (tapi hijaunya lebih terang dari
muka salem), mutasi lovebird pertama ini disebut sebagai green opaline. Kini, opaline menjadi
salah satu bahan utama yang paling banyak digunakan para penangkar lovebird di seluruh dunia
untuk menghasilkan berbagai variasi warni baru yang lebih menarik.
Opaline memang merupakan mutasi pertama dari lovebird muka salem, yang lahir di Becky
Anderson Bird Farm, Michigan, AS. Piyik pertama opaline menetas pada tanggal18 Januari 1997.
Mutasi ini berasal dari dua induk jantan dan betina lovebird muka salem biasa.

Australia sebagai pemilik plasma nutfah burung cantik ini pun memberikan apresiasi prositif
terhadap Becky Anderson. Sejak itulah para penangkar lovebird di Austalia, Amerika, dan Eropa
berlomba-lomba mencetak mutasi lain dari lovebird muka salem.

Saat ini sudah ada sedikitnya 17 mutasi warna dari lovebird muka salem, yaitu:

 Opaline
 Lutino
 American cinnamon
 Australian cinnamon
 Lacewing
 Dark factor
 Violet
 American pied
 Green
 Fallow
 Blue orangefaced
 Whitefaced blue orangefaced
 Seagreen.orangefaced
 Longfeather
 American yellow
 Japanese yellow (imperial golden cherry)
 Australian recessive pied
Mutasi-mutasi ini ketika disilangkan satu sama lain, termasuk dengan lovebird muka salem
asli, maka dapat menghasilkan sekitar 100.000 varian baru dengan kombinasi warna
tertentu. Wow !!!

Add caption

Add caption
Opaline generasi pertama adalah green opaline, dengan kepala yang seluruhnya berwarna
merah (seperti kerudung) dan ekor berwarna merah-oranye. Opaline berbeda dari hijau normal
(sebutan untuk muka salem yang asli), di mana warna hijaunya lebih terang / cerah. Pantat
(perbatasan punggung dan ekor) juga tidak biru, tetapi hijau terang seperti
warnabulu dominan.
Ketika masih berusia muda, opaline mudah diidentifikasi dengan warna kuning pada belakang
kepalanya, dan lama-lama berubah menjadi merah. Ketika mabung untuk pertama kalinya,
semua bagian kepalanya berganti bulu menjadi merah.

Saat ini opaline menjadi salah satu bahan penting bagi para penangkar burung di seluruh
dunia, untuk menghasilkan berbagai varian warna baru yang bagus.Sebagian hasil persilangan
akan membuat kerudung merahnya hilang, berganti dengan warna lain, namun modelnya
masih seperti kerudung. Ada yang terlihat jelas, mengalami gradasi, dan sebagainya.

Untuk menghasilkan varian baru dengan warna yang lebih indah, opaline yang murni (green
opaline) dapat dikombinasikan dengan mutasi lain seperti :

 Lutino opaline
 Medium green opaline
 Orangefaced opaline
 Green opaline pied
 Whitfaced blue opaline violet
 Seagreen opaline
 Medium green opaline
 Dark green opaline
 Medium seagreen opaline
Berikut ini beberapa hasil persilangan antara green opaline dan hasil mutasi lainnya :
Jika tertarik mencetak lovebird dengan bahan opaline, baik induk jantan maupun induk betina,
berikut ini kartu mutasi warna yang bisa Anda jadikan pegangan. Adapun yang disebut non-
opaline adalah semua mutasi selain opaline, seperti lutino, fallow, cinnamon, dan sebagainya
seperti dijelaskan sebelumnya.
Perlu diketahui, opaline merupakan mutasi yang terkait dengan jenis kelamin (sex-linked
mutation). Pola rangkai kelaminnya demikian:

 Burung betina hanya membutuhkan satu gen opaline, baik dari bapak atau ibunya.
 Burung jantan membutuhkan dua gen opaline, dari bapak dan ibunya sekaligus.
 Jika burung jantan hanya memiliki satu gen opaline, baik dari bapak atau ibunya, gennya
disebut split to opaline. Artinya secara genotip burung tersebut memiliki darah opaline
(50%), tetapi secara fenotip (visual) tidak muncul
Tips Mencetak Parblue

Parblue

Parblue adalah mutasi Blue series yang tidak menghilangkan Psittacine secara keselurahan sehingga
masih ada warna kuning pada bulu Parblue. Sehingga warna yang ada di green series tampak juga dalam
parblue.

Mencetak Parblue

Untuk mencetak Parblue dibutuhkan Gen Parblue dan Gen parblue adalah Resesif. Gen Parblue tidak
selalu tampak secara Visual (Fenotip) pada burung Blue Series (BS) yang bisa disebut BLUE POSSIBLE
PARBLUE dan pada Green Series (GS) disebut SPLIT.

Blue Possible Parblue

Blue Possible Parblue adalah burung berwarna biru yang mempunyai potensi menurunkan Parblue jika
dipasangkan dengan Blue Series (Bs) Atau Green Split Blue

Mengapa tidak dikatakan Blue Split Parblue???

Blue Split Parblue


Artinya Blue adalah Gen dominan dan Parblue adalah Gen resesif.
Gen resesif x Gen resesif hasil anak 100% Gen resesif

Jika demikian Blue split parblue adalah Blue (Gen dominant) split PB (Gen resesif) maka PB (Resesif) x PB
(Resesif) hasilnya harus 100% PB padahal kenyataannya tidak seperti itu PB x PB masih keluar BLUE

Jadi kalau begitu PB split Blue????


Tidak bisa terjadi Resesif menjadi Dominant terhadap Dominannya.

Jadi Blue split Parblue adalah TIDAK TEPAT

Parblue dapat tercetak dari Blue Possible Parblue jika dipasangkan dengan Blue atau Green split Blue.
Tidak ada perbedaan secara visual antara Blue dan Blue Possible Parblue. Hanya Test DNA dan hasil
anaknya yang bisa membuktikan.

Green Series Split Parblue

Green Split parblue didapatkan dari induk PB x Green series dimana akan menghasilkan anak Green split
Blue dan Green split Parblue.

Parblue dapat dicetak dari Green Split Parblue jika dipasangkan dengan Blue atau Green Split Blue

TRAH Parblue ????

Kurang tepat kata TRAH di Parblue karena hasil anak dari Parblue yang menjadi Blue Series kembali
tidak bisa menurunkan Parblue kembali. Hal ini menyimpang dari kata Trah/Dinasti/Wangsa yang berarti
menurun ke generasi berikutnya.

Tips Mencetak Violet

Violet
Violet adalah jenis Lovebird yang sangat menarik banyak peternak dan penghobi yang mencari jenis
mutasi warnanya.

Violet ini mengubah warna Blue yang normal di Sponge area menjadi warna Violet.

Violet ini bergenetik Incomplete dominant karena itu tidak split Violet. Untuk mencetak mutasi warna
Violet salah satu induk harus Violet baik itu jantan maupun betina.

Violet mempunyai Factor ( penurun sifat ) ada yang Single (SF) ada juga yang Double (Double). Secara
kasat mata sangat sulit dibedakan. Dan terus menjadi perdebatan antara Sf atau Df.

Mutasi warna Violet akan tampak secara "Murni Violet" pada burung D Blue Violet warna "Violet"
benar-benar tampak jelas.

Blue dengan satu Violet faktor (Blue Violet Sf) akan berwarna mirip dengan D Blue (Biru Mangsi).
Blue dengan dua Violet faktor ( Blue Violet Df) akan berwarna seperti D Blue Violet Sf.
DD blue dengan satu atau dua faktor Violet ( DD Blue Violet Sf atau DD Blue Violet Df) akan sangat sulit
dilihat warna Violetnya karena terlalu Gelap.

Green series dengan factor akan tampak kemilau gelap hijau ke biruan. Dan biasanya tampak juga
dibalik sayapnya. Burung tidak kelihatan bagus warna Violet tidak tampak.
Ilustrasi pasangan Violet

* D blue Violet X blue:


25 % blue
25 % blue Violet Sf (kelihatan seperti D blue = biru mangsi)
25 % D blue
25 % D blue Violet Sf (Tampak violet)

* D blue Violet Df X D blue


25 % blue Violet Sf
50 % D blue Violet Sf (tampak violet)
25 % DD blue Violet Sf. (violet factor tidak tampak jelas) = Mauve dengan 1 faktor violet

* Blue Violet Sf x DD Blue Violet Sf


25 % D blue;
50 % D blue Violet Sf(Tampak violet)
25 % D blue Violet Df (tampak violet)

Blue Violet Sf X DD blue Violet Df atau


Blue violet DF X DD blue Violet sf
50 % SF violet D blue (tampak violet)
50 % DF violet D blue (tampak violet)

Dari ilustrasi di atas untuk mengetahui Violet tersebut Sf dan Df hanya lewat hasil anak.

Mengenal Jenis Pied ( Blorok )

Jenis Pied atau Blorok


Pied atau blorok terdiri dari dua jenis Dominant Pied dan Rececive Pied. Secara visual tidak bisa
dibedakan antara Dom.Pied dan Rec.Pied

1.Dominant Pied (Dom.Pied)

Dominan Pied bergenetika Dominant seperti nama yang diberikan.

Untuk mencetak Dominat Pied salah satu induk harus Dom.pied.

Dom.pied mempunyai Gen penurun sifat Single Factor dan Double Factor. Tidak dapat dibedakan secara
visual antara SF dan DF di Dom.pied.

Single Factor artinya burung hanya mempunyai 1 penurun sifat (Pied/blorok)


Double Factor artinya burung mempunyai 2 penurun sifat (Pied/blorok)

Persilangan dom.pied :

1. Non Dom.pied x Non Dom.pied anak 100% Non dom.pied

2. Non Dom.pied x Dom.pied SF anakan 50% Non Dom.pied dan 50% dom.pied

3. Dom.pied SF x Dompied SF anak 25% Non Dom.pied, 50% Dom.pied Sf dan 25% Dom.pied DF

4. Non Dom.pied x Dom.pied DF anak 100% Dom.pied SF

5. Dom.pied SF x Dom.pied DF anak 50% Dom.pied SF dan 50% Dom.pied DF


Persilangan Dom.Pied Asumsi N=alel non Pied dan X = alel Pied:

1. Non pied x Non pied = NN x NN

N N
-------------------
N NN NN
N NN NN
100% Non Dom.pied.

2. Non pied x SF = NN x NX

N X
-------------------
N NN NX
N NN NX
50% NN Non Dom.pied 50% Dom.pied SF.

3. SF x SF = NX x NX

N X
-------------------
N NN NX
X NX XX
25% Non Dom.pied 50% Dom.pied SF dan 25% Dom.pied DF

4. SF x DF = NX x XX

N X
-------------------
X NX XX
X NX XX
50% Dom.pied SF dan 50% Dom.pied DF

5. Non pied x DF = NN x XX

X X
-------------------
N NX NX
N NX NX
100% Dom.pied SF

2.Rececive Pied (Rec.Pied)


Rececive Pied bergenetika Resessif seperti namanya juga.

Rececive Pied Bisa di cetak dengan cara :

1. Rec.pied x Rec.pied,

2. Rec.pied x split Rec.pied,

3. Split Rec.pied x Split Rec.pied.

Di burung Rec.pied tidak istilah NF (Non Factor), SF (Single Factor) atau DF (Double Factor). Burung jenis
ini sangat jarang dan hanya sedikit sekali yang masuk ke Indonesia

Cara membedakan Dom.Pied dan Rec.Pied

1. Pasangkan Pied ( Blorok ) dengak Non Pied jika anak yang dihasilkan secara langsung adalah Pied
(Blorok) maka Pied tersebut adalah Dom.Pied.

Untuk lebih menyakinkan lagi Pasangkan Anak Pied dengan Non Pied jika menghasilkan Pied lagi maka
100% Pied tersebut adalah Dom.pied.

2. Pasangkan Pied (Blorok) dengan Non Pied jika anak yang dihasilkan tidak pernah keluar Pied maka
Pied tersebut adalah Rec.pied.

Untuk menyakinkan pasangkan secara inbred (kawin sedarah) jika anak kembali keluar pied maka 100%
Pied tersebut adalah Rec.Pied.
Anakan dari Rec.Pied x Non pied 100% split Rec.pied

Pernyataan yang sering muncul "saya punya burung Non Pied (Blorok) x Non Pied Keluar Pied".
Bagaimana ini bisa terjadi ?

1. Bisa jadi yang dijodohkan tadi adalah split Rec.pied X Split Rec.Pied. Dan jika hal ini yang terjadi maka
anak akan muncul Pied bergenetika Rec.Pied dan jika pasangan ini dipasangkan secara acak maka suatu
ini adalah keberuntungan.

2. Pembentukan Pied (Blorok) tidak semuanya sama ada yang berwarna tegas dan kontras (Dark Pied)
ada yang berwarna sangat tipis atau pudar (Clear Pied).

Clear Pied ada yang benar-benar Clear atau pudar sehingga menyerupai warna Non Pied.

Mengapa hal ini bisa terjadi karena persilangan yang tidak terarah Sepeti Dilute Pied, pastel misty Pied
dll.

Jika Clear Pied (warna sama dengan Non Pied) yang pudar tadi dipasangkan dengan yang Non Pied
menghasilkan anak Pied maka sebenarnya Clear Pied tersebut adalah Dom.pied. Pasangkan kembali
Anak yang Pied tadi dengan Non Pied jika anak keluar Pied lagi maka Clear Pied tadi adalah 100%
Dom.Pied

Progresive Pied atau molted tidak termasuk dalam jenis Pied Baik Dom.pied atau Rec.pied.
Progresive pied adalah mutasi bulu burung ketika molting (mabung) dan warnanya berubah ubah

Rumus Genetik Non-klep


Rumus-2 genetika Agapornis Roseicollis / Peachface Lovebird. Dokumen masih sedang
dalam pengerjaan dan perbaikan.

Cara membaca: semua pasangan adalah cowok x cewek, contoh: ino x green, jadi yang
cowok yang ino. Jika ada /xxx, maksudnya adalah split xxx, maksud split adalah
membawa gen yang bersangkutan tetapi gen tersebut tidak kelihatan secara visual.

Green (Hijau)

1. Green x Green = 100% Green


2. Green x Orangeface = 100% Green /Orangeface
3. Green x Turqoise = 100% Green /Turqoise
4. Green x Aqua = 100% Gree /Aqua
5. Green x D Green = 50% Green, 50% D Green
6. Green x Ino = Anak cowo Green /Ino, anak cewe Green
Orangeface (Muka Oranye, body hijau)

1. Orangeface x Orangeface = 100% Orangeface


2. Orangeface x Green = 100% Green /Orangeface
3. Green /Orangeface x Orangeface = 50% Orangeface, 50% Green
/Orangeface
4. Green /Orangeface x Green /Orangeface = 25% Orangeface, 50% Green
/Orangeface, 25% Green
5. Green /Orangeface x Green = 50% Green /Orangeface, 50% Green
Dominant Pied (Blorok) SF berarti Single Factor, DF berarti Double Factor

1. DF Pied Green x Green = 100% SF Pied Green


2. SF Pied Green x Green = 50% SF Pied Green, 50% Green
3. SF Pied Green x SF Pied Green = 25% DF Pied Green, 50% SF Pied
Green, 25% Green
4. DF Pied Green x SF Pied Green = 50% DF Pied Green, 50% SF Pied Green
LutiIno / Ino
1. Lutino x Green = Anak cowo Green /Lutino, anak cewe Lutino
2. Lutino x Lutino = Lutino
3. Green /Ino x Green = Anak cewe 50% Lutino, 50% Green. Anak cowo
50% Green, 50% Green /Lutino

Anda mungkin juga menyukai