Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya. Rencana
harus ada betapapun sederhananya secara tertulis. Namun, wirausaha baru di negara
kita banyak yang tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan menulis rencana
tertulis tersebut karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak tertulis pasti sudah ada
rekayasa dalam pikiran, yaitu suatu rekayasa secara sederhana tentang jawaban dari
berbagai pertanyaan antara lain, usaha apa yang akan dibuka, mengapa memilih usaha
tersebut, dimana lokasinya, siapa konsumennya, darimana sumber modalnya, dan
sebagainya.
Dewasa ini, jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminati oleh
anggota masyarakat di berbagai tingkatan sebagaimana terlihat dari makin besarnya
jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi. Perkembangan jasa
kontruksi yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan.
Peningkatan jumlah perusahaan ini tenyata belum diikuti dengan peningkatan
kualifikasi dan kinerjanya, yang tercermin pada kenyataan bahwa mutu produk
ketepatan waktu pelaksanaan, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia, modal,
dan teknologi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi belum sebagaimana yang
diharapkan. Akibatnya tidak sedikit perusahaan di bidang jasa kontruksi ini yang
mengalami kebangkrutan dan akhirnya tutup.
Perencanaan bisnis ( business plan ) pada jasa konstruksi yang dibuat mau tidak
mau harus memulainya dari perencanaan awal seperti menentukan tujuan yang dicapai,
sumber daya manusia yang digunakan, sistem organisasi perusahaan, masalah
pendanaan, dll. Perencanaan bisnis ini dibuat agar hasil penciptaan usaha yang dibuat
mendekati dengan kenyataannya. Diharapkan dengan perencanaan bisnis yang baik
maka perencanaan dengan kenyataannya memiliki perbedaan yang cukup kecil. Karena
itu perencanaan bisnis ini dapat digunakan sebagai pedoman penciptaan usaha. Maka
dari perencanaan bisnis tersebut dapat tercipta perusahaan-perusahaan yang sukses dan
maju, walaupun tidak sedikit pula kendala-kendala yang dihadapi dalam bisnis tersebut

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari

1.3 Manfaat
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bisnis Plan


Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa
Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Perencanaan bisnis merupakan pedoman untuk mempertaj.am rencana-rencana
yang diharapkan, karena di dalam perencanaan bisnis ini dapat diketahui posisi
perusahaan saat ini, arah dan tujuan perusahaan, dan cara mencapai sasaran yang ingin
dicapai.
Agar perusahaan berjalan pada jalan yang benar maka seorang wirausaha harus
menyususn Business Plan. Business Plan merupakan suatu dokumen yang menyatakan
keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan
menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang saran.
Pengertian lain dari business plan adalah sebuah selling document yang
mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana
potensial.
Menurut Bygrave, 1994 : 441 (dalam Buchari Alma, 2006 : 198)
mendefinisikan Business Plan sebagai dokumen yang disediakan oleh enterpreuner
yang memuat rincian tentang masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan masa
depan dari sebuah perusahaan. Isinya mencakup analisis tentang manajerial, keadaan
fisik bangunan, karyawan, produk, sumber permodalan, informasi tentang jalannya
perusahaan selama ini dan posisi pasar dari perusahaan. Business Plan juga berisi
tentang rincian profit, neraca pembayaran, proyeksi aliran kas untuk dua tahun yang
akan datang. Selain itu juga memuat pandangan dan ide dari untuk dua tahun yang akan
datang, pandangan dan ide dari anggota tim manajemen serta menyangkut strategi dan
tujuan perusahaan yang hendak dicapai.
Jadi business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang
menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal
mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isi dari business plan sering
merupakan perencanaan terpadu yang menyangkut pemasaran, permodalan,
nmanufacturig dan sumber daya manusia.
Di dalam perencanaan bisnis perlu dilakukan analisis kelayakan Usaha, hal ini
dikarenakan aspek utama dalam melakukan usaha pertama kali faktor kelayakan perlu
diperhatikan dan merupakan hal yang cukup penting. Perencanaan usaha diperlukan
dalam kegiatan bisnis yang akan dilakukan maupun yang sedang berjalan agar tetap
berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan usaha
merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan
kebijakan perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat dipakai sebagai alat untuk
mencari dana dari pihak ketiga. Ada lingkup yang perlu dijelaskan, untuk menuju
perencanaan usaha yang optimal.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak
swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para
pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai
dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis
mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan
sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,
masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok
orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis”
sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata
bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas
dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian.” Penggunaan
yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas
penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang tepat masih
menjadi bahan perdebatan hingga saat ini (Masriah Ria, 2017).

2 2. Pengertian Business Plan Menurut Para Ahli


Adapun pengertian business plan menurut para ahli adalah sebagai berikut
(Anonim, 2017) :
1. Hisrich dan Peters (1995:113)
Menurut Hisrich dan Peters, The business plan is a written document
prepared by the entrepeneur that describe all the relevant external and
internal elements involved in starting a new venture. It is often an
integration of functional plans such as marketing, finance, manufacturing
and human resources.

2. Max Coulthard, Andrea Howell dan Geoff Clarke (1999:3)


Menurut Max Coulthard, Andrea Howell dan Geoff Clarke, Business plan
is a detailed study of the organization’s activities, which highlights where
the organization has been, where it is owe and where it might get to in the
future, and incorporates an action program to achieve these results.

3. Megginson (2000)
Menurut Megginson, Business plan adalah suatu rencana tertulis yang
memuat mini dan tujuan bisnis, cara kerja dan rincian
keuangan/permodalan susunan para pemilik dan manajemen, dan
bagaimana cara mencapai tujuan bisnisnya.

4. Bygrave (1994: 114)


Menurut Bygrave, Business Plan adalah suatu dokumen yang menyatakan
keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa
dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi
penyandang dana.

2.3 Jasa Konstruksi


Pengertian "konstruksi" adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan
prasarana sipil (Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrikal. Walaupun
kegiatan konstruksi dikenal sebagai suatu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya
konstruksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang
berbeda yang dirangkai menjadi satu unit bangunan, itulah sebabnya ada bidang/sub
bidang yang dikenal sebagai klasifikasi.
Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang dilakukan
oleh konsultan perencana (team Leader) dan kemudian dilaksanakan oleh kontraktor
konstruksi yang manajer proyek/kepala proyek. Orang-orang ini bekerja didalam
kantor, sedangkan pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh mandor proyek yang
mengawasi buruh bangunan, tukang dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan
fisik sebuah konstruksi. Transfer perintah tersebut dilakukan oleh Pelaksana
Lapangan. Dalam pelaksanaan bangunan ini, juga diawasi oleh konsultan pengawas
(Supervision Engineer).
Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan
terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan,
rancang bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pelaksanaan konstruksi. Sebuah
jadual perencanaan yang baik, akan menentukan suksesnya sebuah bangunan yang
terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan, ketersediaan
material, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan pekerjaan konstruksi,
persiapan dokumen tender, dan lain sebagainya.
Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, "Jasa Konstruksi" adalah
layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing
beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
Dari pengertian dalam UUJK tersebut maka dalam masyarakat terbentuklah
"USAHA JASA KONSTRUKSI", yaitu usaha tentang "jasa" atau services di bidang
perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi yang semuanya disebut "PENYEDIA
JASA" yang dulu lebih dikenal dengan bowher atau owner".
Disisi lain muncul istilah "PENGGUNA JASA" yaitu yang memberikan pekerjaan
yang bisa berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi pemerintah.
Sehingga pengertian utuhnya dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu
usaha dalam sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau
pelaksanaan dan atau pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu
bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan
bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat
pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian
lingkungan hidup.
Ada 3 (tiga) katagori kegiatan yang tercakup dalam jenis usaha jasa konstruksi
menurut UU No. 18 Tahun 1999, yaitu :
1. perencana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa perencanaaan
dalam konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari
kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan
dokumen kontrak kerja konstruksi, ini umumnya disebut Konsultan
Perencana.

2. pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan


dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-
bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan
penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang umumnya disebut
Kontraktor Konstruksi.
3. pengawasan konstruksi yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa
pengawasan baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan
konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan
akhir konstruksi, ini biasa disebut Konsultan Pengawas.

Dengan definisi diatas, maka istilah yang selama ini di kenal yaitu
KONSULTAN dan KONTRAKTOR sesungguhnya menjadi "tiga kategori"
sebagaimana diuraikan diatas.
Bentuk usaha dari kegiatan konstruksi ini adalah Perseorangan dan Badan
Usaha. Bentuk usaha Perseorangan hanya untuk pekerjaan beresiko kecil, berteknologi
sederhana dan berbiaya kecil. Sedangkan bentuk usaha ber-Badan Usaha adalah untuk
pekerjaan beresiko besar, berteknologi tinggi dan berbiaya besar.
Perusahaan jasa konstruksi yang diperbolehkan berusaha adalah (Tianto, 2011):
1. Perusahaan Badan Usaha Nasional berbadan hukum yang dibagi dalam :
a. Perusahaan Nasional berbadan hukum seperti Perseroan terbatas (PT),
b. Perusahaan bukan berbadan hukum seperti CV, Fa, Pb, Koperasi, dsb.

2. Badan Usaha asing yang dipersamakan (Oleh: Trianto Kurniawan)

2.4 Konsep Bisnis Plan


Konsep bisnis yang diuraikan dalam business plan memuat antara lain nama
unit bisnis, bentuk bisnis, dan stuktur organisasi unit bisnis serta personil penting dalam
unit bisnis (pemilik, mitra usaha, investor, konsultan profesional dan sebagainya).
Selain itu dalam konsep bisnis yang pada umumnya diletakkan pada bagian awal
dokumen business plan juga dijelaskan alamat kantor dan wilayah operasional unit
bisnis, alamat surat, nomer telepon dan faks, ijin usaha dan identitas penting lainnya
seperti NPWP, SIUP, dan sebagainya. Brand name, logo dan businesscard seringkali
juga disertakan sebagai pelengkap business plan.
Setelah uraian mengenai konsep bisnis business plan sebaiknya memberikan
gambaran ilustratif tentang profil industri di mana unit bisnis beroperasi. Termasuk
dalam ilustrasi beberapa informasi sebagai berikut (Fatria D. R., 2012) :
a. trend teknologi produk, estimasi total penjualan dan jenis bisnis (pertanian,
konstruksi, manufaktur, retail, jasa transportasi, dan sebagainya)
b. latar belakang ekonomi, sosial, budaya dan politik
c. perilaku konsumen produk
d. change driver
e. faktor determinan kesuksesan dan kegagalan unit bisnis dalam industri
penghalang masuk dan keluar dalam industri (entry and exit barriers)
g. bagaimana unit bisnis baru dapat berkompetisi dalam industri

Konsep bisnis dan posisi unit bisnis di dalam industri, merupakan rasionalisasi
penetapan tujuan bisnis yang tertuang dalam visi,misi dan tujuan unit bisnis.Visi bisnis
menjawab pertanyaan what business are you in? Where your business will go and why?
Sedangkan misi menyatakan bagaimana unit bisnis dapat mencapai visinya. Pada
tahapan selanjutnya, misi unit bisnis diterjemahkan menjadi tujuan unit bisnis secara
spesifik, terukur, achieveable, reasonable dan memiliki time frame yang jelas.
Business Plan atau Perencanaan Bisnis merupakan pernyataan formal yang
berisi tujuan berdirinya sebuah bisnis, alasan mengapa pendiri bisnis tersebut yakin
tujuan tersebut bisa dicapai dan juga strategi atau rencana apa yang akan dijalankan
guna mencapai tujuan tersebut. Rencana bisnis juga bisa mengandung informasi
mengenai latar belakang organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk memenuhi
tujuan itu (Fatria D. R., 2012).

2.5 Tujuan Business Plan


Adapun tujuan dibuatnya rencana bisnis yaitu (Anonim, 2017) :
1. Untuk mempertajam rencana-rencana yang telah ditetapkan atau rencana
yang diharapkan.
2. Untuk mengetahui arah dan tujuan perusahaan.
3. Sebagai cara untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.
4. Sebagai alat untuk mencari laba dari pihak ketiga seperti investor, bank
atau lainnya.
2.6 Manfaat Business Plan
Terdapat beberapa manfaat atau fungsi business plan, berikut ini adalah manfaat
business plan yang perlu diketahui pentingnya business plan bagi wirausaha (Anonim,

2017) :

1. Untuk Mengawali Sebuah Bisnis atau Usaha


Bussiness plan berfungsi untuk merancang stategi dan rencana awal bisnis.
Sebuah bisnis akan sulit berkembang apabila dijalankan tanpa rencana
ataupun rancangan bisnis. Untuk itu sangatlah penting bagi seorang wira
usaha untuk menyusun sebuah rencana bisnis agar bisnis yang ditekuni lebih
terarah dan terorientasi dengan benar dan dapat mencapai kesuksesan.

2. Untuk Mencari Sumber Dana


Rencana bisnis yang telah disusun bermanfaat untuk mendatangkan pihak
ketika seperti investor, bank atau yang lainnya yang akan membantu bisnis
yang dijalankan. Artinya, rencana bisnis yang sudah dibuat dapat menjadi
semacam proposal atau pelengkap proposal yang akan membantu
mendapatkan modal usaha.

3. Membuat Bisnis Lebih Fokus dan Terarah


Seorang pebisnis perlu menyusun sebuah business plan atau rencana dan
rancangan bisnis agar nantinya bisnis yang akan dijalankan akan lebih fokus
dan terarah dalam menentukan jenis bisnis, modal, strategi bisnis serta jenis
pemasaran yang akan digunakan.

4. Memprediksi Masa Depan


Business plan juga dapat digunakan untuk memprediksi masa depan bisnis
yang kan dijalankan. Sebab, saat menyusun rencana bisnis, maka akan
terlihat gambaran jangka pendek, menengah dan panjang bagi bisnis yang
akan dijalankan.
5. Untuk Menaikkan Level Bisnis
Business plan juga dapat menaikkan level bisnis yang sedang dijalankan.
Rencana dan rancangan bisnis yang disusun dengan baik akan membuat
gairah tersendiri bagi pebisnis untuk menjalankan usaha mereka.

2.7 Dasar – Dasar Rencana Bisnis


Adapun dasar – dasar yang harus dilakukan sebelum memulai suatu bisnis
adalah sebagai berikut (Anonim, 2017) :

Ringkasan Latar
Eksekutif Belakang
Perusahaan

Resiko Usaha

Analisis
Pasar dan
Pemasaran

Rencana
Pengembanga
n Usaha

Organisasi
Pengelola

Analisis
Keuangan

Analisis Analisis
Sumber Produksi
Daya
Manusia

Gambar 1.1 8 Dasar Rencana Bisnis


Sumber : (Anonim, 2017)

1. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif bercerita mengenai bisnis apa yang akan dibuat, visi
dan misi, tujuan bisnis. Sederhananya bagian ini adalah bagian kesimpulan
dari sebuah rencana bisnis atau business plan. Salah satu trick membuat
rencana bisnis atau business plan yang menjual adalah buat ringkasan
eksekutif yang menjual.

2. Latar belakang perusahaan


Latar belakang perusahaan bercerita mengenal data perusahaan, orang-
orang dibalik bisnis Kita, struktur organisasi, konsultan atau ahli yang
mendampingi, susunan pemilik saham (berlaku jika bisnis berbadan hukum
Perseoran Terbatas).

3. Analisis Pasar dan Pemasaran


Analisis pasar dan pemasaran bercerita mengenai strategi Kita melakukan
pemasaran produk. Dalam tindak lanjutan biasanya orang menggunakan
rencana pemasaran (marketing plan) untuk menjelaskan detill atau strategi
pemasaran

4. Organisasi Pengelola
Dibagian ini harus anda jelaskan bagaimana struktur organisasi berikut
sistem pengelolaannya. Sebutkan nama-nama staf, manajer, pemilik dan
tim manajemen yang bertanggung jawab serta kualifikasinya. Untuk
menulis bagian ini mungkin modul-modul yang lain dapat membantu anda,
misalnya bagaimana menentukan struktur yang tepat dalam bisnis anda

5. Analisis Produksi
Analisis produksi menjelaskan sistem operasi bisnis Kita. Misal bisnis Kita
adalah jenis produksi atau manufaktur, perlu diketahui bagaimana proses
dari penerimaan pesanan, produksi, distribusi barang-barang dan
penagihan. Jika bisnis Kita adalah bisnis jasa, Kita harus menuliskan
dengan jelas bagaimana cara Kita menyalurkan jasa kepada pembeli.

6. Analisis Sumber Daya Manusia


Analisis sumber daya manusia menceritakan orang-orang yang dibutuhkan
dari kompetensi, jumlah orang yang dibutuhkan. Rencana pengemabangan
sumber daya manusia. Bagi sebagian calon entrepreneur bagian ini
biasanya dianggap remeh, tetapi hal inilah yang salah satunya penentu
kecepatan dalam bisnis.

7. Analisis Keuangan
Analisis keuangan berisi proyeksi (forecasting atau peramalan) pendapatan
dan pengeluaran, pengembalian modal (break event point), pengembalian
atas investasi (return on investment), perhitungan penggunaan daya ungkit
(leverage) dan lainnya.

8. Rencana Pengembangan Usaha


Rencana pengembanagn usaha adalah salah satu bagian yang dilihat
penting bagi sorang investor. Calon investor akan melihat seberapa besar
usaha yang akan Kita buat. Termasuk didalamnya adalah rencana keluar
atau exit strategy dari bisnis Kita.

9. Risiko Usaha
Risiko usaha adalah hal-hal yang terkait risiko atas bisnis Kita, misal risiko
operasional, risiko bisnis, risiko likuiditas atau risiko keuangan dan
lainnya. Risiko usaha tidak hanya berhenti pada identifikasi risiko, tetapi
juga strategi Kita menghadapi atau mengurangi dampak dari risiko
tersebut.

2.8 Langkah-Langkah Membuat Business Plan


Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat sebuah
business plan (Anonim, 2017) :

1. Mengenal Bisnis Yang Akan Dijalankan


Langkah pertama perlu dilakukan untuk membuat rencana bisnis yaitu
harus mengetahui luar dalam dalam dari industri yang akan dimasuki.
Artinya harus banyak banyak melakukan penelitian. Ada du bentuk
penelitian yang dapat dilakukan yaitu membaca segala sesuatu tentang
industri tersebut dan berbicara dengan orang yang telah lebih dulu terjun
ke industri tersebut.

2. Menentukan Visi
Langkah selanjutnya yaitu menentukan visi. Sebuah rencana bisnis
berfungsi untuk mengkristalkan visi bisnis dan membimbing untuk
memenuhi visi tersebut. Jika pembiayaan bisnis berasal dari investor, maka
visi harus dirancang sebaik mungkin untuk menarik investor. Namun saat
pembiayaan berasal dari sendiri, visi yang dimasukkan bebas memasukkan
sesuai idealisme.

3. Menentukan Audiens
Jika audiens dari business plan merupakan investor, atau berencana
merekrut investor bermodalkan business plan, maka perlu membuat
business plan yang sesuai dengan mereka. Bahasa yang digunakan dalam
rencana bisnis harus sesuai dengan audiens: investor yang kurang modern
mungkin akan terpengaruh oleh jargon-jargon industri, sedangkan
profesional justru akan mengharapkan tersebut.

4. Membuat Rencana Bisnis


Langkah selanjutnya adalah membuat kerangka rencana bisnis.
Selanjutnya kerangka rencana bisnis tersebut dikembangkan. Susun
kerangka bisnis sesuai dengan urutan.
a. Pernyataan Misi, deskripsi a-c paragraf singkat berisi tujuan bisnis atau
prinsip-prinsip yang dianut bisnis yang akan dijalankan. Bagian ini harus
menyatakan unique selling point (USP) bisnis yang membedakan antara
perusahaan yang dimiliki dengan perusahaan lain dalam industri yang
sama.
b. Ringkasan Eksekutif, ringkasan a-b halaman bisnis yang akan
dijalankan. Para investor akan membaca halaman ini untuk memutuskan
apakah mereka ingin melihat sisa dari paket rencana bisnis.
c. Penawaran Produk atau Jasa, Bagian ini menjelaskan produk atau jasa
yang ditawarkan secara detail, serta harga yang akan diterapkan.
d. Target Pasar. Bagian ini berisi siapa target pasar primer dan sekunder
perusahaan, bersama dengan penelitian yang menunjukkan bagaimana
target pasar akan membeli apa yang ditawarkan.
e. Marketing Plan. Bagian ini mempresentasikan rencana pemasaran
secara rinci bagaimana perusahaan akan mencapai target pasar, meliputi
iklan dan strategi promosi lainnya.
f. Analisis Industri dan Kompetisi. Bagian ini berisi analisis yang lengkap
dan menyeluruh terhadap industri dan kompetisi yang mencakup semua
stakeholder dalam bisnis yang dijalankan.
g. Laporan Keuangan. Laporan keuangan dibuat menggunakan proyeksi
yang realistis yaitu didasarkan pada penelitian industri secara menyeluruh
yang dikombinasikan dengan strategi bagaimana perusahaan akan
bersaing. Setiap angka pada spreadsheet harus berarti sesuatu. Laporan laba
rugi harus seimbang dengan laporan arus kas perusahaan yang seimbang
dengan neraca perusahaan. Neraca perusahaan harus seimbang pada akhir
setiap periode. Cantumkan seberapa cepat perusahaan akan mencapai arus
kas positif.
h. Resume of Company Principal. Pada bagian ini sertakan biografi dan
latar belakang profesional dari semua karyawan yang signifikan di dalam
bisnis yang dijalankan. Pada bagian ini harus ditekankan bagaimana
karyawan siap untuk mengambil tantangan menjalankan startup
perusahaan.
i. Penawaran. Bagian iniberisi paket-paket investasi yang sedang
ditawarkan, dan tujuan apa menggunakan dana tersebut.

5. Membuat Business Plan Secara Profesional


Setelah mengumpulkan semua informasi penting, pastikan presentasikan
rencana secara profesional. Bussines plan harus diketik, margin selaras dan
rapi. Gunakan gambar grafis dan warna yang menarik. Jangan menulis
tangan semua koreksi. Kualitas makalah rencana bisnis yang dibuat harus
mendekati buku atau

2.9 Kerangka Rencana Usaha


Pokok-pokok pikiran perencanaan usaha mencakup (Eko S., 2015) :
1. Nama perusahaan
Nama yang diberikan sebaiknya jangan hanya mementingkan factor yangs
edang hangat pada saat ini melainkan lebih berorientasi ke masa depan.
Canon dan Wichert menyatakan ciri-ciri merek yang baik adalah:
a. Short-pendek
b. Simple-sederhana
c. Easy to spell-mudah dieja
d. Easy to remember-mudah diingat
e. Pleasing when read-enak dibaca
f. No disagreeble sound-tak ada nada sumbang
g. Does not go out of date-tak ketinggalan zaman
h. Ada hubungan dengan barang dagangan
i. Bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negeri
j. Tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain atau tidak negative
k. Membayangkan apa produk itu atau memberi sugesti penggunaan
produk tersebut.

2. Lokasi
a. Lokasi perusahaan
Ada dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih, yaitu:
1. Lokasi perkantoran, disebut tempat kedudukan berarti tempat
(kantor) badan usaha, biasanya mengelola perusahaan yang
berada ditempat lain.
2. Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman berarti tempat
perusahaan beroperasi.
b. Lokasi pertokoan
Umumnya lokasi pertokoan harus diingat bahwa konsumen untuk
belanja ke toko atau ke lokasi yang mempunyai banyak jenis dan
persediaan barang dagangan dan memiliki reputasi sebagai lokasi
yang memilikibarang bermutu dan barang bersaing.
c. Lokasi pabrik/industri
Ada dua hal utama yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi
pabrik/industri yang baik, yakni:
1. Backward linkage, berarti pertalian belakang, yaitu bagaimana
sumber daya (resources) yang akan digunakan. Ini termasuk
bahan baku, tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat
setempat.
2. Forward linkage, berarti pertalian ke depan, yaitu daerah
pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang
cukup untuk menyerap hasil produksi.
3. Komoditi yang akan diusahakan
Kesempatan memilih komoditi yang diusahakan dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis
hasil usaha tertentu, baik berupa barang-barang ataupun
jasa.
b. Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan
barang-barang atau jasa tertentu.
c. Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin kita
kerjakan.
d. Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing
usaha dengan orang lain dalam mengembangkan suatu
bidang usaha yang sama. (Drs. Wasty Soemanto, 1992:224)

3. Konsumen yang dituju


Prospek konsumen didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika
jenis usaha berbentuk industry tentu jangkauan konsumen yang akan dituju
lebih jauh dibandingkan dengan usaha bentuk pertokoan.

4. Pasar yang akan dimasuki


Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan
perusahaannya sebagai pemimpin pasar (market leader), penantang pasar
(market challenger), pengikut pasar (market follower), atau perelung pasar
(market nicher).

5. Partner yang akan diajak kerjasama


Partnership merupakan suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau
lebih untuk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Ada dua macam
partnership yakni:
a. General partnership, dimana semua anggota ikut secara aktif
mengoperasikan bisnis sama-sama bertanggungjawab, termasuk
tanggung jawab yangb tidak terbatas terhadap utang-utang bisnis.
b. Limited partnership, dimana memiliki anggota sekurang-kurangnya
satu orang yang bertanggungjawab tidak terbatas dan anggota lainnya
bertanggung jawab terbatas.
c. Dan masih banyak bentuk partnership lainnya seperti secret partner,
silent partner, nominal partner, general partner, senior partner, yunior
partner, dan lain-lain.
6. Personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
Memilih personil yang dipercaya menyangkut masalah karakter, kejujuran,
dan kemampuan seseorang.

7. Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia


Jika modal sangat kecil dapat dilakukan kerjasama dengan partner, yang
masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan
pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal juga bisa didapat dari
tabungan, menjual harta, atau pinjaman dari orangtua dan family maupun
pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya.

2.10 Elemen Dari Business Plan

Rencana Bisnis (business plan) memiliki berbagai elemen penting. Mengutip


dari Business Incubator Centre-Universitas Gunadarma, elemen yang dimaksud dan
penjelasannya sebagai berikut (Masriah Ria, 2017) :

1. Ringkasan Eksekutif
Merupakan pintu masuk ke rencana bisnis kita. Ringkasan sebaiknya hanya
outline dan lebih smenekankan pada butir-butir utama saja.

2. Tujuan.

Tetapkan tujuan kita, misal pangsa pasar, penjualan, dan keuntungan.


Yakinkan bahwa tujuan tersebut kongkrit, dan terukur. Tujuan harus
menunjukkan tingkat penjualan atau keuntungan, persentase gross margin,
laju pertumbuhan, atau pangsa pasar yang ingin diraih. Hindari penggunaan
tujuan yang tidak jelas, misal “menjadi yang terbaik” atau pertumbuhan
yang cepat, Kita sebaiknya menetapkan paling sedikit tiga tujuan.

3. Pernyataan Misi
Pernyataan misi mengekspresikan tujuan tertinggi dari perusahaan kita,
misalnya menyediakan layanan ke industri tertentu, menyebarkan
teknologi baru, atau meningkatkan pendidikan. Jika perusahaan kita
mempunyai misi, nyatakan secara sederhana dalam satu atau dua kalimat.

4. Perusahaan
Buat ringkasan perusahaan dengan menjelaskan secara jelas apa yang
dijual, melalui saluran distribusi apa, dan dijual ke siapa/mana.

5. Kepemilikan Perusahaan
Jelaskan bentuk kepemilikan perusahaan kita. Apakah partnership, sole
proprietorship, atau corporation? Publik atau perorangan?

6. Sejarah Perusahaan

Sebutkan kapan perusahaan didirirkan, oleh siapa, dan dengan tujuan apa.
Bagaimana perusahaan berkembang setelah itu? Dimana kita merelokasi
kantor, mengembangkan lini produk atau perubahan signifikan lainnya?
Ingatlah untuk memasukkan informasi mengenai penjualan, barang/jasa,
dan pasar yang dilayani serta bagaiman hal-hal tadi berubah atau
berkembang sepanjang waktu. Jika perusahaan kita baru, nyatakan
mengapa kita memutuskan memulai berbisnis.

7. Lokasi dan Fasilitas Perusahaan


Jelaskan dengan ringkas kantor dan lokasi perusahaan, sifat dan fungsinya,
luas, status penyewaan, dan informasi mengenai fasilitas lainnya.

8. Produk/Jasa
Paragraf ini merupakan ringkasan barang dan jasa yang ditawarkan.
Ringkasan kita harus point-point-nya saja. dan menjelaskan barang dan
jasa kita. Jelaskan bagaimana barang/jasa saling melengkapi satu sama lain
atau dijual bersamaan, jika ada.

9. Deskripsi Barang dan Jasa


Buat List barang dan jasa secara individual dan jelaskan bagaimana
barang/jasa tersebut bermanfaat untuk pelanggan.

10. Karakteristik dan Perbandingan Kompetitif Barang/Jasa


Jelaskan karakteristik bersaing utama dari barang/jasa kita. Mengapa
orang-orang membeli barang/jasa kita dibandingkan yang lain? Apakah
kita menawarkan yang lebih baik untuk karakteristik, harga,kualitas, atau
pelayanannya? Jelaskan sifat penjualan yang khas yang memberikan daya
saing.

11. Layanan Konsumen/Tindak Lanjut Layanan


Jelaskan bagaimana kita menawarkan pelayanan terhadap barang/jasa yang
kita jual. Jika perusahaan kita hanya menawarkan jasa, rubahlah judul
diatas dengan tindak lanjut layanannya dan jelaskan bagaimana kita
menyediakan dukungan terhadap pelanggan. Juga masukkan jam operasi
atau kebijakan garansi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profile Perusahaan PT. Hutama Karya


PT. Hutama Karya (Persero) berawal dari Perusahaan Swasta Belanda
Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) yang berdiri pada zaman pemerintahan
Hindia Belanda, kemudian setelah kemerdekaan Republik Indonesia (RI),
dinasionalisasi pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 27
tahun 1957 jo Undang-Undang No. 26 tahun 1959 tentang Nasionalisasi Perusahaan
Belanda dan Asing menjadi Perusahaan Negara, dan berganti nama menjadi PN.
Hutama Karya, diumumkan dalam Berita Negara No. PP61/1961. Selanjutnya
berdasarkan Berita Negara No. 14 tahun 1971, PN. Hutama Karya berubah menjadi
PT. Hutama Karya (Persero), dan pada tahun 1973, sejalan dengan terpenuhinya
persyaratan sebagai Perusahaan Persero, maka pendirian PT. Hutama Karya (Persero)
dikukuhkan dengan Akte Pendirian Perusahaan dihadapan Notaris Kartini Mulyadi,
SH. Penandatanganan oleh pejabat yang ditunjuk dihadapan Notaris ini dilakukan pada
tanggal 15 Maret 1973.
Dalam kiprahnya, banyak karya-karya besar yang telah dihasilkan dan tersebar
di seluruh wilayah Indonesia serta beberapa di Luar Negeri, kemudian dalam
perkembangan industri konstruksi, PT. Hutama Karya (Persero) ikut memberi andil di
bidang pengembangan teknologi konstruksi dengan pengembangan teknologi seperti,
Teknologi LPBH (Landas Putar Bebas Hambatan) ‘Sosro Bahu’, Teknologi Jembatan
Bentang Panjang, Teknologi Beton Ringan, sistim pracetak ‘Bresphaka’ dan lain
sebagainya. Adapun proyek-proyek besar yang pernah dikerjakan adalah (1) Jembatan
Batanghari di Jambi; (2) Jalan Raya Sumatera East JBIC di Jepara; (2) Irigasi
Batanghari di Jambi; (3) Pembangunan Causeway Jembatan Suramadu, dan lainnya.
Sedangkan proyek yang di luar negeri diantaranya adalah pembangunan jalan tol
layang di Malaysia, irigasi di Papua New Guinea, dan jalan raya di Timur Tengah.
Untuk menjamin kualitas produk, perlindungan safety dalam pekerjaan serta dan
lingkungan kerja, PT. Hutama Karya (Persero) sudah memperoleh sertifikasi:
1. Bidang Mutu, ISO 9002 sejak tahun 1998 yang ditingkatkan menjadi ISO
9001 pada tahun 2002,
2. Bidang Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3), OHSAS 18001 sejak tahun
2004, Bidang Lingkungan, ISO 14001 sejak tahun 2006.

3 2. Kebijakan Strategi
1. Visi Perusahaan :
Visi yang ingin dicapai perusahaan adalah sebagai berikut:
“ Menjadi Perusahaan Industri Konstruksi yang Handal dan Terkemuka “.
2. Misi Perusahaan :
Misi yang dijalankan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya adalah
sebagai berikut:
a. Berperan Aktif Dalam Pelaksanaan Pembangunan, Pengembangan
Sarana dan Prasarana melalui Industri Konstruksi.
b. Mendapatkan Kepercayaan dari Pelanggan melalui Profesionalisme.
c. Memberikan Nilai Tambah pada Shareholder dan Stakeholder.
3. Moto Perusahaan
Adapun moto perusahaan adalah sebagai berikut :
“INSAN HUTAMA senantiasa mencari alternatifcara baru dalam
pengelolaan aktivitas danpernyelesaian permasalahan
4. Budaya Perusahaan
a. Orientasi Pada Pelanggan
1. Insan Hutama senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan
2. Keberpihakan pada kepuasan pelanggan
3. Pelanggan internal maupun pelanggan eksternal
b. integritas
Insan Hutama memiliki moral dan etika usaha yang baik
c. Profesional
Insan Hutama bekerja sesuai tanggung jawab profesinya secara baik
dan benar berdasarkan sistem manajemen dan GCG

3 3. Perkembangan Usaha
Wilayah operasional PT. Hutama Karya (Persero) saat ini meliputi seluruh
wilayah pemerintahan Republik Indonesia, serta pernah melakukan ekspansi
pelaksanaan pekerjaan sipil di luar negeri seperti Timur Tengah, Malaysia, Philipina
dan Papua New Guinea. Saat ini pada tahun 2008 dilakukan reorganisasi
perusahaan,organisasi yang sebelumnya bersifat Regional diubah menjadi Divisional
dan Regional, terdapat 5 Divisi dan 6 Wilayah Operasional, yaitu Divisi Jalan &
Jembatan, Bendungan/Irigasi, Bangunan Gedung, Pelabuhan/Dermaga, dan Bisnis
Engineering Procurement & Construction (EPC), sedangkan Wilayah Operasional
terbagi atas cabang-cabang yang mempunyai fungsi utama sebagai Pemasaran,
selainitu juga sebagai office representative dan pemantauan informasi perkembangan
operasional Produksi untuk masing-masing areanya.
Wilayah operasional tersebut adalah
1. Wilayah I adalah NAD, SUMUT, SUMBAR, KEPRI, Riau, Jambi,
Bengkulu, Babel, dan Lampung;
2. Wilayah II adalah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
3. Wilayah III adalah Jawa Barat, dan Banten;
4. Wilayah IV adalah JATENG, DI Jogjagarta, KALTIM, KALSEL, dan
KALBAR;
5. Wilayah V adalah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT; dan
6. Wilayah VI adalah SULSEL, SULTENG, SULTRA, SULUT, Gorontalo,
Maluku, MALUT, Papua, dan IRJA Barat.
Dalam penyelenggaraan operasional perusahaan dilakukan dengan pola
Sentralisasi, walaupun dalam operasional Pemasaran dan Produksi untuk proyek-
proyek konstruksi di bawah Rp. 75 milyar masih di bawah tanggung jawab Wilayah
Operasional, sedangkan untuk proyek-proyek besar yang bernilai Rp. 75 milyar ke atas
dilaksanakan secara sentral oleh Divisi. Sedangkan pola dalam penyelenggaraan
operasional Keuangan dan SDM dilakuan secara sentralisasi terpusat di Kantor Pusat.
Perkembangan usaha PT. Hutama Karya (Persero) di dalam industri konstruksi
secara umum dapat dikatakan berkembang dan tumbuh secara stabil, dan sampai
dengan saat ini dalam usahanya perusahaan masih sangat diperhitungkan oleh para
competitor .

3 4. Bisnis Perusahaan
Produk dan Jasa utama perusahaan adalah Jasa konstruksi bidang Jalan dan
Jembatan, Bendungan / Irigasi, Bangunan & Gedung, Pelabuhan / Dermaga dan Bisnis
EPC. Sehingga berdasarkan kelima produk dan jasa usaha tersebut, maka unit bisnis
yang dimiliki seperti yang disampaikan pada bagan di bawah ini, yaitu:

Atas dasar struktur bisnis di atas, pada penelitian ini akan dilakukan analisis
manajemen risiko yang hanya terbatas pada unit bisnis Jalan dan Jembatan sebagai
salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh PT HK (Persero). Dipilihnya unit bisnis ini
karena sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu sebagai
perusahaan konstruksi yang menspesialisasikan diri pada jalan dan jembatan.
Keseluruhan unit bisnis di atas diketuai oleh Direktur Produksi yang
beranggotakan para Manajer Senior yang bertanggungjawab pada setiap unit bisnis.
Sehingga, untuk unit bisnis Jalan dan Jembatan diketuai oleh seorang Manajer Senior,
sekaligus bertanggungjawab atas manajemen risiko pada bisnis tersebut.
Pada penelitian ini akan menganalisis manajemen risiko pada pendekatan aspek
akademis, karena manajemen risiko yang dijalankan oleh PT HK merupakan aspek
praktis untuk kepentingan internal PT HK, sehingga dengan dilakukannya penelitian
secara akademis ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan
dalam menelaah manajemen risiko dan dapat dijadikan pengetahuan bagi perusahaan
lainnya.

3 5. Struktur Organisasi
PT HK (Persero) memiliki bagan struktur organisasi matriks, yaitu sebuah
bentuk struktur organisasi yang lengkap antara fungsi manajemen perusahaan, bisnis
perusahaan dan cakupan wilayah usahanya.
Struktur organisasi matriks menggabungkan karakteristik-karakteristik struktur
organisasi fungsional dan struktur organiasi project (projectized organization) untuk
memperoleh manfaat yang dimilki oleh kedua jenis struktur organisasi tersebut
(PMBOK, 1996 Edition). Ada perusahaan yang menggunakanstruktur matriks yang
menggabungkan divisi wilayah dengan divisi produk seperti halnya PT Hutama Karya
(Persero). Struktur geografis semacam ini memungkinkan penyelarasan dengan
kebutuhan tiap wilayah. Banyak perusahaan juga menjalankan degrees of matrix
structure, yang berarti setiap kelompok divisional memliki tugas & tanggung jawab
yang spesifik tetapi untuk beberapa hal harus diputuskan bersama oleh semua
kelompok divisi. Disamping itu, juga ada struktur matriks yang meng- overlap struktur
funngsional dengan tim proyek. Pegawai dari kelompok-kelompok funsgsional
ditugaskan kepada suatu tim proyek sesuai kebutuhan tim dan dikembalikan setelah
proyek selesai.
Struktur matriks menciptakan situasi dimana seorang pegawai memiliki dua
pimpinan. Anggota suatu tim proyek akan melapor harian kepada pimpinan proyek
tetapi dia juga melapor kepada pimpinan divisi fungsionalnya (produksi, rekayasa
teknik, marketing, dll). Hal ini, seperti yang digunakan di PT Hutama Karya (Persero)
berpotensi menimbulkan ketidak jelasan dalam penanganan risiko tetapi sebaliknya
juga mendorong pertukaran informasi yang lebih cepat. Adapun bagan struktur yang
digunakan PT HK (Persero) adalah sbb:

Berdasarkan bagan di atas, seperti yang tertuang dalam Laporan Tahunan 2005,
berkaitan dengan risiko usaha dan untuk memperjelas siapa yang bertanggung jawab
menangani risiko usaha, maka PT HK (Persero) memiliki Tim Manajemen Risiko
diketuai oleh Direktur Produksi dan beranggotakan para Manajer Senior dari unit usaha
yang mengandung risiko dan berfungsi sebagai suatu tim eksekutif yang membantu
Direksi dalam seluruh aspek yang menyangkut risiko dan pengelolaan risiko.

3.6 Deskripsi Kerja


Atas dasar struktur organisasi di atas, maka deskripsi kerja pada masing-
masing komponen di atas adalah sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris, yaitu pemilik perusahaan yang bertugas melakukan
pengawasan kegiatan usaha perusahaan. Pemilik usaha di sini adalah wakil
dari Pemerintah Republik Indonesia yang memiliki saham perusahaan.
2. Direktur Utama, yaitu pimpinan tertinggi perusahaan yang
bertanggungjawab menjalankan seluruh kegiatan usaha perusahaan.
3. Direktur Pemasaran, yaitu pimpinan tertinggi perusahaan yang
bertanggungjawab khusus pada bidang pemasaran usaha.
4. Direktur Produksi, yaitu pimpinan tertinggi perusahaan yang
bertanggungjawab khusus pada bidang produksi konstruksi.
5. Direktur Keuangan dan Administrasi, yaitu pimpinan tertinggi perusahaan
yang bertanggungjawab khusus pada bidang keuangan dan administrasi
usaha.
6. Direktur SDM, Umum, dan Pengembangan, yaitu pimpinan tertinggi
perusahaan yang bertanggungjawab khusus pada bidang SDM, umum dan
pengembangan usaha.
7. Wilayah Usaha, yaitu pimpinan wilayah usaha yang bertanggungjawab
khusus pada lingkup wilayah yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Setiap
wilayah usaha akan diketuai oleh Manajer Wilayah
8. Unit Bisnis, yaitu pimpinan unit usaha perusahaan yang bertanggungjawab
khusus pada salah satu unit usha perusahaan. Setiap unit bisnis ini akan
diketuai oleh Senior Manajer. Sesuai dengan bagan dan deskripsi kerja
yang telah disampaikan di atas, maka jalur kerja yang mengkaitkan masing-
masing unit organisasi yang telah disampaikan pada bagan organisasi di
atas, dapat disampaikan sebagai berikut:

Atas dasar bagan di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Direktorat Pemasaran akan mencari berbagai proyek baik Pemerintah
maupun Non-Pemerintah melalui tender, sehingga setelah selesai tender
dimenangkan maka Pemilik Proyek akan memberikan Surat Perintah
Kerja kepada Perusahan untuk memulai pekerjaan tersebut. Selanjutnya
oleh Direktorat Pemasaran, pekerjaan yang telah diperintahkan oleh
Pemilik Proyek diserahkan kepada Direktorat Produksi untuk
menyiapkan dan menjalankan tugas pekerjaan tersebut.
b. Direktorat Produksi akan bekerja sama dengan beberapa sub organisasi
lainnya, seperti:
1) Unit Bisnis, untuk menyiapkan lingkup pekerjaan dan berbagai
standar kerja dalam pekerjaan, sebagai contoh bila perintah kerja
merupakan pekerjaan jalan dan jembatan, maka akan dilakukan
koordinasi kepada unit bisnis Jalan dan Jembatan;
2) Wilayah Produksi, yaitu wilayah dimana pekerjaan akan
dilaksanakan. Sebagai contoh bila pekarjaan yang harus dikerjakan
berlokasi di Surabaya maka akan dilakukan koordinasi kepada
Wilayah V adalah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT
3) Direktorat Keuangan dan Administrasi, yaitu menyiapkan berbagai
administasi keuangan guna memperlancar pembayaran proyek
4) dan Direktorat SDM, Umum dan Pengembangan, yaitu guna
menyiapkan karyawan dan tenaga kerja kontrak yang akan
melakukan pekerjaan.
5) Selanjutnya pekerjaan dikerjakan hingga selesai sesuai dengan
perintah kerja yang diberikan oleh Pemilik Proyek, dan pekerjaan
akan diserahkan bila telah sesuai dengan perintah kerja yang
diberikan oleh Pemilik Proyek.

3.7 Kepemilikan Perusahaan


Kepemilikan perusahaan hingga saat ini merupakan murni milik Pemerintah
Indonesia atau 100% milik negara. Hal ini karena sebagian besar proyek yang
dikerjakan oleh perusahaan merupakan proyek infrastruktur, seperti jalan dan
jembatan, irigasi, dan pelabuhan. Dimana proyek-proyek tersebut sebagian besar
merupakan proyek milik Pemerintah guna kepentingan masyarakat banyak. Namun
demikian, untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan maka untuk jangka panjang
perusahaan akan melakukan go public agar perusahaan tersebut dapat dimiliki oleh
masyarakat umum dan dapat meningkatkan kinerja yang lebih atau bersaing dengan
perusahaan manca negara. Hal ini karena saat ini perusahaan telah mengerjakan
berbagai proyek yang berada di luar negeri. Persiapan untuk go public masih dalam
taraf persiapan tinggal menunggu keputusan pemerintah sebagai pemilik tunggal.

PT. Hutama Karya (Persero), merupakan salah satu perusahaan BUMN


Jasa Konstruksi yang sudah berdiri sejak 51 tahun yang lalu, mengalami masa
beberapa kali perubahan struktur organisasi, menyesuaikan terhadap tingkat
persaingan yang semakin ketat. Pada 5 (lima) tahun terakhir, telah beberapa kali
melakukan perubahan struktur organisasi untuk mewujudkan berjalannya roda
perusahaan lebih baik.
Daftar Pustaka

Tianto, 2011, “Apa Itu Usaha Jasa Konstruksi ? “


http://triantomedia.blogspot.co.id/2011/01/apa-itu-usaha-jasa-konstruksi.html
(Dikutip pada tanggal 12 November 2017).

Anonim, 2017, “ Membuat Rencana Bisnis atau Business Plan “


https://www.finansialku.com/membuat-rencana-bisnis-atau-business-plan/
(Dikutip pada tanggal 12 November 2017).

Masriah Ria, 2017, “ Makalah Business Plan (Perencanaan Bisnis) ”


http://papermakalah.blogspot.co.id/2017/10/makalah-business-plan-
perencanaan-bisnis.html (Dikutip pada tanggal 12 November 2017).

Fatria D. R., 2012, “ Anatomi Rancangan Usaha Agribisnis “


riyanti.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/RUA_2_anatomi2.doc (Dikutip pada
tanggal 13 November 2017).

Anonim, 2017, “ Pengertian Business Plan, Tujuan, Manfaat, dan Langkah Membuat
Business Plan Lengkap “
http://www.sekolahpendidikan.com/2017/07/pengertian-business-plan-tujuan-
manfaat.html (Dikutip pada tanggal 12 November 2017).

Eko S., 2015, “ Makalah Tentang Perencanaan Bisnis (Business Plan) “


http://cacingalaska.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-perencanaan-
bisnis.html ((Dikutip pada tanggal 10 November 2017).

Anonim, 2017, “ Pengertian Business Plan, Tujuan, Manfaat, dan Langkah-Langkah


Membuat Business Plan Lengkap “
http://www.pelajaran.co.id/2017/27/pengertian-business-plan-tujuan-manfaat-
dan-langkah-langkah-membuat-business-plan.html ((Dikutip pada tanggal 10
November 2017).

Anda mungkin juga menyukai