Artikel KWU
Artikel KWU
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari
1.3 Manfaat
BAB II
LANDASAN TEORI
3. Megginson (2000)
Menurut Megginson, Business plan adalah suatu rencana tertulis yang
memuat mini dan tujuan bisnis, cara kerja dan rincian
keuangan/permodalan susunan para pemilik dan manajemen, dan
bagaimana cara mencapai tujuan bisnisnya.
Dengan definisi diatas, maka istilah yang selama ini di kenal yaitu
KONSULTAN dan KONTRAKTOR sesungguhnya menjadi "tiga kategori"
sebagaimana diuraikan diatas.
Bentuk usaha dari kegiatan konstruksi ini adalah Perseorangan dan Badan
Usaha. Bentuk usaha Perseorangan hanya untuk pekerjaan beresiko kecil, berteknologi
sederhana dan berbiaya kecil. Sedangkan bentuk usaha ber-Badan Usaha adalah untuk
pekerjaan beresiko besar, berteknologi tinggi dan berbiaya besar.
Perusahaan jasa konstruksi yang diperbolehkan berusaha adalah (Tianto, 2011):
1. Perusahaan Badan Usaha Nasional berbadan hukum yang dibagi dalam :
a. Perusahaan Nasional berbadan hukum seperti Perseroan terbatas (PT),
b. Perusahaan bukan berbadan hukum seperti CV, Fa, Pb, Koperasi, dsb.
Konsep bisnis dan posisi unit bisnis di dalam industri, merupakan rasionalisasi
penetapan tujuan bisnis yang tertuang dalam visi,misi dan tujuan unit bisnis.Visi bisnis
menjawab pertanyaan what business are you in? Where your business will go and why?
Sedangkan misi menyatakan bagaimana unit bisnis dapat mencapai visinya. Pada
tahapan selanjutnya, misi unit bisnis diterjemahkan menjadi tujuan unit bisnis secara
spesifik, terukur, achieveable, reasonable dan memiliki time frame yang jelas.
Business Plan atau Perencanaan Bisnis merupakan pernyataan formal yang
berisi tujuan berdirinya sebuah bisnis, alasan mengapa pendiri bisnis tersebut yakin
tujuan tersebut bisa dicapai dan juga strategi atau rencana apa yang akan dijalankan
guna mencapai tujuan tersebut. Rencana bisnis juga bisa mengandung informasi
mengenai latar belakang organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk memenuhi
tujuan itu (Fatria D. R., 2012).
2017) :
Ringkasan Latar
Eksekutif Belakang
Perusahaan
Resiko Usaha
Analisis
Pasar dan
Pemasaran
Rencana
Pengembanga
n Usaha
Organisasi
Pengelola
Analisis
Keuangan
Analisis Analisis
Sumber Produksi
Daya
Manusia
1. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif bercerita mengenai bisnis apa yang akan dibuat, visi
dan misi, tujuan bisnis. Sederhananya bagian ini adalah bagian kesimpulan
dari sebuah rencana bisnis atau business plan. Salah satu trick membuat
rencana bisnis atau business plan yang menjual adalah buat ringkasan
eksekutif yang menjual.
4. Organisasi Pengelola
Dibagian ini harus anda jelaskan bagaimana struktur organisasi berikut
sistem pengelolaannya. Sebutkan nama-nama staf, manajer, pemilik dan
tim manajemen yang bertanggung jawab serta kualifikasinya. Untuk
menulis bagian ini mungkin modul-modul yang lain dapat membantu anda,
misalnya bagaimana menentukan struktur yang tepat dalam bisnis anda
5. Analisis Produksi
Analisis produksi menjelaskan sistem operasi bisnis Kita. Misal bisnis Kita
adalah jenis produksi atau manufaktur, perlu diketahui bagaimana proses
dari penerimaan pesanan, produksi, distribusi barang-barang dan
penagihan. Jika bisnis Kita adalah bisnis jasa, Kita harus menuliskan
dengan jelas bagaimana cara Kita menyalurkan jasa kepada pembeli.
7. Analisis Keuangan
Analisis keuangan berisi proyeksi (forecasting atau peramalan) pendapatan
dan pengeluaran, pengembalian modal (break event point), pengembalian
atas investasi (return on investment), perhitungan penggunaan daya ungkit
(leverage) dan lainnya.
9. Risiko Usaha
Risiko usaha adalah hal-hal yang terkait risiko atas bisnis Kita, misal risiko
operasional, risiko bisnis, risiko likuiditas atau risiko keuangan dan
lainnya. Risiko usaha tidak hanya berhenti pada identifikasi risiko, tetapi
juga strategi Kita menghadapi atau mengurangi dampak dari risiko
tersebut.
2. Menentukan Visi
Langkah selanjutnya yaitu menentukan visi. Sebuah rencana bisnis
berfungsi untuk mengkristalkan visi bisnis dan membimbing untuk
memenuhi visi tersebut. Jika pembiayaan bisnis berasal dari investor, maka
visi harus dirancang sebaik mungkin untuk menarik investor. Namun saat
pembiayaan berasal dari sendiri, visi yang dimasukkan bebas memasukkan
sesuai idealisme.
3. Menentukan Audiens
Jika audiens dari business plan merupakan investor, atau berencana
merekrut investor bermodalkan business plan, maka perlu membuat
business plan yang sesuai dengan mereka. Bahasa yang digunakan dalam
rencana bisnis harus sesuai dengan audiens: investor yang kurang modern
mungkin akan terpengaruh oleh jargon-jargon industri, sedangkan
profesional justru akan mengharapkan tersebut.
2. Lokasi
a. Lokasi perusahaan
Ada dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih, yaitu:
1. Lokasi perkantoran, disebut tempat kedudukan berarti tempat
(kantor) badan usaha, biasanya mengelola perusahaan yang
berada ditempat lain.
2. Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman berarti tempat
perusahaan beroperasi.
b. Lokasi pertokoan
Umumnya lokasi pertokoan harus diingat bahwa konsumen untuk
belanja ke toko atau ke lokasi yang mempunyai banyak jenis dan
persediaan barang dagangan dan memiliki reputasi sebagai lokasi
yang memilikibarang bermutu dan barang bersaing.
c. Lokasi pabrik/industri
Ada dua hal utama yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi
pabrik/industri yang baik, yakni:
1. Backward linkage, berarti pertalian belakang, yaitu bagaimana
sumber daya (resources) yang akan digunakan. Ini termasuk
bahan baku, tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat
setempat.
2. Forward linkage, berarti pertalian ke depan, yaitu daerah
pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang
cukup untuk menyerap hasil produksi.
3. Komoditi yang akan diusahakan
Kesempatan memilih komoditi yang diusahakan dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis
hasil usaha tertentu, baik berupa barang-barang ataupun
jasa.
b. Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan
barang-barang atau jasa tertentu.
c. Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin kita
kerjakan.
d. Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing
usaha dengan orang lain dalam mengembangkan suatu
bidang usaha yang sama. (Drs. Wasty Soemanto, 1992:224)
1. Ringkasan Eksekutif
Merupakan pintu masuk ke rencana bisnis kita. Ringkasan sebaiknya hanya
outline dan lebih smenekankan pada butir-butir utama saja.
2. Tujuan.
3. Pernyataan Misi
Pernyataan misi mengekspresikan tujuan tertinggi dari perusahaan kita,
misalnya menyediakan layanan ke industri tertentu, menyebarkan
teknologi baru, atau meningkatkan pendidikan. Jika perusahaan kita
mempunyai misi, nyatakan secara sederhana dalam satu atau dua kalimat.
4. Perusahaan
Buat ringkasan perusahaan dengan menjelaskan secara jelas apa yang
dijual, melalui saluran distribusi apa, dan dijual ke siapa/mana.
5. Kepemilikan Perusahaan
Jelaskan bentuk kepemilikan perusahaan kita. Apakah partnership, sole
proprietorship, atau corporation? Publik atau perorangan?
6. Sejarah Perusahaan
Sebutkan kapan perusahaan didirirkan, oleh siapa, dan dengan tujuan apa.
Bagaimana perusahaan berkembang setelah itu? Dimana kita merelokasi
kantor, mengembangkan lini produk atau perubahan signifikan lainnya?
Ingatlah untuk memasukkan informasi mengenai penjualan, barang/jasa,
dan pasar yang dilayani serta bagaiman hal-hal tadi berubah atau
berkembang sepanjang waktu. Jika perusahaan kita baru, nyatakan
mengapa kita memutuskan memulai berbisnis.
8. Produk/Jasa
Paragraf ini merupakan ringkasan barang dan jasa yang ditawarkan.
Ringkasan kita harus point-point-nya saja. dan menjelaskan barang dan
jasa kita. Jelaskan bagaimana barang/jasa saling melengkapi satu sama lain
atau dijual bersamaan, jika ada.
PEMBAHASAN
3 2. Kebijakan Strategi
1. Visi Perusahaan :
Visi yang ingin dicapai perusahaan adalah sebagai berikut:
“ Menjadi Perusahaan Industri Konstruksi yang Handal dan Terkemuka “.
2. Misi Perusahaan :
Misi yang dijalankan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya adalah
sebagai berikut:
a. Berperan Aktif Dalam Pelaksanaan Pembangunan, Pengembangan
Sarana dan Prasarana melalui Industri Konstruksi.
b. Mendapatkan Kepercayaan dari Pelanggan melalui Profesionalisme.
c. Memberikan Nilai Tambah pada Shareholder dan Stakeholder.
3. Moto Perusahaan
Adapun moto perusahaan adalah sebagai berikut :
“INSAN HUTAMA senantiasa mencari alternatifcara baru dalam
pengelolaan aktivitas danpernyelesaian permasalahan
4. Budaya Perusahaan
a. Orientasi Pada Pelanggan
1. Insan Hutama senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan
2. Keberpihakan pada kepuasan pelanggan
3. Pelanggan internal maupun pelanggan eksternal
b. integritas
Insan Hutama memiliki moral dan etika usaha yang baik
c. Profesional
Insan Hutama bekerja sesuai tanggung jawab profesinya secara baik
dan benar berdasarkan sistem manajemen dan GCG
3 3. Perkembangan Usaha
Wilayah operasional PT. Hutama Karya (Persero) saat ini meliputi seluruh
wilayah pemerintahan Republik Indonesia, serta pernah melakukan ekspansi
pelaksanaan pekerjaan sipil di luar negeri seperti Timur Tengah, Malaysia, Philipina
dan Papua New Guinea. Saat ini pada tahun 2008 dilakukan reorganisasi
perusahaan,organisasi yang sebelumnya bersifat Regional diubah menjadi Divisional
dan Regional, terdapat 5 Divisi dan 6 Wilayah Operasional, yaitu Divisi Jalan &
Jembatan, Bendungan/Irigasi, Bangunan Gedung, Pelabuhan/Dermaga, dan Bisnis
Engineering Procurement & Construction (EPC), sedangkan Wilayah Operasional
terbagi atas cabang-cabang yang mempunyai fungsi utama sebagai Pemasaran,
selainitu juga sebagai office representative dan pemantauan informasi perkembangan
operasional Produksi untuk masing-masing areanya.
Wilayah operasional tersebut adalah
1. Wilayah I adalah NAD, SUMUT, SUMBAR, KEPRI, Riau, Jambi,
Bengkulu, Babel, dan Lampung;
2. Wilayah II adalah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
3. Wilayah III adalah Jawa Barat, dan Banten;
4. Wilayah IV adalah JATENG, DI Jogjagarta, KALTIM, KALSEL, dan
KALBAR;
5. Wilayah V adalah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT; dan
6. Wilayah VI adalah SULSEL, SULTENG, SULTRA, SULUT, Gorontalo,
Maluku, MALUT, Papua, dan IRJA Barat.
Dalam penyelenggaraan operasional perusahaan dilakukan dengan pola
Sentralisasi, walaupun dalam operasional Pemasaran dan Produksi untuk proyek-
proyek konstruksi di bawah Rp. 75 milyar masih di bawah tanggung jawab Wilayah
Operasional, sedangkan untuk proyek-proyek besar yang bernilai Rp. 75 milyar ke atas
dilaksanakan secara sentral oleh Divisi. Sedangkan pola dalam penyelenggaraan
operasional Keuangan dan SDM dilakuan secara sentralisasi terpusat di Kantor Pusat.
Perkembangan usaha PT. Hutama Karya (Persero) di dalam industri konstruksi
secara umum dapat dikatakan berkembang dan tumbuh secara stabil, dan sampai
dengan saat ini dalam usahanya perusahaan masih sangat diperhitungkan oleh para
competitor .
3 4. Bisnis Perusahaan
Produk dan Jasa utama perusahaan adalah Jasa konstruksi bidang Jalan dan
Jembatan, Bendungan / Irigasi, Bangunan & Gedung, Pelabuhan / Dermaga dan Bisnis
EPC. Sehingga berdasarkan kelima produk dan jasa usaha tersebut, maka unit bisnis
yang dimiliki seperti yang disampaikan pada bagan di bawah ini, yaitu:
Atas dasar struktur bisnis di atas, pada penelitian ini akan dilakukan analisis
manajemen risiko yang hanya terbatas pada unit bisnis Jalan dan Jembatan sebagai
salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh PT HK (Persero). Dipilihnya unit bisnis ini
karena sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu sebagai
perusahaan konstruksi yang menspesialisasikan diri pada jalan dan jembatan.
Keseluruhan unit bisnis di atas diketuai oleh Direktur Produksi yang
beranggotakan para Manajer Senior yang bertanggungjawab pada setiap unit bisnis.
Sehingga, untuk unit bisnis Jalan dan Jembatan diketuai oleh seorang Manajer Senior,
sekaligus bertanggungjawab atas manajemen risiko pada bisnis tersebut.
Pada penelitian ini akan menganalisis manajemen risiko pada pendekatan aspek
akademis, karena manajemen risiko yang dijalankan oleh PT HK merupakan aspek
praktis untuk kepentingan internal PT HK, sehingga dengan dilakukannya penelitian
secara akademis ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan
dalam menelaah manajemen risiko dan dapat dijadikan pengetahuan bagi perusahaan
lainnya.
3 5. Struktur Organisasi
PT HK (Persero) memiliki bagan struktur organisasi matriks, yaitu sebuah
bentuk struktur organisasi yang lengkap antara fungsi manajemen perusahaan, bisnis
perusahaan dan cakupan wilayah usahanya.
Struktur organisasi matriks menggabungkan karakteristik-karakteristik struktur
organisasi fungsional dan struktur organiasi project (projectized organization) untuk
memperoleh manfaat yang dimilki oleh kedua jenis struktur organisasi tersebut
(PMBOK, 1996 Edition). Ada perusahaan yang menggunakanstruktur matriks yang
menggabungkan divisi wilayah dengan divisi produk seperti halnya PT Hutama Karya
(Persero). Struktur geografis semacam ini memungkinkan penyelarasan dengan
kebutuhan tiap wilayah. Banyak perusahaan juga menjalankan degrees of matrix
structure, yang berarti setiap kelompok divisional memliki tugas & tanggung jawab
yang spesifik tetapi untuk beberapa hal harus diputuskan bersama oleh semua
kelompok divisi. Disamping itu, juga ada struktur matriks yang meng- overlap struktur
funngsional dengan tim proyek. Pegawai dari kelompok-kelompok funsgsional
ditugaskan kepada suatu tim proyek sesuai kebutuhan tim dan dikembalikan setelah
proyek selesai.
Struktur matriks menciptakan situasi dimana seorang pegawai memiliki dua
pimpinan. Anggota suatu tim proyek akan melapor harian kepada pimpinan proyek
tetapi dia juga melapor kepada pimpinan divisi fungsionalnya (produksi, rekayasa
teknik, marketing, dll). Hal ini, seperti yang digunakan di PT Hutama Karya (Persero)
berpotensi menimbulkan ketidak jelasan dalam penanganan risiko tetapi sebaliknya
juga mendorong pertukaran informasi yang lebih cepat. Adapun bagan struktur yang
digunakan PT HK (Persero) adalah sbb:
Berdasarkan bagan di atas, seperti yang tertuang dalam Laporan Tahunan 2005,
berkaitan dengan risiko usaha dan untuk memperjelas siapa yang bertanggung jawab
menangani risiko usaha, maka PT HK (Persero) memiliki Tim Manajemen Risiko
diketuai oleh Direktur Produksi dan beranggotakan para Manajer Senior dari unit usaha
yang mengandung risiko dan berfungsi sebagai suatu tim eksekutif yang membantu
Direksi dalam seluruh aspek yang menyangkut risiko dan pengelolaan risiko.
Anonim, 2017, “ Pengertian Business Plan, Tujuan, Manfaat, dan Langkah Membuat
Business Plan Lengkap “
http://www.sekolahpendidikan.com/2017/07/pengertian-business-plan-tujuan-
manfaat.html (Dikutip pada tanggal 12 November 2017).