Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ada banyak alasan yang mendasari mengapa seseorang biasanya menemui
kesulitan untuk memulai sebuah usaha atau bisnis yang baru. Selain alasan klasik
karena modal yang kurang memadai, yang tidak kalah pentingnya adalah karena
belum menemukan ide bisnis untuk dilakukan. Tidak jarang ada pebisnis yang
langsung memulai usaha tanpa perencanaan dan ide bisnis yang matang, sehingga
kemudian usahanya menjadi sepi pembeli dan akhirnya gulung tikar.
Faktanya, bisnis yang muncul dari ide kreatif dan dimatangkan dengan
rencana bisnis yang komplit lebih memiliki peluang keberhasilan yang besar
dibandingkan dengan bisnis yang hanya meniru-niru bisnis yang sudah ada.
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya.
Rencana harus ada betapapun sederhananya secara tertulis. Namun, wirausaha baru di
negara kita banyak yang tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan
menulis rencana tertulis tersebut karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak
tertulis pasti sudah ada rekayasa dalam pikiran, yaitu suatu rekayasa secara sederhana
tentang jawaban dari berbagai pertanyaan antara lain, usaha apa yang akan dibuka,
mengapa memilih usaha tersebut, dimana lokasinya, siapa konsumennya, darimana
sumber modalnya, dan sebagainya.
Suatu rencana kerja yang dibuat tertulis dan resmi guna menjalankan
perusahaan (business plan) merupakan perangkat tepat untuk memagang kendali
perusahaan dan menjaga agar fokus usaha perusahaan tidak menyimpang. Business
plan perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang akan
didirikan. Orang perlu mengetahui segala sesuatu tentang perusahaaan anda sehingga
tertarik untuk bekerja sama.
Dalam makalah ini akan dibahas pentingnya suatu perencanaan bisnis atau
usaha yang tertulis, bagaimana kerangkanya, tujuan pembuatannya, serta bentuk
formal dari perencanaan bisnis.
B. Rumusan Masalah
1) Mengapa perencanaan bisnis penting dan perlu untuk dibuat?
2) Bagaimanakah perencanaan bisnis itu?
3) Bagaimanakah kerangka perencanaan bisnis?
4) Bagaimanakah bentuk formal dari suatu perencanaan bisnis atau usaha?
C. Tujuan
1) Mengetahui pentingnya perencanaan bisnis atau perencanaan usaha
2) Mengetahui seperti apa perencanaan bisnis itu
3) Mengetahui kerangka perencanaan bisnis
4) Mengetahui bentuk formal dari perencanaan bisnis atau usaha

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bisnis Plan

Agar perusahaan berjalan pada jalan yang benar maka seorang wirausaha
harus menyusun Business Plan. Hisrich-Peters memberikan definisi sebagai berikut:
The business plan is a written document. prepared by the entrepreneur that
describes all' the relevant external and internal elements involved in starting a new
venture. It is often an integration of functional plans such as marketing, finance,
manuj facturing and human resources.
Artinya business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha
yang mengambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun ekstemal
mengenai perusahaan untuk memulai sewaktu usaha. Isinya sering merupakan
perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber
daya manusia.
Suatu definisi business plan yang cukup panjang diungkapkan lagi oleh
Bygrave sebagai berikut:
Business Plan adalah dokumen yang disediakan oleh entrepreneur sesuai pula
dengan pandangan penasihat profesionalnya yang memuat rincian tentang
masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan dari sebuah
perusahaan. Isinya mencakup analisis tentang manajerial, keadaan fisik
bangunan, karyawan, produk, sumber permodalan, informasi tentang jalannya
perusahaan selama ini dan posisi pasar dari perusahaan. Business Plan juga
berisi tentang rincian profit, neraca perusahaan, proyeksi aliran kas untuk dua
tahun yang akan datang. Juga memuat pandangan dan ide dari anggota tim
manajemen. Hal 1ni menyangkut strategi tujuan perusahaan yang hendak
dicapai.

Business plan dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang
yang pertama kali diikuti untuk tiga tahun berjalan. Business plan merupakan rencana
perjalanan atau road map yang akan diikuti oleh wirausaha. Business plan seakan-
akan menjawab pertanyaan: Where am I now? Where am I going? How will I get
there. Investor potensial perbankan, konsultan, staf karyawan, pemasok barang dan
bahkan konsumen akan mernpelajari business plan ini.
Mengenai kedalaman dan rincian dari sebuah business plan sangat tergantung
kepada luasnya bisnis yang akan dilakukan, apakah bisnisnya merupakan sebuah
industri berskala besar atau hanya toko barang-barang kelontong. Bagi sebuah
business plan yang akan mengoperasikan sebuah pabrik tentu akan mencantumkan
secara jelas dan rinci informasi menyangkut:
1. Lokasi pabrik
2. Proses produksi
3. Masalah bahan baku
4. Masalah mesin dan perlengkapan
5. Masalah karyawan yang terlatih
6. Masalah tempat, tanah, ruangan yang tersedia sekarang ini dan buat perluasan
dimasa yang akan datang. Apakah aset ini disewa atau dibeli.
7. Hal-hal lain yang diperlukan untuk menunjang agar pabrik berjalan lancar.
Pertanyaan kemudian yang muncul adalah mengapa terjadi kegagalan dari
business plan? Business plan yang kurang baik akan menyebabkan kegagalan
dikemudian hari karena beberapa faktor:
1. Tujuan yang ditetapkan oleh pengusaha kurang masuk akal, pengusaha kurang
memiliki tanggung jawab.
2. Pengusaha tidak memiliki pengalaman dalam perencanaan bisnis.
3. Pengusaha tidak dapat menangkap ancaman dan kelemahan bisnisnya sendiri.
4. Konsumen tidak mengharapkan adanya barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan tersebut.1

B. Pentingnya Perencanaan

1 Buchari Alma. Kewirausahaan: Untuk Mahasiswa dan Umum. (bandung: CV Alfabeta, 2005,
Bandung). Hal 98-99.
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa adanya rencana sebelumnya.
Rencana harus ada betapa pun sederhananya secara tertulis. Namun, wira usaha baru
di negara kita banyak yang tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan
menulis rencana tertulis tersebut karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak
tertulis pasti sudah ada rekayasa dalam pikiran, yaitu suatu rekayasa sederhana
tentang jawaban dari berbagai pertanyaan antara lain, usaha apa yang akan dibuka,
mengapa memilih usaha tersebut, di mana lokasinya, siapa konsumennya, dari mana
sumber modal, dsb.
Sering dikatakan bahwa perencanaan yang baik menjadikan setengah
pekerjaan telah selesai. Perencanaan suatu usaha harus dibuat sebaik dan selengkap
mungkin. Pengertian baik adalah jika perencanaan yang dibuat itu benar-benar
tepat (alasan, tujuan, kegunaan, sasaran, metode, relevan), efektif (dapat
dilaksanakan),dan efisien (waktu, tenaga, dan biaya).2
Wira usaha baru seperti cenderung melaksanakan kegiatan trial and error atau
coba-coba. Seandainya gagal mereka akan beralih ke usaha yang lain. Model seperti
ini banyak dijumpai dalam masyarakat bisnis kita. Ditanyakan oleh David H. Bangs
Jr bahwa, seseorang pengusaha yang tidak bisa membuat perencanaan sebenarnya
merencanakan kegagalan. Para pemilik perusahaan kecil yang menyisihkan waktu
untuk mengkaji semua strateginya, menggunakan informasi untuk menguji kebenaran
pendapatnya, dan cukup pandai mengenali kekurangan-kekurangan dirinya adalah
pengusaha yang tidak akan mengalami kegagalan.
Business Plan perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha
yang akan didirikan. Orang perlu mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan anda
sehingga tertarik untuk bekerjasama. Ada beberapa alasan penting mengapa orang
harus menyusun business plan menurut Bygrave:
1. To sell yourself on the business
2. To obtain bank financing
2 Soesarsono, Wijandi. Pengantar Kewirausahaan. (Bandung: Algesindo, 2000). Hal 115
3. To obtain investment funds
4. To arrange strategic alliances
5. To obtain large contracts
6. To attract key employes
7. To complete mergers and acquisitions
8. To motivate and focus your management team
Jadi, tujuan menyusun Business Plan adalah:
1. Menyatakan bahwa anda sebagai pemilik dan pemegang inisiatif dalam membuka
usaha baru. Anda yakin akan keberhasilan usaha itu dan anda juga harus
meyakinkan orang lain tidak akan merugi bila melakukan kerjasama dengan anda.
Dengan adanya bantuan kerjasama dari berbagai pihak maka diharapkan usaha
anda akan maju dan pesat. Bantuan yang di harapkan itu antara lain berupa
pinjaman melalui bank atau pinjaman melalui pihak-pihak lain yang potensial.
2. Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang
sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari para produsen yang dapat
diharapkan memasok barang buat perusahaan anda ataupun perusahaan-
perusahaan yang lebih besar memberi pekerjaan atau kontrak yang dapat
dikerjakan oleh perusahaan anda.
3. Business Plan juga dapat mengundang orang-ogang tertentu yang potensial atau
mempunyai keahlian untuk bergabung bekerja sama dengan anda. Mungkin saja
anda memerlukan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk menduduki
posisi kunci dalam perusahaan anda namun anda harus berhati-hati menerima
orang-orang tertentu yang dapat pula menjerumuskan perusahaan anda yang baru
berdiri.
4. Business Plan juga berguna untuk melakukan merger dan akuisisi misalnya anda
menjual perusahaan anda ke sebuah perusahaan besar maka perusahaan besar
tersebut harus membaca business plan anda atau mungkin juga anda ingin
membeli perusahaan lain maka business plan yang anda susun dapat memberi
keyakinan kepada perusahaan lain yang mengakuisisi.
5. Business Plan bertujuan untuk menjamin adanya fokus tujuan dari barbagai
personil yang ada dalam perusahaan. Sebab sebuah perusahaan akan bertumbuh
makin lama makin komplek sehingga business plan menjadi komponen yang
sangat panting bagi setiap orang untuk tetap berpijak pada arah yang benar.3

C. Sumber Ide Bisnis

Menurut Patricia Susanto, aktivitas berwirausaha dimulai dengan ide bisnis,


di mana peluang-peluang pasar yang ada diidentifikasi dan dievaluasi, yang diikuti
dengan penyusunan konsep bisnis. Kemudian sang calon Wirausahawan harus yakin
bahwa ide-ide bisnis yang dimilikinya merupakan sebuah peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk meraih keuntungan. Langkah berikutnya adalah membuat
rencana bisnis. Setelah rencana bisnis tersusun, calon wirausahawan harus
menentukan sumber daya yang diperlukan, sebelum dilakukan usaha-usaha untuk
memperoleh dan mengorganisasikan sumber daya tersebut. Kemudian perusahaan
mulai dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang tepat.4
Karena pendirian usaha diawali dengan ide-ide, ada beberapa 4 sumber
datangnya ide bisnis menueut Justin G Longenecker dkk:
1. Pengalaman pribadi.
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi baik saat bekerja maupun
dirumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terahir atau sekarang
seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi
produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam
lokasi berbeda.
2. Minat.
3 Buchari Alma. Kewirausahaan: Untuk Mahasiswa dan Umum. (Bandung: CV Alfabeta, 2005). Hal
95-97

4 A.B.Susanto, Leadpreneurship:Pendekatan Strategic Managemen Dalam Kewirausahaan, (Jakarta:


Erlangga, 2009). Hal 57
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis.
3. Penemuan secara tidak sengaja.
Penemuan tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut srendipitas
(kemampuan menemukan sesuatu), atau sejenis kemampuan untuk membuat
penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
4. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan.
Sebuah penemuan ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh
wirausaha untuk menamukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat
berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran. Wirausaha yang berfikir
serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai
sumber.5
Menurut Masykur Wiratmo, ada beberapa cara yang dapat ditempuh agar
gagasan baru dapat memunculkan adanya usaha baru:
1. Kebutuhan akan sumber penemuan
Penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas yang ingin
dipenuhi. Barang dan jasa tersebut berkisar dari mulai yang sederhana hingga rumit,
dari yang mahal hingga yang murah. Misalkan water heater, mesin cuci, setrika uap
dll.
2. Hobi atau kesenangan peribadi.
Hobi atau minat pribadi adakalanya bisa mendorong bisnis baru. Misalnya
seseorang gemar memasak maka dapat memunculkan usaha baru seperti cathering.
3. Mengamati kecendrungan-kecendrungan.
Mengamati kecendrungan adalah mengamati kekurangan-kekurangan produk
dan jasa yang ada. Pendekatan ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja atau
menambah keunggulan yang diperlukan. Misalkan karena rawan pencurian sepeda
motor, maka diperlukan pengamanan tambahan seperti alarm.
4. Mengapa tidak terdapat.?
Peluang bagi usaha baru adakalanya dating di dalam menjawab pertanyaan
mengapa tidak terdapat?. Sebagai contoh tidak adanya cairan penghapus
penghapus tinta merupakan peluang mendirikan usaha baru.
5. Kegunaan lain dari barang-barang biasa.

5 Justin G Longenecker dkk, Kewirausaan, Manajemen Usaha Kecil. (Jakarta: Salemba


Empat, 2001) Hal 95.
Banyak produk komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk
kegunaan lain yang bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang
tersebut berkisar dari perubahan karakter dan kegunaan dari barang ahir hingga
pengembangan penerapan baru barang tidak terpakai. Pengembangan shampoo 2 in 1
merupakan penambahan kondisioner pada shampoo yang sudah ada, sehingga tidak
perlu lagi membeli kondisioner untuk merapikan rambut.
6. Pemanfaatan produk dari perusahaan lain.
Banyak perusahaan baru yang terbentuk sebagai perusahaan yang
memanfaatkan produk dari perusahaan yang sudah ada. Misalkan seorang pengetik
dari sebuah perusahaan berusahan mendapatkan tambahan pendapatan dengan
mengetik skripsi, laporan dan sebagainya dirumah. Setelah dijalani cukup lama
ahirnya memiliki pelanggan tetap dan penghasilannya melebihi gaji di kantor, maka
ia akan membuka biro pengetikan sendiri.6
McGrath dan MacMillan memberikan panduan untuk membuat daftar peluang
sederhana sebagai berikut:
1. konsep Bisnis adalah gambaran singkat dari ide-ide yang akan di masukkan dalam
daftar.
2. Tren merupakan kecenderungan atau arah gejala bisnis yang akan digunakan untuk
mengantisipasi konsep-konsep yang potensial, menarik dan mungkin diterapkan.
3. Data Kunci adalah catatan khusus dari peluang dengan menurunkan konsep
menjadi sejumlah angka-angka.
4. Penghalang dan Rintangan, Perhatikan apa yang menghentikan anda atau yang
membaut peluang terlepas dari genggaman anda. Apakah masalah teknologi,
pasar, peraturan atau kebijakan organisasi.
5. Posisi Perusahaan. Anda harus mencatat keunggulan khusus, keahlian atau sumber
daya lain yang membuat konsep bisnis istimewa dan dapat dipertahankan.
6. Kompetisi. Perhatikan pesaing yang relevan dan respon mereka terhadap ide-ide
anda karena peluang yang menarik juga akan menarik datangnnya sejumlah besar
pengusaha.

6 Masykur Wiratmo, Pengantar Kewiraswastaan, Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis.


(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1996).Hal 15-17.
7. Sumber Daya. Catat semua sumber daya dimana semua informasi dapat diperoleh
dan dipergunakan kembali untuk melihat kesesuaian bisnis dengan informasi yang
ada. Seperti menggunakan publikasi dan komunikasi personal.
8. Tipe. Tentukan tipe peluang apa yang anda kejar. Apakah karena Building
(lingkungan akompetitif baru) atau model transforming ( dibuat untuk
mengacaukan model bisnis dalam lingkungan kompetisi yang ada sekarang)
9. Penetapan Waktu. Pertimbangan waktu, posisi dan kondisi yang dapat menjadi
batu lonacatan bagi bisnis anda.7
Para wirausaha dapat mengevaluasi kemampuan mereka sendiri dan kemudian
melihat barang atau jasa baru uang mungkin dapat dihasilkan oleh mereka, atau
mereka pertama-tama dapat melihat kebutuhan di pasar dan kemudian
menghubungkan kebutuhan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri. Pendekatan
yang terahir ini menghasilkan permulaan usaha yang lebih berhasil, hususnya dalam
bidang barang dan jasa konsumen.8
Menurut Timmons, yang juga penulis buku entrepreneurship for the 21st
century, sebuah ide dapat dikategorikan sebagai peluang bisnis manakala memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Menarik bagi pelanggan. Berarti peluang bisnis yang Ada harus memiliki
kemampuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi serta mampu
meningkatkan kualitas hidup pelanggan. Namun seorang calon wirausaha harus
terlebih dahulu mengenal siapa pelanggannya. Tidak ada pasar kecuali pelanggan
memiliki kebutuhan yang real akan sebuah produk. Pelanggan harus merasa bahwa
bisnis baru yang didirikan oleh seorang wirausahawan akan mampu memberikan
nila tambah.
2. Dapat berhasil dalam lingkungan bisnis yang dimasuki.

7 Rambat Lupiyoadi, Entrepreneurship From Maindset Tostrategy. (Jakarta: Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia, 2004). Hal 66

8 Justin G Longenecker, Kewirausaan, Menejmen Usaha Kecil. (Jakarta: Salemba Empat,


2001). Hal 95
3. Dapat dilaksanaan dalam window of opportunity yang ada. Window of opportunity
adalah jumlah waktu yang dimiliki guna mengimplementasikan ide yang ada ke
pasar. Jika pesaing telah memiliki ide yang sama, serta telahmenyampaikan lebih
dahulu produk yang dimiliki kepasar, maka window of opportunity telah tertutup.
Windows of opportunity ini waktunya terbatas dan hanya terbuka sekali. Jika
windows of opportunity ini terlhat singkat, hal ini boleh jadi merupakan pertanda
bahwa selera pelanggan utnuk produk yang dihasilkan hanya memiliki jangka
waktu yang sangat pendek untuk kemudian segera menghilang.
4. Memiliki sumber daya dan keterampilan untuk menciptakan bisnis, atau mengenali
mereka yang memiliki sumber daya dan keterampilan tersebut dan bersedia
bekerja dengan sang pemilik ide. Hal ini penting karena seorang calon
wirausahawan telah mampu mengenali peluang yang dapat dimanfaatkan menjadi
bisnis yang menguntungkan, namun kerapkali iya tidak memiliki sumber daya
yang dibutuhkan guna merealisasi peluang tersebut. 9

D. Kompetensi Wirausahawan
Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai
pemilik dan manager, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi,
menikmati dan menanggung resiko. Untuk menjadi wirausaha, yang harus dimiliki
pertama kali adalah modal dasar berupa idea tau visi yang jelas, kemampuan dan
komitmen yang kuat, kecukupan modal uang maupun waktu, serta kecukupan tenaga
dan pikiran. Hal tersebut belum cukup jika belum dilengkapi dengan kemampuan.
menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service, ada 10 kompetensi yang harus
dimiliki wirausaha:
1. Knowing your business, harus mengetahui segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha yang akan dijalankan.
2. Knowing the basic business management, mengetahui dasar-dasar pengelolaan
bisnis, seperti merancang usaha, mengorganisasi dan mengendalikan perusahaan,

9 A.B.Susanto, Leadpreneurship:Pendekatan Strategic Managemen Dalam Kewirausahaan. (Jakarta:


Erlangga, 2009)
termasuk memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasi dan membukukan
kegiatan usaha. Mengetahui menejmen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses,
dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efekif dan efisien.
3. Having the proper attitude, memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang
dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha,
eksekutif yang sungguh-sungguh, tidak setengah hati.
4. Having adequate capial, memiliki modal yang cukup, tidak hanya berbenuk
materi, tetapi juga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal
utama dalam usaha. Oleh karena itu harus dapat kecukupan dalam waktu, tenaga,
tempat dan mental.
5. Managing finances effectievely, mempu mengelola keuangan secara efektif dan
efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta
mengendalikannya secara akurat.
6. Managing time efficiently, mampu mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur,
menghitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhan.
7. Managing people, mampu merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakkan
(memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8. Satisfiying customer by providing high quality product, member kepuasan kepada
pelanggan dengan menyediakan barang dan jasa yang bermutu dan bermanfaat.
9. Knowing how to compete, mengetahui strategi bersaing. Wirausaha harus dpat
melakukan analisis swot terhadap usahanya sendiri dan pesaing.
10. Copying with regulations and paperwork, membuat aturan /pedoman yang jelas
(tersurat).

Menurut Casson dikutip oleh Yuyun Wirasasmita terdapat beberapa


kemampuan yang harus dimiliki wirausaha:

1. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan.


2. Imaginasion, memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan
kesuksesan masa lalu.
3. Partical knowledge, memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik,
desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
4. Search skill, kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, berpandangan jauh ke depan.
6. Computations skill, kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan
orang lain.10
E. Kerangka rencana usaha

Rencana usaha yang akan disusun memuat pokok-pokok pikiran perencanaan


yang mencakup antara lain:
1. Nama perusahaan
Nama yang diciptakan untuk sebuah usaha harus dipikirkan baik-baik karena
nama perusahaan ini akan berdampak jangka panjang. Oleh sebab itu nama yang
diberikan jangan hanya berorientasi kepada faktor-faktor yang sedang hangat pada
masa kini akan tetapi lebih mementingkan prospek masa depannya. Misalnya ada
orang yang memberi nama perusahaannya Ganefo padahal Ganefo ini merupakan
kegiatan sesat yang populer pada waktu itu.
Canon dan Wichert menyatakan ciri-ciri merek yang baik adalah:
a. Short-pendek
b. Simple-sederhana
c. Easy to spell-mudah dieja
d. Easy to remember-mudah diingat
e. Pleasing when read-enak dibaca
f. No disagreeble sound-tak ada nada sumbang
g. Does not go out ofdate-tak ketinggalan zaman
h. Ada hubungan dengan barang dagangan
i. Bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negeri
j. Tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain atau tidak negatif
k. Membayangkan apa produk itu atau memberi sugesti penggunaan produk tersebut.

2. Lokasi
Ada dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih, yaitu:

10 P O Abas Sunarya dkk, Kewirausahaan. (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011).Hal 64-66


1. Lokasi perkantoran, disebut tempat kedudukan. Tempat kedudukan berarti tempat
(kantor) badan usaha, biasanya mengelola perusahaan berada di tempat lain.
2. Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman. Biasanya orang tertarik berbelanja
karena ada image tertentu dari lokasi pertokoan, misalkan terkenal murah, barang
berkualitas dll.

3. Komoditi yang akan diusahkan


Mengenai komoditi yang akan diusahakan banyak tergantung kepada pemilik
usaha. Pemilik tertarik dengan suatu komoditi karena dia memperoleh informasi dari
lingkungannya atau dia mempunyai pengalaman dengan komoditi tersebut atau dia
mempunyai relasi khusus untuk mengusahakan komoditi tersebut. Misalnya seorang
penulis akan menerbitkan bukunya dan menemui kesulitan mencari penerbit yang
bersedia menerbitkan bukunya. Lalu penulis tersebut membuka usaha penarbitan dan
percetakan sendiri.
4. Konsumen yang akan dituju
Dalam hal ini perlu dianalisa calon-calon konsumen yang diharapkan. Apakah
konsumen bertempat tinggal di lingkungan usaha? Ataukah perusahaan akan
menjangkau konsumen yang lebih jauh. Prospek konsumen ini didasarkan atas bentuk
usaha dan jenis usahanya. Jika jenis usaha yang dijalankan berbentuk industri tentu
jangkauan konsumen yang akan dituju lebih jauh dibandingkan dengan usaha bentuk
pertokoan.
5. Pasar yang akan dimasuki
Sebuah Perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan
perusahaannya sebagai pemimpin pasar (market leader), penantang pasar (market
challenger) Pengikut 'pasar (market follower), atau perelung pasar (market nicher).
6. Patner yang akan diajak kerjasama
Definisi partnership ialah an asociation of two or more persons to carry on as
co-owners of a business for profit (Musselman dan Hughes, 1964: 50). Artinya,
partnership ialah suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih untuk
menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Walaupun persekutuan ini banyak
dilakukan dalam bidang usaha yang mencari laba, tetapi ada juga persekutuan yang
dibentuk tidak untuk mencari laba.
7. Personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
Memilih personil yang dipercaya memang agak sulit, sebab ini menyangkut
masalah karakter, kejujuran, dan kemampuan seseorang. Adakalanya sulit mencari
orang jujur. Padahal kejujuran ini adalah modal kehidupan yang utama.
8. Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
Pada umumnya modal yang tersedia untuk membuka usaha sangat minim atau
malah nihil. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Akan tetapi banyak di
antara wirausahawan mampu mengumpulkan modal dari tabungan, menjual harta,
atau pinjaman dari orangtua dan famili lainnya. Jika modalnya sangat kecil dapat
dilakukan kerjasama dengan partner, yang masing-masing menyetorkan modalnya.
Jika masih membutuhkandana tambahan, maka dapat meminjam di bank.
9. Peralatan Perusahaan yang perlu disediakan
Peralatan yang perlu disediakan, adalah sesuai dengan kepentingan usaha.
Peralatan usaha pertokoan, akan berbeda dengan usaha kerajinan dan industri. Untuk
pertama kali membuka usaha, pikirkan peralatan yang sangat diperlukan. Di luar itu,
jangan dibeli, sebab akan mengganggu uang kas.
10. Penyebaran promosi
Sebagai suatu usaha baru, tentu belum dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab
itu harus direncanakan apakah usaha ini perlu diperkenalkan/dipromosikan atau tidak.
Jika akan dipromosikan harus direncanakan bentuk promosi, tempat/media
mempromosikan, keunggulan apa yang akan ditunjnkkan, apakah akan menonjolkan
harga murah, kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainya.
Elemen-elemen promosi yang biasa digunakan antara lain:
a. Advertising, yaitu berupa iklan di berbagai media.
b. Personal selling, merupakan tenaga penjual yang disiapkan baik di toko
(pramuniaga) ataupun yang berkunjung ke rumah-rumah (salesman).
c. Sales promotion, yaitu berupa daya tarik bagi konsumen dalam bentuk korting,
obral, hadiah, undian-undian kupon dan sebagainya.
d. Public relation, artinya memberi informasi kepada masyarakat tentang perusahaan,
baik menyangkut produk manajemen dan sebagainya, yang membuat masyarakat
memiliki image (citra) baik terhadap perusahaan.
Bagi sebuah wirausaha kecil ataupun menengah yang baru berdiri dan merasa
perlu mengadakan promosi sederhana, biasanya dilakukan dengan cara:
a. Memasang papan nama perusahaan.
b. Memasang spanduk yang menyatakan: Sudah dibuka usaha ... dan menonjolkan
keunggulan-keunggulan produknya.
c. Menyebarkan brosur-brosur, selebaran, sebagai pemberitahuan keberadaan
wirausaha baru tersebut. Cara menyebarkan brosur bermacam-macam, antara lain
melalui orang yang diberi honor membagikan brosur ke sopir di perempatan jalan,
dan ke rumah-rumah di sekitar lokasi perusahaan, kantor-kantor, atau ke jemaah
mesjid.
d. Memberitahukan kawan-kawan, relasi tentang usaha yang baru dibuka dan
mengundang mereka untuk datang berkunjung.
e. Menyebarkan kartu nama yang memuat informasi tentang bisnis anda.11

F. Bentuk kepemilikan bisnis


Bentuk usaha atau bentuk pemilikan bisnis ada yang dikatakan berbentuk
badan hukum dan tidak berbadan hukum.Yang dimaksud dengan bentuk badan
hukum yaitu badan usaha yang mempunyai kekayaan tersendiri, terpisah dari harta
kekayaan pendirinya atau para pengurusnya. Para anggota tidak bertanggungjawab
dengan harta kekayaan diluar yang tersebut dalam saham yang dimilikinya.
1. Usaha yang tidak berbentuk badan hukum yaitu:
a. Badan usaha perseorangan

11 Buchari Alma. Kewirausahaan: Untuk Mahasiswa Dan Umum. (Bandung: CV Alfabeta,


2005). Hal 199-211
b. Persekutuan firma, dan
c. Persekutuan komanditer.
2. Usaha yang berbentuk badan hukum yaitu:
a. Perseroan terbatas (PT),
b. Koperasi, dan
c. Yayasan
Kita mengenal bermacam-macam bentuk pemilikan bisnis. Bentuk manakah
yang akan dipilih, sangat tergantung pada factor pertimbangan bentuk kepemimpinan,
struktur permodalan, tanggung jawab terhadap utang piutang perusahaan, kontinuitas
perusahaan. Bentuk kepemilikan bisnis antara lain:
1. Perusahaan Perseorangan
Bila perusahaan hanya berusaha dengan modal kecil, maka bentuk perusahaan
perseorangan merupakan suatu bentuk yang ideal. Pimpinan di sini berada pada
pemilik dan mempunyai tanggunjawab yang tidak terbatas. Untuk mendirikan
perusahaan perseorangan sangat mudah, karena tidak ada suatu aturan khusus,
bagaimana cara mendirikannya. Hanya saja barangkali perlu ijin khusus untuk usaha-
usaha tertentu pada daerah-daerah tertentu. Contohnya mendirikan usaha bengkel,
pertokoan, usaha bioskop dan lain sebagainya.
Apabila pemilik perusahaan perseorangan seperti toko, percetakan dan
sebagainya ingin mendapatkan tambahan modal berupa pinjaman dari bank, maka
diperlukan berbagai surat untuk melengkapi permohonan pinjaman seperti: sertifikat
tanah, surat ijin mendirikan bangunan (SIMBA), surat ijin usaha perdagangan (SIUP)
yang dikeluarkan oleh kantor wilayah perdagangan Provinsi, tanda daftar perusahaan
(TDP) yang dikeluarkan oleh kantor departemen perdagangan Kota/Kabupaten
setempat.
2. Firma
Di dalam kitab undang-undang perdata, firma didefinisikan sebagai usaha
untuk memasukan sesuatu dalam persekutuan, dengan tujuan untuk membagi-bagi
hasil yang didapatkan dari persekutuan itu. Firma di dirikan dengan akte notaries ,
yang didaftarkan pada panitera pengadilan setempat dan diumumkan dalam berita
Negara. Kepemimpinan firma dilaksanakan oleh para pemilik dan mereka
bertanggungjawab penuh dengan seluruh harta bendanya terhadap hutang-hutang
perusahaan.
Permodalan berasal dari pemilik dengan suatu jumlah yang diatur bersama
dan kemungkinan ada yang hanya memasukan keahlian kedalam firma. Pembagian
laba kalau tidak ditetapkan di dalam akte, dibagi menurut pembagian modal yang
dimasukan. Untuk anggota yang hanya memasukan keahlian, bagian labanya sama
dengan anggota yang menyetor modal paling kecil.
Dalam persekutuan terdapat dua orang atau lebih orang yang bekerja sama di
bawah satu nama untuk menjalankan perusahaan. Firma artinya nama bersama,
misalnya dipakai nama salah satu anggota atau singkatan dari nama bersama.

3. CV (Commanditer Vennootschap)
Persekutuan komanditer adalah bentuk persekutuan yang didirikan oleh
seorang atau lebih sekutu pengurus yang bertanggung jawab penuh, dengan seseorang
atau lebih sekutu yang merupakan pemberi modal bertanggung jawab terbatas sebesar
modal penyertaan nya. Bentuk usaha ini mempunyai dua jenis anggota, yaitu:
a. Anggota pengurus, yang bertanggung jawab penuh dengan seluruh harta
bendanya.
b. Anggota komanditer, yaitu yang bertanggung jawab terbatas sebesar modal yang
disetornya.
Peserta komanditer tidak boleh menjalankan pekerjaan kepengurusan. Jika dia
turut dalam kepengurusan, maka dia akan bertanggung jawab dengan seluruh
hartanya. CV ini didirikan dengan akte notaries, dan didaftarkan pada Pengadilan
Negeri setempat.
4. PT (Perseroan Terbatas)
Sebuah PT didirikan dengan akte notaries. Akte harus mendapatkan
pengesahan dari Mentri Kehakiman, kemudian didaftarkan pada Pengadilan Negeri
dan diumumkan dalam berita Negara. Pemodalan PT terdiri dari saham-saham. Para
pemegang saham ini adalah pemilik PT dan pemegang kekuasaan tertinggi ada pada
Rapat umum Pemegang Saham (RUPS).
5. Koperasi
Usaha koperasi disusun oleh anggota dan untuk anggota. Pimpinan dalam
koperasi disebut pengurus yang dipilih oleh anggota dalam masa jabatan tententu.
Dikatakan bahwa koerasi tumbuh dari golongan lemah, bersatu guna memenuhi
kebutuhan bersama. Usaha koperasi lebih banyak bersifat social menolong anggota
dari pada motif yang mencari untung sebesar besar nya.
Sekarang ini motif koperasi mulai bergesar dari usaha-usaha yang
mementingkan social belaka, kekopersi sebagai unit ekonomi, yang harus
memperhitungkan rugi dan laba. Koperasi sebagai salah satu bentuk usaha, harus bisa
mencari laba, jika koperasinya ingin maju. Tanpa ada laba, maka koperasi tidak akan
pernah maju sebab tidak akan ada gairah anggota, jika koperasinya selalu menderita
kerugian.
Seperti kita ketahui, anggota koperasi bebas keluar masuk. Bila mereka keluar
dari koperasi, mereka akan mengambil simpanannya. Simpanan-simpanan ini adalah
sumber permodalan koperasi. Ada beberapa jenis simpanan yaitu:
a. Simpanan pokok, dibayar pada waktu masuk jadi anggota boleh dicicil, atau
dibayar sekaligus. Simpanan ini boleh diambil kembali jika keluar sebagai
anggota.
b. Simpanan wajib, dibayar terus menerus secara teratur baik jumlahnya maupun
masa pembayarannya. Biasanya simpanan wajib boleh diambil kembali bila keluar
sebagai anggota.
c. Simpanan sukarela atau simpanan mana suka, ini besarnya dan masa
pembayarannya tidak ditentukan dan boleh diambil sewaktu-waktu atau boleh juga
diatur dalam bentuk-bentuk lain.
d. Simpanan hari koperasi 12 juli, dan simpanan-simpanan khusus lainnya.12

G. Bentuk formal Bussiness Plan


Sebenarnya tidak ada aturan baku dalam bentuk business plan, akan tetapi
pada umumnya business plan memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Halaman depan
Di halaman ini dicantumkan nama dan alamat perusahaan, nama orang yang
bertanggung jawab yang bisa dihubungi sewaktu-waktu melalui telepon.

12 Buchari Alma. Pengantar Bisnis. (Bandung: Afabeta, 2004)


2. Daftar isi
Harus dibuat daftar isi secara rinci dengan nomor-nomor halamannya.
3. Rangkuman eksekutif
Rangkuman eksekutif ini sangat penting karena pembaca ingin melihat secara
cepat apa isi dari keseluruhan business plan tersebut. Rangkuman eksekutif
merupakan inti dari perencanaan yang sangat menarik perhatian pembaca.
4. Penjelasan tentang perusahaan
Di sini diungkapkan strategi perusahaan dan tim manajemen yang mengelola
perusahaan.
5. Pemasaran
Di sini diungkapkan pasar yang dituju berapa besar potensi pasar dan berbagai
strategi serta ramalan tentang target konsumen dimasa yang akan datang.
6. Barang dan jasa yang dihasilkan
Di sini diungkapkan mengenai kualitas, kuantitas, kegunaan dan
keistimewaan barang dan jasa yang ditawarkan.
7. Usaha meningkatkan penjualan
Di sini dijelaskan tentang berbagai teknik promosi yang akan digunakan,
tenaga penjual yang digunakan, atau perwakilan-perwakilan penjual yang perlu
diangkat diberbagai daerah.
8. Permodalan
Di sini diungkapkan rencana permodalan dan proyeksi permodalan, neraca
pendahuluan, aliran kas, dan pendapatan.13

13 Buchari Alma. 2005. Kewirausahaan: Untuk Mahasiswa Dan Umum. (Bandung: CV


Alfabeta, 2005). Hal 211-212
H. Contoh bisnis plan dengan menggunakan analisis SWOT

RENCANA BISNIS
MARTABAK MANIS MINI

Latar Belakang

Dalam suatu pemasaran banyak sekali berbagai bentuk dan macam-macam


aneka ragam makanan dari yang kecil hingga yang besar dan dari yang murah hingga
sampa yang mahal. Dalam kebutuhan sehari-hari banyak sekali aktivitas yang
dijalani dan juga pasti perlu memiliki makanan yang sehat dan bermanfaat buat
tubuh. Makanan-makanan memang sudah banyak sekali yang menjualnya tetapi
makanan ini begitu sangat sederhana dan baik dikonsumsi ketika malam hari agar
terlihat lebih istimewa dipandangan masyarakat.
Dengan makanan ini dilakukan dengan cara pembuatan yang sederhana
dengan lebih baik dan higienis begitu juga dengan harga yang terjangkau dan banyak
pula masyarakat yang berminat untuk membelinya dengan rasa yang cukup enak,
nikmat, dan lezat.
Oleh karena itu saya memilih jenis usaha yaitu Martabak Manis untuk
dijualnya karena untuk mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak lupa makanan
khas Indonesia,karena makanan ini merupakan makanan selingan dan baik untuk
dikonsumsi.

TUJUAN :

Tujuan saya memilih usaha ini yaitu :

1. Mencari keuntungan
2. Menarik minat konsumen untuk merasakan makanan kami
3. Mencapai target penjualan
KEUNGGULAN PRODUK

Keunggulan dari produk ini yaitu:


1. Memiliki berbagai macam macam bentuk
2. Memiliki berbagai macam macam rasa
3. Bahan produk yg higenis

ANALISA SWOT

Setiap kegiatan untuk memulai usaha, saya harus mengukur kemampuan saya
terhadap lingkungan atau pesaing,yaitu melalui analisis SWOT :

1. Strength (kekuatan)
Kekuatan Dari Produk Ini Ialah:
a. Menjual produk untuk semua kalangan masyarakat.
b. 1 (satu) produk terdiri dari beberapa macam bentuk dan rasa.
c. Bahan produk yang terjamin dan higienis.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan dari produk ini Ialah:
a. Tidak Dapat Taham lama.
b. Produknya Mudah ditiru.
3. Opportunity (peluang)
Peluangnya Ialah:
a. Tempat strategis.
b. Fasilitas Yang Cukup memadai.
4. Threath (ancaman)
Adanya pesaing yang menjual produk dengan harga yang tidak terlalu mahal.

ANALISIS 4P

1. Product (produk)

Produk yang dijual adalah Martabak Manis yang merupakan makanan


selingan sehari-hari

2. Price (harga)
Harga perporsi Rp.12.000 karena harga ini sangat terjangkau dan relative
murah.
3. Promotion (promosi)
Dalam melakukan promosi produk ini dengan menyebarkan brosur kepada
masayarakat dengan promosi disetiap pembelian 1 paket dengan 5 porsi akan
diberikan diskon 10% dari harga tersebut.
4. Place (tempat)
Tempat yang dipilih yaitu di Giant Kalibata, Jl Kalibata lantai II (dua) karena
letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau masyarakat (konsumen).

ASPEK KEUANGAN

1. Aspek Modal
Bahan Baku:
a. Terigu 2 Kg : Rp. 14.000
b. Telur 1 Kg : Rp. 12.000
c. Gula pasir 1 Kg : Rp. 10.000
d. Air : Rp.-
e. Garam : Rp. 2.000
f. Soda kue : Rp. 3.000
g. Blue band : Rp. 5.000
h. Pewarna kuning : Rp. 3.500
i. Fermipan (pengembang soda) : Rp. 3.500 + Rp. 53.000
Bahan Taburan :
a. Kacang tanah Kg : Rp. 5.000
b. Meises : Rp. 5.000
c. Keju : Rp. 11.000
d. Susu kental manis : Rp. 7.000
e. Wijen : Rp. 5.000 + Rp. 33.000
Bahan Baku Tambahan :
a. Kardus : Rp. 5.000
b. Piring plastic : Rp. 8.000
c. Garpu : Rp. 7.000
d. Pisau : Rp. 5.000 + Rp. 25.000
Modal
Bahan baku + Bahan taburan + Bahan baku tambahan + Ongkos angkut
Rp. 53.000 + Rp. 33.000 + Rp. 25.000 + Rp. 500 = Rp.111.500

2. Perhitungan Keuntungan
Harga jual : Rp.12.000 x 40 porsi = Rp.480.000
Harga Pokok Produk perunit
Harga beli bahan baku : Rp.2.150
Harga beli bahan tambahan : Rp. 625
Ongkos angkut : Rp. 500 + Rp.3.275
Jumlah Hpp : Rp.3.275 x 40 porsi = Rp.131.000
Laba kotor = Rp.349.000
Biaya penjualan :
Biaya pembuatan brosur : Rp.30.000
Biaya transportasi : Rp.30.000
Biaya sewa tempat : Rp.25.000
Biaya listrik dan air : Rp.10.000
Biaya komunikasi : Rp.20.000
Biaya lainnya : Rp.10.000 + = Rp.125.000
Laba bersih = Rp.224.000
Perhitungan margin keuntunganRp.224.000 x 100% = 46,66 % Rp.480.000
PENJUALAN
Asumsi penjualan tahap awal adalah rata rata 150 orang setiap harinya
yang berkunjung untuk 3 bulan pertama.
PRODUK MIX
Manajemen berasumsi bahwa 80% konsumen akan membeli rangkaian
produk martabak dan 50% membeli kudapan kudapan lainnya.
GAJI
Manajemen akan membayar gaji manajer toko atau kedai penuh waktu Rp.
36.000.000,- per tahun. Karyawan paruh waktu akan digaji sebesar Rp.
700.000,- per bulan.
PENUTUP
Harapan saya untuk produk Martabak Manis ialah supaya produk ini bisa
lebih berkembang dan maju. Di samping itu, saya mengharapkan supaya produk
makanan ini tidak berkurang, karena produk ini sangat bagus dan berkualitas.14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Business Plan perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah
usaha yang didirikan. Business Plan yang dibuat bertindak sebagai perangkat

14 Siti Maisaroh. Makalah Bisnis Plan Rencana Bisnis Martabak Manis Mini. Universitas, 11: 160
0112.
pemegang kendali perusahaan dan menjaga agar fokus usaha perusahaan tidak
menyimpang.
Business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha
yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan, baik internal maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memulai usaha baru. Isinya sering merupakan
perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur, dan sumber
daya manusia.
Rencana usaha memuat nama perusahaan, lokasi, komoditi yang akan
diusahakan, konsumen yang dituju, pasar yang akan dimasuki, partner yang akan
diajak kerjasama, personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan,jumlah
modal yang diharapkan dan tersedia, peralatan perusahaan yang perlu disediakan,
penyebaran promosi.

B. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai
bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah perencanaan harus mengetahui tujuan perencanaan dan
perlu memperhatikan apa saja yang menghambat suatu perencanaan.

DAFTAR PUSTAKA

A.B.Susanto, Leadpreneurship:Pendekatan Strategic Managemen Dalam

Kewirausahaan, (Jakarta: Erlangga, 2009)

Buchari Alma. Pengantar Bisnis. (Bandung: Afabeta, 2004)


Kewirausahaan: Untuk Mahasiswa dan Umum. (Bandung: CV

Alfabeta, 2005).

Justin G Longenecker dkk, Kewirausaan, Manajemen Usaha Kecil. (Jakarta: Salemba

Empat, 2001)

Masykur Wiratmo, Pengantar Kewiraswastaan, Kerangka Dasar Memasuki Dunia

Bisnis. (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1996)

PO abas sunarya dkk, kewirausahaan. (Yogyakarta: cv andi offset, 2011).

Rambat lupiyoadi, entrepreneurship from maindset tostrategy. (Jakarta: fakultas

ekonomi universitas Indonesia, 2004) 66

Soesarsono, Wijandi. 2000. Pengantar Kewirausahaan. (Bandung: Algesindo, 2000)

Siti Maisaroh. Makalah Bisnis Plan Rencana Bisnis Martabak Manis

Mini. Universitas, 11: 160-0112.

Anda mungkin juga menyukai