Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MEMBUAT BISNIS PLAN

DI SUSUN OLEH :
FARIDA HANNUM LUBIS 17.156.01.11.012
IRNA NURROSSANTI 17.156.01.11.017
SISKA ALMAINDAH 17.156.01.11.035
SITI SOLEHA 17.156.01.11.037

4A KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1)
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MEMBUAT
BISNIS PLAN” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah KEWIRAUSAHAAN. Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah KEWIRAUSAHAAN atas bimbingan dan arahan
dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan dengan semestinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Sehingga
kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menambah kualitas serta
mutu dari makalah tersebut. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu
dan wawasan kepada kita semua.

Purwakarta, 18 November 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum istilah wirausaha sepopuler seperti saat ini, dulu seing kali kita
dengar istilah “Wiraswasta”. Istilah wiraswasta berasal dari kata wira (yang berarti
utama, gagah, berani, luhur, teladan dan pejuang), swa (yang bermakna sendiri), dan
sta (yang berarti berdiri).

Jadi, wiraswasta (entrepreneur) adalah perjuang yang utama, gagah, luhur,


berani, dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri di
atas kaki sendiri. (http:www.pembelajar.com).

Membahas mengenai business plan atau perencanaan bisnis, mau tidak mau
kita harus memulainya dari arti penting atau tujuan business plan tersebut dibuat.
Beberapa pengertian tentang business plan diungkapkan antara lain oleh Hisrich and
Peters yang mengatakan bahwa : “The business plan is a written document prepared
by the entrepeneur that describe all the relevant external and internal elements
involved in starting a new venture.” (Hisrich,Peter, 1995:113). Disisi lain, business
plan disedinisikan sebagai “Business plan is a detailed study of the organization’s
activities, which highlights where the organization has been, where it is owe and
where it might get to in the future, and incorporates an action program to achieve
these results.” (M.Coulthard, A.Howell,G.Clarke, 1999:3).

Business plan atau perencanaan bisnis merupakan penelitian mengenai


kegiatan organisasi sekarang dan yang akan datang dan menyusun kegiatan untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan yang dituangkan dalam suatu dokumen
perencanaan.Perencanaan bisnis/business plan merupakan penelitian mengenai
kegiatan organisasi sekarang dan yang akan datang dan menyusun kegiatan untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan yang dituangkan dalam suatu dokumen
perencanaan.
Perencanaan bisnis sangat erat hubungannya dengan wirausaha, sebab
perencanaan bisnis ini dibuat agar hasil penciptaan usaha yang dibuat mendekati
dengan kenyataannya. Diharapkan dengan perencanaan bisnis yang baik maka
perencanaan dengan kenyataannya memiliki perbedaan yang cukup kecil. Karena itu
perencanaan bisnis ini dapat digunakan sebagai pedoman penciptaan usaha.
Pengertian lainnya, Business plan merupakan suatu dokumen yang menyatakan
keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan
menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana.
Business plan merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan rencana perusahaan
atau pengusaha untuk manfaatkan peluang – peluang usaha (business opportunites)
yang terdapat dilingkungan eksternal perusahaan, menjelaskan keunggulan bersaing
(competitive advantage) usaha, serta menjelaskan berbagai langkah yang haruus
dilakukan untuk menjdikan peluang usaha tersebut menjadi suatu bentuk usaha yang
nyata.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud business plan?
2. Apa manfaat dari business plan?
3. Apa langkah – langkah dalam membuat business plan ?
4. Apa elemen dari business plan?

C.    Tujuan

1.  Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan business plan.

2.  Untuk mengetahui manfaat dari business plan.

3.  Untuk mengetahui langkah – langkah dalam membuat business plan.

4.   Untuk mengetahui elemen dari business plan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Business dan Business Plan


Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Perencanaan bisnis merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-
rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan bisnis ini dapat diketahui
posisi perusahaan saat ini, arah dan tujuan perusahaan, dan cara mencapai sasaran
yang ingin dicapai.
Agar perusahaan berjalan pada jalan yang benar maka seorang wirausaha
harus menyususn Business Plan. Business Plan merupakan suatu dokumen yang
menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau
jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi
penyandang saran. Pengertian lain dari business plan adalah sebuah selling
document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada
penyandang dana potensial.
Menurut Bygrave, 1994 : 441 (dalam Buchari Alma, 2006 : 198)
mendefinisikan Business Plan sebagai dokumen yang disediakan oleh enterpreuner
yang memuat rincian tentang masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan masa
depan dari sebuah perusahaan. Isinya mencakup analisis tentang manajerial,
keadaan fisik bangunan, karyawan, produk, sumber permodalan, informasi tentang
jalannya perusahaan selama ini dan posisi pasar dari perusahaan. Business Plan
juga berisi tentang rincian profit, neraca pembayaran, proyeksi aliran kas untuk dua
tahun yang akan datang. Selain itu juga memuat pandangan dan ide dari untuk dua
tahun yang akan datang, pandangan dan ide dari anggota tim manajemen serta
menyangkut strategi dan tujuan perusahaan yang hendak dicapai.
Jadi business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha
yang menggambarkan semua unsurunsur yang relevan baik internal maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memualai suatu usaha. Isi dari business plan
sering merupakan perencanaan terpadu yang menyangkut pemasaran, permodalan,
manufacturing dan sumber daya manusia.
Di dalam perencanaan bisnis perlu dilakukan analisis kelayakan Usaha, hal
ini dikarenakan aspek utama dalam melakukan usaha pertama kali faktor kelayakan
perlu diperhatikan dan merupakan hal yang cukup penting. Perencanaan usaha
diperlukan dalam kegiatan bisnis yang akan dilakukan maupun yang sedang
berjalan agar tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan.
Perencanaan usaha merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun
pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat dipakai
sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga. Ada lingkup yang perlu
dijelaskan, untuk menuju perencanaan usaha yang optimal.

B. Manfaat Business Plan


Manfaat – manfaat  yang dapat diambil dari penyusunan businees plan yang baik.
1) Membantu dalam mencari modal dan pinjaman kepada lembaga
keuangan pemberi kredit.
Businees plan bisa menggambarkan kesiapan calon Entrepreneur yang
terjun langsung dalam dunia bisnis. Seberapa dalam calon Entrepreneur
mengetahui bisnis yang sedang dirancang. Hal itu terlihat dari seberapa
kompleks dan rinci business plan yang disusun.
Calon investor atau lembaga keuangan pemberi kredit akan melihat
kesiapan calon Entrepreneur dari business plan yang mereka susun. Businees
plana akan memperlihatkan apakah bisnis yang sedang direncanakan tersebut
realistis untuk dijalankan. Seberapa cepat investasi yang ditanamkan akan
mencapai break even point dan berapa lama pay back period dari bisnis yang
direncanakan. Pada business plan, juga akan diketahui siapa saja yang terlibat
langsung dari keberjalanan bisnis. Siapa saja yang bermain dari segmen bisnis
yang sama. Hal ini akan mengukur seberapa besar resiko dari bisnis yang
diusulkan. Seberapa panjang rantai pasok dari bisnis. Hal ini juga
mempengaruhi tingkat risiko bisnis. Bila semua aspek tersebut memenuhi
keinginan calon investor, bisa saja investor tersebut tanpa ragu menanamkan
modalnya ke dalam bisnis. Aspek-aspek utama seperti pay-back period, break
even point, dan internal rate of return umumnya digunakan investor untuk
mengetahui seberapa layak bisnis yang diajukan padanya benar-benar layak dari
segi finansial.
Namun demikian, bukan berarti calon investor tersebut akan memberikan
investasinya bila parameter-parameter kelayakan finansial terpenuhi. Investor
akan mencocokkan rencana Entrepreneur dalam memenuhi proyeksi finansial
yang dirancang. Apakah rencana pemasaran yang ada sudah menggambarkan
proyeksi finansial. Bagaimana rencana operasional dan sistem organisasi dari
bisnis yang diusulkan.

2) Membantu dalam memutuskan apakah akan melanjutkan usaha atau


berhenti
Layaknya rambu-rambu lalu lintas, business plan juga bisa digunakan
untuk memutuskan apakah bisnis yang sedang dijalani on the track atau sesuai
dengan yang direncanakan. Misalnya, apakah parameter-parameter keuangan
yang ada telah tercapai. Bila belum tercapai, mengapa hal itu bisa terjadi.
Bagian proses bisnis mana yang salah dan perlu diperbaiki.
Melalui business plan, akan diketahui proses pemasukan-pengeluaran
bisnis yang sedang dijalani. Adakah dari pos-pos pemasukan dan pengeluaran
tersebut yang aneh atau ada ketidakefisienan dari pos-pos pemasukan dan
pengeluaran tersebut. Bila terdapat pos pengeluaran yang bisa dikurangi atau
bahkan dihilangkan, Entrepreneur akan dengan mudah melakukan penyesuaian.
Misalnya pada kurun waktu tertentu, pemasukan atau pengembalian dari
investasi yang ditanamkan investor tidak tercapai. Tentunya, Entrepreneur akan
melakukan evaluasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Di lain pihak,
Entrepreneur harus mempertanggung jawabkan keberlangsungan usahanya
kepada investor yang terlibat. Business plan dapat dijadikan alat investor dalam
mengevaluasi bisnis tersebut.
Keputusan-keputusan investor tersebut didasari oleh parameter-
parameter yang dirancang dalam business plan. Investor akan memutuskan
apakah kerja sama dapat dilanjutkan atau tidak. Bila kerja sama akan
dilanjutkan, apa saja evaluasi yang harus segera diimplementasikan oleh
Entrepreneur. Bila bisnis tampak kurang menjanjikan, investor berhak untuk
memutuskan kerja sama.
Selain itu, Entrepreneur juga bisa memutuskan apakah keberlangsungan
bisnis dapat memuaskan beberapa tahun mendatang. Entrepreneur tersebut bisa
memutuskan apakah bisnis dapat dilanjutkan. Entrepreneur juga bisa
memutuskan apa saja yang perlu diperbaiki demi mempertahankan bisnis.

3) Membantu dalam mengembangkan ide bisnis


Business plan merupakan salah satu sarana sistematis dalam
mempertajam ide bisnis. Dengan bantuan business plan, ide-ide bisnis akan
lebih terencana dan sistematis. Melalui pendekatan-pendekatan standar business
plan, akan diketahui siapa saja pasar atau konsumen potensial, bagaimana
proses pemasarannya, serta bagaimana proses operasional dari bisnis yang
sedang dijalani.
Pada perencanaan finansial, akan diketahui bagaimana pemasukan dan
pengeluaran yang paling optimal. Dengan bantuan komputer, akan dapat
disimulasikan posisi pos-pos keuangan yang dapat menghasilkan profit yang
tinggi bagi bisnis. Selain itu, tentu saja akan diketahui juga pos-pos bisnis mana
saja yang tidak memberikan keuntungan dan bahkan bisa menjadi beban bisnis.
Misalnya, bisnis yang sedang disusun adalah terkait dengan ekspor-
impor. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tentunya menjadi faktor yang
sangat penting. Melalui simulasi pada business plan  akan diketahui apakah
bisnis yang sedang direncanakan tersebut masih layak untuk dipertahankan dan
dikembangkan. Apakah harga yang dikeluarkan ke pasar masih kompetitif dan
memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
4) Membantu dalam mengindetifikasi faktor-faktor penghambat kesuksesan
bisnis
Investasi pada sebuah bisnis seperti melakukan taruhan. Taruhan akan
investasi yang ditanamkan. Apakah uang yang ditanamkan akan memberikan
keuntungan maksimal atau menguap begitu saja. Melalui business plan, akan
diketahui secara jelas bagaimana proses bisnis yang dirancang. Bagaimana pola
pemasaran yang akan dilakukan, bagaimana proses operasionalnya, serta
bagaimana kelimpahan tanggung jawab dalam organisasi bisnis.
Bagaimana sebuah bisnis berkembang dan sukses atau bagaimana sebuah
bisnis menemui kegagalan dapat dilihat dari business plan yang disusun.
Seberapa baik business plan tersebut akan memberikan gambaran faktor-faktor
penentu keberhasilan bisnis.Apakah faktor-faktor tersebut telah didefiniskan.
Lalau bagaimana menghadapi faktor-faktor penghambat bisnis. Apakah sudah
direncanakan bagaimana proses penanggulangan faktor-faktor penghambat
tersebut. Bila faktor penghambat tersebut muncul, bagaimana respon
perusahaan terhadap penghambat tersebut.

5) Menyediakan tujuan yang jelas untuk lingkungan internal perusahaan


maupun eksternal perusahaan
Gerak langkah perusahaan harus didefiniskan dengan jelas. Apa saja
tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Bagaimana langkah-
langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hal ini tentu
saja bermanfaat tidak saja untuk lingkungan internal perusahaan/bisnis atau
calon investor (lingkungan eksternal). Business plan memberikan gambaran dan
arah yang jelas terhadap pengelolaan bisnis. Selain itu, bagi calon investor,
business plan akan memberikan tujuan yang jelas serta tingkat kelayakan bisnis.
Hal ini tentu saja sangat penting untuk menarik minat investor dalam
menanamkan dananya seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
6) Menyediakan gambaran yang jelas tentang calon konsumen potensial,
pemasok, dan calon investor
Pada perencanaan pemasaran, dijelaskan bagaimana posisi produk atau
jasa relatif terhadap pesaing. Segmen pasar mana yang akan dibidik oleh
Entrepreneur. Hal ini sebenarnya berkaitan erat dengan pendefinisian calon
konsumen potensial. Seberapa dekat dan seberapa kompleks konsumen yang
hendak disasar. Bagaimana cara "merayu" mereka agar mau membeli produk
atau jasa yang ditawarkan. Pada perencanaan operasional akan didefinisikan
siapa saja yang terlibat langsung dalam kegiatan opersional bisnis. Siapa saja
pemasok yang akan menjadi mitra strategis bisnis. Tentunya, keberadaan
pemasok menjadi sangat penting karena menentukan kelancaran bisnis
perusahaan.

C. Langkah – Langkah Membuat Business Plan


1. Pembukaan
Pembukaan pada plan / rencana bisnis. Jelaskan siapa yang menulis, kapan dan
untuk tujuan apa.
2. Rangkuman
Berikan kisi-kisi dari rencana / plan bisnis Anda. Tuliskan bagian ini terakhir
setelah semua bagian dibuat.
3. Strategic Overview
Tuliskan apa yang menjadi tujuan utama, dan kegiatan utama dari rencana
bisnisnya. Apa tujuan jangka panjang, strategi kunci dan tujuan akhir.
4. Status Saat Ini
Rangkum apa yang sudah dicapai, performa keuangan, penjualan dan teknis
sampai saat ini. Perkenalkan siapa saja yang terlibat dalam bisnis ini.
5. Penawaran Produk atau Jasa
Jelaskan secara singkat apa yang membuat produk Anda beda dengan yang lain.
Apa yang membuatnya spesial?
6. Target Pasar
Tunjukkan siapa saja target pasar yang akan disasar. Berikan profil pelanggan,
segmen, trend dan juga kompetisi dibisnis ini.
7. Strategi Marketing dan Penjualan
Bagaiaman Anda akan menjual produk ini? Bagaimana akan bersaing dengan
pesaing dibidang yang sama? Berapa biaya marketingnya? dan sebagainya.
8. Teknologi
Berikan segala hal yang berkaitan degan teknologi dan penelitian di usaha
Anda.
9. Operasional
Bagaimana operasional akan di handel, bagaimana menjalankannya, berapa
biaya dan sumber daya yang dibutuhkan.
10. Proyeksi Keuangan
Berikan tabel sederhana tentang proyeksi keuangannya.
11. Kebutuhan Pendanaan
Berapa tambahan pendanaan yang Anda butuhkan.
12. Implemetasi
Berikan timeline pengerjaan, dan aksi yang dibutuhkan agar rencana berjalan.
13. Kesimpulan
Berikan alasan mengapa bisnis ini akan sukses, dan mengapa perlu didukung.

D. Elemen Dari Business Plan


Rencana Bisnis (business plan) memiliki berbagai elemen penting. Mengutip
dari Business Incubator Centre-Universitas Gunadarma, elemen yang dimaksud
dan penjelasannya sebagai berikut:
1. Ringkasan Eksekutif
Merupakan pintu masuk ke rencana bisnis kita. Ringkasan sebaiknya
hanya outline dan lebih menekankan pada butir-butir utama saja.

2. Tujuan.
Tetapkan tujuan kita, misal pangsa pasar, penjualan, dan keuntungan.
Yakinkan bahwa tujuan tersebut kongkrit, dan terukur. Tujuan harus
menunjukkan tingkat penjualan atau keuntungan, persentase gross margin, laju
pertumbuhan, atau pangsa pasar yang ingin diraih. Hindari penggunaan tujuan
yang tidak jelas, misal “menjadi yang terbaik” atau pertumbuhan yang cepat,
Kita sebaiknya menetapkan paling sedikit tiga tujuan.

3. Pernyataan Misi
Pernyataan misi mengekspresikan tujuan tertinggi dari perusahaan kita,
misalnya menyediakan layanan ke industri tertentu, menyebarkan teknologi
baru, atau meningkatkan pendidikan. Jika perusahaan kita mempunyai misi,
nyatakan secara sederhana dalam satu atau dua kalimat.

4. Perusahaan
Buat ringkasan perusahaan dengan menjelaskan secara jelas apa yang
dijual, melalui saluran distribusi apa, dan dijual ke siapa/mana.

5. Kepemilikan Perusahaan
Jelaskan bentuk kepemilikan perusahaan kita. Apakah partnership, sole
proprietorship, atau corporation? Publik atau perorangan?

6. Sejarah Perusahaan
Sebutkan kapan perusahaan didirirkan, oleh siapa, dan dengan tujuan
apa. Bagaimana perusahaan berkembang setelah itu? Dimana kita merelokasi
kantor, mengembangkan lini produk atau perubahan signifikan lainnya?
Ingatlah untuk memasukkan informasi mengenai penjualan, barang/jasa, dan
pasar yang dilayani serta bagaiman hal-hal tadi berubah atau berkembang
sepanjang waktu. Jika perusahaan kita baru, nyatakan mengapa kita
memutuskan memulai berbisnis.

7. Lokasi dan Fasilitas Perusahaan


Jelaskan dengan ringkas kantor dan lokasi perusahaan, sifat dan
fungsinya, luas, status penyewaan, dan informasi mengenai fasilitas lainnya.
8. Produk/Jasa
Paragraf ini merupakan ringkasan barang dan jasa yang ditawarkan.
Ringkasan kita harus point-point-nya saja. dan menjelaskan barang dan jasa
kita. Jelaskan bagaimana barang/jasa saling melengkapi satu sama lain atau
dijual bersamaan, jika ada.

9. Deskripsi Barang dan Jasa


Buat List barang dan jasa secara individual dan jelaskan bagaimana
barang/jasa tersebut bermanfaat untuk pelanggan.

10. Karakteristik dan Perbandingan Kompetitif Barang/Jasa


Jelaskan karakteristik bersaing utama dari barang/jasa kita. Mengapa
orang-orang membeli barang/jasa kita dibandingkan yang lain? Apakah kita
menawarkan yang lebih baik untuk karakteristik, harga,kualitas, atau
pelayanannya? Jelaskan sifat penjualan yang khas yang memberikan daya
saing.

11. Layanan Konsumen/Tindak Lanjut Layanan


Jelaskan bagaimana kita menawarkan pelayanan terhadap barang/jasa
yang kita jual. Jika perusahaan kita hanya menawarkan jasa, rubahlah judul
diatas dengan tindak lanjut layanannya dan jelaskan bagaimana kita
menyediakan dukungan terhadap pelanggan. Juga masukkan jam operasi atau
kebijakan garansi.
FORMAT BUSINESS PLAN

(FORMAT RENCANA USAHA)

FORMAT PROPOSAL TERTULIS

A. COVER DEPAN
1. Gambar dan Design menarik
Gambar dan design cover depan proposal harus dapat mewakilkan jenis
dan karakter dari usaha yang tercerminkan dari design dan warna yang sesuai.
2. Logo / Lambang Usaha
Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata
konsumen dalam mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan
nama usaha yang sama.
3. Informatif ( nama, alamat, contact no )
Berisi informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor
telepon yang dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin
menghubungi.

B. PENDAHULUAN
1. Sejarah Berdirinya Usaha
Sejarah berdirinya usaha menggambarkan kepada calon investor dasar
atau landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara pengalaman dan
keutuhan individu yang terlibat didalamnya.
2. Visi & Misi Usaha
Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai usaha dalam jangka panjang
(What to Be? )
Misi merupakan cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi
usaha (How to Be ?). Misi dapat berupa pernyataan kalimat atau kata yang
mengingatkan pelaku usaha untuk bekerja sesuai Misi dalam mencapai Visi.
C. ASPEK PEMASARAN
1. Gambaran Umum Pasar ( STP )
a. Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha kita
b. Target Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen potensial dari
usaha kita.
c. Positioning adalah bagaimana kita menempatkan usaha kita diantara
pesaing usaha yang sejenis.

2. Permintaan
a. Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
b. Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun
mendatang seperti kenaikan x % per tahun sesuai kenaikan jumlah
penduduk
Tahun Perkiraan Permintaan ( dalam Unit )

3. Penawaran
a. Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar
Nama Perusahaan Pesaing Kapasitas Produksi / Tahun ( dalam Unit )

b. Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi


penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun
sesuai pertumbuhan ekonomi.
Tahun Perkiraan Penawaran ( dalam Unit )

4. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar


a. Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 1
tahun disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran.
b. Pangsa Pasar adalah bagian dari penjualan produk kita dibandingkan
dengan penjualan total produk sejenis dalam industri
Tahu Permintaan Penawaran Peluang Rencana Pangsa Pasar
n
(A) (B) (C = A-B) Penjualan (E = DX100% /
C)

5. Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing


Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P
dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :
a. Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati
konsumen untuk membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan
berdasarkan mutu / kualitas, ukuran, desain, kemasan, dan kegunaan lebih
dibandingkan pesaing.

b. Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari
segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik
kepada produk dengan harga yang lebih murah. Selainnya itu dari segi
harga, kita dapat membedakan produk kita berdasarkan harga satuan dan
harga grosir, syarat pembayaran, diskon/potongan harga.

c. Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen
melalui beberapa cara :
1) Advertising (Iklan)
Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :
a) Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran.
b) Media TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio
2) Sales Promotion
Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat keramaian
dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan
ditempat.
3) Personal Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada
dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
4) Public Relation
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image perusahaan baik
dimata konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung.
Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar.

d. Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke
tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung
ke konsumen atau melalui pedagang perantara seperti wholesaler
(pedagang besar) atau retailer (pedagang kecil).

e. People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat
meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun
tidak langsung.

f. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk
membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik
ataupun proses pelayanan terhadap konsumen.

g. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual
produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Seperti tempat yang
menarik dan bersih untuk restoran.

Note :
1. Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah
dibandingkan dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing.
Strategi pemasaran yang kita buat harus berbeda dan lebih unggul dalam
menarik konsumen.
2. Semua strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran /
biaya sehingga perlu dicatat biaya yang dikeluarkan per bagian P.

D. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN


1. Aspek Organisasi
a. Nama Perusahaan / Usaha
b. Nama Pemilik / Pimpinan
c. Alamat kantor dan tempat usaha
d. Bentuk Badan Hukum ( Kalo berbentuk Badan Hukum )
e. Struktur Organisasi : Jabatan, Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian

Jabatan Uraian Jumlah Gaji / Bulan Total


Tugas
(B) (C) (BxC)
(A)

Pimpinan

1. Direksi

Staf

1. Bag. Pemasaran

2. Bag. Produksi

3. Bag. Keuangan

Total Gaji / Bulan

2. Perijinan
Perijinan yang perlu disiapkan sebelum usaha dimulai dan disertai
dengan biaya pengurusannya. Apabila usaha kita tidak berbentuk badan hukum
maka perijinan tidak kompleks tetapi hanya perlu perijinan dari wilayah
sekitarnya (paling tidak sampai ijin kecamatan / kelurahan ) disertai keterangan
dari pihak RT / RW dimana usaha kita berada.
Sedangkan bila usaha kita akan berbentuk badan hukum maka perijinan
yang diperlukan adalah : ijin prinsip (dari instansi terkait), SITU (Surat Ijin
Tempat Usaha), TDP ( Tanda Daftar Perusahaan), Akta Pendirian Perusahaan,
dll. Semua biaya diatas berkisar antara 5-7 jt untuk berbentuk PT (Perseroan
Terbatas) tergantung wilayah usaha dan dikerjakan semuanya oleh NOTARIS.

3. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan


Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai dengan jadwal pelaksanaan
yang diatur berdasarkan periode tertentu ( mingguan atau bulanan ).

KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN


( Dalam Mingguan )

1 2 3 4

1. Survey Pasar

2. Menyusun Rencana Usaha

3. Perijinan

4. Survai tempat usaha

5. Survai Mesin / Peralatan

6. Pemasangan Sarana Penunjang

7. Mencari tempat kerja

8. Uji Coba Produksi

9. Operasional
4. Inventaris Kantor dan Supply Kantor
Inventaris kantor untuk barang yang umur produknya lebih dari 1 tahun.

Inventaris / Perangkat Kerja Merk Jumla Harga Jumlah


h unit harga

Total Inventaris Kantor

Supply Kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan administrasi seperti


ATK Alat Tulis Kantor ( umur ekonomis 1 tahun atau kurang )

Jenis Biaya Supply Kantor Total Biaya per Tahun

Total Supply Kantor


E. ASPEK PRODUKSI
1. Produk
Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada
usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:

2. Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi
bentuk, ukuran, warna serta fungsinya.

3. Nilai/Manfaat Produk
Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan,
yaitu:
a. Manfaat inti (core benefit): adalah manfaat yang diberikan untuk
pemenuhan terhadap kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan
berbicara jarak jauh.
b. Manfaat dasar (basic benefit): adalah manfaat dasar yang diberikan untuk
memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
c. Manfaat yang diharapkan (expected benefit): adalah manfaat yang
diharapkan lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya
telepon yang dapat dibawa-bawa (HP).
d. Manfaat di atas harapan (augmented benefit): adalah manfaat yang dapat
diberikan lebih dari yang diharapankan oleh konsumen, misalnya HP yang
dapat digunakan untuk SMS.
e. Manfaat potensial (potential benefit): adalah semua manfaat yang mungkin
dapat diberikan lebih dari sekedar augmented benefit, misalnya HP yang
dapat digunakan sebagai lampu senter, kamera, video recorder, video
calling, fax, internet, dsb.

4. Kegunaan/Fungsi Produk
a. Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen
akhir (pemakai akhir); meliputi:
1) Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan sehari-hari dan
mudah didapat, misalnya beras, gula, teh, permen, dll.
2) Shopping goods, yaitu produk-produk yang dibedakan oleh kon-
sumen berdasarkan kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya adalah
baju, telepon seluler, mobil, dsb.
3) Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai karakteristik unik dan
mempunyai merek yang sudah terkenal; misalnya mobil mewah, jam
tangan mewah, dsb.
4) Unsought goods, adalah produk yang kurang dikenal atau dike-tahui
umum tetapi kurang diminati, misalnya asuransi

b. Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh pelaku usaha produksi
lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to business). Dapat dibagi
dalam 3 golongan, yaitu:
1) Bahan baku dan suku cadang: merupakan bahan mentah yang akan
diproses lebih lanjut.
2) Barang modal: yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun
dan tidak untuk dijual belikan.
3) Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang
membantu operasional perusahaan.

5. Proses Produksi

Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan


proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang
dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau
diagram alur yang disertai dengan keterangan deskriptif.

6. Kapasitas Produksi

Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan


faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan
dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan
yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar
atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam
unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk
perencanaan strategis, proyeksi kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3
tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.

Tahun Rencana produksi (dalam unit)

7. Tanah dan Bangunan


Perencanaan tanah dan bangunan berkaitan dengan lokasi untuk kan-tor,
tempat usaha, pabrik, gudang, tempat parkir, dll. Untuk keperluan perhitungan
kelayakan finansial usaha, maka perlu diperhitungkan ukuran, harga beli atau
sewanya.

8. Pemasangan Sarana Penunjang

Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk
dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik,
air, telepon, internet, dan lain-lain.
Jenis Biaya Jumlah Biaya

1. Pemasangan instalasi listrik

2. Pemasangan instalasi air (PAM)

3. Pemasangan instalasi telepon

4. Pemasangan instalasi internet

5. Dan lain-lain

Total Biaya Pemasangan Sarana Penunjang :

9. Mesin dan Peralatan


Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga
harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu
berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
Nama Merk Jumlah Unit Harga Jumlah
Mesin/Peralatan Harga

Total Pembelian
Mesin/Peralatan

10. Bahan Baku dan Bahan Pembantu


Nama Bahan Merk Jumlah unit Harga Jumlah
Baku Harga
1.
2.
Total Pembelian Bahan Baku
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk
perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembe-lian, ketersediaan, dan
persediaan.

11. Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)


Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal
mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibu-tuhkan, dan
persyaratan kerja.
a. Sistem Harian:
Jenis Kegiatan Tarif/Upah Jumlah Jumlah Hari Jumlah (Rp.)
per hari Tenaga Kerja/Tahun
Kerja

Total UpahTenaga Produksi Sistem Harian


b. Sistem Borongan
Jenis Kegiatan Tarif/Uni Jumlah Jumlah Harga Beli
t Produksi/Tahun

Total Upah Tenaga Produksi Sistem Borongan:

12. Biaya Umum Usaha/Pabrik


Sebagai komponen biaya modal kerja yang terakhir, perlu juga diren-canakan
biaya-biaya penunjang (sarana dan prasarana), misalnya seba-gai berikut:
Jenis Biaya Umum Usaha/Pabrik Jumlah Biaya/Tahun

1. Pemeliharaan mesin dan peralatan

2. Suku cadang, bahan bakar, oli, dsb.

3. Rekening listrik, air, telepon.

4. Pemeliharaan bangunan

Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per tahun:

F. ASPEK KEUANGAN
1. Strategi Sumber Pendanaan Usaha
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional ada-ah
tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi meng-impun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya. Lembaga inter-ediasi yang ada dibedakan
dalam 3 kategori yakni :
a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi
c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang

Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim


wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-
31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam
hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan
Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang
menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN
No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999.

Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Kope-asi


(PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan
Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebe-umnya yang merupakan
sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan
perekonomian masyarakat mela-ui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan
koperasi serta ling-ungan masyarakat sekitarnya.

Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina


Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk
mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rak-yat, melalui pemerataan di
sektor ekonomi dimana anggota masya-rakat golongan pengusaha kecil dan
koperasi diberi kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan
bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang berasal dari
penyisihan laba BUMN.
2. Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi
dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha,
termasuk di dalamnya 3 perfoema laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash
flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan
usaha secara finansial sebagai berikut:
a. Sumber Pendanaan
Persentase (%) Jumlah
Uraian
(a) (b) (c = a + b)
1. Modal Sendiri
2. Pinjaman
Jumlah (1+2)

b. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi


Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Tanah
b. Bangunan
c. Mesin/Peralatan
d. Peralatan Kantor
e. Alat angkut
f. Infrastruktur
g. Biaya pra operasi
Jumlah

c. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja


Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Bahan Baku
b. Persediaan Bahan
c.Produk dalam
proses
d. Piutang
e. Uang Kas
Jumlah

d. Analisa Biaya Tetap


Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (3) (3 = 1 x 2)
a. Gaji
b. Penyusutan
c. Bunga Pinjaman
d. Biaya Pemasaran
e. Biaya Lainnya
Jumlah

e. Analisa Biaya Tidak Tetap


Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Upah
b. Biaya Bahan
Jumlah

f. Proyeksi Aliran Kas Usaha


Tahun
Uraian
1 2 3 4 5
a. Sumber dana (in flow)
b. Penggunaan dana (out
flow)
c. Arus kas bersih (net flow =
a – b)
d. Keadaan kas awal
e. Keadaan kas akhir (c + d)

3. Analisa Kelayakan Usaha


Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat
pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa
yang akan datang. Hal ini sangat penting dilakukan sebelum implementasi
investasi yang sering mempertaruhkan dana yang sangat besar. Dengan
melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya faktor-
faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak atau tidaknya
suatu rencana investasi. Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan
adalah :
a. Metode Non-Discounted Cash Flow
Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi
dengan melihat kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan
nilai waktu terhadap uang (time value of money). Metode yang
dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method, dengan formula
umum sbb:

Total Investasi
Pay Back Period = --------------------------------------- x 1 tahun

Net Income + Depreciation

Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah


dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu
investasi. Model ini umum digunakan untuk pemilihan alter-natif-alternatif
usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan
harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama
dari metode PBP ini adalah:

1)Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali.


2)Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang

b. Metode Discounted Cash Flow


Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan
melihat nilai waktu uang (time value of money) dalam menghitung tingkat
pengembalian modal pada masa yang akan datang.
1) Net Present Value (NPV)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai
sekarang (present value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang
yang diharapkan. Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa
ia tidak menganalisis pemilihan alternatif usaha-usaha dengan jumlah
investasi yang berbeda.
2) Profitability Index (PI)
Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya
menggunakan komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present
value). Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV
adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus
perhitungan PI adalah sebagai berikut:
3) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang
menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasil-
hasil bersih yang diharapkan selama usaha berjalan. Patokan yang
dipakai sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku bunga
pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika
usaha tersebut dibiayai sendiri.
Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena harus
menggunakan beberapa kali simulasi atau melakukan pola try and error.
Namun demikian, untuk skenario dua nilai NPV yang telah diketahui
sebelumnya.

G. Analisa Keuntungan
Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan
keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang
dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing.
Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode
tertentu.
1. Break Even Point (BEP)
Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode
yang mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume
penjualan/produksi. Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-
Profit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal
yang harus dicapai, di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak mengalami
keuntungan maupun kerugian. Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya
dibedakan menjadi:
a. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya
dengan perubahan volume penjualan atau produksi, namun tidak secara
proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan pada pos biaya tetap,
dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya variabel.
b. Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional
dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
c. Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan
volume penjualan atau produksi.

2. Kontribusi Margin
Kontribusi margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya
variabel. Tujuan utama dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa
penentuan keuntungan maksimum atau kerugian mini-mum. Yang pertama
perlu diketahui adalah rasio kontribusi margin, yaitu rasio antara biaya variabel
dengan hasil penjualan.
Pada saat menyajikan rencana usaha kepada para investor maupun para
kreditor, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan/pengusaha adalah
sebagai berikut :
a. Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap,
artinya mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik
dari piahk investor maupun kreditor untuk melakukan pengambilan
keputusan. Uraian lebih rinci sebaiknya dibuat dalam bentuk lampiran.
Kuratko dan Hodgetts (2004) menyarankan agar tebal rencana bisnis tidak
lebih dari 50 halaman.
b. Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan
kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang
sedang mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan
kepada mereka.
c. Sampul depan rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat,
nomor telpon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis
dikeluarkan. Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor
melakukan komunikasi dengan perusahaan atau pada saat mereka
memberikan jawaban balasan terhadap rencana bisnis yang disampaikan
perusahaan. Pada bagian dalam dari sampul, harus dituliskan jumlah
salinan/copy bisnis yang diedarkan. Hal ini akan memberi kesan kepada
calon investor maupun kreditor bahwa mereka adalah pihak yang
diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperoleh penawaran rencana
bisnis.
d. Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif
(executive summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman yang
memuat penjelasan mengenai keadaan usaha saat ini. Ringkasan tersebut
dapat berisi produk dan jasa yang dihasilkan, manfaat produk bagi
pelanggan, ramalan keuangan, tujuan perusahaan dalam jangka panjang
(lebih dari lima tahun), jumlah dana yang dibutuhkan, serta manfaat yang
akan diterima oleh investor.
e. Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik.

Rencana usaha yang baik akan mencantumkan risiko utama dari suatu
bisnis yang akan dijalankan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Business plan bisa menggambarkan kesiapan calon entrepreneur yang terjun
langsung dalam dunia bisnis. Seberapa dalam calon entrepreneur mengetahui bisnis
yang sednag dirancang. Hal itu terlihat dari seberapa komleks dan rinci business
plan yang disusun. Calon investor atau lembaga keuangan pemberi kredit akan
melihat kesiapan calon entrepreneur dari business plan yang mereka susun.
Business plan akan  memperlihatkan apakah bisnis yang sedang direncanakan
tersebut realistis untuk dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29874912/MAKALAH_KELOMPOK_BUSINESS_PLAN_
PERENCANAAN_BISNIS_OLEH_KELOMPOK_II

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiww5iT147tAhUaWX0KH
TB1AWYQFjACegQIBRAC&url=http%3A%2F%2Fnryulia.staff.gunadarma.ac.id
%2FDownloads%2Ffiles%2F14205%2FFORMAT%2BBUSINESS
%2BPLAN.doc&usg=AOvVaw1lqQ-HTNn6bV9DN-V78cip

http://pkw.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/panduan-BUSINESS-PLAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai