Anda di halaman 1dari 14

Remunerasi Perawat (bag 1)

Penerapan BLU atau BLUD bagi rumah sakit di


Indonesia, berefek pada remunerasi bagi
pegawai di institusi tersebut, tidak terkecuali
perawat sebagai sebuah profesi yang mandiri
dan mesti selayaknya juga dihargai. Sehingga
pemahaman tentang remunerasi juga mestinya
dikuasai oleh perawat, minimal di tingkat
bidang perawatan atau komite perawatan.

Ketika tidak ada perawat yang mau intens


memikirkan masalah ini, maka lagi lagi, profesi
perawat hanya akan dijadikan sebagai pelengkap
penderita dalam urusan remunerasi.

Prinsip prinsip universal dalam remunerasi, juga


mestinya ditujukan untuk profesi yang 24 jam
mendampingi pasien ini. Semacam keadilan,
keterbukaan, tanggung jawab, beban kerja dll,
menjadi pertimbangan pokok dalam pembagian
jasa pelayanan.

Disamping itu, prinsip jasa langsung dan jasa


tidak langsung musti juga diakomodasi, agar
kinerja perawat bisa diukur dan dihargai
seoptimal mungkin.

Di bawah ini, beberapa panduan atau simulasi


yang dapat digunakan untuk menghitung
remunerasi bagi perawat. Masing masing
kategori menggunakan nilai/poin/indek, untuk
membedakan dari masing masing kategori itu :
1. Golongan dan Kepangkatan.
Dikategorikan dengan Gol 2a, 2b, 2c dst
sampai 4d. Masing masing golongan
memiliki nilai sendiri sendiri, misalnya :
2a = 7 index, 2b = 8 indek, 2c = 9 indek
dst. Bagi rumah sakit swasta yang tidak
memiliki golongan kepangkatan, bisa
diasosiasikan dengan golongan yang
berlaku di rumah sakit tersebut.
2. Masa Kerja. Masa kerja bisa dihitung dari
0-3 bulan, 3-1 tahun, 1-2 tahun, 2-3 tahun
dst. Masing masing juga dengan indek
berbeda. Misal 0-3 bulan = 0,0 indek, 3-1
tahun = 0,5 indek, 1-2 tahun = 1 indek, 2-
3 tahun = 1,5 indek dst.
3. Volume Kerja. Volume kerja dihitung
berdasar absensi harian. Misal selama satu
bulan cuti 12 hari = 4 indek, cuti 8 hari = 5
indek, cuti 4 hari = 6 indek, tidak cuti = 6
indek.
4. Pendidikan. Pendidikan dikategorikan
dari SPK, D1, D3, D4, S1, S1 Profesi, S2
Profesi dst. Misal : SPK = 1 indek, D1 =
1,5 indek, D3 = 2,5 indek, D4 = 3 indek,
S1 = 5 indek, S1 Profesi 6 indek dst.
5. Volume Tanggung Jawab. Volume
Tanggung jawab bisa dikategorikan
menjadi Supervisor, Kepala Ruang, PN/Ka
Team, Perawat Pelaksana, Perawat
pelaksana VIP, Perawat Pelaksana Unit
Khusus (ICU, IGD) dll. Masing masing
juga sama dengan indek yang berbeda.
6. Tunjangan Jabatan. Tunjangan Jabatan
bisa dikategorikan dari Supervisor, Kepala
Ruang, Wakil Kepala Ruang, PN/Ketau
Team.
7. Tunjangan Fungsional. Tunjangan
Fungsional dapat dikategorikan menjadi
perawat shift, perawat non shift dan
perawat administrasi.

Dengan pedoman ini, masing masing perawat


dilihat dan dihitung jumlah indek yang dimiliki,
kemudian dikalikan dengan harga indek pada
bulan itu.

Sebagai contoh : Perawat Nurul, seorang Kepala


Ruang ICU dengan masa kerja 10 tahun, Gol
3A, Pendidikan S1. Maka bisa dihitung jumlah
indeknya. Bila jumlah indeknya 40, dan harga
indek pada bulan itu adalah Rp.75.000,- maka
jasa pelayanan yang diterima oleh perawat
Nurul adalah 40 x Rp.75.000 = Rp. 3.000.000,-.
Inipun masih ditambah dengan Indek langsung,
yang didapat dari kinerja ruang yang ditempati
perawat Nurul.
Remunerasi Perawat (bag 2)

Bagaimana cara penghitungan harga indek/poin


dan jasa langsung dalam pembagian jasa
pelayanan bagi perawat?

Bila kebijakan rumah sakit telah memberikan


porsi tersendiri bagi komunitas perawat dalam
jasa pelayanan, maka penghitungan indek akan
cukup mudah dan transparan, karena porsi yang
diberikan oleh manajemen rumah sakit sudah
jelas.

Sebagai simulasi begini.

Pada bulan Januari 2010, dari seluruh jasa


pelayanan yang dihasilkan rumah sakit untuk
dibagikan kepada seluruh karyawan sebesar 2
milyar. Dan berdasarkan kebijakan, umpamanya
profesi perawat mendapatkan 33% dari 2 milyar.
Maka uang yang dibagikan untuk seluruh
perawat sebesar Rp. 666.000.000,-

Dari Rp.666.000.000,- dibagi menjadi dua, yaitu


untuk Jasa Langsung dan Jasa Tidak Langsung.
Prosentase Jasa Langsung dan Jasa Tidak
Langsung disepakati bersama di komunitas
perawat, apakah 20%:80% atau 30%:70%
disesuaikan dengan selera masing masing.

Taruhlah kita ambil 30% untuk Jasa Langsung


dan 70% untuk Jasa Tidak Langsung.
Penghitungan indek/poin digunakan untuk
membagi Jasa Tidak Langsung. Sehingga yang
dibagi dengan indek/poin sebesar
Rp.666.000.000 x 70% = Rp.466.200.000,-
Setelah didapatkan angka itu, langkah
berikutnya adalah menghitung jumlah indek
seluruh perawat di rumah sakit. Pada tulisan
sebelumnya dicontohkan perawat Nurul
memiliki indek sebanyak 40. Perawat lain
ungkin ada yang 30, 35, 42, 38 dst. Seluruhnya
di hitung, sehingga didapatkan jumah kumulatif
seluruh indek perawat. Contoh saja, kalau rata
rata indek adalah 40 dan di rumah sakit kita ada
400 perawat, berarti ada 40 x 400 = 16000
indek.

Nah untuk menghitung harga indek adalah


dengan cara uang yang dibagi untuk Indek
Tidak Langsung di bagi dengan total indek.
Kalau menggunakan contoh di atas, berarti Rp.
466.200.000,- : 16.000 = Rp. 29.137,5,- Artinya
satu indek harganya Rp. 29.137,5,-

Kalau diilustrasikan kepada perawat Nurul yang


memiliki indek 40, maka tinggal dikalikan
dengan harga indek. Sehingga didapatkan 40 x
Rp.29.137,5 = Rp. 1.165.500,- Berarti dalam
bulan Januari, perawat Nurul mendapatkan Jasa
Pelayanan dari Jasa Tidak Langsung sebesar
Rp.1.165.500,-

Masing masing perawat tentu berbeda,


tergantung dari jumlah indek/poin yang dimiliki
oleh perawat tersebut.

Lalu bagaimana menghitung Jasa Langsung?

Jasa Langsung didapatkan dari seberapa besar


kinerja perawat dalam satu ruang. Bagi ruangan
yang memiliki pendapatan per bulan dari
tindakan perawatan tinggi, tentu Jasa
Langsungnya akan lebih tinggi. Walaupun
mungkin pada akhirnya prinsip kebersamaan
musti dikedepankan.

Sebagai ilustrasi begini. Di ruang A, dari


laporan bulan Januari menghasilkan pendapatan
tindakan perawatan sebesar 25 juta. Ruang B
sebesar 30 juta. Ruang C sebesar 28 juta dst.
Dengan cara menghitung prosentase kontribusi
terhadap pendapatan perawat, maka masing
masing ruang bisa dihitung berapa besar
kontribusi yang diberikan.

Contoh pendapatan seluruh tindakan perawatan


adalah 200 juta. Maka ruang A yang
memberikan kontribusi 25 juta berarti
berkontribusi sebesar 12,5%. Ruang B yang
menghasilkan 30 juta berarti berkontribusi
sebesar 16% dst.

Di atas sudah diilustrasikan, bahwa jumlah Jasa


Langsung adalah 30% x Rp.666.000.000 = Rp.
199.800.000 atau sama dengan Rp.666.000.000
– Rp.466.200.000 = Rp. 199.800.000,-

Ruang A yang berkontribusi sebesar 12,5%,


maka Jasa Langsung yang diterima oleh ruang A
berarti Rp.199.800.000 x 12,5% = Rp.
24.975.000. Nah bagaimana membagi ke masing
masing perawat terhadap Jasa Langsung ini?
Tentu diserahkan ke masing masing ruang.
Apakah dengan cara menghitung seluruh
aktifitas perawatan masing masing orang dalam
satu bulan atau dibagi rata dalam satu ruang itu.
Bila dibagi rata dalam satu ruang, maka
seumpama di Ruang A jumlah perawatnya 20
orang, maka Rp.24.975.000 : 20 =
Rp.1.248.750,- Sehingga masing masing
perawat mendapat Rp. 1.248.750,- dari Jasa
Langsung.

Sehingga, seandainya perawat Nrul adalah


seorang perawat di Ruang A, maka dalam bulan
Januari, di mendapatkan Jasa Perawatan sebesar
Rp.1.165.500,- (jasa tidak langsung) ditambah
Rp. 1.248.750,- (Jasa Langsung) sehingga
seluruhnya dia mendapatkan Jasa Perawatan
sebesar Rp.2.414.250,-.

DRAF SIMULASI PEMBAGIAN JASA KEPERAWATAN

NO KATEGORI INDEX
INDEKS DASAR
1 Indek Keperawatan
A Golongan
II a 7
II b 8
II c 9
II d 10
III a 13
III b 14
III c 15
III d 16
IV a 17
IV b 19

Non Golongan I
Jenjang karir perawat
PK 1 7
PK 2 8
PK 3 9
PK 4 10
PK 5 13
Jenjang karir Bidan
Bp 1 7
BP 2 8
BP 3 9
BP 4 10
BP 5 13
Non golongan II
PHL 7

B Masa Kerja
0 - 6 bln 0,0
7 bln - 1 thn 0,5
1,1 thn -1.5 thn 1,0
1,6 thn - 2 thn 1,5
2,1 thn - 2.5thn 2,0
2,6 -3 2,5
3,1 -3,5 3,0
3,6 -4 3,5
4,1 -4,5 4,0
4,6 -5 4,5
5,1 -5,5 5,0
5,6 -6 5,5
6,1 -6,5 6
6,6 -6,5 6,5
6,6 -7 7
7,1 -7,5 7,5
7,6 -8 8
8,1 -8,5 8,5
8,6 -9 9
9,1 -9,5 9,5
9,6 -10 10
10,1 - 10,5 10,5
10,6 - 11 11
11,1 - 11,5 11,5
11,6 - 12 12
12,1 - 12,5 12,5
12,6 - 13 13
13,1 - 13,5 13,5
13,6 - 14 14
14,1 - 14,5 14,5
14,6 - 15 15,0
15,1 - 15,5 15,5
15,6 - 16 16,0
16,1 - 16,5 16,5
16,6 - 17 17,0
17,1 - 17,5 17,5
17,6 - 18 18,0
18,1 - 18,5 18,5
18,6 - 19 19,0
19,1 - 19,5 19,5
19,6 - 20 20,0
20,1 - 20,5 20,5
20,6 - 30 21,0
30,1 - 30,5 21,5
30,6 - 31 22,0
31,1 - 31,5 22,5
31,6 - 32 23,0
32,1 - 32,5 23,5
32,6 - 33 24,0
33,1 - 33,5 24,5
33,6 - 34 25,0
34,1 - 34,5 25,5
34,6 - 35 26,0
35,1 - 35,5 26,5
35,6 - 37 27,0
37,1 - 37,5 27,5
37,6 - 38 28,0
38,1 - 38,5 28,5
38,6 - 39 29,0
39,1 - 39,5 29,5
39,6 - 40 30,0

C VOLUME KERJA
AKTIF(datang tepat waktu) 6
Cuti < 4 hari 4,5
Cuti > 12 - 30 hari 3
Cuti > 4 - 8 hari 5
Cuti > 8 - 12 hari 4
Tanpa ijin 1- 3 hari 1.5
Tanpa ijin > 3 hari 1
Tugas RS 2

D. PENDIDIKAN
D I Keb 1
D I Kep 1
DIII Keb 2
DIII Kep 2
DIV Kep/Keb 3
S1 Kep 4
S1 Profesi 5
S2 Non Profesi 6
S2 Profesi 7
S3 8

E. VOLUME TANGGUNG JAWAB ( VTJ )


Kepala bangsal 7,5
Koordinasi ruang 5
Non perawat 1
Perawat Khusus 4
Perawat Poli 2
Perawat Umum 3
Perawat VIP 4
PN 5
Supervisor 10
Waka instalasi 7,5
Waka Instalasi Rawat Inap 11
Wakil kepala bangsal 7,5

F. TUNJANGAN JABATAN ( TJ)


Bidan pelaksana 3
Kepala bangsal 5
Koordinasi ruang 5
Non perawat 1
Perawat pelaksana 3
PN 4
Supervisor 6
Waka instalasi 6
Wakil kepala bangsal 4

F. TUNJANGAN FUNGSIONAL ( TF)


Perawat non fungsional 1
Perawat non shif 2,5
Perawat shif 3

Anda mungkin juga menyukai