ANESTESI UMUM
( Pemerian Ether Sebagai Anestesi Umum Pada Hewan Coba Dengan Metode Inhalasi Tertutup)
OLEH :
KELOMPOK 2 :
1. NI PUTU ARISTA APRILYANTI (151055)
2. NI WAYAN PUTRI ANGGARYANI (151056)
3. NI LUH GEDE PRISKA MARKARENA (151057)
4. NI LUH WIDNYANI PUTRI (151058)
5. TAMU TAMBU NINU ANDALI (151059)
6. JULIANI PUTRI (151060)
7. KADEK AYU YULIASTINI (151062)
8. NI LUH NADA PREMA DEWI (151063)
9. NI PUTU AYU DITA RIYANTI (151064)
10. NI PUTU TISNA PARAMITHA (151065)
11. NI MADE NANSI YULIANDARI (151066)
- Memungkinkan relaksasi otot yang diperlukan untuk jangka waktu yang lama.
- Dapat disesuaikan dengan mudah dengan durasi prosedur yang tak terduga.
- Terkait dengan komplikasi yang kurang serius seperti mual atau muntah, sakit
tenggorokan, sakit kepala, menggigil, dan tertunda kembali ke fungsi mental yang
normal.
Marmut adalah hewan asli amerika selatan. Hewan ini masih dapat ditemukan
liar di hutan dan padang rumput Peru dan pada umumnya disepakati hewan
marmut percobaan merupakan keturunan dari Cavia aperea. Walaupun mencit,
tikus dan ayam lebih banyak dipakai dalam percobaan daripada marmut, hewan
laboratorium ini masih sangat penting karena marmut mempunyai beberapa sifat
yang tidak terdapat pada hewan percobaan lain (Smith, 1988).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
a. Lemari asam
b. Pipet tetes
c. Kotak
d. Kapas
e. Stopwatch
f. Jarum pentul
g. Senter
Bahan yang digunakan :
a. Ether
Hewan coba
a. Marmut (Cavia porcellus)
Sebelum pengamatan :
KeadaanPernapasan : 120/menit (tidak teratur)
Keadaan Mata (lebar pupil) : 5 mm (tidak refleks terhadap cahaya)
Keadaan Otot : pasif
Rasa Nyeri : refleks
Keadaan Salivasi : terdapat sekresi saliva berlebih /
hipersaliva
Warna daun telinga : merah muda
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengenai anestesi umum dengan menggunakan bahan
ether sebagai anestesi umum yang akan diuji efeknya pada hewan coba marmut
sebanyak 30 tetes yang diteteskan pada kapas dan diletakkan pada kotak yang
nantinya akan ditutup, dimana metode yang digunakan ini adalah metode inhalasi
secara tertutup dimana tidak ada terjadi pertukaran udara dari luar.
Sebelum dilakukan percobaan dengan ether hewan coba dibuat tenang terlebih
dahulu untuk memudahkan pengamatan sebelum percobaan dengan ether yakni
pengamatan mengenai pernafasannya, keadaan mata, pergerakan/ keadaan otot,
rasa nyeri, salivasi, dan lain – lain. Dimana didapati hasil pernafasan hewan coba
115/ menit dengan keadaan mata normal dengan ditunjukkannya gerak mata
menutup seketika disinari dengan cahaya. Kemudian pada pengamatan rasa nyeri
didapati hasil dimana terdapat gerak refleks menghindar ketika hewan coba ditusuk
dengan jarum pentul. Dan pada pengamatan salivasi terlihat normal dengan
pengamatan lainnya yakni daun telinga dari hewan coba berwarna merah muda.
Pada percobaan hewan coba menggunakan ether setelah hewan coba
didiamkan selama lima menit dalam kotak yang ditutup, diamati refleks analgetik
(stage I) dimana didapati hasilnya negatif dimana hewan coba saat ditusuk jarum
pentul menunjukkan adanya refleks ketika diberi rangsangan. Namun pada menit
ke 7 didapati hewan coba terlihat gelisah dengan menoleh kanan kiri tanpa sebab,
tidak bisa diam dan sering menjilati kakinya. Dimana hal ini menandakan bahwa
pada menit ke 7 hewan coba sudah memasuki stage II walaupun pada pengamatan
stage I hasil yang diamati negatif. Menurut Ezekiel, 2008 Tahap 2 (delirium)
ditandai dengan eksitasi yang tidak terinhibisi. Agitasi,delirium, respirasi yang
ireguler dan menahan nafas. Pupil dilatasi dan mata yang divergensi. Respons
terhadap stimuli berbahaya dapat terjadi selama tahap ini mungkin termasuk
muntah, spasme laring, hipertensi, takikardia, dan gerakan yang tidak terkendali.
Pengamatan selanjutnya menunggu hewan coba memasuki stage III yang
mana ditandai dengan hewan coba tertidur. Saat menunggu hewan coba tertidur
terjadi perubahan sikap dimana hewan coba yang awalnya aktif pergerakannya
menjadi pasif dengan penurunan posisi tubuh dan penurunan kelopak mata dimana
menurut Munaf, 2008 stadium 3 dapat dibagi menjadi 3 bagian plane I, II, dan III.
Dimana pada plane I ditandai dengan terhentinya anggota gerak dan otot
mengalami relaksasi. Sehingga dapat diartikan dari adanya perubahan sikap atau
perilaku hewan coba sudah memasuki stadium III pada bagian plane I walaupun
hewan coba belum tertidur. Pengamatan berlangsung hingga menit ke 22,4 dimana
pada hasil pengamatan hewan coba tidak tidur, dimana ini menandakan bahwa
hewan coba belum teranestesi secara sempurna. Dimana hal ini dapat dikarenakan
karena dosis pemberiaan ether yang kurang sehingga hanya mempengaruh sedikit
atau sebagian dan tidak dapat membua hewan coba tertidur
Kemudian setelah percobaan dilakukan pengamatan setelah percobaan dimana
didapati hasil pernafasan pada hewan coba 120/ menit, dengan keadaan mata tidak
adanya gerakan refleks ketika disinari, pergerakan hewan coba yang pasif, terjadi
sekresi saliva berlebih, namun refleks terhadap rangsangan nyeri yang diberikan.
Dimana hal ini dapat diakibatkan karena efek samping penggunaan ether dimana
ether mempunyai efek samping meningkatkan mukosa saluran pernafasan,
meningkatkan sekresi saliva dan dengan pemulihan yang lambat disertai efek tidak
enak contohnya mual dan muntah.
VII. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pada praktikum kali ini pada pengamatan 5 menit (stage I)
didapati hasil negatif, dimana adanya gerakan refleks terhadap rangsangan rasa
sakit setelah ditusuk jarum pentul, kemudian pada menit ke 7 hewan coba terlihat
gelisah dimana sering menjilati kakinya sendiri dan menoleh atau mengarahkan
kepalanya ke arah kanan dan kekiri dimana dapat diartikan hewan coba memasuki
stage II dan terjadi perubahan sikap menjadi pasif atau diam dengan adanya
penurunan posisi tubuh dan penurunan kelopak mata pada hewan coba dimana
memasuki stage III bagian plane I. Hingga akhir pengamatan hewan coba tidak
tertidur hal ini dapat dikarenakan dosis pemerian ether yang kurang. Ether dalam
penggunaannya memiliki efek samping meningkatkan mukosa saluran pernafasan,
meningkatkan sekresi saliva dan dengan pemulihan yang lambat disertai efek tidak
enak.
DAFTAR PUSTAKA