Anda di halaman 1dari 54

SISTEM PEMADAM & PENGINDERA API

DI GEDUNG BERTINGKAT

PHE Tower
Iwan Sukirman, 2014
Terminologi

API : Adalah suatu reaksi kimia yang menimbulkan cahaya


dan panas.

Reaksi kimia tersebut hanya terjadi bila terpenuhi ketiga


unsur yang disebut : Segitiga Api (tetrahedron)

 Sumber Panas
 Bahan Bakar
 Oksigen
 Reaksi kimia

3
Faktor Kemudahan Terbakar
 Titik nyala (Flash Point)
 Titik Bakar (Fire Point)
 Suhu Penyalaan Sendiri (Autoignition Temperatur)
 Batas Konsentrasi Bawah (Lower Flamable Limit)
 Batas Konsentrasi Atas (High /Upper Flamable Limit)

 Bensin:
Flash point > -45 oC
Auto ignition temperature = 246 oC
 Solar:
Flash point > 62 oC
Auto ignition temperature = 210 oC

4
Titik Nyala (Flash Point)

5
Titik Nyala (Flash Point)

6
Titik Bakar (Fire Point)

7
Sebab-sebab Kebakaran :
1. Faktor Manusia, antara lain :
- Pengelola properti tidak mengantisipasi bahaya kebakaran (tidak mepersiapkan
sistem pemadam api dan membentuk MPK /ERP team).
- Tidak memahami bahaya (misal: membebani instalasi listrik melebihi kapasitas,
meniadakan sprinkler /detektor dari ruang hunian saat renovasi /fitting out ).
- Kelalaian penghuni gedung /tenant (misal: membuang puntung rokok yang menyala
ketempat sampah).

8
Sebab-sebab Kebakaran :
2. Faktor Teknis, contohnya :
- Peralatan listrik

- Pengelasan

- Sumber api terbuka (kompor, lilin, dll)

- Reaksi kimia

- Gesekan

9
Sebab-sebab Kebakaran :
3. Faktor Alam :

] SAMBARAN PETIR

] GUNUNG BERAPI
] LAHAN GAMBUT DI-
d SAAT KEMARAU

10
Klasifikasi Kebakaran :

Klasifikasi kebakaran menurut standar NFPA (National Fire Protection


Association) dan Permen no. 04/Men/1980 :

 Kelas A : Bahan bakar yang bila terbakar menimbulkan


arang dan abu.
 Kelas B : Bahan bakar cair
 Kelas C : Kebakaran listrik
 Kelas D : Kebakaran logam

11
Klasifikasi APAR :

1. Dry Powder = sesuai untuk kelas A, B


dan C.
Suitable For Fighting Fire Of Wood, cloth,
Paper, Oil, Petrol, Kerosene, Flammable,
Gases, Electrically Started Fires etc.

2. CO2 = Sesuai untuk kelas B dan C


Suitable For Fighting Fire Of All Flammable
Liquids, Gases, Live & Delicate Machinery
Fires, Electrical & Sophisticated Electronics
Equipment fires.

12
Klasifikasi APAR :
3. AFFF (foam) = Sesuai untuk kelas A & B
Suitable For Fighting Fire Of Petrol, Oil Paints,
Sprits Chemicals, Flammable Liquids etc.
Caution: Do not use on Electrical Fires.

4. Halon-1211-BCF = sesuai untuk kelas A,


B&C
Suitable For Fighting Fire Of Petrol, Oil Paints,
Spirits Chemicals, Cooking & Welding gas Fires
& Sophisticate Electrical & Electronics
Equipment Fires.

13
Cara Menggunakan APAR :

P : PULL the pin


(TARIK PIN PENGUNCI).
A : AIM low at the base of fire
(ARAHKAN SELANG KE DASAR API).
S : SQUEEZE the lever above handle
(TEKAN BILAH PEGANGAN).
S : SWEEP from side to side
(SAPUKAN DARI SATU SISI KE SISI LAIN).

14
KETENTUAN INSTALASI APAR
(NFPA 10 dan Permenaker no.378/KPTS/1987)
APAR untuk Bahaya Ringan Bahaya Menengah Bahaya Tinggi
Bahaya api kelas A (Hunian dll) (Perkantoran dll) (Gudang dll)

Ukuran APAR minimal 2-A 2-A 4-A

Daya pemadaman /unit 600 m2 300 m2 400 m2

Jarak api ke APAR 25 m 25 m 25 m

STANDARD UKURAN
JENIS APAR
RATING FISIK

2 - A,B,C 3 kg - 3,75 kg
APAR Dry Powder
4 - A,B,C 5 kg - 7,5 kg

2 - B,C 3,5 kg
APAR CO2
4 - B,C 7,5 kg

2-A 10 liter
15 APAR cairan (AFFF)
4-A 20 liter
Cara Memadamkan Api dg Karung Basah

1. Basahi /rendam karung, selimut,


handuk, sarung, tirai dll.
2. Pastikan tangan terlindung dari
jilatan api.
3. Karung basah tersebut ditutupkan
kesumber api, jangan dilemparkan.
4. Apabila pakaian tersambar api,
jangan lari : jatuhkan diri &
berguling-guling di tempat yang
aman.

16
Lalu……

MENGAPA SEMUA PENGHUNI GEDUNG


BERTINGKAT HARUS MELAKUKAN
LATIHAN EVAKUASI (Fire Drill) ?

17
Teori Sigmund Freud(*) Tentang Kesadaran
Conscious level (+10%)
Thoughts (Pikiran)
Perceptions (Cerapan)

Preconscious (+25%)
Store Memories (Ingatan)
Knowledged (Pengetahuan)

Unconscious (+65%)
Selfish need
Violent motives
Fears
Irrational wishes, etc.
(*)
= Penggagas teori “Psycho-Analyze”. Model gunung es ini dalam pengukuran “Key Performance Indicator” digunakan oleh prof. David Mc Clelland untuk
menganalogikan elemen-elemen kompetensi (Pengetahuan, Ketrampilan, Nilai, Citra diri, Sifat, Motif).

18
Apa Peraturan yang Mengantisipasi Bahaya
Kebakaran di Gedung Bertingkat?
 Kepmenneg PU no.11/KPTS/2000 = Kewajibkan pengelola gedung
membentuk organisasi tanggap darurat (MPK) :
 - Struktur Organisasi
 - Flow of work
 - Tanggung jawab tiap anggota

 UU no.28/2002 tentang Bangunan Gedung = Kewajiban menyiapkan


sistem perlindungan terhadap bahaya api (dalam pasal 17) :
 - Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
 - Sprinkler dan Hidrant
 - Pompa Pemadam Api
 - Detector Panas dan Manual Call Point
 - Main Control Fire Alarm (MCFA)
 - Tangga Darurat dan Pressurized Fan, dll.

19
Upaya Mengatasi Bahaya Kebakaran

Organisasi Tanggap Darurat (= Manajemen Penanggulangan Kebakaran)


& Fire Drills  Ditanyakan oleh petugas DPK saat inspeksi tahunan

 Kepmenneg PU no.11/KPTS/2000, bab IV klausul 1.1:


“Setiap bangunan umum termasuk apartemen yang berpenghuni
minimal 500 orang, atau yang memiliki luas lantai minimal 5.000 m2,
atau mempunyai ketinggian bangunan lebih dari 8 lantai, atau
bangunan rumah sakit, diwajibkan menerapkan Manajemen
Penanggulangan Kebakaran (MPK).”

 NFPA 101 (Life Safety Code), Section 4.7 FIRE DRILLS :


“Where possible. Emergency egress and relocation drills confirming
to the provision of this code shall be conducted as specified …… Drill
shall be designed in cooperation with the local authorities.”
(See the video)
20
Foto Latihan Evakuasi (fire drill)

Tangga darurat
Suasana didalam tangga darurat saat latihan
evakuasi, Floor Warden membawa bendera

Memadamkan api dengan APAR


Tenant diberi kesempatan untuk memadam-
kan api dengan menggunakan APAR dan
karung basah

21
Tempat Berkumpul (Assembly Point)

Lokasi Tempat Berkumpul


Lokasi tersebut harus diketahui tenant dan
sebaiknya dilampirkan dalam buku panduan
kondisi darurat (emergency booklet).

Rambu Tempat Berkumpul


Rambu lokasi tempat berkumpul dapat
berupa gambar seperti dibawah ini atau
cukup berupa tulisan.

22
Safety Signage
Petunjuk Jalur Evakuasi
Petunjuk Evakuasi menuju ke tangga darurat harus dicantumkan ditiap lantai gedung
bertingkat. Contoh dari XXI gedung Pacific Place, Jakarta.

23
Struktur Organisasi Tanggap Darurat

24
Pertanyaan Selanjutnya..

APASAJA SISTEM PERLINDUNGAN TERHADAP


BAHAYA KEBAKARAN di GEDUNG
BERTINGKAT?

Ada 3 Sistem M&E untuk Perlindungan


thd Bahaya Kebakaran:
a. Sistem Pengindera Api
b. Sistem Pemadam Api
c. Sistem Evakuasi
25
Komponen Sistem Perlindungan Bahaya Api di
Gedung Bertingkat :
A. Sistem Pengindera Api (Fire Alarm Equipment)
 Pengindera Panas dan Asap (Heat & Smoke Detector)
 Emergency lamp dan fire bell
 Manual Call Point dan Flow Switch
 Panel Kontrol (MCFA)
B. Sistem Pemadam Api (Fire Fighting Equipment)
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
 Sprinkler dan Hidrant
 Pompa Pemadam Api
 Siamese dan Pilar hidrant
 Tanki air dan Sistem pemipaan
C. Sistem Evakuasi
 Tangga Darurat dan Pressurized Fan
 Petunjuk Evakuasi (Exit Signage)
 Dll.
26
Skematik Sistem Fire Alarm (Full Addressable)

Addressable Fire Alarm


Dua contoh sistem pengindera api dg tipe full
addressable, tanpa EOL (end of line) di jalur
detektor. Rangkaian membentuk loop dan tiap
27
detektor mempunyai satu alamat /address.
Skematik Sistem Fire Alarm (Semi Addressable)

Semi Addressable Fire Alarm


Contoh dari sistem pengindera api dg tipe semi addressable (konvensional),
tiap jalur /rangkaian detektor yang merupakan satu alamat (zone) selalu
28 diakhiri dengan EOL (end of line).
Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)

1. Pengindera Panas (Heat Det.) & Asap (Smoke Det.)


Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila terpapar pada temperatur > 72 derajat
Celcius

2. Titik Panggil (Manual Call Point /Break Glass)


Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila kaca pelindung dipecahkan

29
Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)
3. Saklar aliran air (Flow Switch)
Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila ada aliran air dalam pipa

1 2 3

4. Titik panggil darurat (Manual Call Point - 1), Lampu darurat (Em. Lamp
- 2 ) & Bel (Fire Bell - 3)
Memberikan peringatan bahaya secara audio visual
30
Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)

5. Main Control Fire Alarm (MCFA)


- Menginformasikan lokasi (zone) terjadinya
kebakaran.
- Memberikan sinyal bagi lampu emergency dan bel di
lantai tsb.
- Mereset system bila terjadi false alarm.
- Memerintahkan lift untuk turun ke lantai dasar.
- Menghidupkan pressurized fan di tangga darurat.
- Mematikan AHU di lantai yang diduga terjadi
kebakaran.
- Berkomunikasi dengan personel pemadam api
melalui jack telpon di HBI.
- Mengirimkan sinyal ke nomer telepon tertentu atau
ke Dinas Pemadam Kebakaran bila dibutuhkan.

31
Skematik Sistem
Pemadam Api (hidrant &
sprinkler) pada
Gedung Bertingkat

32
Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)
1. Alat Pemadam Api Ringan /APAR
(Portable Fire Extinguisher)
Mengandung bahan pemadam api (gas Halon, CO2,
Foam/busa, bubuk kimia kering dll)

2. Pemercik (Sprinkler)
Bila terpapar temperatur > 68 Celsius, sumbat akan pecah dan air bertekanan yang ada
dalam pipa akan memercik ke segala arah

33
Rating Sprinkler Sesuai Warna Cembul (Bulb)

34
Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)

3. Hidrant (box, angle valve, hose dan nozzle)


Dapat menyemburkan bertekanan minimal 4,5 kg/cm2
bila digunakan.

4. Siamese Connection
Menerima asupan air dari mobil DPK bila pompa pemadam api tidak bekerja.

35
Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)
5. Pompa Pemadam Api (Fire Pumps)
5.1. Pompa Pacu (Jockey pump)
= Menjaga tekanan air dalam pipa
5.2. Pompa Listrik (Electric pump) # 1
= Memberi pasokan air untuk hidrant.
5.3. Pompa Diesel (Diesel pump)
= bekerja bila pompa listrik #1 kurang memadai.

36
Perhitungan Pompa Pemadam Api

Penentuan Kapasitas dan Head Pompa


1.1. Penentuan Kapasitas Pompa

Pompa kebakaran untuk seluruh bangunan umumnya 3 buah pompa, yang terdiri dari
1 pompa utama elektrik (main electric pump), 1 pompa cadangan diesel (diesel pump)
dan 1 pompa pacu (jockey pump). Kapasitas minimal pompa adalah 500 gpm (hanya
1 riser /pipa tegak) dan untuk tiap penambahan 1 pipa tegak ditambahkan 250 gpm
dengan kapasitas maksimal pompa = 1.250 gpm (4 pipa tegak).

 Untuk PHE Tower dengan 2 pipa tegak didalam shaft (untuk hidrant dan sprinkler),
maka kapasitas pompa utama elektrik dan pompa diesel adalah;
Q-mep = 500 gpm + (1 x 250 gpm) = 750 gpm = + 150 m3/jam.

 Sedangkan kapasitas pompa pacu umumnya, Q-jp = 25 gpm = + 5,8 m3/jam.

37
Perhitungan Pompa Pemadam Api

1.2. Penentuan Head Pompa


Tinggi tekanan (head) pompa dihitung bersadarkan tekanan minimum pada katup
(valve) hidran terjauh /tertinggi, tinggi bangunan dan rugi gesek pipa hidran sampai titik
terjauh dari pompa.
Tekanan minimum pada katup hidran terjauh ditentukan SNI = 6,9 kg/cm2 (= 69 meter
head) dan rugi gesek /kehilangan tekanan pada pipa dan fitting di asumsikan 10% -
15% dari jarak hidrant ke pompa. Untuk PHE Tower dengan 25 lantai (dari ruang
pompa sp hidran di atap) = 25 lantai x 4 meter/lantai = 100 meter (elevasi)
H-p = P1 + P2 + P3
Dimana :
• H-p = Head pompa (m)
• P1 = Elevasi (100 m)
• P2 = Estimasi kehilangan tekanan pada pipa & fitting (13 m)
• P3 = Tekanan pada outlet di titik tertinggi (69 m)
H-p = (100 + 13 + 69) m = 182 m ~ 180 m

38
Perhitungan Pompa Pemadam Api

1.3. Persediaan Air Pemadam Kebakaran


Volume air pemadam kebakaran didalam ground water tank dihitung berdasarkan jumlah
volume air yang dibutuhkan pompa elektrik utama pemadam api saat melakukan
pemompaan selama t = 60 menit. Sedangkan volume atau kapasitas total dari ground
water tank suatu gedung, merupakan penjumlahan dari volume air pemadam kebakaran
ditambah volume kebutuhan untuk air bersih penghuninya.
Untuk PHE Tower yang memiliki pompa dengan debit 750 gpm, persedian air pemadam
dalam ground tank :
Qp (gpm) x 3,785 x t (menit)
Vol. Air Pemadam = ----------------------------------------
(1.000 l/m3)
750 gpm x 3.785 x 60 menit
 V-p = --------------------------------------- = 170,3 m3
(1.000 l/m3)

39
Perhitungan Pompa Pemadam Api

1.4. Setting Pressure Switch ke 3 Pompa Pemadam Api


Berdasarkan perhitungan Head pompa pacu (jockey pump) di poin 1.2. adalah 180 m.
Maka setting tekanan untuk menghidupkan secara otomatik pompa pemadam pada
pressure swicth (sakelar tekanan) dari masing-masing pompa adalah sbb:

Pompa Pacu /Jockey, Stand by & off = 18 kg/cm2


Hidup (on) = 17 kg/cm2
Mati (off) = 16 kg/cm2

Pompa Elektrik /MEP, Hidup (on) = 16 kg/cm2


Mati (off) = secara manual

Pompa Diesel /DP, Hidup (on) = 14 kg/cm2


Mati (off) = secara manual

Catatan : Biasanya pompa elektrik utama (MEP) hidup setelah tekanan turun 2 kg/cm2
dari tekanan stand by pompa pacu, dan pompa diesel atau pompa elektrik ke
dua, hidup setelah tekanan turun 2 kg/cm2 dari tekanan hidup pompa
elektrik utama.
40
Sistem Evakuasi
1. Tangga Darurat
Semua dinding dan pintu tangga darurat harus
tahan api dan bebas dari asap.

2. Pressurized Fan
Memberi tekanan positif untuk mencegah asap
masuk kedalam tangga darurat.

41
Sistem Evakuasi

3. Exit Signage & Emergency Light


Petunjuk evakuasi yang aman dan pencahayaan bila
listrik padam.

4. Emergency Paging System


Menginformasikan keadaan dan memberi arahan
evakuasi kepada tenant.

42
Sistem Fire Extinguishing Untuk Aplikasi Khusus

1. Halon-1211-BCF = dipasang didalam kitchen hood restaurant

2. FM-200 /NN-100 = dipasang diruang Server atau Telecomunication room

43
Sistem Pemadam pada Server Room
Sistem yg terbaik menggunakan gas
FM-200 (foto kanan) atau NN-100.
Keduanya tidak berdiri sendiri seperti
wet sprinkler melainkan dipicu oleh
fire alarm /detector (spt “deluge”
system). Sistem ini cukup mahal
tetapi memberikan perlindungan
terbaik terhadap peralatan IT.

Sistem thermatic haloton (foto kiri) kapasitas 5kg


digunakan untuk mengcover area sebesar 27 m3.
Apabila suhu ruangan mencapai 68OC, bulb sprinkler
otomatis pecah dan gas Halotron menyemprot keluar
sehingga api dalam sekejap akan segera padam. Ini
adalah sistem yang paling murah tetapi lebih pada
44
melindungi ruangan (bukan peralatan).
Perbandingan Sistem Pemadam Api
Sprinkler FM-200 NN-100 Halotron (modular Halon)

1 Advantage
1. Already provided by the 1. The fire suppression system works 1. The fire supression system works in 1. Very easy to install (modular).
building. in incipient stage (protect both incipient stage (protect both of 2. The system is very cheap
2. Cheap (to install or alter). of equipment and data). equipment and data). (compare to FM-200, NN-100,
3. Simply don’t need maintenance. 2. Safe for people (compare with 2. Safe for people and environment. CO2 and sprinkler).
4. NFPA standard is not state FM- CO2) and environment 3. Left no sustain and no harm to 3. Don’t need maintenance.
200 or others as a (compare with Halon). equipment. 4. No electronic parts.
Mandatory protection for 3. Left no sustain and no harm to 4. Furnished with early warning 5. Left no sustain and no harm to
computer room. equipment. system and interlock with equipment.
4. Furnished with early warning building fire alarm.
system and interlock with 5. Reliable systems.
building fire alarm. 6. Ozone Depletion Potential = 0 &
5. Reliable and proven in thousands Global Warming Potential = 0
of installation.

2 Shortcomings
1. The fire suppression works after 1. Expensive. 1. Expensive. 1. The fire suppression works after
fire reach the sprinkler head. 2. Only effective in confined space. 2. Only effective in confined space. fire reach the thermatic
2. The objection is to protect the 3. Alteration the existing sprinkler 3. Alteration the existing sprinkler head.
building not equipment or system. system. 2. The objection is to hamper fire
data. 4. Required much bigger storage (for propagation (protection of
3. Possible to cause short circuit or inert gas container) than FM- equipment or data as
equipment damage. 200, Halon and CO2. second objection.)
4. Rely on other parts of the 3. Will be banned in 2020 (not
system (fire pumps, water friendly to environment).
tank etc.)

3 Conclusion
Sprinkler is reliable fire protection Most suitable to protect Server and Most suitable to protect Server and For Quick installation purpose and
system for common used telecomunication rooms which telecomunication rooms which unoccupied rooms (such as
45 within the building. required an early fire required an early fire SDB, Switchgear room and
supression (uninteruptable). supression (uninteruptable). others remote area).
KETENTUAN INSTALASI SPRINKLER
(SNI-03-3989-2000 atau NFPA 13)
Diameter Pipa Jumlah Sprinkler
Diameter Pipa Sprinkler (inchi) (buah)
Diameter pipa pemadam api (fire fighting) 1 2
yang mensuplai air untuk sprinkler juga 1¼ 3
dapat dicari menggunakan grafik Hazen 1½ 5
Williams dg: kecepatan air = 2 m/detik. 2 10
2½ 30
3 60
3½ 100

Jarak Antar Sprinkler dan luas


Areal Proteksi
Jarak efektif terjauh diantara tiap
kepala sprinkler merupakan jari-jari
dari diameter proteksinya.

46
INSTALASI HIDRANT (SNI-03-1745-2000)
& FIRE ALARM (SNI-03-3985-2000)

Hidrant Box
Tiap Indoor Hidrant Box (HBI) berisi
2 katup dengan ukuran 1,5” dan 2,5”
dimana nozzle dan selang air yg
disediakan untuk katup 1,5” dengan
panjang selang 30 m.

Jarak Antar Detektor dan Luas


Areal Proteksi
Jarak efektif terjauh diantara tiap-tiap
detektor asap maupun diantara tiap-
tiap detektor panas berbeda. Jarak &
luas areal proteksi juga tergantung
pada ketinggian plafon.

47
Fitting out di Property Tanpa Mengurangi Proteksi
Sistem Pemadam Api
Sistem Sprinkler (  SNI 03-3989-2000 ) :
1. Setiap ruangan harus dilengkapi sistem sprinkler, satu sprinkler dapat mencakup luas 21
m2 (225 ft2) & untuk sprinkler dinding melindungi 17 m2 (bahaya kebakaran ringan).
2. Untuk bahaya kebakaran ringan jarak terjauh antar sprinkler (S) adalah 4,6 m (15 ft) dan
jarak antara dinding dan kepala sprinkler tidak boleh melebihi ½ S (2,3 m).
3. Untuk gedung yang tidak mempunyai langit-langit atau mempunyai sisi terbuka, jarak
terjauh sprinkler dengan dinding atau sisi terbuka tidak boleh melebihi 1,5 m.
4. Sistem perpipaan harus diuji pada tekanan 14 kg/cm2 selama 2 jam atau pada tekanan 3
kg/cm2 diatas tekanan statik apabila tekanan statik yang ada diatas 10kg/cm2.

Hidrant (  SNI 03-1745-2000 ) :


1. Tidak boleh ditempatkan diruang tertutup atau lemari yang dapat dikunci.
2. Di depan hydrant box tidak boleh terhalang oleh benda apapun (furniture, tanaman,
tumpukan barang dll).  KUHP pasal 189.
3. Hidrant harus dapat dijangkau dan terlihat dengan jelas. Hydrant box boleh dicat dengan
warna selain merah tetapi tulisan hydrant harus jelas terbaca.
4. Pada tiap luas lantai 1.000 m2 harus tersedia minimal satu buah indoor Hidrant dengan
satu katup diameter 1,5” dan panjang selang 30 meter.
48
Fitting out di Property Tanpa Mengurangi Proteksi
Sistem Pemadam Api
Sistem Fire Alarm (  SNI 03-3985-2000 ) :
1. Setiap ruangan yang tertutup (full partition) dengan ketinggian langit-langit 3m harus
dilengkapi dengan satu detektor panas tiap luas 46 m2 atau satu detektor asap tiap luas
maksimal 92 m2.
2. Jarak terjauh antara detektor panas dalam suatu ruangan adalah 7 m (21 ft), dan jarak
terjauh antara detektor asap adalah 9 m (30 ft). Apabila jarak partisi ke langit-langit kurang
dari 46 cm (18 inci), jarak antar detektor dikurangi (merujuk pada tabel di SNI).
3. Detector tidak boleh diletakkan kurang dari 1,5 meter dari diffuser AC, sebaiknya diarah
udara balik. Bila menggunakan drop ceiling atau recess, detektor dapat disembunyikan
dalam janggutan (cove).

Tangga Darurat (  SNI 03-1746-2000 ) :


1. Semua akses menuju tangga darurat dan keluar dari pintu tangga darurat tidak boleh
terhalang oleh apapun dengan lebar minimal 120 cm.
2. Tangga darurat tidak boleh dijadikan penyimpanan barang, tempat merokok, tempat
makan dan akses menuju lantai lain.
3. Pintu tangga darurat tidak boleh diberi kunci, rantai, atau penutup yang menghalangi
penggunaan tangga darurat dalam kondisi emergency.
4. Ketahanan api selama 2 jam dari shaft tangga darurat tidak boleh dirusak oleh lubang
49
ducting, pintu tambahan, manhole dll.
Akibat Renovasi Tanpa Supervisi
Pipa sprinkler di
dalam toko
tampak masih di
dop.

Ceiling di dalam toko penyewa (atas dan kiri)


tampak tidak dilengkapi dengan sprinkler. Pada
saat fitting out /renovasi selesai, berita acara
serah terima (BAST) harus ditanda-tangani
oleh teknisi Badan Pengelola (Building
Management) yg menjadi pengawas.
50
Tangga Darurat Tidak Boleh Terhalang

Bagaimana karyawan Dept. Store dan pengunjung Mal dapat melakukan evakuasi bila
tangga darurat dijadikan tempat sampah /gudang! Tampaknya Fire Drill (latihan evakuasi thd
bahaya api) sudah lama tidak dilakukan. Site inspection harus dilakukan secara teratur
sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi.
51
Peralatan Pemadam Tidak Boleh Terhalang

Tampaknya anchor tenant ini tidak


Didepan Hydrant box (1) tidak boleh
menyadari pentingnya Hydrant (2 & 3).
diletakkan benda apapun. Peringatan
dari BM tidak diindahkan (inzet).
52
Pengujian Sistem Pengindra Api

Pengujian detektor asap di areal umum mal berhasil dengan baik, hanya detector di ruang
pompa dan flow switch di pipa sprinkler belum terhubung dengan panel MCFA. Pengujian
sistem pengindera api, menurut SOP harus dilakukan setiap 6 bulan sekali.
53
Pengujian Sistem Pemadam Api

Hasil test menunjukan hydrant bekerja dengan baik. Dengan tekanan 7


kg/cm2 di header pipa, air dari hydrant di halaman dapat menjangkau
atap gedung Mall (foto kanan). Test sprinkler di basement juga berhasil
dengan baik (foto kiri).
54
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA

(Q & A)

Anda mungkin juga menyukai