1. Tema
Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai
titik tolak pengarang dalam memaparkan karya yang diciptakannya. (Aminudin, 2004: 83)
Keraf (1994: 107) menyatakan bahwa kata tema berasal dari kata tithenai,
bahasa Yunani yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”. Menurut arti
katanya, tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah
ditempatkan. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga
berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi pengarangnya.
Dengan kata lain, tema merupakan sesuatu yang menjadi ide pikiran atau persoalan yang
diungkapkan dalam sebuah cipta rasa.
Tema adalah suatu hal yang berkaitan dengan pandangan, pendapat, atau
sikap pengarang terhadap suatu masalah sedangkan masalah adalah suatu hal yangharus
diselesaikan. Sebuah tema pada dasarnya merupakan abstraksi dari suatu masalah. Oleh
karena itu, tema sebuah karya sastra haruslah diabstraksikan dari masalah utama yang
diungkapkan pengarang dalam karyanya.
2. Alur
3. Latar (Setting)
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa itu mampu menjalin suatu
cerita sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut
denganpenokohan (Aminudin, 2004 : 79). Tokoh dalam sebuah cerpen dapat terdiri atas
beberapa orang, tetapi berperan sebagai tokoh utama biasanya tidak lebih dari dua orang.
Tokoh lain berfungsi sebagai penegas keberadaan tokoh utamanya. Tokoh utama biasanya
menjadi sentral cerita, baik protagonis maupun antagonis.
Menurut Sumardjo dan Saini (1991: 65-66) , melukiskan suatu watak tokoh
dalam cerita dapat dilakukan melalui (1) perbuatannya, terutama bagaimana bersikap dalam
menghadapi situasi kritis (2) ucapan-ucapannya (3) gambaran fisiknya, dan (4) keterangan
langsung yang ditulis oleh pengarang.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita
yang dipaparkannya (Aminudin, 2004 : 90). Dalam menyuguhkan cerita, pengarang dapat
mengambil atau memilih suatu posisi serta kedudukan tertentu terhadap suatu kisah yang
dipaparkannya.
Ada kalanya seorang pengarang hanya mengambil posisi sebagai orang ketiga saja
atau berada diluar cerita yang dikisahkannya. Namun, kemungkinan juga pengarang akan
melibatkan diri serta ikut bermain sebagai salah satu tikih dalam cerita tanpa mengurangi
sifat rekaan cerita tersebut. Sudut pandang penceritaan terdiri atas (1) Narrator omniscient,
yaitu pengarang sebagai pelaku cerita (2) Narrator observer, yaitu pengarang
sebagaipengamat terhadap pemunculan para pelaku serta hanya tahu dalam batas tertentu
tentang perilakubatiniah para pelaku (3) Narrator observer omniscient, dan (4) Narrator the
third person omniscient.
6. Amanat
Amanat adalah gagasan yang mendasari cerita atau pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat merupakan pemecahan suatu tema yang
mencerminkan pandangan hidup pengarang. Berdasarkan cara penyampaiannya,
Nurgiyantoro (1995: 335) membaginya dalam dua wujud, yaitu penyampaian
langsung dan penyampaian tidak langsung.
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang tak kalah penting jika dibandingkan
dengan dengan unsur intrinsik. Unsur-unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen adalah unsur-
unsur yang berada diluar cerpen tersebut. Tetapi secara tidak langsung mempengaruhi
bangunan cerpen tersebut. “secara khusus unsur ekstrinsik dapat dikatakan sebagai unsur-
unsur yang mempengaruhi bangun cerita dalam sebuah karya sastra” (Nurgiyantoro, 1995 :
22).
Unsur-unsur ekstrinsik yang dimaksud adalah :