Study Kasus : Proyek Gedung Rusunawa Pekerja (PU) 10 Lantai dengan SNI 7832 : 2012
SABMA DEWI
1134290012
Email : dewisabma@yahoo.co.id
Abstrak
Peningkatan pembangunan di Indonesia menuntut kinerja proyek yang lebih tinggi dengan
pelaksanaan yang cepat dan biaya seefisien mungkin. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisa
agar metode yang digunakan untuk pelaksanaan suatu proyek dapat berjalan dengan baik.
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analitis dan deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat direkomendasikan bahwa Value Engineering yang paling
efisien jika menggunakan sistem pracetak pada ketiga komponen yaitu kolom, balok, dan pelat.
Hal ini menunjukan bahwa sistem pracetak lebih efisien dibandingkan sistem konvensional,
apalagi jika mengunakan pracetak pada ketiga komponen yaitu komponen kolom, balok, dan
pelat.
Kata Kunci
LATAR BELAKANG
Dalam merencanakan biaya suatu proyek perlu dilakukan analisa Value Engineering
agar dapat dilakukam penghematan biaya tanpa mengurangi mutu bangunan. Value Engineering
(VE) merupakan suatu cara yang dapat mengoptimalkan biaya dan waktu tanpa mengurangi
fungsi dan nilai suatu produk, dalam hal ini produk konstruksi. Karena pentingnya peranan VE,
maka perlu diadakan suatu kajian VE di Indonesia untuk mengetahui apakah VE telah
1
diterapkan dengan baik dan memberikan dampak yang positif bagi proyek-proyek konstruksi di
Indonesia.
TINJAUAN TEORI
Salah satu teknik yang terkenal dan memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar
dalam mengendalikan biaya adalah Rekayasa Nilai (Value Engineering).Teknik ini mengunakan
pendekatan dengan menganalisis nilai terhadap fungsinya. Proses yang ditempuh adalah
menekankan pengurangan biaya sejauh mungkin dengan tetap memelihara serta realibilitas
yang diinginkan.
Pengertian konstruksi beton pracetak atau precast adalah suatu konstruksi suatu
konstruksi bangun yang komponen bangunannya dipabrikasi / dicetak terlebih dahulu di pabrik
atau di lapangan, lalu disusun di lapangan untuk menjadi satu- kesatuan gedung. Proses
pabrikasi atau percetakan di lapangan sering disebut dengan tahapan produksi. Kelebihan atau
METODOLOGI
Dalam penelitian ini, data sekunder berupa data pendukung yang diinput dan referensi
dalam melakukan analisis VE. Data sekunder terdiri dari daftar harga satuan atau analisa
pekerjaan, data bahan, material, dan peralatan bangunan yang digunakan, data tenaga kerja, dan
peraturan-peraturan serta media internet yang dapat dijadikan referensi dalam melakukan
analysis VE.
2
Biaya keseluruhan proyek
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan struktur atas adalah pekerjaan yang memiliki
biaya terbesar diantara pekerjaan lainnya yaitu sebesar Rp. 17.876.387.758. Tahap selanjutnya
yaitu pekerjaan struktur tersebut akan dibreakdown kembali sehingga memperoleh item-item
pekerjaan struktur yang paling banyak menghabiskan dana dengan menggunakan hukum pareto.
Breakdown
Cost model dilakukan dengan membuat bagan pekerjaan yang dikelompokan menurut
Dengan dilakukan analisa breakdown cost model pada struktur atas sehingga didapatkan bobot
kumulatif tertinggi sampai dengan terendah kemudian dilakukan analisa Pareto sehingga
3
menghasikan 3 item pekerjaan yang berbiaya tinggi yaitu pekerjaan pelat, pekerjaan balok, dan
pekerjaan kolom.
Analisis fungsi merupakan basis utama di dalam Value Engineering karena analisis
4
Berdasarkan identifikasi fungsi-fungsi maka dibentuk model fungsi, permodelan fungsi yang
digunakan adalah Technical FAST diagram. Untuk lebih jelasnya hubungan antara fungsi primer
dan fungsi sekunder pada FAST diagram dapat dilihat pada gambar berikut.
Pada tahap kreatifitas ini dilakukan adalah mencari kombinasi pengunaan pracetak
untuk komponen kolom, balok, dan pelat. selanjutkan total harga masing-masing komponen
akan dibandingkan dengan total harga sistem konvensional Adapun macam alternative
Hasil perhitungan dan perbandingan biaya dan efisiensi masing-masing alternatif dapat
Nilai efisiensi terbesar 19,43% pada alternatif 8 yaitu kombinasi pracetak kolom, balok, dan
pelat (terhadap harga termahal yaitu sistem konvensional) dengan penghematan biaya sebesar
Rp.3.109.009.850.01.
Gambar 4.22 Total Harga Struktur Alternatif Kombinasi Sistem Pracetak dan Konvensional
Dari tabel 4.39 didapat hasil perhitungan efisiensi tertinggi adalah pada alternatif ke 8 yaitu
metode sistem pracetak pada kolom, balok dan pelat. Perhitungan ini didapat dengan cara
sebagai berikut.
Gambar 4.23 Grafik Efisiensi Alternatif Kombinasi Sistem Pracetak dan Konvensional
Perhitungan dan Efisiensi Biaya untuk keseluruhan Pekerjaan (Sruktur, Arsitek, dan
ME)
Hasil perhitungan dan perbandingan efisiensi dari keseluruhan pekerjaan proyek
Nilai efisiensi terbesar 6,40% (terhadap harga termahal yaitu sistem konvensional) pada
alternatif 8 yaitu kombinasi pracetak kolom, balok, dan pelat dengan penghematan biaya
sebesar Rp.3.109.009.850.01.
Hal ini menunjukan bahwa sistem pracetak lebih efisien dibandingkan system konvensional,
apalagi jika mengunakan pracetak pada ketiga komponen yaitu komponen kolom, balok, dan
pelat.
Gambar 4.24 Total Harga Alternatif Kombinasi Sistem Pracetak dan Konvensional
Dari tabel 4.40 didapat hasil perhitungan efisiensi tertinggi adalah pada alternatif ke 8 yaitu
metode sistem pracetak pada kolom, balok dan pelat. Perhitungan ini didapat dengan cara
sebagai berikut.
Hasil perhitungan rencana anggaran biaya dan nilai efisiensi maka dilihat hasilnya sebagai
berikut.
Tabel 4.41 Total Harga Struktur Dan Efisiensi Alternatif Kombinasi Sistem Pracetak
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat direkomendasikan bahwa Value Engineering yang
paling efisien jika menggunakan sistem pracetak pada ketiga komponen yaitu kolom, balok, dan
pelat.
KESIMPULAN
1. Urutan nilai efisiensi Value Engineering pekerjaan struktur dari nilai efisiensi terbesar
3. Nilai efisiensi dari total harga struktur yang terbesar adalah 19,43% pada alternatif 8 yaitu
kombinasi pracetak kolom, balok, dan pelat (terhadap harga termahal yaitu sistem
konvensional), Nilai efisiensi dari total harga keseluruhan (struktur,Arsitek, dan ME) yang
terbesar adalah 6,40% pada alternatif 8 yaitu kombinasi pracetak kolom, balok, dan pelat
(terhadap harga termahal yaitu sistem konvensional) dengan penghematan biaya sebesar
Rp.3.109.009.850.01.
4. Hal ini menunjukan bahwa sistem pracetak lebih efisien dibandingkan sistem
konvensional, apalagi jika mengunakan pracetak pada ketiga komponen yaitu komponen
5. Berdasarkan hasil analisa dapat direkomendasikan bahwa Value Engineering yang paling
efisien jika menggunakan sistem pracetak pada ketiga komponen yaitu kolom, balok, dan
pelat.
pracetak pada komponen pelat, sedangkan jika menggunakan 2 komponen pracetak saja
SARAN
1. Dari hasil analisa value engineering diperoleh alternative kombinasi system pracetak yang
paling efisien yaitu kombinasi system pracetak untuk komponen kolom, balok, dan pelat,
untuk itu sebaiknya dalam menentukan metode konstruksi yang digunakan pada bangunan
2. Apabila tidak memungkinkan dilaksanakan maka dapat digunakan alternatif kedua yaitu
kombinasi antara system pracetak kolom dan pelat dengan sistem konvensional pada balok
atau kombinasi antara pelat pracetak dan sistem konvensional pada balok dan pelat.
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga
Syah, Mahendra Sultan., (2004). Manajemen Proyek : Kiat Sukses Mengelola Proyek. Jakarta:
Bandung: Nova
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisa HargaSatuan
Badan Standarisasi Nasional (BSN), Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton
Badan Standarisasi Nasional (BSN), Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton
Wicaksono, Ananda Yogi, dan Cristiono Utomo. 2012. Penerapan Value Engineering pada