Abstrak
Peningkatan program pembangunan sejuta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah menuntut kinerja proyek yang
lebih tinggi dengan pelaksanaan yang cepat dan seefisien mungkin. Untuk itu perlu dilakukan analisa mengenai
metode yang akan digunakan agar dapat mempercepat pelaksanaan pekerjaan namun tetap sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan. Value Engineering (VE) bertujuan untuk meningkatkan manfaat dengan tidak menambah
biaya, menguangi biaya dengan tidak mengurangi manfaat atau kombinasi dari keduanya. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar efisiensi dan penghematan yang bisa dicapai dari alternative-alternatif yang
direkomendasikan pada strudi kasus proyek pembangunan Rusunawa Pekerja T-24 Kab. Mamuju, Sulawesi Barat.
Kata Kunci
Value Engineering, rusunawa, efisiensi
1. PENDAHULUAN 2. TUJUAN PENELITIAN
Pembangunan Rusunwa Pekerja merupakan bagian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pekerjaan
dari program pembangunan Sejuta Rumah yang struktur di bidang proyek konstruksi yang paling banyak
dicanangkan oleh pemerintah untuk mengatasi mengeluarkan anggaran biaya proyek, mengetahui alternatif
kekurangan rumah di Indonesia. Kelompok yang desain terbaik yang dapat mengefisiensikan biaya proyek
konstruksi serta mengetahui seberapa besar penghematan
menjadi sasaran adalah masyarakat yang
yang dapat dicapai dari analisis value engineering yang telah
berpenghasilan rendah (MBR).Pembangunan dilakukan
Rusunawa Pekerja T-24 di Mamuju ini diharapkan
dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan oleh para 3. LANDASAN TEORI
pekerja untuk menyewa dan rumah, dan juga dapat a. Tahap Informasi
mengurangi pengeluaran untuk biaya transportasi Pada tahap ini, informasi harus dikumpulkan sebanyak
pekerja. mungkin yaitu meliputi informasi tentang sistem struktur,
Dalam merencanakan biaya dari suatu proyek perlu fungsi, dan biaya dari objek yang dipelajari. Tahap ini
dilakukan value engineering agar didapat penghematan juga menjawab permasalahan mengenai siapa yang
biaya tanpa mengurangi mutu dari bangunan tersebut. melakukan, apa saja yang dapat dilakukan, dan apa yang
Value engineering merupakann cara untuk seharusnya tidak dilakukan.
b. Tahap Kreatif
mengoptimalkan biaya tanpa mengurangi fungsi dan
Menurut Hutabarat (1995), tahap kreatif adalah
nilai suatu produk, dalam hal ini produk konstruksi mengembangkan sebanyak mungkin alternatif yang bisa
Dalam melaksanakan studi ini penulis berusaha memenuhi fungsi primer atau pokoknya. Untuk itu,
menjelaskan item pekerjaan apa saja yang memiliki diperlukan adanya pemunculan ide-ide guna
biaya tinggi dalam pembagunan Rusunawa Pekerja T- memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih.
24 Mamuju, selain itu penulis juga memberikan Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi desain, bahan,
alternative terbaik pengganti item pekerjaan berbiaya waktu pelaksanaan, metode pelaksanaan dan lain-lain.
tinggi. Selain itu penulis juga menghitung besarnya Sebagai bahan pertimbangan dalam mengusulkan
biaya penghematan setelah dilakukan penerapan alternatif dapat disebutkan keuntungan dan kerugiannya.
rekayasa nilai pada proyek tersebut. Sebagai dasar penilian atau pertimbangan untuk
dilakukan VE dapat dipilih kriteria-kriteria dari item
1
pekerjaan. Kriteria-kriteria tersebut nantinya sebagai
bahan evaluasi untuk memilih alternatif yang dipilih.
c. Tahap Analisis
Pada tahap ini, diadakan analisa terhadap masukan-
masukan ide atau alternatif. Ide yang kurang baik akan
dihilangkan. Alternatif atau ide yang timbul
diformulasikan dan dipertimbangkan keuntungan dan
kerugiannya dilihat dari berbagai sudut, kemudian
dibuatkan suatu rangking hasil penilaian.
Pengujian Hukum Pareto
Analisa pareto dilakukan untuk mengetahui biaya
pekerjaan struktur yang nilainya paling tinggi yang
berpotensi untuk dilakukan analisis value
engineering. Adapun langkah-langkah dalam
Gambar 4.1. Grafik Pareto Keseluruhan Item
melakukan pengujian hukum pareto, sebagai
berikut:
Pekerjaan
Mengurutkan biaya pekerjaan struktur dari
yang terbesar ke yang terkecil Dari hasil pareto keseluruhan biaya proyek dapat dilihat
Menjumlahkan biaya pekerjaan total secara bahwa pada proyek ini pekerjaan yang memiliki bobot
kumulatif yang besar adalah pekerjaan struktur, dan pekerjaan
Menghitung presentase biaya masing-masing arsitektur. Kedua komponen pekerjaan tersebut akan
pekerjaan dianalisa lagi dengan menggunakan hukum pareto.
Biaya Pekerjaan
% Biaya Pekerjaan =
Total Biaya Keseluruhan
Berikut hasil analisa pareto dari kedua pekerjaan
Menghitung presentase kumulatif tersebut;
Mengeplot presentase kumulatif
Analisis Fungsi Breakdown
Menurut Hutabarat (1995 dalam Hafifuddin, 2015), Cost model dilakukan dengan membuat bagan
fungsi adalah kegunaan atau manfaat yang diberikan pekerjaan yang dikelompokan menurut elemen
produk kepada pemakai untuk memenuhi suatu atau pekerjaannya masing-masing.
sekumpulan kebutuhan tertentu. Analisis fungsi A. Pengujian Hukum Pareto Pekerjaan Struktur
merupakan suatu pendekatan untuk mendapatkan Hasil pengujian pareto pekerjaan struktur dapat
suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi merupakan
dilihat pada tabel dibawah ini;
karakteristik produk atau proyek yang membuat
produk atau proyek dapat bekerja atau dijual. Tabel 4.2 Rician biaya Pekerjaan Struktur
d. Tahap Pengembangan atau Rekomendasi Presentase Presentase
No Item Pekerjaan Harga
Pada tahap ini alternatif-alternatif yang terpilih dari tahap Harga Komulatif
sebelumnya dibuat program pengembangannya sampai
menjadi usulan yang lengkap. Umumnya suatu tim tidak 1 Struktur Atas Rp 6,974,218,299.57 83.13 % 83.13 %
cukup memiliki pengetahuan yang menyeluruh dan spesialis, 2 Struktur Bawah Rp 1,165,168,386.04 13.89 % 97.02 %
maka diperlukan bantuan dari luar yaitu spesialis (tenaga 3 Struktur Ground Water Tank Rp 232,504,974.26 2.77 % 99.80 %
ahli) sesuai dengan bidangnya masing-masing. Alternative
yang memiliki aspek teknik paling baik yang akan dievaluasi 4 Struktur Septictank Rp 17,160,056.46 0.20 % 100.00 %
lebih lanjut mengenai biaya. Total Harga Rp 8,389,051,716.33
2
Dari hasil grafik pareto diatas maka diperoleh item Kata Kerja Kata Benda jenis Fungsi
Alternatif kolom, balok,
pekerjaan yang memiliki bobot besar yaitu Menggunakan
dan pelat
Primer
pekerjaan struktur atas Efisiensi sistem
Memperoleh Primer
pracetak
B. Pengujian Hukum Pareto Pekerjaan Arsitektur Menerima Beban primer
Hasil pengujian hukum pareto untuk pekerjaan Menahan Beban primer
arsitektur dapat dilihat pada tabel dibawah ini; Meneruskan Beban primer
Tabel 4.3 Rician biaya Pekerjaan Arsitektur Memperkuat Cetakan sekunder
Presentase Menyangga komponen sekunder
No Pekerjaan Arsitektur Harga Bobot ( % ) Komulatif
(%) Mengatur Elevasi sekunder
1 Pek. Pasangan & Plesteran Rp 3,435,297,644.53 41.46% 41.46% Memberikan Bentuk sekunder
2 Pek. Lantai Rp 1,097,811,446.88 13.25% 54.70% Mengurangi Limbah sekunder
3 Pek.Plafond Partisi & Railling Tangga Rp 1,018,340,001.51 12.29% 66.99% Mempermudah Kerja sekunder
4 Pek. Kusen Pintu & Jendela Rp 1,006,425,477.99 12.14% 79.14%
5 Pek. Finishing Rp 662,530,796.59 8.00% 87.13%
Berdasarkan identifikasi fungsi-fungsi maka dibentuk
6 Pek. Atap Rp 611,105,219.57 7.37% 94.51% model fungsi, permodelan fungsi yang digunakan
7 Pek. Utilitas Rp 342,223,685.20 4.13% 98.64% adalah Technical FAST diagram. Untuk lebih jelasnya
8 Pekerjaan Drainase Keliling Rp 56,218,804.03 0.68% 99.31%
hubungan antara fungsi primer dan fungsi sekunder
9 Pek. Ground Watertank Rp 37,954,329.73 0.46% 99.77%
10 Pek. Perkerasan Keliling Luar Bangunan Rp 13,400,181.80 0.16% 99.93% pada FAST diagram dapat dilihat pada gambar berikut
11 Pek. Cerobong Sampah Rp 5,496,000.00 0.07% 100.00%
Total Rp 8,286,803,587.83 100%
HOW WHY
Menyalurkan
Beban
3
TAHAP KREATIF
TAHAP KREATIF
Pengumpulan Alternatif
Pengumpulan Alternatif Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24
Lokasi : Mamuju
Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24
Item : PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Lokasi : Mamuju 1 Pasangan Dinding
No Alternatif
Item : Pekerjaan Struktur Atas
B0 Original : Batako Lokal, Mortar untuk spesi
1 Pekerjaan Struktur Atas B1 Bata Ringan ( Green Elephant ), Semen perekat untuk spesi
No Alternatif
A0 Original : Struktur atas Konvensional
C0 Original : Plesteran beton ( 1PC:3PS), Aci
A1 Struktur atas Menggunakan Precast "Priska System" C1 Semen instan untuk plasteran ( MU )
TAHAP KREATIF
Pengumpulan Alternatif
Tabel 4.6 Tahap Kreatif Pekerjaan Lantai Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24
4
TAHAP KREATIF 4.4.7. Analisa Life Cycle Cost Pekerjaan
Arsitektur
Pengumpulan Alternatif
Analisa Life Cycle Cost Pekerjaan
Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24
Arsitektur dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Lokasi : Mamuju
Tabel 4.11. Analisa Biaya Daur Hidup ( Life Cycle
Item : Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Cost ) Pekerjaan Keramik
1 Pintu Tahap Analisa
No Alternatif Analisa Biaya Daur Hidup Proyek ( Life Cycle Cost )
F0 Original : Kaca 5mm (Asahimas); Engineering Wood; Profil Alumuniun ( Alexindo ) Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24
F1 Kaca 5mm (mulia); Engineering Wood ; Profil alumuniun ( Alkasa )
Lokasi : Mamuju
Item : Pekerjaan keramik Lantai 40/40
2 Jendela
Original Alternatif 1
No Alternatif I Initial Cost
G0 Original : Kaca 5mm (Asahimas); Kusen Alumuniun ( Alexindo )
Biaya Konstruksi Rp 778,707,044.05 Rp 742,481,211.61
G1 Kaca 5mm (mulia); Kusen alumuniun ( Alkasa )
Biaya Redesain Rp - Rp -
Analisa Life Cycle Cost Pekerjaan Struktur Total Initial Cost Rp 778,707,044.05 Rp 742,481,211.61
Atas
II Replacemen Cost
Analisa Life Cycle Cost Pekerjaan Struktur
Atas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Pekerjaan Keramik
Lantai 40/40
Tabel 4.10. Analisa ( Life Cycle Cost ) Pekerjaan
Struktur Atas ( Pergantian setiap 25 Rp 778,707,044.05 Rp 742,481,211.61
Tahap Analisa
Analisa Biaya Daur Hidup Proyek ( Life Cycle Cost )
thn, dengan presentase
Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24 pergantian 100% )
Lokasi : Mamuju
Item : Pekerjaan Struktur Atas
Original Alternatif 1 III Maintenance Cost
I Initial Cost
Biaya Konstruksi Rp 7,123,124,139.53 Rp 5,900,456,664.57
Pekerjaan Struktur
Rp - Rp -
Faktor P/A (n=50,
Atas 7.13 Rp 7.13
i=14%)
III Maintenance Cost Rp 443,305,577.19 Rp 422,682,784.98
Presen Worth
( Untuk pekerjaan
struktur tidak
Rp - Rp -
memerlukan biaya TOTAL Rp 2,000,719,665.29 Rp 1,224,424,215.78
perawatan)
Faktor P/A (n=50,
7.13 Rp 7.13
i=14%) Sumber : Hasil Olahan Sendiri, 2017
Presen Worth Rp - Rp -
5
Tabel 4.12. Analisa Biaya Daur Hidup Pekerjaan Tabel 4.13. Analisa Biaya Daur Hidup Pekerjaan
Plester & Aci Pasangan Dinding Bata
Tahap Analisa
Tahap Analisa Analisa Biaya Daur Hidup Proyek ( Life Cycle Cost )
Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24
Analisa Biaya Daur Hidup Proyek ( Life Cycle Cost ) Lokasi : Mamuju
Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24 Item : Pekerjaan Pasangan Dinding Bata
Original Alternatif 1
Lokasi : Mamuju I Initial Cost
II Replacemen Cost
Presen Worth Rp - Rp -
( Tidak ada biaya
Rp - Rp -
penggantian ) TOTAL Rp 925,617,093.14 Rp 1,177,834,976.12
6
Tahap Analisa Tabel 4.16. Analisa Biaya Daur Hidup Pekerjaan
Analisa Biaya Daur Hidup Proyek ( Life Cycle Cost )
Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24 Pintu & Jendela
Lokasi : Mamuju Tahap Analisa
Item : Pekerjaan Plafond Gypsum Analisa Biaya Daur Hidup Proyek ( Life Cycle Cost )
Original Alternatif 1 Proyek : Pembangunan Rusunawa Pekerja T-24
I Initial Cost Lokasi : Mamuju
Item : Pekerjaan Pintu & Jendela
Biaya Konstruksi Rp 169,692,434.79 Rp 158,582,800.23
Original Alternatif 1
I Initial Cost
Biaya Redesain Rp - Rp -
Biaya Konstruksi Rp 1,006,425,477.99 Rp 960,909,310.85
Total Initial Cost Rp 169,692,434.79 Rp 158,582,800.23
Biaya Redesain Rp - Rp -
II Replacemen Cost
Pekerjaan Plafond Total Initial Cost Rp 1,006,425,477.99 Rp 960,909,310.85
Gypsum (
II Replacemen Cost
Pergantian setiap
Rp 169,692,434.79 Rp 158,582,800.23
25 thn, dengan Pekerjaan Pintu &
presentase Jendela ( Pergantian
pergantian 100% ) setiap 20thn, dengan Rp 2,012,850,955.98 Rp 1,921,818,621.70
presentase pergantian
III Maintenance Cost 100% )
Annual
III Maintenance Cost
Maintenance Cost Rp 13,543,791.71 Rp 12,657,089.98
(0.8xic)
Faktor P/A (n=50, Annual Maintenance
7.13 Rp 7.13 Rp 80,326,604.21 Rp 76,693,787.65
i=14%) Cost (0.8xic)
Biaya Konstruksi Rp 678,816,964.82 Rp 584,841,381.32 2 Pekerjaan Keramik LantaiRp 778,707,044.05 Rp 742,481,211.61 Rp 36,225,832.44 4.65% Alternatif 1
6. SARAN
Berdasarkan analisa dari analisa penulis maka
dapat disampaikan beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan dalam kaitannya usaha perekayasaan
nilai pembangunan suatu gedung diantaranya
adalah;
1. Perlu adanya suatu usaha rekayasa nilai
yaitu dengan melakukan analisa kembali
pada proyek tersebut untuk dapat mencapai
suatu penghematan biaya.
2. Perlu adanya koordinasi yang terpadu
sehingga usaha value engineering dapat
dilakukan dengan baik dan benar,
7. DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sabma., 2014. Value Engineering Sistem Pracetak
Proyek Gedung 10 Lantai Ditinjau dari Struktur
Kolom, Balok dan Pelat Menggunakan Sistem PT.
Wika Reality. Jakarta: Program Studi Teknik Sipil
Universitas Persada Indonesia YAI
Hafifuddin, Imam., 2015. Optimalisasi Pada Proyek
Pembangunan Rumah Dinas BRI Tipe Komplek
Jayapura dengan Metode Value Engineering.
Jakarta: Program Studi Teknik Sipil Universitas
Persada Indonesia YAI.
Lestari, Sri Puji., 2011. Penerapan Value Engineering
untuk Efisiensi Biaya pada Proyek Bangunan
Gedung Berkonsep Green Building. Depok:
Program Studi Teknik Sipil Universitas Indonesia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia No.28/PRT/M/2016
tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum
Jurnal, Harga Satuan Bahan Bangunan Konstruksi dan
Interior. (Edisi 37 Tahun 2017)
Ali Berawi, Mohammed., 2014. Aplikasi Value
Engineering. Jakarta: UI-Presss.