Anda di halaman 1dari 5

PEMASARAN PRODUK PERKEBUNAN

PRODUK BARU PERTANIAN/PERKEBUNAN

DESIMA RAJAGUKGUK
1401056
BDP IVB

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2017
STRATEGI PEMASARAN BAGI PRODUK BARU

Memasarkan produk baru memang tidak mudah, apalagi jika produk tersebut belum
dikenal masyarakat. Dibutuhkan modal atau biaya pemasaran yang cukup besar, serta
perjuangan dan strategi pemasaran khusus agar produk tersebut mengena dihati konsumen.

Selain bagaimana caranya menarik minat konsumen, para pemula juga harus menghadapi
persaingan bisnis dari pengusaha lain yang telah memasarkan produk terlebih dulu.

Hal ini menjadi tantangan yang cukup besar, bagi para pelaku usaha. Sebab untuk
berhasil memasuki sebuah pasar, harus memiliki strategi untuk menarik minat konsumen.
Sebaiknya ciptakan produk yang memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan produk lainnya.
Sehingga konsumen bisa tertarik dan mengenali produk baru yang Anda tawarkan.

Disamping menciptakan produk yang lebih unggul, masih ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk mengenalkan konsumen pada produk baru, antara lain sebagai berikut :

 Lakukan riset pasar, untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar sebuah produk.
Jika hasil penelitian menunjukan hasil yang cukup positif, maka Anda tidak perlu
ragu lagi untuk memasarkan produk baru tersebut. Namun bila riset menunjukan
kurangnya minat dari konsumen, sebaiknya lakukan evaluasi dan berikan nilai lebih
pada produk Anda. Sehingga produk tersebut mudah diterima oleh pasar.
 Jeli terhadap kebutuhan konsumen. Mencoba pasar baru dengan menawarkan produk
yang dibutuhkan konsumen, merupakan salah satu strategi pemasaran yang sangat
ampuh untuk menarik minat konsumen. Karena dengan adanya kebutuhan tersebut,
daya beli konsumen akan semakin meningkat. Termasuk daya beli terhadap produk
baru yang memberikan solusi untuk masalah mereka.

Buat kegiatan promosi yang efektif. Kegiatan promosi menjadi hal yang sangat
penting untuk mengenalkan produk baru, setidaknya perhatikan faktor pendukung STP
(segmentation, targeting, positioning) dan marketing mix (produk, price, place dan
promotion). Ini dimaksudkan agar kegiatan promosi yang dilakukan sesuai dengan target
pasar yang telah ditentukan.

Strategi promosi yang dapat dilakukan antara lain menjaga kualitas produk,
menawarkan harga yang bersaing, memilih lokasi usaha yang strategis, memberikan bonus
atau potongan harga pada saat launching produk.

Selanjutnya berikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumen. Karena pelayanan
yang baik, menjadi salah satu faktor pendukung untuk menciptakan produk yang berkualitas.
Semakin baik pelayanan yang Anda berikan, maka semakin luas pula pasar Anda. Begitu
juga sebaliknya jika pelayanan yang Anda berikan buruk, konsumen pun akan begitu cepat
meninggalkan produk Anda.
Strategi pemasaran bagi produk baru, juga berpengaruh besar terhadap penjualan
produk. Sebab kesan pertama yang diperoleh konsumen dari sebuah produk baru, akan
menentukan penilaian mereka terhadap image produk tersebut. Demikian informasi
pemasaran bisnis untuk pekan ini, semoga dapat bermanfaat dan salam sukses.

CONTOH PRODUK BARU PERTANIAN

Pengolahan sampah organik menjadi pupuk


Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau. Bahan yang termasuk sampah
organik adalah limbah rumah tangga, sisa tanaman yang telah dipanen, dedaunan yang
berguguran, limbah pabrik pengolahan bahan pertanian, kotoran ternak, dan lain-lain.

Pupuk kompos adalah jenis pupuk yang berasal dari sisa bahan organik, baik dari
tanaman, hewan, maupun limbah organik yang telah mengalami dekomposisi atau fermentasi.
Jenis tanaman yang sering digunakan dalam pembuatan kompos adalah jerami, sekam padi,
pelepah pisang gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Sementara itu,
bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos diantaranya kotoran ternak, urine,
pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas.

Tahapan Pengomposan
1) Pemilahan Sampah

Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik (barang lapak
dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti karena akan menentukan
kelancaran proses dan mutu kompos yang dihasilkan.
2) Pengecilan Ukuran

Pengecilan ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah, sehingga sampah dapat
dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos.
3) Penyusunan Kompos

a) Bahan Organik yang telah melewati tahapan pemilahan dan pengecilan ukuran
kemudian disusun menjadi tumpukan.

b) Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengan


dimensi panjang x lebar x tinggi - 2m x 12m x 1,75m.

c) Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow) yang berfungsi
mengalirkan udara di dalam tumpukan.
4) Pembalikan

Pembalikan dilakukan untuk membuang panas yang berlebihan , memasukkan udara segar ke
dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan disetiap bagian tumpukan, meratakan
pemberian air, serta membatu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.

5) Penyiraman

a) Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu


kering(kelembaban kurang dari 50%).

b) Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras


segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.

c) Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka tumpukan
sampah harus ditambahkan air. Sedangkan jikaa sebelum diperas sudah keluar air,
maka tumpukkan terlalu basah oleh karena itu perlu dilakukan pembalikan.

6) Pematangan

a) Setelah pengomposan berjalan 30-40 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun
hingga mendekati suhu ruangan.

b) Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna cokelat tua atau kehitaman. Kompos
masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.

7) Penyaringan

a) Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai dengan


kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat dikomposkan yang
lolos dari proses pemilahan di awal proses.

b) Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam tumpukan yang baru,


sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang sebagai residu.

8) Pengemasan dan Penyimpanan

a) Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan kebutuhan
pemasaran.

b) Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan terlindung
dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma
dan benih lain yang tidak diinginkan.
Pupuk kompos baru dapat digunakan setelah difermentasi selama kurang lebih 2 sampai 3
bulan, supaya prosesnya lebih cepat setiap 2 minggu sekali bahan pupuk dibolak balik dan
juga beri sedikit air agar menjaga kelembaban bahan pupuk.

Pemasaran produk kompos

Target konsumen yang disasar pada peluang kompos adalah para petani dan
pecinta tanaman tentunya. Bila di daerah Anda ada kumpulan kelompok tani, Anda
bisa coba membuka jaringan komunikasi dengan mereka agar bisa menjadi pemasok
pupuk organik di kelompok tani tersebut.

Strategi pemasaran ini cukup efektif, karena satu kelompok tani umumnya
membawahi beberapa anggota. Jadi, seperti istilah “Sekali mendayung dua tiga
pulau terlampaui” ketika Anda berhasil menggandeng satu kelompok tani maka tidak
mustahil bila Anda mendapatkan jalan kepuluhan anggotanya yang notabene adalah
para petani.

Langkah berikutnya yang bisa Anda jalankan yakni menawarkan langsung ke


target kosumen yang dimaksud atau bisa juga menjalin kerjasama dengan para
agen, pengecer pupuk dan beberapa toko pertanian yang ada di sekitar Anda.
Sistem kerjasama yang Anda tawarkan bisa berupa titip jual (konsinyasi), jual
putus, ataupun sistem pre order (ketika ada konsumen yang order pupuk kompos,
maka mitra akan memesannya dari Anda).

Untuk satu kilogram pupuk kompos biasanya dihargai sekitar Rp 1.000,00 -


Rp 1.900,00/ kg, tiap daerahnya berbeda-beda. Untuk memperbanyak jumlah
produksi kompos organik, maka media pengomposan juga harus lebih dari 2 lobang
bak.

Anda mungkin juga menyukai