Anda di halaman 1dari 4

SMASH (Sendok Makan Anti Sampah) : Inovasi Sendok Makan yang dapat Di

Konsumsi
Ridho Adika Frasetyo , Adi Hidayanto2), Dwi Hastuti3), Anis Dwi Rahmawati4), Ir. Adi
1)

Sampurno, M. Si.5)
Peogram Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Semarang
Email: ridhoadika6@gmail.com; adihidayanto@gmail.com; Dwihas10@gmail.com;
Anis.dwirahmawat@gmail.com; masdick120@gmail.com

Abstract

Masyarakat modern saat ini menyukai gaya hidup yang serba praktis dan instan, sehingga
menimbulkan banyak produksi barang sekali pakai. Salah satu penyumbang sampah adalah
peralatan makan sekali pakai yang terbuat dari plastik, terurai dalam waktu lama. Hal ini
menciptakan peluang untuk menciptakan peralatan makan yang ramah Lingkungan. Sendok SMASH
dapat terurai dalam waktu 2 sampai 5 hari, aman untuk dikonsumsi dan memiliki nilai gizi. Proses
produksi masih menggunakan teknologi yang cukup sederhana, dan penggujian produk berdasar uji
organoleptik dan uji laboratorium untuk kandungan gizinya. Sedangkan media promosinya
menggunakan brosur, pamflet, ex banner, dan media sosial, sehingga memungkinkan untuk penjualan
secara online guna memperluas pasar.
Pembuatan produk SMASH melalui tahapan yang meliputi persiapan alat dan bahan baku,
proses produksi, promosi dan pemasaran. Adapun saat pelaksanaan produksi juga perlu dibentuk
pembagian tugas untuk mengatur tugas yang harus dilaksanakan bagi masing-masing anggota yang
meliputi pengelola, koordinator, bagian produksi dan pemasaran.
Pada awal usaha selama 3 bulan diperlukan modal awal sebesar Rp. 8.500.000.00 yang
meliputi biaya investasi sebesar Rp2.306.400,00 , biaya operasional sebesar Rp 739.900,00 , biaya
habis pakai sebesar Rp. 4.789.100,00. Keseluruhan modal akan kembali selama 9 bulan 17 hari
dengan keuntungan yang diperoleh Rp. 1.063.700,00 tiap bulannya.
Keywords: Peralatan Makan, Sampah, Ramah Lingkungan

1. PENDAHULUAN
Pada masyarakat modern dengan pola hidup yang konsumtif, serba instan dan praktis
saat ini, dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan ataupun kesehatan. Salah
satunya penggunaan peralatan makan sekali pakai menyebabkan dampak negatif bagi
lingkungan, kesehatan maupun psikologis masyarakat. Indonesia merupakan negara ke-2
penyumbang sampah terbesar didunia, dimana hingga 150 juta ton sampah ditemukan di laut
adalah sampah plastik dan jumlahnya terus bertambah sekitar 5,5 juta ton pertahunnya, butuh
waktu 500-1.000 tahun agar sampah jenis ini dapat terurai.
Berdasarkan data, setiap tahun produksi plastik menghasilkan sekitar 8% hasil
produksi minyak dunia, atau sekitar 12 juta barrel minyak yang setara dengan 14 juta pohon.
Lebih dari 1 juta kantong plastik digunakan setiap menitnya dan 50% dari kantong plastik
tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung dibuang. Salah satu program pemerintah yang
dicanangkan plastik berbayar ditujukan untuk mengurangi jumlah sampah plastik namun
efektivitasnya masih diragukan.
Hal ini menciptakan peluang untuk menciptakan peralatan makanan yang dapat
terurai oleh tanah secara cepat dalam waktu 4 sampai 5 hari dan aman untuk dikonsumsi.
karena sebagian besar sampah plastik merupakan limbah dari konsumsi makanan, contohnya
sendok plastik, sterofom, kemasan makanan dll. Peralatan makanan yang digunakan sekali
pakai adalah sendok makan, selain itu peralatan makan yang dibuat diharapkan dapat
meningkatkan nilai gizi karena dapat dikonsumsi. Sendok makan anti sampah yang di inovasi
dengan berbagai rasa, warna, dan bentuk yang bertujuan untuk menarik minat konsumen serta
menambah varian makanan yang sehat. Sendok makan anti sampah ini terbuat dari tepung
beras yang ditambah dengan rempah-rempah, pengeras makanan dan pewarna alami. Tepung
beras dijadikan sebagai bahan utama pembuatan sendok karena tepung beras mengandung
karbohidrat tinggi. Tujuan dari pembuatan SMASH adalah untuk menggurangi pemakaian
plastik sebagai alat makan, sehingga menggurangi limbah dan menambah nilai gizi makanan.
Selain itu, sebagai alternatif peralatan makan ramah lingkungan dan bergizi.

2. METODE
Tempat pengembangan produksi SMASH bertempat di Jl. Sujono 104, Sukorejo
Kendal yang dimulai pada bulan Maret 2017. Metode yang digunakan dalam Program
Kewirausahaan ini terbagi menjadi empat tahap, yaitu :

Persiapan Alat dan Bahan Baku


Merupakan rangkaian kegiatan mulai dari pembelian bahan baku berupa tepung beras,
tepung tapioka, tepung terigu, karagenan, pengeras makanan,Selanjutnya bahan baku yang
telah diperoleh kemudian di sortasi untuk menghilangkan bahan baku yang dianggap kurang
baik untuk diolah, misalnya berkutu atau busuk karena sudah terlalu lama dibiarkan pada
udara terbuka tanpa penyimpanan yang benar. Alat yang digunakan cukup banyak, sehingga
perlu persiapan seperti oven, mesin pemipih, cetakan, kompor, Loyang, timbangan dll.

Proses produksi
Merupakan rangkaian proses pengolahan bahan baku, menjadi sendok makan anti
sampah. Sekali produksi diperkirakan membutuhkan waktu tiga jam. Proses produksi masih
menggunakan teknologi yang cukup sederhana, dan penggujian produk masih berdasar uji
organoleptik.

Persiapan alat dan Bahan

Pencampuran
Bahan selama 20 Penggemasan
menit

Pemipihan adonan
Sortasi produk cacat
hingga tebal 2-3
mm

Pencetakan bentuk Pemanggangan 190 0C


sendok selama 30 menit

Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan SMASH


Paket Teknologi Produk dan Pengemasan
Dilakukan untuk mengetahui tentang teknologi produk yang dihasilkan, perkiraan
daya simpan produk yang dihasilkan dan teknologi pengemasan yang sesuai dengan produk
guna mempertahankan mutu dan kualitas produk. Teori yang diberikan berkaitan dengan sifat
fisik dan karakteristik bahan, pengetahuan tentang pengemasan dan labeling produk.

Metode Pemasaran
a. Media Promosi
Promosi kepada masyarakat dengan cara menawarkan produk kepada para produsen
makanan dan masyarakat yang manginkan kepraktisan dan gaya hidup sehat. Media promosi
sebagai dalam bentuk brosur dan pamflet, media sosial, ex barrner, serta expo dan pameran.
b. Strategi Pemasaran
Strategi dalam pemasaran SMASH dilakukan dengan metode pemasaran yang baik
dan tepat sasaran. Ada 4 (empat) metode pembauran pemasaran (marketing mix) untuk lebih
mensukseskan penjualan, meliputi Promotion, Product inovatif, Price and Place.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari program yang dilaksanakan, maka dihasilkan suatu produk inovatif berupa
SMASH (Sendok Makan Anti Sampah) yang dapat langsung dikonsumsi. Pengenalan produk
SMASH kepada masyarakat akan kegunaan dan manfaatnya bagi lingkungan dan kesehatan
dirasa cukup penting, karena akan menunjang kegiatan penjualan. Pengenalan kepada
konsumen dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti penggunaan media online yaitu
website, media pejualan olx, dan media sosial. Selain kegiatan pengenalan secara onnline
juga dilakukan pengenalan secara langsung melalui kegiatan expo dan stand yang telah
dilaksanakan. Kegiatan –kegiatan pengenalan kepada masyarakat akan menunjang penjualan
dikarenakan SMASH merupakan produk baru. Beberapa kegiatan pengenalan melalui ekspo
dan penjualan dilakukan di universitas PGRI pada kegiatan Pekan Teknik UPGRIS, stand
pangan di acara FTP Exsebition Universitas Semarang, pembagian brosur di acara HUT dan
jalan sehat Universitas Semarang, dan pada acara lomba yang diselengarakan oleh BPPT
Grobokan. Hasil pengujian produk yang dilakukan pada menunjukan produk memiliki nilai
gizi dan aman dikonsumsi. Pengujian produk dengan analisis proksimat, hal ini dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 1. Informasi Nilai Gizi SMASH
Takaran Saji 25 gr
Jumlah sajian per kemasan 5 buah
Energi Total 70 kkl
Total Lemak 0,47 g
Protein 1,46 g
Karbohidrat 12,62 g
Serat Kasar 0,82 g
* Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih Rendah
Selain kegiatan yang pengenalan produk kami juga melakukan beberapa
pengengembangan produk berdasarkan kritik dan saran dari konsumen. Kritik dan saran
konsumen dalam pengembangan produk sangat membantu. Pengembangan produk SMASH
juga diperhatikan dalam hal komposisi dan nilai gizinya. Pada saat ini telah dikembangkan
produk SMASH dalam beberapa variant bentuk dan rasa. Pengambilan kritik dan saran
dilakukan secara langsung baik secara tertulis ataupun dengan testimoni dari konsumen.
Pengujian nilai gizi juga telah dilakukan di labolatorium rekayasa pangan Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Semarang guna meyakinkan konsumen. Kegiatan usaha produk
SMASH yang telah berjalan selama ini telah dilakukan dengan cukup baik.
Berdasarkan perhitungan diperkirakan per tahunya peralatan mengalami penyusutan
20 % , sehingga dapat diperoleh biaya penyusutan per bulan Rp 38.440, 00. Sedangkan total
biaya habis pakai Rp 4.789.100,00 sehingga perbulan Rp. 1.596.400,00. Sedangkan
keuntungan bersih perbulan yang diperoleh perbulan adalah Rp 1.063.700,00. Hasil analisis
usaha ini di hitung dengan metode BEP (Break Even Point), B/C Ratio, PEB (Pay Back
Period), dan ROI (Return On Investment). Hasil PEB menunjukan bahwa keseluruhan modal
investasi akan kembali pada 9 bulan 17 hari, dengan B/C Ratio 1,4, dan ROI 39%, sehingga
Usaha ini layak untuk dikembangkan karena setiap pembiayaan sebesar Rp100,00 diperoleh
keuntungan sebesar 39 % Jadi diperoleh suatu kesimpulan dari analisis ekonomi diatas,
bahwa usaha yang direncanakan dan yang akan dilaksanakan, layak dan sesuai dengan
kriteria atau ketentuan secara umum.

4. KESIMPULAN
Hasil kegiatan kewirausahaan menghasilkan produk inovatif baru, berupa SMASH
(Sendok Makan Anti Sampah) yang dapat langsung dikonsumsi. Penjualan dan promosi
produk dilakukan di berbagai tempat dan media, seperti brosur, ex banner, website, olx, dan
beberapa media sosial. Pengujian produk dengan analisis proksimat menunjukkan produk
aman dan memiliki nilai gizi. Hasil analisis usaha ini di hitung dengan metode BEP (Break
Even Point), B/C Ratio, PEB (Pay Back Period), dan ROI (Return On Investment),
menunjukan usaha ini layak untuk dijalankan.

5. DAFTAR PUSTAKA
Antarlina, S.S., 1998. Proses pembuatan dan penggunaan tepung ubi jalar untuk produk
pangan. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi - umbian.Malang.
Darmanhuri, E. dan Padmi, T. 2010. Pengelolaan Sampah. Bandung : Penerbit ITB
Kementrian Lingkungan Hidup. 2008. Statistik Persampahan Indonesia. Republik
Indonesia

6. UCAPAN TERIMAKASIH
Selama program ini berjalan, kami mendapat banyak bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, terima kasih pun tak luput kami ucapkan kepada : 1) Kemenristek Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah memberi kesempatan dan pendanaan kepada
kami untuk melakukan program kewirausahaan ini, 2) Ir. Adi Sampurno M. Si., selaku dosen
pendamping kewirausahaan SMASH, 3) Tim PPKM Universitas Semarang, 4) Ibu Ika
Fitriana, Ibu Sri Untari dan teman-teman yang telah memberikan masukan terhadap program
PKM-K ini, 5) Seluruh pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam pelaksanaan program wirausaha ini.

Anda mungkin juga menyukai