Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TEKNOLOGI MEKANIK 1

Mencari Data Turning & Milling

Disusun Oleh :

ANDHIKA PRAMADI

14/369981/SV/07488

Kelas D1
Untuk memenuhi tugas dari Bapak Ir. F. Eko Wismo Winarto, M.Sc., Ph.D.

(NIP : 19611118198031003)

Universitas Gadjah Mada


Yogyakarta
Mesin Bubut (Turning)

Mind Map.1

Pengertian Prinsip Kerja Mesin

Mesin Bubut

Bagian-bagian Jenis-jenis Pembubutan


Prinsip Pahat dan Perpahatan

Mind Map.2
Penggerak Puli Kerucut Bertingkat Pemusingan logam

Penggerak Roda Gigi Tangan Pengerjaan Kayu Pemolesan

Penggerak Kecepatan

Pembubut Kecepatan
Pembubut Mesin

Fris Pengebor Vertikal


Pembubut Bangku

Penggolongan Mesin
Bubut Mesin Ulir Otomatis

Pembubut Ruang Perkakas

Pembubut Turnet Pembubut Otomatis

Horisontal Vertikal Otomatis

Jenis Sadel Stasiun Tunggal

Jenis Ram Stasiun Banyak


MESIN BUBUT (Turning) 

Pengertian

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar.
Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja.

Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah
gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan
jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena
digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Bagian-bagian

Gambar 1.1 Bagian-bagian umum dari mesin bubut.

Kepala Tetap(Headstock)
Adalah bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin,bagian inilah yang memutarkan benda
kerja. Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi serta roda tingkat atau tunggal. Roda tingkat
terdiri atas tiga atau empat buah keping dengan garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar oleh
suatu motor yang letaknya dibawah atau disamping roda tersebut melalui suatu ban.
Kepala Lepas(Tailstock)
Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang diatas mesin.
berfungsi
 Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut
 Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor
 Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri atas dua bagian : yaitu alas
dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3 baut.ikat dan dapat digerakkan dipenggeser itu di
perlukan apabila.
1. Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat
2. Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk menghasilkan pembubutan yang
tirus.

Alas(Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu

 Tempat kedudukan kepala lepas


 Tempat kedudukan eretan (cariage/support)
 Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)

Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya pemakanan pahat saat
membubut.

Eretan (cariage/support)
Eretan terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan eretan atas.
 Eretan Alas
Eretan alas adalah eretan yang kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu melalui
roda yang dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang dibawah alas melalui
penghantar.
 Eretan Lintang
Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas .fungsi eretan
lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat membubut bagian ujung
pahat dengan putaran tiap pembagian ukurannya mengatur pemakanan pada bubut.
 Eretan Atas
Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan mur ikat.fungsi
eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan memberi gerakan yang
diperlukan.

Chuck
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja.

Apron
Yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar
kereta luncur baik dengan tangan atau dengan daya.

Ukuran Mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat diputar, sehingga sebuah
mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm.
Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik
menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan
sebagaian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku.
Prinsip Kerja Mesin Bubut

Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu
mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada
arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan mekanisme
kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk
silindrik. Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada
salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda
gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan
yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Jenis-jenis Pembubutan

1. Pembubutan tepi (facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap sumbu benda
kerja.

2. Pembubutan silindris (turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi maupun
pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahtnya harus terletak senter terhadap garis sumbu dan
ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin bubut.

3. Pembubutan alur (grooving)

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

4. Pembubutan tirus (chamfering)

Adapun caranya sebagai berikut :


 Dengan memutar compound rest
 Dengan menggeser sumbu tail stock
 Dengan menggunakan taper attachment.

5. Pembubutan ulir (threading)


Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan
menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu
ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.
6. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7. Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
8. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan tang,obeng agar
tidak licin.
9. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil pembubutan dalam atau
pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan.
Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan
dikepit pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter
kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat
masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan
memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat itulah terjadi
proses penghalusan dinding lubang.

Prinsip Pahat Dan Perpahatan


Dalam produksi adalah penting bahwa pekerjaan dilakukan sesingkat mungkin. Waktu yang
dihabiskan dalam produksi adalah : waktu penyetelan, penanganan benda kerja, penanganan mesin, dan
waktu pemotongan.
 Waktu penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua pahat yang diperlukan dalam
kondisinya dan siap dipakai.
 Waktu penanganan benda kerja yaitu waktu yang dipakai dalam memasang atau melepaskan
benda kerja. Hal ini sangat tergantung kepada piranti pemegang benda kerja. Untuk pekerjaan
batang maka waktu ini dikurangi dengan menggunakan leher stok batang.
 Waktu penanganan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam memasang masing-masing
perkakas pada tempatnya. Bisa dikurangi dengan menempatkan perkakas pada posisi dan urutan
yang benar sehingga memudahkan penggunaannya atau dengan melakukan pemotongan
kombinasi atau jamak, jika memungkinkan.
 Waktu potong untuk suatu operasi dikendalikan oleh penggunaan yang benar atas perkakas
potong, kecepatan dan hantaran. Pemotongan kombinasi bisa menghemat waktu potong
(Gambar1.2).

Gambar1.2 A. Mengkombinasikan pemotongan pada pekerjaan batang. B. Pemotongan banyak dari turet segi enam.

Pemotongan kombinasi menunjukkan penggunaan serentak dari pahat peluncur dan turet.
Gambar1.3 menunjukkan penyetelan turet segienam untuk membuat pemotongan dalam pada adaptor ulir.

Gamba1.3 Penyetel turet segi enam menggambarkan urutan operasi untuk menangani pemotongan dalam yang diperlukan pada
adaptor yang ditunjukkan dalam gambar desain.
Gambar1.4 menunjukakan detail pemotongan dalam yang diperlukan untuk memesin adaptor. Jenis-jenis
operasinya adalah :

Gambar 1.4 Penyetelan untuk memesin operasi dalam pada adaptor berulir.
1. Stok batang dimajukan terhadap penghenti stok kombinasi dan gurdi awal dan diapitkan ke leher.
2. Gurdi awal dimajukan dan ujung benda kerja di gurdi/senter.
3. Dibuat lobang pada stok dengan menggurdi sesuai dengan panjang yang diperlukan.
4. Lubang dibor sesuai dengan diameter ulir.
5. Lubang yang digurdi diperbesar dengan peluas lubang (reamer)
6. Alur untuk celah ulir dibuat. Untuk operasi ini digunakan perkakas luncur gerak cepat.
7. Ulirnya dibuat dengan sebuah tap yang dipegang oleh tap kopling dan pemegang cetakan.

PENGGOLONGAN MESIN BUBUT

1. Pembubut Kecepatan (speed lathe) adalah mesin bubut yang mempunyai konstruksi sederhana dan
terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat distel untuk mendukung pahat.
Digunakan untuk pemahatan tangan dan kerja ringan maka bubut dioperasikan pada kecepatan
tinggi. Mesin jenis ini biasanya dipakai untuk membubut kayu, atau untuk membuat pusat pada
silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut oleh mesin bubut mesin.
2. Pembubut mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut pertama /lama yang digerakkan oleh
mesin setelah sebelumnya digerakkan dengan sabuk atas (overhead belt). Yang membedakannya
dari bubut kecepatan adalah tambahan untuk pengendalian kecepatan spindel dan untuk
penyanggaan dan pengendalian hantaran pahat tetap. Kepala tetap dilengkapi dengan puli kerucut
empat tingkat yang menyediakan empat kisaran kecepatan spindel jika dihubungkan ke poros motor.
Sebagai tambahan mesin ini dilengkapi dengan roda gigi belakang yang bila dihubungkan dengan
puli kerucut akan memberikan tambahan empat variasi kecepatan.
3. Pembubut bangku adalah mesin bubut kecil yang terpasang pada bangku kerja. Disainnya
mempunyai kesamaan dengan mesin bubut kecepatan atau mesin hanya berbeda dalam ukuran dan
pemasangannya. Dibuat untuk benda kecil dan mempunyai kapasitas ayunan maksimum sebesar
250 mm pada pelat muka.
4. Pembubut Ruang Perkakas adalah mesin bubut untuk pembuatan perkakas kecil, alat ukur, die dan
komponen presisi lainnya. Mesin ini dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk
membuat pekerjaan perkakas yang teliti.
5. Mesin Bubut Turet Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama disesuaikan untuk
kebutuhan mesin produksi. Keahlian pekerja disesuaikan pada mesin ini sehingga operator yang
kurang pengalaman bisa menghasilkan komponen yang sejenis. Karakteristik utama kelompok
mesin ini adalah bahwa pahat/perkakas bisa distel untuk operasi berurutan. Walaupun tenaga
skill/terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan benar, namun setelah itu untuk
mengoperasikannya bisa dilakukan oleh tenaga tidak terlatih.
a) Mesin Bubut Turet Horisontal Mesin ini dibuat dalam dua desain umum yaitu ram dan
sadel. Mesin bubut jenis ram disebut demikian sesuai dengan cara turet dipasang. Turet
ditempatkan pada peluncur atau ram yang bergerak kebelakang dan kemuka pada sebuah
sadel yang diapitkan kepada bangku mesin bubut. Pengaturan ini menghasilkan gerakan
cepat dari turet dan dianjurkan untuk untuk kerja batang atau pencekaman tugas ringan.
Sadelnya tidak bergerak selama operasi.
Pada jenis sadel (Gambar 1.5), yang digunakan untuk pekerjaan pencekaman, mempunyai
turet yang dipasang langsung pada sadel. Sadelnya bergerak bolak balik bersama turet.
Karena perkakas pencekaman menggantung (overhang) dan tidak mendukung benda kerja,
maka perkakas pencekam harus sekaku mungkin. Mesin bubut turet dikonstruksi dengan
cara yang sama dengan mesin bubut biasa.
Gambar 1.5 Mesin bubut turet pencekaman jenis sadel.

b) Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis Gambar 3. adalah mesin bubut turet otomatis
yang penampilannya mirip dengan jenis sadel standar namun operasinya otomatis. Turet
segienam dioperasikan dengan tenaga hidrolik dan dilengkapi dengan penggeseran
melintang cepat dan penukaran otomatis kepala hantaran yang sesuai pada setiap titik.
Gerakan dari peluncur menyilang dikendalikan oleh nok yang digerakkan oleh gerakan ke
depan dari turet.

Gambar 1.6 Mesin bubut turet otomatis

c) Mesin Bubut Turet Vertikal Mesin bubut turet vertikal mirip dengan fris pengebor
vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet untuk memasang pahat. Mesin ini
terdiri dari pencekam atau meja berputar dalam kedudukan horisontal, dengan turet
dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini dikembangkan untuk memudahkan pemuatan,
pemegangan dan pemesinan dari suku cadang berat dan diameter besar.
Pada Gambar 1.7 memperlihatkan sebuah mesin bubut turet vertikal yang dilengkapi
dengan tiga kepala pemotong: kepala turet utama yang berputar, kepala ram yang
ditunjukkan di sebelah kiri dan kepala samping.
Gambar 1.7 Mesin bubut turet vertikal

d) Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis Mesin ini didesain untuk produksi tinggi
dan biasanya dilengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan posisi/dudukan
pemuatan. Dalam beberapa mesin disediakan dua spindel untuk setiap stasiun. Biasanya
semua jenis operasi bisa dilakukan seperti menfris, menggurdi, mengulir, mengetap,
meluaskan lobang dan mengebor. Keuntungan mesin ini adalah bahwa operasi bisa
dilakukan secara serentak dan dengan urutan yang sesuai.

Gambar 1.8 Mesin bubut pencekam stasiun banyak


6. Mesin Bubut Otomatis Mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan kepada
benda kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, dikenal sebagai mesin bubut otomatis.
Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah
suku cadang dapat dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator.

Gambar 1.9 Mesin bubut otomatis jenis vertikal

7. Mesin Ulir Otomatis Ditemukan oleh Christopher N. Spencer. Ciri utama dari mesin tersebut
adalah adanya pengontrolan gerakan turet sehingga perkakas bisa diumpan ke benda kerja pada
kecepatan yang diinginkan, ditarik dan diarahkan ke kedudukan berikutnya. Ini semuanya
dilakukan dengan mekanisme nok berbentuk silinder atau drum yang terletak dibawah turet. Ciri
khas lainnya yang dikendalikan oleh nok adalah mekanisme pemegangan benda kerja pada leher,
dan melepaskannya pada akhir siklus. Mesin pertama jenis ini hanya beroperasi untuk
membuat sekrup dan baut. Karena mesin ini hanya memproduksi komponen satu persatu
dengan sedikit perhatian dari operator maka sebab itu disebut otomatik. Mesin ulir
otomatis bisa diklasifikasikan berdasarkan turet atau jumlah spindel, tapi mesin multi spindel
tidak diklasifikasikan sebagai mesin ulir tetapi sebagai mesin spindel-banyak otomatis. Pada
Gambar1.10 memperlihatkan mesin ulir yang didesain untuk benda kerja batang diameter kecil.
Mesin ini mempunyai peluncur melintang yang bisa membawa perkakas didepan dan dibelakang,
dan turet yang terpasang pada posisi vertikal pada peluncur gerakan longitudinal. Perkakas
dipasang disekeliling turet pada bidang vertikal segaris dengan spindel.

Gambar 1.10 Mesin ulir otomatis


8. Fris Pengebor Vertikal Pada mesin ini benda kerja berputar pada meja horisontal. Pahat
pemotong stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran dan terpasang pada rel menyilang yang
tingginya dapat distel. Pekerjaan yang bisa dilakukan adalah pekerjaan tepi horisontal,
pembubutan vertikal dan pengeboran. Mesin ini diberi tingkatan berdasarkan diameter mejanya
yang ukurannya bervariasi dari 1 sampai 12 m.

Gambar 1.11 adalah contoh mesin fris pengebor vertikal. Kelebihan dari mesin ini adalah bisa memegang suku
cadang yang besar dan berat, karena benda kerja dapat diletakkan di meja dengan crane
Mesin Frais (Milling)

Mind Map.

Pengertian Macam- macam Pisau

Mesin Frais

Bagian-bagian Penghitungan Deviding Head


Kepala Pembagi

Memasang Benda Kerja Pengefraisan pada


pada Kepala Pembagi Roda Gigi Lurus

Cara Kerja Memasang Benda Kerja Menghitung Roda Gigi


pada Penjepit Universal
memasang benda kerja
pada penjepit universal
MESIN FRAIS (Milling)

1. Pengertian Mesin Frais


Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengejakan/menyelesaikan permukaan suatu
benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais, pisau terpasang
pada arbor dan diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok
(vice) atau alat bantu lainnya. Meja bergerak vertikal (naik-turun), horizontal (maju-mundur
dan kekiri-kekanan).
Dengan gerakan ini maka dapat menghasilkan benda-benda seperti pembuatan:
1. Bidang rata
2. Alur
3. Roda gigi
4. Segi banyak beraturan
5. Bidang bertingkat.

Gambar 2.1 Bentuk-bentuk hasil frais

Sesuai dengan keperluannya, mesin frais dibagi dalam 2 golongan besar yaitu, mesin frais baku
dan mesin frais Khusus. Mesin frais baku dibagi lagi menjadi 2 kelompok, yaitu Mesin frais meja,
dan mesin frais lutut dan tiang. Mesin-mesin frais yang tergolong jenis mesin frais lutut dan tiang
diantaranya ialah Mesin frais horizontal, Mesin frais vertikal, dan Mesin frais universal.
Pada mesin frais horizontal, meja dari mesinnya hanya dapat digerakan pada tiga arah yaitu, arah
membujur, arah melintang dan arah tegak. Sedang pada mesin frais Vertikal letak sumbu utama
spindelnya tegak lurus terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-
putar, maka kedudukan spindle sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja mesin. Mesin
frais jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mempergunakan frais
sisi atau frais jari. Sedang untuk frais universal, meja dari mesin ini pada mesin horizontal hanya
meja universal dapat diputar mendatar dan membentuk sudut 45 kearah tiang mesin.
2. Bagian-bagian Mesin Frais
Adapun bagian dan kegunaanya, mesin frais horizontal terdiri dari komponen atau bagian-bagian
yang telah diketahui yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Bagian-bagian dari mesin frais

Keterangan:
A. Lengan, untuk memindahkan arbor.
B. Penyokong arbor.
C. Tuas, untuk menggerakan meja secara otomatis.
D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis.
E. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.
F. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah memanjang.
G. Tuas pengunci meja.
H. Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.
I. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah melintang.
J. Engkol, untuk menggerakan lutut dalam arah tegak.
K. Tuas untuk mengunci meja.
L. Tabung pendukung dengan bang berulir, untuk mengatur tingginya meja.
M. Lutut, tempat untuk kedudukan alas meja.
N. Tuas, untuk mengunci sadel.
O. Alas meja, tempat kedudukan untuk alas meja.
P. Tuas untuk merubah kecepata motor listrik.
Q. Engkol meja
R. Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
S. Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.
T. Spindle, untuk memutar arbor dan pisau frais.
U. Tuas untuk menjalankan mesin.
V. Tuas untuk menjalankan spindle
3. Macam-macam Pisau Frais
Mesin frais mempunyai bermacam-macam pisau, dimana hasil-hasil bentuk dari pekerjaan mesin
frais tergantung dari bentuk pisau frais yang digunakan, karena bentuk utama frais tidak berubah
walaupun sudah diasah, jadi tidak seperti pada pahat bubut yang disesuaikan menurut kebutuhannya
dan disamping bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu sekelilingnya mempunyai gigi yang berperan
sebagai mata pemotongan. Hasil-hasil bentuk dari pekerjaan mesin frais tergantung dari bentuk pisau
frais yang digunakan, karena bentuk utama frais tidak berubah walaupun sudah diasah, jadi tidak
seperti pada pahat bubut yang disesuaikan menurut kebutuhan dan disamping bentuk-bentuk yang
sudah tetap frais itu sekelilingnya mempunyai gigi yang berperan sebagai mata pemotongnya.

Gambar 2.3 Macam- macam pisau frais

4. Kepala Pembagi
Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan rata, menyudut,
membelok, mengalur, dan sebagainya, dapat pula mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang
atau bersudut-sudut. Yang dimaksud dengan benda kerja yang berbidang-bidang adalah benda kerja
yang mempunyai beberapa bidang atau bersudut atau beralur yang beraturan, misalnya segi banyak
beraturan, batang beralur, roda gigi, roda gigi cacing dan lain sebagainya. Kepala pembagi ini
berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi
dalam sekali pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan tingkatan,
yaitu:
1. Pembagi langsung (direct indexing)
2. Pembagi sederhana (simple indexing)
3. Pembagi sudut (angel indexing)
4. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara pengerjaan, artinya
bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan cara kedua dan seterusnya.
a. Segi banyak beraturan
b. Batang beralur
c. Roda gigi
d. Roda gigi cacing
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau mengerjakan benda kerja
yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman. Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4
cara pembagian yang merupakan tingkatan, yaitu pembagi langsung (direct indexing), pembagi
sederhana (simple indexing), pembagi sudut (angel indexing), dan yang terakhir adalah pembagi
diferensial (differensial indexing). Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-
tingkatan cara pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan cara
kedua dan seterusnya.
I. Cara Kerja Kepala Pembagi
Cara kerja kepala pembagi adalah sebagai berikut adalah pada kepala pembagi ini
terpasang roda gigi cacing (worm gear) dan poros cacing (worm shaft). Apabila poros cacing
diputar 1 putaran, maka roda gigi cacing akan berputar 1/40 putaran dan ada juga 1/80 putaran.
a. Roda gigi
b. Cacing
c. Plat pembagi

Gambar 2.4 Bagian dari Kepala Pembagi


Untuk mengatur pembagian-pembagian tersebut, dilengkapi dengan plat pembagi (diving plat).
Untuk memegang benda kerja dan alat-alat bantu lainnya dilengkapi dengan chuck dan kepala
lepas (tail stock). Untuk membuat segi banyak beraturan atau membuat roda gigi, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑁
𝑛= ……………….. I
𝑧
Dimana:
n : putaran poros cacing
N : karakteristik kepala pembagi
z : jumlah alur atau gigi yang akan dibuat
II. Memasang Benda Kerja Pada Kepala Pembagi
Adapun cara untuk memasang benda kerja pada kepala pembagi yang dimana cara
metode atau langkah-langkah kerjanya dikerjakan secara baik dan benar berikut adalah
penjelasanya:
a. Kepala pembagi diwaktu mengefrais benda kerja harus membuat putarantertentu sekitar
sumbunya.
b. Spindle kepala pembagi dapat dibuat dalam kedudukan tegak mulai 50 dibawah mendatar
dan 50 lebih dari kedudukan tegak lurus.
c. Benda kerja dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang spindle kepala
pembagi dan lainnya dipasang pada kepala lepas.

Gambar 2.5 Cara Memasang Benda Kerja pada Kepala Pembagi

III. Memasang Benda Kerja Pada Penjepit Universal Dengan Tiga Cekam
Adapun cara untuk memasang benda kerja pada penjepit universal yang dimana cara
metode atau langkah-langkah kerjanya dikerjakan dengan tiga cekam secara baik dan benar
berikut adalah penjelasanya.
a. Penjepit cekam dipasang pada kepala pembagi dalam keadaan tegak lurus terhadap meja
kerja.
b. Penjepit cekam tiga biasanya untuk menjepit benda kerja yang bulat dan pendek.
Gambar 2.6 Pemasangan Benda Kerja pada Cekam Universal

IV. Pengefraisan Roda Gigi lurus


Profil Roda Gigi Lurus

Keterangan :

Dl = Diameter Luar

Dt = Diameter Tusuk

Dk = Diameter Kaki

h = Tinggi Gigi

ha = Tinggi Kepala Gigi

hf = Tinggi Kaki Gigi

b = Lebar Gigi

V. Cara Menghitung Roda Gigi


Adapun sistem perhitungan atau langkah-langkah untuk menghitung roda gigi, dengan
cara membedakan dalam tiga bentuk berikut adalah penguraiannya:
Modul (M)
Diameter tusuk (Dt)
aJumlah gigi (gigi)
Roda gigi tersebut terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
Gambar 2.7 Roda Gigi

Berikut ini adalah rumus roda gigi dari sistem-sistem atau modul:

𝐷𝑡
𝑚= …………. II
𝑧

Dimana : m = modulus gigi (mm)


Dt = Diameter tusuk (mm)
z = Jumlah gigi (gigi)
Kemudian
 Diameter tusuk (Dt) =zxM
 Diameter luar (Dl) = Dt + (2 • m) = (z + 2) • M
 Diameter kaki (Dk) = Dt – (2 • hf)
= Dl - (2 • h)
 Tinggi gigi (h) = 2.16 mm
= ha + hf
 Tinggi kepala gigi (ha) = 1 • m
 Tinggi kaki gigi (hf) = 1.16 • m
 Lebar gigi (b) = 10 • m 6 s/d 8 mm untuk pemesinan otomotif
8 s/d 12 mm untuk pemesinan umum

Pada frais gigi untuk tiap-tiap ukuran Dt terdiri dari satu set yang mempunyai 8 nomor
yaitu dari no.1 s/d 8. nomor-nomor tersebut gunanya untuk pembuatan jumlah gigi-gigi tertentu
sesuai kebutuhannya. Dibawah ini dapat diperhatikan contoh dari satu set cutter modul frais
gigi.
5. Perhitungan Deviding Head
Deviding head adalah satu bagian penting dalam proses frais, terutama untuk pembuatan segi
beraturan dan roda gigi. Di dalam kepala pembagi terdapat roda gigi cacing dengan perbandingan
1:40, sehingga jika kita memutarkan tuas 40 kali maka benda kerja akan berputar 1 kali per gambar
transmisi roda gigi cacing dalam kepala pembagi.

Gambar 2.8 Transmisi roda gigi cacing dalam kepala pembagi

Dengan adanya perbandingan tersebut maka dapat kita rumuskan N/40 = pembagian putaran,
dimana N = nilai pembagian. Untuk pembagian yang lebih presisi, misalnya pembuatan roda gigi
maka dibantu plat pembagi dengan jumlah lubang.

Anda mungkin juga menyukai