Anda di halaman 1dari 15

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008

Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
yang pembinaannya berada pada instansi yang membidangi usaha dan/atau
kegiatan tersebut;
b. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang wajib dilengkapidengan AMDAL, Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor 17/KPTS/M/2003 tentang Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib dilengkapi dengan Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan sudah tidak
MENTERI PEKERJAAN UMUM sesuai lagi;
REPUBLIK INDONESIA c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b, perlu penetapan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
Yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
NOMOR: 10/PRT/M/2008 Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup;

TENTANG
Mengingat:
PENETAPAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
BIDANG PEKERJAAN UMUM YANG WAJIB DILENGKAPI Lingkungan Hidup, (lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 68,
Tambahan Lembaran Nagara Republik Indonesia Nomor 3699);
DENGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
2. Undang-undang Nomor 26 tahun 1999 tentang Penataan Ruang;
UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analiasis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2005 tentang
Kedudukan, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara
MENTERI PEKERJAAN UMUM, Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 94 tahun 2006;
Menimbang:
a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 3 ayat (4) Peraturan Pemerintah 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2005 tentang Unit
Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia
maka bagi rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak menimbulkan dampak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 17 tahun 2007;
penting terhadap lingkungan hidup atau secara teknologi dampak penting
yang timbul saat dikelola, diwajibkan melakukan Upaya Pengelolaan 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M tahun 2004 tentang
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL dan UPL) Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;

1
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
(3) Ruang Lingkup Peraturan Menteri ini adalah semua Jenis Usaha dan/atau
7. Peraturan Negara Lingkungan Hidup nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum Yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL; Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
sebagaimana dimaksud dalam lampiran Peratuan Menteri ini yang lokasinya
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang tidak berada atau berbatasan dengan kawasan lindung atau konservasi sesuai
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum. dengan ketentuan peraturan perundangan.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG PENETAPAN JENIS


JENIS RENCANA USAHA
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BIDANG Pasal 3
PEKERJAAN UMUM YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA (1) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan bidang pekerjaan umum yang wajib
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP dilengkapi dengan UKL dan UPL sebagaimana dimaksud dalam Lampiran
Peraturan Menteri ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan
Peraturan Menteri ini.
KETENTUAN UMUM (2) Jenis rencana usah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi
Pasal 1 rencana kegiatan yang lokasinya tidak berbatasan langsung dengan kawasan
lindung, atau tidak berada di kawasan lindung sesuai dengan ketentuan
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: peraturan perundangan.
1. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum. (3) Jenis rencana usah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditinjau
2. Departemen adalah Departemen Pekerjaan Umum. kembali sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.
3. UKL adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. UPL adalah Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor 17/KPTS/M/2003 tentang Jenis Usaha dan/atau
(1) Maksud diberlakukannya Peraturan Menteri ini sebagai kebijakan pengelolaan Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib dilengkapi dengan Upaya
lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup bidang Pekerjaan Umum. Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan, dicabut dan
(2) Tujuan diberlakukannya Peraturan Menteri ini untuk memberikan acuan dan dinyatakan tidak berlaku.
kemudahan penyaringan kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKPL/UPL
berdasarkan pengalaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam pembangunan yang berkelanjutan.

2
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Peraturan Menteri ini disebarkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk


diketahui dan dilaksanakn.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Juli 2008

MENTERI PEKERJAAN UMUM

Ttd.

DJOKO KIRMANTO

3
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL

Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


Nomor : 10/PRT/M/2008
Tanggal : 1 Juli 2008

NO JENIS KEGIATAN SKALA/BESARAN PERTIMBANGAN ILMIAH ALASAN KHUSUS

I. SUMBER DAYA AIR


1. Pembangunan bendungan/waduk
a. Pembangunan bendungan/waduk atau jenis Perubahan bentang alam dan bentuk Rehabilitasi yang mempunyai
tampungan air lainnya lahan, perubahan lingkungan dan dampak lingkungan seperti
- Tinggi 6 m s/d < 15 m ekosistem perairan, serta eksploitasi perubahan morfologi sungai,
- Luas Genangan 50 ha s/d < 200 ha sumber daya alam, morfologi sungai, ekosistem perairan, perubahan
- Volume Tampungan 300.000 m3 s/d 500.000 m3 pengaruh lingkungan sosial, ekonomi muka air tanah, alih fungsi lahan,
budaya masyarakat dan penggunaan perubahan sosial dan budaya
b. Rehabilitasi bendungan/waduk atau jenis teknologi masyarakat.
tampungan air lainnya
- Tinggi 6 m s/d < 15 m
- Luas Genangan 50 ha s/d < 200 ha
- Volume Tampungan 300.000 m3 s/d 500.000 m3
-
2. Daerah irigasi
a. Pembanungan baru dengan luas 500 ha s/d < 2000 ha Perubahan bentang alam dan bentuk Perubahan ekosistem kawasan
lahan, meningkatnya pengusahaan dan neraca air, pencemaran pestisida,
pemanfaatan sumber daya air yang timbulnya potensi erosi dan
berpengaruh pada penurunan sedimentasi, pemanfaatan sumber
ketersediaan sumber daya air, pengaruh daya air, perubahan sosial
lingkungan sosial, ekonomi budaya ekonomi dan budaya.
masyarakat
b. Peningkatan dengan luas 500 ha s/d < 1000 ha Perubahan bentang alam dan bentuk Perubahan neraca air, peningkatan
lahan, meningkatnya pemanfaatan pencemar-an pestisida, timbulnya
sumber daya air, pengaruh lingkungan potensi erosi dan sedimentasi,
sosial, ekonomi budaya masyarakat. timbulnya potensi konflik
perubahan sosial ekonomi.

4
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
c. Pencetakan sawah, lua (perkelompok) 100 ha s/d < 500 ha Perubahan lingkungan alam/lahan, Perubahan ekosistem lingkungan
meningkatnya pengusahaan dan neraca air, perubahan sosial
pemanfaatan sumber daya air, pengaruh ekonomi dan budaya.
lingkungan sosial, ekonomi budaya
masyarakat.
3. Pengembangan rawa (reklamasi rawa untuk 500 ha s/d < 1000 ha Perubahan bentang alam dan bentuk Perubahan ekosistem kawasan,
budidaya pertanian) lahan, terpengaruhnya pelestarian perubahan sistem tata air,
kawasan konservasi sumber daya alam, perubahan dampak sosial budaya
perlindungan cagar budaya serta kondisi masyarakat.
sosial, ekonomi budaya masyarakat.

4. Pembangunan pengaman pantai dan perbaikan


muara sungai

a. Sejajar pantai (sea wall/revetment) > 1 km Perubahan laju angkutan sedimen Perubahan garis pantai, perubahan
sepanjang pantai yang berpengaruh estetika serta perubahan nilai aset
b. Tegak lurus pantai (groin, break water) 10 m s/d < 500 m terhadap perubahan bentang alam dan budaya
bentuk lahan, terganggunya lingkungan
biota air, perubahan lingkungan sosial
budaya

5. Normalisasi sungai (termasuk sudetan) Dan


pembuatan kanal banjir
a. Di kota metropolitan/besar Perubahan bentang alam dan bentuk Perubahan alur, dasar Dan tebing
- panjang atau 1 km s/d < 5 km lahan, serta perubahan ekosistem sungai, sungai dalam mencapai
- Volume pengerukan 50.000 m3 s/d < 500.000 m3 perubahan morfologisungai, dan keseimbangan baru, meningkatnya
pengaruh kondisi sosial ekonomi budaya pencemaran air, gangguan lalu
b. Di kota sedang masyarakat. lintas dan gangguan estetika
- panjang atau 3 km s/d < 10 km lingkungan.
- Volume pengerukan 100.000 m3 s/d < 500.000 m3

c. Pedesaan
- panjang atau 5 km s/d < 15 km
- Volume pengerukan 150.000 m3 s/d < 500.000 m3

5
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL

II. JALAN DAN JEMBATAN


6. Pembangunan jalan tol
a. Pembangunan jalan tol Perubahan bentuk lahan, serta Timbulnya gangguan lalu lintas,
- Panjang < 5 km pengaruhnya terhadap lingkungan fisik kemacetan lalu lintas,
b. Peningkatan jalan tol dengan kegiatan kimia, biologi sosekbud masyarakat kebisingan, emisi gas buang,
pengadaan tanah berkurangnya keaneka ragaman
- Panjang atau > 5 km hayati, serta gangguan estetika
- Pengadaan tanah > 5 ha lingkungan
c. Peningkatan jalan tol, tanpa kegiatan
pengadaan tanah
- Panjang > 10 km

7. Pembangunan jalan/peningkatan jalan dengan


kegiatan pegadaan tanah
a. Di kota metropolitan/besar Perubahan bentuk lahan, serta Timbulnya gangguan lalu lintas,
- Panjang atau 1 km s/d < 5 km pengaruhnya terhadap lingkungan fisik kemacetan lalu lintas,
- Pengadaan tanah 2 ha s/d < 5 ha kimia, biologi sosekbud masyarakat kebisingan, emisi gas buang,
b. Di kota sedang berkurangnya keaneka ragaman
- Panjang atau 3 km s/d < 10 km hayati, serta gangguan estetika
- Pengadaan tanah 5 ha s/d < 10 ha lingkungan
c. Di pedesaan
- Panjang atau 10 km s/d < 30 km
- Pengadaan tanah 10 ha s/d < 30 ha

8. Pembangunan subway/underpass,
terowongan/tunnel, jalan layang/fly over, dan
jembatan
a. Pembangunan subway/underpass, Perubahan bentuk lahan, serta Timbulnya gangguan lalu lintas,
terowongan/tunnel, jalan layang/fly over pengaruhnya terhadap lingkungan fisik kemacetan lalu lintas,
- Panjang < 2 km kimia, biologi sosekbud masyarakat kebisingan, emisi gas buang,
b. Pembangunan jembatan (diatas berkurangnya keaneka ragaman
sungai/badan air) hayati, serta gangguan estetika
- Panjang 100 M S/D < 500 M lingkungan

6
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
III KECIPTA-KARYAAN
9. Persampahan
a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan Penurunan daya dukung dan daya Gangguan kesehatan masyarakat
sistem controlled landfill atau sanitary landfill tampung lingkungan, penerapan teknologi sekitar menurunnya estétika
termasuk instansi penunjang yang mempengaruhi lingkungan fisik lingkungan, timbulnya bau, lalat,
- Luas kawasan, atau < 10 Ha kimia, serta proses dan hasilnya vektor penyakit, pencmaran udara
- Kapasitas total < 10.000 ton mempengaruhi kondisi sosial masyarakat akibat emisi gas hasil pembakaran
b. TPA daerah pasang surut (H2S, NO2, SO2, CO2, dioxin),
- Luas landfill < 5 Ha pencemaran air tanah maupun air
- Kapasitas total < 5.000 ton permukaan serta keresahan
c. Pembangunan Transver Station masyarakat.
- Kapasitas < 1.000 ton/hari
d. Pembangunan Instansi/Pengolahan Sampah
Terpadu
- Kapasitas < 500 ton
e. Pembangunan Incenerator
- Kapasitas < 500 ton/hari
f. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
- Kapasitas > 50 s/d < 100 ton/Ha

10. Air limbah domestik/permukiman


a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Penurunan daya dukung dan daya  Gangguan kesehatan
Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang tampung lingkungan, penerapan teknologi masyarakat sekitar menurunnya
- Luas < 2 ha yang mempengaruhi lingkungan fisik estétika lingkungan, timbulnya
- Atau kapasitas < 11 m3/hari kimia, serta proses dan hasilnya bau, lalat, vektor penyakit,
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air mempengaruhi kondisi sosial masyarakat pencmaran udara akibat emisi
Limbah (IPAL) gas hasil pembakaran
- Luas < 3 ha pencemaran atau perubahan
- Atau bahan organik < 2,4 ton/hari kualitas dan kuantitas air tanah,
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah air permukaan dan air baku
(sewerage/off-site sanitation system) serta keresahan masyarakat
diperkotaan/permukiman terhadap pengelolaan air
- Luas layanan < 500 ha limbah.
- Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari

7
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
 Gangguan lalu lintas, kerusakan
prasarana dan sarana umum,
ketidakpuasan atas nilai
kompensasi, kesehatan
masyarakat sekitar,
menurunnya estetika
lingkungan timbulnya bau, lalat,
vektor penyakit, pencmaran
udara akibat emisi gas hasil
pembakaran pencemaran atau
perubahan kualitas dan
kuantitas air tanah, air
permukaan dan air baku serta
keresahan masyarakat
terhadap pengelolaan air
limbah.
11. Drainase permukaan perkotaan
a. Pembangunan saluran primer dan sekunder Perubahan bentang alam perubahan daya Gangguan lalu lintas dan
- Panjang < 5 km dukung Dan daya tampung lingkungan kemacetan (pada saat konstruksi),
perubahan tata alir air. kebisingan, gangguan estetika
b. Pembangunan kolam retensi/polder di lingkungan, perubahan kualitas air
area/kawasan pemukiman dibagian hilir saluran,
- luas kolam retensi/polder (1 - 5) ha terganggunya fungsi sarana umum
di sekitarnya serta ketidakpuasan
atas nilai kompensasi.
12. Air Minum
a. Pembangunan jaringan distribusi (luas 100 ha s/d < 500 ha Penerapan teknologinya mempengaruhi Gangguan lalu litas, kecemburuan
layanan) lingkungan fisik kimiawi, proses dan social antar consumen air bersih,
hasilnya mempengaruhi lingkungan social konflik pemakaian sumber daya
b. Pembangunan jeringan pipa transmisi budaza, eksploitasi Sumber Daya Air air, perubahan pasokan air,
(panjang) yang pemanfaatannya berpotensi penurunan muka air tanah (land
1. Metropolitan/besar menimbulkan pemborosan maupun subsident) akibat penyedotan air
- Panjang 5 km s/d < 10 km kerusakan sumber daya alam, ekologi tanah yang berlebihan, instrusi air
2. Sedang/kecil waduk asin, perubahan kualitas air di
- Panjang 8 km s/d < 10 km badan penerima limbah hasil
proses pengolahan air.

8
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
3. Pedesaan -
- Panjang
c. Pengambilan air baku dari sungai, danau
sumber air permukaan lanilla (debit)
1. Sungai danau 50 L/dt s/d < 250 L/dt
2. Mata air 2,5 L/dt s/d < 250 L/dt
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan air > 50 L/dt < 100 L/dt
dengan pengolahan lengkap (debit)
e. Pengambilan air tanah dalam (debit) untuk
kebutuhan:
1. Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara 2,5 L/dt < 50 L/dt
SPAM
2. Kegiatan lain dengan tujuan komersil 1,0 L/dt s/d < 50 L/dt

13 Pembangunan gedung
a. Pembangunan bangunan gedung di atas
tanah/bawah tanah
1. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung  Perubahan pada sifat-sifat fisik  Berpotensi mengganggu fungsi
perkantoran, perdagangan, perindustrian, dan/atau hayati lingkungan prasaana dan sarana yang
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal  Perubahan komponen lingkungan berada di bawahnya dan/atau di
dan bangunan gedung tempat  Menimbulkan kerusakan atau disekitarnya
penyimpanan gangguan terhadap kawasan lindung
 Mengubah atau memodifikasi areal
2. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan yang mempunyai nilai tinggi serta  Berpotensi mengganggu fungsi
masjid termasuk mushola, bangunan mengakibatkan /menimbulkan konflik prasaana dan sarana yang
gereja termasuk kapel, bangunan pura, 5.000 m2 s/d atau kontroversi dengan masyarakat berada di bawahnya dan/atau di
bangunan vihara, dan bangunan 10.000 m2 dan/atau pemerintah disekitarnya
kelenteng  Penurunan daya tampung lingkungan
sebagai akibat dari pemanfaatan
3. Fungsi sosial dan budaya, meliputi intensitas lahan yang melampaui daya  Berpotensi mengganggu fungsi
bangunan gedung pelayanan pendidikan, dukung lahan itu sendiri yang prasaana dan sarana yang
pelayanan kesehatan, keudayaan, mengakibatkan perubahan terhadap berada di bawahnya dan/atau di
laboratorium, dan bangunangedung kondisi sosial, ekonomi, dan budaya disekitarnya
pelayanan umum masyarakat

9
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
4. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, Semua bangunan yang tidak  Berpotensi mengganggu fungsi
instalasi pertahanan dan keamanan dan dipersyaratkan untuk Amdal prasarana dan sarana yang
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh maka wajib dilengkapi UKL dan berada di bawahnya dan/atau di
menteri UPL disekitarnya
 Kegiatan bangunan gedung
fungsi khusus menimbulkan
dampak penting terhadap
masyarakat dan lingkungannya
 Bangunan gedung fungsi
khusus yang mempunyai
tingkat kerahasiaan tinggi
tingkat nasional seringkali
mempunyai sistem pertahanan
dan keamanan tertentu yang
dapat berpengaruh terhadap
ekosistem
 Mempunyai resiko bahaya
tinggi apabila terjadi kegagalan
/ kecelakaan
b. Pembangunan bangunan gedung di atas
tanah/bawah tanah
1. Fungsi usaha, meliputi bangunan gedung  Perubahan pada sifat-sifat fisik  Berpotensi mengganggu fungsi
perkantoran, perdgangan, perindustrian, dan/atau hayati lingkungan prasaana dan sarana yang
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal  Perubahan komponen lingkungan berada di bawahnya dan/atau di
dan bangunan gedung tempat penyimpanan  Menimbulkan kerusakan atau disekitarnya
gangguan terhadap kawasan lindung
2. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan  Mengubah atau memodifikasi areal  Berpotensi mengganggu fungsi
masjid termasuk mushola, bangunan gereja yang mempunyai nilai tinggi serta prasaana dan sarana yang
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan mengakibatkan /menimbulkan konflik berada di bawahnya dan/atau di
vihara, dan bangunan kelenteng atau kontroversi dengan masyarakat disekitarnya
dan/atau pemerintah
3. Fungsi sosial dan budaya, meliputi 5.000 m2 s/d  Penurunan daya tampung lingkungan  Berpotensi mengganggu fungsi
bangunan gedung pelayanan pendidikan, 10.000 m2 sebagai akibat dari pemanfaatan prasaana dan sarana yang
pelayanan kesehatan, keudayaan, intensitas lahan yang melampaui daya berada di bawahnya dan/atau di
laboratorium, dan bangunangedung dukung lahan itu sendiri yang disekitarnya
pelayanan umum mengakibatkan perubahan terhadap

10
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
4. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, Semua bangunan yang tidak kondisi sosial, ekonomi, dan budaya  Berpotensi mengganggu fungsi
instalasi pertahanan dan keamanan dan dipersyaratkan untuk Amdal masyarakat prasarana dan sarana yang
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh maka wajib dilengkapi UKL dan berada di bawahnya dan/atau di
menteri UPL disekitarnya
 Kegiatan bangunan edung
fungsi khusus menimbulkan
dampak penting terhadap
masyarakat dan lingkungannya
 Bangunan gedung fungsi
khusus yang mempunyai
tingkat kerahasiaan tinggi
tingkat nasional seringkali
mempunyai sistem pertahanan
dan keamanan tertentu
yang dapat berpengaruh
terhadap ekosistem
 Mempunyai resiko bahaya
tinggi apabila terjadi kegagalan
/ kecelakaan
c. Pembangunan bangunan gedung di bawah
tanah yang melintasi prasarana dan/atau
sarana umum
1. Fungsi usaha, meliputi bangunan gedung  Perubahan pada sifat-sifat fisik  Berpotensi mengganggu fungsi
perkantoran, perdgangan, perindustrian, dan/atau hayati lingkungan prasaana dan sarana yang
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal  Perubahan komponen lingkungan berada di bawahnya dan/atau di
dan bangunan gedung tempat penyimpanan  Menimbulkan kerusakan atau disekitarnya
gangguan terhadap kawasan lindung
2. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan  Mengubah atau memodifikasi areal  Berpotensi mengganggu fungsi
masjid termasuk mushola, bangunan gereja yang mempunyai nilai tinggi serta prasaana dan sarana yang
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan mengakibatkan /menimbulkan konflik berada di bawahnya dan/atau di
vihara, dan bangunan kelenteng atau kontroversi dengan masyarakat disekitarnya
dan/atau pemerintah
3. Fungsi sosial dan budaya, meliputi 5.000 m2 s/d  Penurunan daya tampung lingkungan  Berpotensi mengganggu fungsi
bangunan gedung pelayanan pendidikan, 10.000 m2 sebagai akibat dari pemanfaatan prasaana dan sarana yang
pelayanan kesehatan, keudayaan, intensitas lahan yang melampaui daya berada di bawahnya dan/atau di
laboratorium, dan bangunangedung dukung lahan itu sendiri yang disekitarnya

11
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
pelayanan umum mengakibatkan perubahan terhadap
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
4. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, Semua bangunan yang tidak masyarakat  Berpotensi mengganggu fungsi
instalasi pertahanan dan keamanan dan dipersyaratkan untuk Amdal prasarana dan sarana yang
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh maka wajib dilengkapi UKL dan berada di bawahnya dan/atau di
menteri UPL disekitarnya
 Kegiatan bangunan gdung
fungsi khusus menimbulkan
dampak penting terhadap
masyarakat dan lingkungannya
 Bangunan gedung fungsi
khusus yang mempunyai
tingkat kerahasiaan tinggi
tingkat nasional seringkali
mempunyai sistem pertahanan
dan keamanan tertentu yang
dapat berpengaruh terhadap
ekosistem
 Mempunyai resiko bahaya
tinggi apabila terjadi kegagalan
/ kecelakaan
d. Pembangunan bangunan gedung di bawah
dan/atau di atas air
1. Fungsi usaha, meliputi bangunan gedung  Perubahan pada sifat-sifat fisik  Kegiatan berpotensi
perkantoran, perdgangan, perindustrian, dan/atau hayati lingkungan mengganggu keseimbangan
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal  Perubahan komponen lingkungan lingkungan, fungsi lindung
dan bangunan gedung tempat penyimpanan  Menimbulkan kerusakan atau kawasan, dan dapat
gangguan terhadap kawasan lindung menimbulkan pencemaran
 Mengubah atau memodifikasi areal  Pembangunan dapat
yang mempunyai nilai tinggi serta menimbulkan perubahan arus
mengakibatkan /menimbulkan konflik air yang dapat merusak
atau kontroversi dengan masyarakat lingkungan
2. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan dan/atau pemerintah  Pembangunan dapat
masjid termasuk mushola, bangunan gereja 5.000 m2 s/d  Penurunan daya tampung lingkungan menimbulkan perubahan arus
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan 10.000 m2 sebagai akibat dari pemanfaatan air yang dapat merusak
intensitas lahan yang melampaui daya lingkungan

12
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
vihara, dan bangunan kelenteng dukung lahan itu sendiri yang
mengakibatkan perubahan terhadap
3. Fungsi sosial dan budaya, meliputi ▪ Pembangunan dapat
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
bangunan gedung pelayanan pendidikan, masyarakat menimbulkan perubahan arus
pelayanan kesehatan, keudayaan, air yang dapat merusak
laboratorium, dan bangunangedung lingkungan
pelayanan umum

4. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, Semua bangunan yang tidak  Kegiatan berpotensi
instalasi pertahanan dan keamanan dan dipersyaratkan untuk Amdal mengganggu keseimbangan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh maka wajib dilengkapi UKL dan lingkungan, fungsi lindung
menteri UPL kawasan, dan dapat
menimbulkan pencemaran
 Pembangunan dapat
menimbulkan perubahan arus
air yang dapat merusak
lingkungan
 Kegiatan bangunan gedung
fungsi khusus menimbulkan
dampak penting terhadap
masyarakat dan lingkungannya
 Bangunan gedung fungsi
khusus yang mempunyai
tingkat kerahasiaan tinggi
tingkat nasional seringkali
mempunyai sistem pertahanan
dan keamanan tertentu yang
dapat berpengaruh terhadap
ekosistem
 Penyelenggaraannya dapat
membahayakan masyarakat di
sekitarnya
 Mempunyai resiko bahaya
tinggi apabila terjadi kegagalan
/ kecelakaan

13
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
14. Pengembangan kawasan permukiman baru
Kegiatan ini dapat berupa: Kemungkinan terjadinya gangguan
sosial bila kegiatan ini disertai
 Kawasan Permukiman Sederhana untuk
pemindahan penduduk.
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),
Adanya perubahan fungsi lahan, Timbulnya gangguan lalu lintas,
misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
perubahan tata air lingkungan, dan banjir lokal, serta timbulnya
 Pengembangan kawasan permukiman baru Jumlah hunia: < 500 unit rumah; penurunan daya dukung lingkungan, serta penumpukan sampah dan limbah.
sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal peningkatan eksploitasi air tanah Terganggunya pelayanan
pedesaan (Kota Terpadu Mandiri KTM eks Luas kawasan: < 10 ha infrastruktur umum, misalnya
transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di tertutupnya saluran drainase,
perbatasan); penyempitan jalan umum,
penurunan muka air tanah
 Pengembangan kawasan permukiman baru
dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan
Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)
15. Peningkatan Kualitas Permukiman
Kegiatan ini dapat berupa:  Timbulnya gangguan lalu lintas,
 Penanganan kawasan kumuh di perkotaan banjir lokal, serta timbulnya
dengan pendekatan pemenuhan kebuthan penumpukan sampah dan
dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, limbah.
tanpa pemindahan penduduk; Adanya perubahan tata air lingkungan,  Terganggunya pelayanan
dan penurunan daya dukung lingkungan, infrastruktur umum, misalnya
 Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, serta peningkatan eksploitasi air tanah tertutupnya saluran drainase,
kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil; Luas kawasan: < 10 ha penyempitan jalan umum,
penurunan muka air tanah
 Pengembangan kawasan perdesaan untuk
meningkatkan ekonomi lokal (penanganan
kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat
pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat
pertumbuhan DPP)
16. Penanganan kawasan kumuh perkotaan
Kegiatan ini dapat berupa: Adanya perubahan fungsi lahan,  Timbulnya gangguan sosial
 Penanganan menyeluruh terhadap kawasan perubahan tata air lingkungan, dan akibat pemindahan penduduk.
kumuh berat di perkotaan metropolitan yang penurunan daya dukung lingkungan, serta  Pengaruh terhadap perubahan
dilakukan dengan pendekatan peremajaan Luas kawasan: < 5 ha peningkatan eksploitasi air tanah sosial ekonomi masyarakat
kota (urban renewal), disertai dengan setempat dan terganggunya

14
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
pemindahan penduduk, dan dapat lalu lintas barang dan jasa.
dikombinasikan dengan penyediaan bangunan  Terjadinya banjir lokal, serta
rumah susun timbulnya penumpukan sampah
dan limbah.
 Penurunan pelayanan
infrastruktur umum, misalnya
tertutupnya saluran drainase,
penyempitan jalan umum,
penurunan muka air tanah.
Catatan:
- Kota Metropolitan : Jumlah penduduk > 1.000.000. jiwa
- Kota Besar : Jumlah penduduk 500.000 – 1.000.000 jiwa
- Kota Sedang : Jumlah penduduk 200.000 – 500.000 jiwa
- Kota Kecial : Jumlah penduduk 20.000 – 200.000 jiwa

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Juli 2008

MENTERI PEKERJAAN UMUM

Ttd.

DJOKO KIRMANTO

15

Anda mungkin juga menyukai